BAB IV TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.3. Interpretasi Data Penelitian
4.3.1. Kondisi Masyarakat Di Desa Rantau Panjang
Masyarakat di Desa Rantau Panjang dan remaja yang menjadi TKW ke
Malaysia adalah mayarakat yang bertempat tinggal di daerah pesisir. Adapun
kehidupan masyarakat pada umumnya menengah ke bawah karena rendahnya
ekonomi di Desa Rantau Panjang. Dan pekerjaan remaja perempuan di Desa
Rantau Panjang ketika memilih menjadi TKW di Malaysia, sebagian besar
perempuan yang tidak bekerja di kilang, dikarenakan tingkat pendidikannya yang
rendah yakni SD dan SMP, sementara di kilang dibutuhkan tamatan SMA.
Pada umumnya masyarakat di Desa Rantau Panjang, dalam dunia kerja
mereka sangat kuat dalam bekerja apapun. Karena untuk biaya ekonomi mereka
sehari- hari. Mereka bias membawa uang yang selakanya bisa untuk menbagun
atau membahaiakan ke dua orang tua mereka. Maka mereka ingin berkerja di
Malaysia. Sebagai remaja TKW Malaysia sebanyak 90% yang berkerja di
Malaysia kebayakan mereka yang pulang ke tanah mereka. Dalam 2 tahun mereka
membawa uang sekitar Rp. 4.000.000.- Untuk biaya ekonomi sehari – hari mereka
dan dengan berkerja di Malaysia yang menja\di solusi untuka berkaerja sungguh
untuk keluarga kita sendiri. Dan sebab ini masyarakat yang dekat pesisir yang
memiliki tenaga kerja yang cepat dan mendapat uang yang banyak .
Ciri- ciri masyarakat di daearah pesisir yang dapat saya peroleh dari hasil
obsevasi adalah masyarakat yang tergantung dengan pekerja di luar Negeri oleh
halnya. Di masyarakat di Desa Rantau Panjang yang di dalammya bentuk mental
dan fisik. Masyarakat yang bersifat tolong menolong sesama manusia di bumi yang
kita injak sekarang dan mereka tergantung dengan pekerjaan di Malaysia sebagai
TKW yang berkerja sebagai kilang .
Di masyarakat ini penduduknya minoritas bekerja sebagai TKW di
Malaysia untuk bekerja yang mereka keluti di dunia kerja yang mereka jalanin di
tempat mereka kerja, oleh karena itu masyarakatnya di Desa Rantau Panjang
“Kalu kami di sana setiap hari tergantung dengan pekerjaan di sana yang kami jalan kan untuk kehidupan kami yang layak . dan kami di sana bekerja sangat enak dan didaka adanya kekerasan dan orang – orang disana sangat ramah ama kami dan kami berkerja di kontarak 2 tahun untuk mengapdi untuk berkja di sana “.( Wahyuni .September:2011).
Hal yang sama juga dipertegaskan oleh informan berikut ini
“ saya baru pertama bekerja ke Malaysia sebagai TKW , dan disana ada saudara yang masih berkerja di sana , kata teman – teman saya di sana bekerja disana sangat enak maka saya ingin bekerja di sana untuk membantu ekonomi keluarga saya .oleh sebab itu saya harus berjuang umtuk mencari nafkah untuk keluarga “. ( Nanda aulia :September :2012)
Di dalam kondisi wilayah secara geografis di kelilingi oleh wilayah pesisir.
Di daerah Desa Rantau Panjang yang memiliki berbagai macam pekerjaan yang
mereka kerjakan dalam dunia kerja. Dari sudut pandang di wilayah Desa Rantau
Panjang yang memiliki kemauan kerja di untuk sukses dan bias memperbaiki
kondisi mereka. Di dalam wilayah potensi sumber daya alam, luas wilayah
menurut suatu penggunaan daerah diantaranya tanah sawah, tanah kering, tanah
basah, tanah pemukiman, tanah fasilitas umum, dan halnya secara iklim curah
hujan yang memiliki 10Mn, jumlah bulan hujan yang memiliki 5 bulan, memiliki
suhu rata-rata harian sekitar 25- 30 dan juga tinggi dari pemukiman laut
memiliki 130 m. Di daerah Desa Rantau Panjang. secara teoritis, di kekayaan
kehidupan mereka sekarang dari pada kehidupan yang dulu dalam arti kata mereka
memiliki tekat untuk supaya membahagia kan keluarganya yang susah dalam
menjalanin kehidupan.
“kondisi masyarakat di desa rantau panjang rata – rata mereka berkerja sebagai TKW di Malaysia . dari tahun ketahun di sini
banyak perubahan yang berkerja ke Malaysia .dan juga remaja disini banyak sekali menjadi motivasi remaja permpuan untuk berkerja .dan rata –rata dari desa ini kerja di Malaysia tidak ada penyiksaan dalam berkerja”. (Helda , September 2012).
4.3.2. Pekerjaan Remaja Perempuan Sebagai TKW
Di masyarakat Desa Rantau Panjang yaitu ciri masyarakat sangat
menggantungkan hidupnya pada kekeyaana alam yang ada di Malaysia. Dalam
TKW remaja di Malaysia sebagai pekerja kilang. Dulu remaja di Desa Rantau
Panjang pada umumnya mereka adalah remaja yang bersekolah sampai tingkat
tinggi, dan yatanya sekarang remaja di Desa Rantau Panjang minoritasnya remaja
sebagai TKW ke Malaysia
Pada umumnya ketregantungan mayarakat pada sektot mingrasi menjadi
tempat bagi masyarakat untuk berhasil keluar dalam dari garis kemiskinan. Hal
ini di karena kan terdapat banyak faktor yang memepengaruhi penghasilan
masyarakat.
“ perempuan di dalam keterlibatan dalam sayrat – sayrat untuk berkeraja di nergri orang dalam pekerjan di PT, dan dalam keterlibatan remaja permpuan dalam pengurusan untuk bias pergi ke Malaysia sebagai TKW di pekerjaan sebagai kilang.”(Helda ,Semtember : 2012)
Hal yang sama juga di pertegaskan oleh imforman berikut
“yang kita lihat saja banyak yang ingin berkerja di sana dari desa ini dengan adanya syarat – syarat yang telelah di tulis dalam dunia kerja yang telah di buat dalam PT yang masuk ke dalam desa ini . dan mereka nunggu tahun depan lagi kalau ada mencari karyawan .” ( Ernila , September :2012).
Hal ini seperti wawancara berikut
“kegiatan kilang ini banyak yang berkerja dan di dalam kerja sangat baik dan mereka di sukain dalam atasan mereka yang di tempat kerja yang saya sekarang. Dan saya ingin balik lagi ke sana untuk berkerja di sana untuk mencari uang kehidupan keluarga .” ( Sri , September:2012).
4.3.3. Kehidupan Remaja Perempuan Sebagai TKW Di Desa Rantau Panjang
Dari sisi tenaga kerja, pada umumnya mereka sekolah besar kemungkinan
perempuan mereka melakukan proses tahapan untuk bekerja. Sementara itu, pada
keluarga miskin yang sangat sedikit dalam pencari kerang, merupakan suatu
pekerjaan yang dilakukan laki – laki. Desa Rantau Panjang adalah salah satu Desa
yang termasuk Desa pesisir dengan mayoritas penduduknya tempat mencari uang
di Negara Malaysia sebagai bekerja TKW. Jika dilihat dari tiap – tiap rumah pada
umumnya, yang dilakukan oleh remaja perempuan yang berkerja, bahkan anak-
anak mereka pun mau ikut.
Hal yang berbeda dapat ditemui pada kehidupan masyarakat di Desa Rntau
Panjang, di mana Perempuan TKW dalam bekerja hasil yang mereka dapat untuk
keluarga mereka. Pekerjaan yang dilakukan sepenuhnya oleh remaja perempuan
mulai dari SMP dan SMA sederajat , Hal ini disebakan karena pekerjaan remaja
perempuan di Desa Rantau Panjang ini merupakan pekerjaan yang telah diwarisi
secara turun menurun oleh para remaja perempuan di Desa Rantau Panjang
disebabkan oleh kebutuhan yang semakin kompleks, harga kebutuhan yang
merupakan faktor utama yang melatarbelakangi para perempuan memilih menjadi
TKW ke Malaysia, rendahnya prekonomian sedangkan faktor penariknya adalah
potensi remaja yang merupakan faktor untuk berkerja.
Kondisi pekerjaan sebagai TKW menjamin kesejahteraan para remaja
perempuan TKW di desa ini, pasalnya menjadi TKW adalah hal yang sudah
mereka anggap menjadi pekerjaan yang terbiasa mereka lakukan, karena tidak
semua perempuan TKW yang merasa terpaksa menjadi TKW, melainkan karena
untuk mencari jodoh di Negara tetangga. Untuk itu, selain faktor ekonomi, faktor
kebiasaan juga menyebabkan para remaja perempuan di desa ini memilih menjadi
TKW. Wawancara berikut ini :
“TKW remaja perempuan di desa ini ada yang sebagai bekerja di medan saja, dan ada juga langsung ketempat kerja . dan yang penting ada keyakinan untuk keja atau adanya sungguh – sungguh untuk berkerja .apa bila saya dapat uang yang cukup akan membantu keluarga saya yang sekarng ini.”(Ernila ,September:2012)
Peningkatan jumlah Remaja Perempuan bisa juga disebabkan karena faktor
pertambahan jumlah penduduk yang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Jika
di lihat dari aspek sosial, kehidupan keluarga di Desa Rantau Panjang. Khususnya
remaja perempuan TKW sangat mencemaskan. Hal ini disebabkan pola pikir
mereka yang menganggap hidup sangat terbatas. Pola pikir seperti ini menjadikan
sebuah pola kehidupan yang tidak berkembang dari generasi ke generasis akan
4.3.4. Alasan Ekonomi Keluarga Untuk Berkerja Sebagai TKW Ke Malaysia
Salah satu penyebab mereka menjadi TKI adalah ekonomi dipedesaan
tempat mereka tinggal tidak memungkinkan lagi untuk mereka penuhi dengan
penghasilan yang sangat minim, faktor inilah sehingga mereka tidak punya pilihan
lain salain menjadi TKW untuk tetap bisa bertahan melawan tingginya
perekonomian ditempat mereka tinggal, jadi secara mendasar mereka tidak pernah
memiliki keinginan untuk menjadi seorang TKW.
Bermodalkan sedikit skill dan minimnya izajah pendidikan yang mereka
bawa mereka mencoba menawarkan diri menjadi sang pahlawan devisa buat
Negara, namun sebelum mereka dikirim ke Negara-negara yang membutuhkan
tenaga kerja sebelumnya mereka di ajarkan tentang tugas-tugas apa saja yang kelak
akan mereka lakukan, seperti menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh dan lain
sebagainnya.
Remaja TKW yang mendapatkan tempat dan jabatan atau berkerja di kantoran
dengan ijazah dan skill yang sedikit mumpuni, tapi mesti demikian tetap saja itu
bukan menjadi keinginan mereka, bisa jadi disebabkan karena skill dan ijazah yang
mereka miliki masih belum bisa mereka manfaatkan di Negara kita ini, atau karena
sempitnya lapangan pekerjaan yang membuat mereka tidak punya pilihan lain.
Sebesar apa pun kita, jika yang kita raih di Negara orang lain tentu masih
mejadi hal yang belum bisa kita banggakan, seperti pepatah dan pribahasa
mengatakan.Devisa sudah seharusnya para TKWmendapatkan perlindingan dan
kenyataan tentang TKW ini membuat kita sedikit miris, karena saya pribadi yakin
mereka menjadi seorang TKI bukanlah niat dan keinginan dari dalam hatinya diri
mereka.
Bayaknya para TKI yang secara notabene tergolong dari keluarga tak mampu dan
ekonomi yang cukup, yang menjadi alasan mereka sebagai berikut :
1 Tuntutan Ekonomi
2 Ingin Anak Sekolah Tinggi
3 Butuh biaya untuk keluarga yang sakit
4 Ingin punya rumah, dll
5 Tawaran Gaji yang besar
Dari beberapa alasan diatas hal yang paling banyak kita temui adalah faktor
ekonomi lah yang membuat mereka nekad menjadi TKW dan satu hal lagi, sistem
kerja menjadi TKW kebanyakan menggunakan sistem kontrak, nahh,, setelah
kontrak mereka habis tentu mereka akan pulang kampung ke Indonesia namun
setelah itu mereka akan kembali lagi menjadi TKW seolah-olah mereka ketagihan,
dan faktor terjadinya hal demikian juga dikarenakan mereka sudah merasa nyaman
bekerja di Negari orang dengan mendapatkan penghasilan yang tidak bisa mereka
dapatkan di Negara nya sendiri.
Namun meskipun Menjadi TKW Buka Keinginan melainkan Piliihan
mereka tetap saja menjadi aset dan omset yang besar bagi Negara ini,
pasan itu, namun hendaknya, Indonesia membuka lowongan pekerjaan untuk
mereka-mereka yang merasa terhimpit dalam perekonomian dan sedikit
mengurangi resiko bagi mereka yang telah menjadi
TKW
Pekerjaan laki-laki adalah pekerjaan pencari kerang yang langsung
menghasilkan atau pekerjaan mencari nafkah. Namun dalam kenyataannya remaja
perempuan yang juga mempunyai tindakan dalam pekerjaan yang memberi nafkah
seperti bidang pertanian, buruh tani, buruh mingrat permpuan dan laki – laki,
pengrajin industry rumah tangga, pertenak, nelayan dan montir. Dalam bidang
pencari kerang, khususnya pada nelayan laki – laki .
Sementara remaja perempuan hanya terlibat pada tahap perubahan
pekerjaan yaitu penghasilan kerja selama bekerja di Malaysia yang mereka gelutin
sekarang. Pergeseran dalam nilai sosial atau pembagian kerja remaja perempuan di
dalam sebuah keluarga mencerminkan perubahan sosial remaja perempuan dalam
keluarga. Namun, berbeda dengan situasi yang ada pada perempuan yang ada di
Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang,
keterlibatan laki – laki dalam proses pencari kerang wawancara berikut
“ Dari sejak awal tahun 1992 - an remaja perempuan yang ikut berkerja sekitar 10 orang , terus semenjak tahun 1999 - an semakin bertambah jumlahnya di atas 20 orang. Sampai sekarang remaja permpuan di desa rantau panjang banyak sekali yang peminat untuk berkerja disana , faktor ekonomi yang menjadi latar belakang perempuan ikut serta menjadi TKW juga menjadi tempat untuk mengantungkan hidupnya di nergri sebrang ”.
(Pak sayful (seketaris kepala desa ), September :2012)
Pertambahan jumlah TKW perempuan di Desa Rantau Panjang ini dapat
dianalisis karena adanya lapangan pekerjaan yang ada. Adanya proses pengiriman
TKW ke Malaysia. TKW di Desa Rantau Panjang dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kondisi ini akan berlangsung secara berkesinambungan dan
akan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidup ini tanpa paksaan oleh keluarga.
Dari hasil penelitian, pada umumnya terhadap kegiatan ekonomi dan
pekerjaan remaja perempuan. Hal ini, dapat terlihat dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan suatu masyarakat terutama untuk beberapa bentuk pekerjaan yang
mengutamakan kekuatan fisik akan dilakukan laki-laki, sementara berbagai jenis
pekerjaan yang bersifat ringan di dominasi perempuan. Demikian juga halnya
dengan masyarakat yang berada di pesisir Pantai yang menggeluti kehidupan
sebagai pembantu rumah tangga.
Pada umumnya, aktivitas di pekerja dilakukan laki-laki, sedang
perempuan akan mengerjakan pekerjaan sebagai TKW di Malaysia seperti
berbagai PT yang untuk mencari karyawan berkerja sebagai kilang. Fenomena di
atas merupakan gambaran secara umum tentang kehidupan masyarakat TKW.
Namun, demikian terdapat perbedaan dengan masyarakat TKW yang ditemukan di
Desa Rantau Panjang. Aktivitas yang hanya dilakukan laki – laki mencari kerang
untuk menafkain keluarganya karena saat ini sumber daya alam sudah mengurang
laki juga ikut mencari kerang, ibu-ibu dapat menyimpan uang dengan berdagang
jualan di rumah. Meskipun remaja permpuan sebagai TKW di Malaysia dan
pendapatan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya.
Hal ini dapat terlihat dari wawancara berikut ini
“Siapapun bisa berkerja sebagai TKW, bukan hanya renaja perempuan saja , yang penting niatnya mau cari uang, dan tidak merusak kepercayaan orang tua ke kita, kalau masalah tidak ada di sini.”(Ernila,September:2012)
Hal yang sama juga di perkuat oleh wawancara berikut ini
“Yang Menjadi TKW remaja perempuan di sini awalnya dari ikut-ikutan karena melihat keberhasilnya, bisa di bilang kerjaan tempat mengubah kehidupan keluarga di desa ini, tapi sekarang udah jadi kerja resmi, namanya tiap tahun dapat uang. “(Sri,September:2012)
Keterlibatan remaja perempuan dalam kegiatan kerja dari proses syarat
bisa kerja dan proses masa trening, merupakan salah satu bentuk suatu proses mata
rantai ekonomi dari hulu ke hilir. Ketertarikan perempuan untuk berkerja pada
pendapatan langsung dan juga merupakan salah satu bentuk yang mana
dilakukan perempuan dalam proses ingin berkerja berupa kilang juga merupakan
salah satu hal yang menarik untuk diteliti. Seperti penuturan dari wawancara
berikut ini:
“mereka punya kesenangan sendiri kalau bisa ambil pekerjaa ini dengan baik , apalagi langsung di terima berkerja tapi tergantung tenaga kerja brpa mereka butuh kan , kalau sanggup berkerja pasti banyak dapat gaji yang banyak .”(Dewi, September:2012)
Hal ini juga di perkuat oleh hasil wawancara berikut ini :
“meskipun berkrja ini banyak resikonya, tetapi banyak juga manfaatnya, apalagi bagi kami yang jauh dari keluarga , kami harus berkerja mau gimana lagi ya kita harus mengandalkan tenaga saja yang sekarang ini . dan dimana pun kita berkerja untuk mendapat kan uang yang banyak .”(wahyuni, September :2012)
Perempuan yang bekerja dalam sektor resmi juga harus melakukan TKW
dalam menopang kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam hal ini peneliti ingin
melihat faktor–faktor yang menjadi alasan motivasi remaja permpuan TKW yang
berkerja senbagi kilang di Malaysia untuk keluarganya di dalam sisi ekonomi
keluarga Dengan adanya perubahan sosial remaja perempuan. Faktor ekonomi
yang merupakan salah satu pendorong keterlibatan remaja perempuan untuk pergi
berkerja sebagi TKW di Malaysia dengan berbagai macam hambatan baik dari
segi eksternal maupun dari segi internal. Hal ini dapat terlihat dari wawancara
berikut ini:
“ Berapa pun yang di dapat dari mengambil pekerjaan ini , bersyukurlah awak yang penting bisalah buat membayar untuk kehidupan kedua orang tua dan adik - adik, kalau mengharap dari kerja orng tua semua mana cukup, sekarang apa apa semua mahal.”(Nanda Aulia, September :2012) Pada umumnya kedudukan remaja perempuan TKW Hal seperti ini yang
sangat kita meemperbaharuin dalam di suatu masyarakat dan sekitarnya.
Tekadang-kadang di bedakan antara pengertian-pengertian kedudukan sosial,
untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan bahwa kedudukan diartikan sebagai tempat
seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain,
Motivasi merupakan aspek yang perubahan kehidupan sosial. Apabila
seseorang melaksanaka dan kewajiban-kewajibannya sesuai pekerjaannya dengan
yang baik maka dia menjalankan suatu nilai sosial, yang meperbedaan motivasi,
adalah untuk kepentingan kehidupan secara individu dan kelompok yang ada pada
organisme manusia. Remaja perempuan TKW yang melekat pada diri sendiri,
harus dibedakan dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan.
Di dalam masyarakat merupakan unsur yang statis yang menunjukkan tempat
individu dalam organisasi masyarakat.
Remaja perempuan dalam untuk berkerja di luar negri mereka perempun
yang ada di Desa Rantau Panjang. Dan memiliki adanya mingrasi dalam mengatar
remaja perempuan di Desa Rantau Panjng di karena kan adanya resmi dari
pekerjaan mereka sekarang oleh halnya penduduk di sini sebagai individu
perempuan masyaraka. Meskipun demikian masyarakat ini minoritasnya
kebanyaan remaja permpuan yang berkerja TKW di kilang dalam gaji yang sesuai .
Di dalam kehidupan masyarakat sehari – harinya sebelum menjadi TKW
pekerjaan mereka mengerjain pekerjaan rumah remaja perempuan, dari
membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta segala hal yang
berkaitan dengan rumah tangga. Bila di tinjau secara luas tentang motivasi remaja
perempuan sebagai anak dalam satu keluarga. Pekerjaan-pekerjaan ibu rumah
tangga dalam mengatur rumah, memasak, mencuci, serta membimbing dan
mengasuh anak tidak dapat diukur dengan nilai uang. Ibu merupakan figur yang
keterikatan anak terhadap ibunya sudah berawal sejak anak masih dalam
kandungan.
Di dalam rumah tangga TKW juga masih terdapat sangat dominan adanya
perubahan remaja perempuan yang tetap menjalankan kewajiban untuk berkerja
untuk mengurus keperluan rumah tangganya. Hal ini dapat terlihat dari hasil
wawancara sebagai berikut :
“ TKW yang kerja untuk orang tua untuk mencari makan , saya pengen banget kerja keluar kota ingin mau sungguh berkerja di sana . saya ingin kerja di luar kota . tp saya harus sabar menghadapinnya pekerjaan yang kami kerja selama kontrak 2 tahun masa kerja.” (Dewi, September: 2012)
Remaja perempuan yang juga mengarah atau terbiasa bekerja untuk mencari
nafkah. Partisipasi tenaga kerja perempuan yang disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya bidang perekonomian dalam PT atau AGEN membutuhan tenaga kerja
Perempuan dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada. Sedangkan dibidang
industri yang membuka peluang bagi para perempuan untuk bekerja karena dengan
berkembangnya industri berarti tersedianya pekerjaan yang cocok bagi perempuan
sehingga terbukalah kesempatan kerja bagi perempuan. Dalam penelitian ini dapat
dilihat alasan keterlibatan perempuan dalam masalah ekonomi dan ketersediaan
sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggal mereka mendorong lebih
banyak perempuan untuk bekerja mencari nafkah sebagai TKW berkerja kilang.
“ Kalau kami tidak ikut menjadi TKW sayang lah kalu kami g ikut , remaja perempuan ini tidak mau begini terus , saya harus berkja di sana suapa bias menyenang kan kedua orang tua saya . dan saya sekalian mencri jodoh di sana . untuk bias merubah kehidupan saya dan keluarga saya .” (Ustad efi, September :2012
Hal ini juga di perkuat oleh penunturan informan berikut ini :
“ motivasi remaja perempuan di desa ini sangat meminat untuk berkerja krena melihat dr kawannya ber kerja di sana kawan – kawannya semunya berhasil dan berkerja di sana tidak ada siksaan . jadi saya ingin sekali
berkerja di sana untuk nafkain kedua orng tuanya .”(Nanda aulia,
September :2012)
Hal ini juga di perkuat oleh informan berikut ini :
“ Kalau kami dari ekonomi rendah ini, bisanya bekerja di tempat yang hanya mengandalkan tenaga dalam berkerja , demi mengurangi himpitan ekonomi, memang udah seharusnya bekerja jadi TKW seperti ini, yang