• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pengancaman Muka dan Strategi Kesopanan Pengadu dalam

Surat aduan rubrik ”Pembaca Menulis” iniberisi tindakan pengaduan dan bagian yang lain berisi penceritaan masalah atau peristiwa yang berkenaan dengan rasa kecewa, rasa tidak puas, dan pengalaman yang kurang menyenangkan terhadap suatu produk, perusahaan, rumah sakit, bank, atau individu. Tindakan pengadu mengadukan masalahnya dalam bentuk surat terbuka secara dominan mengancam muka positif dan muka negatif teradu. Berikut ini analisis tindakan yang mengancam muka dan strategi kesopanan pengadu dalam surat aduan beserta tujuannya.

commit to user

a. Tindakan yang Mengancam Muka Negatif Lawan Tutur beserta Strategi Kesopanan yang Dilakukan oleh Pengadu dalam Surat Aduan

Berdasarkan analisis data, dalam surat aduan rubrik ”Pembaca Menulis” diperoleh 8 jenis tindakan yang mengancam muka negatif lawan tutur yaitu teradu yang diungkapkan dalam tindak tutur sebagai berikut memerintah, meminta, memberi saran, memberi nasihat, bertanya, menuntut, menagih janji, dan marah. Strategi kesopanan negatif digunakan dalam melakukan tindak tutur yang mengancam muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif ini untuk meminimalkan ancaman muka negatif teradu. Berikut ini akan diuraikan 8 jenis tindakan yang mengancam muka negatif teradu beserta strategi kesopanan pengadu dalam surat aduan.

1. Tindakan ’Memerintah’ dan Strategi Kesopanan Negatif

Jenis tuturan-tuturan yang mengandung tindakan mengancam muka negatif teradu yang terdapat dalam surat aduan rubrik ”Pembaca Menulis” berupa tindakan ‟memerintah‟. Memerintah adalah menyuruh kepada lawan tutur untuk melakukan sesuatu (KBBI, 2007:859). Maksud dari tindakan memerintah adalah tindakan untuk menyuruh teradu untuk melakukan sesuatu.

Tindakan ini dapat mengancam muka negatif teradu. Karena hal tersebut dapat mengganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, pengadu menggunakan strategi-strategi tertentu untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tindakan memerintah ini termasuk fungsi tindak tutur direktif. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada contoh berikut.

commit to user

1) Konteks Peristiwa :

Bapak Suroyo mengadukan kepada Lion Air, bahwa penumpang yang bernama Ibu Sri Rejeki kehilangan kopernya di pesawat Lion Air saat mau pergi ke Balikpapan dari Bandara Juanda.

Bentuk tuturan :

Mohon tanggapan dan penyelesaian lebih lanjut dari Lion Air.

(RPM/Rabu/06-01-2010/07b) Tuturan bapak Suroyo ini termasuk tindakan „memerintah‟. Maksudnya adalah Bapak Suroyo sebagai pengadu menyuruh teradu yaitu pihak Lion Air untuk melakukan sesuatu. Hal ini dapat dibuktikan pada

tuturan Bapak Suroyo yang berbunyi “Mohon tanggapan dan

penyelesaian lebih lanjut dari Lion Air …….”.Pengadu menyuruh teradu untuk menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang telah dihadapi oleh Ibu Sri Rejeki, istri Bapak Suroyo. Tindakan ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak Lion Air menyetujui atau menolak untuk menanggapi dan penyelesaian persoalan yang dialami oleh Ibu Sri Rejeki yaitu kopernya hilang sewaktu pergi ke Balikpapan menggunakan jasa Lion Air dari Bandara Juanda, Surabaya.

Guna mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic (bersikap pesimistik) dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih

commit to user

berkuasa daripada pengadu. Pengadu hanya penumpang biasa yang tidak punya status sosial yang tinggi, sedangkan Lion Air adalah perusahaan penerbangan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu untuk menghormati pihak teradu, pengadu menggunakan kata mohon sehingga dapat mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Suroyo menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak Lion Air mengenai kopernya yang hilang.

2) Konteks Peristiwa :

Hermin merasakan ketidaknyamanan saat melewati Jl. Panglima Sudirman tepatnya trotoar sepanjang arah Jl. Sonokembang sampai depan gedung Intilan Tower Surabaya. Bentuk Tuturan :

Saya mohon pihak yang terkait dengan masalah ini segera memperbaiki trotoar yang tinggal beberapa meter saja. Supaya pejalan kaki semakin nyaman dan aman untuk melewati trotoar sepanjang Jl. Panglima Sudirman ini.

(RPM/Senin/11-01-2010/15b) Pada tuturan yang disampaikan oleh Bapak Hermin sebagai pengadu termasuk tindakan „memerintah‟, ini dibuktikan pada tuturannya yang berbunyi Saya mohon pihak yang terkait dengan masalah ini segera menperbaiki trotoar yang tinggal beberapa meter saja ….”. Tindakan memerintah ini dilakukan oleh pengadu yaitu Bapak Hermin terhadap pihak teradu, yaitu Pemerintah Daerah. Pihak terkait ini maksudnya adalah Pemerintah Daerah untuk memperbaiki trotoar supaya pejalan kaki semakin nyaman dan aman untuk melewati trotoar sepanjang Jl. Panglima Sudirman.

commit to user

Tindakan memerintah ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Maksudnya adalah tindakan memerintah ini mengakibatkan teradu untuk menyetujui atau menolak melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak teradu, yaitu Pemerintah untuk menyetujui atau menolak perintah yang diajukan oleh pengadu, yaitu Bapak Hermin mengenai perbaikan jalan trotoar akibat dari selokan yang menganga, paving yang hilang, dan jalan yang tidak rata supaya pejalan kaki semakin nyaman dan aman untuk melewati trotoar sepanjang Jl. Panglima Sudirman.

Tindakan memerintah ini dapat mengancam muka negatif teradu, sehingga untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic (bersikap pesimistik) dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih berkuasa daripada pengadu. Pengadu hanya masyarakat biasa, sedangkan Pemerintah memiliki kekuasaan. Oleh karena itu pengadu menggunakan kata mohon untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Hermin menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak Pemerintah, supaya segera diperbaiki jalan yang rusak demi kenyamanan pengguna jalan.

3) Konteks Peristiwa :

Bapak Tedjo Santoso kehilangan paket barang yang berupa tas melalui jasa pengiriman Tiki tujuan dari Surabaya ke Bekasi.

commit to user

Bentuk Tuturan :

Kami mohon pertanggungjawaban Tiki.

(RPM/Jumat/08-01-2010/11c)

Pada tuturan yang disampaikan oleh Bapak Tedjo Santoso adalah sebagai pengadu termasuk kategori tindakan „memerintah‟. Ini dibuktikan pada tuturannya yang berbunyi “… Kami mohon pertanggungjawaban Tiki”. Tindakan memerintah ini dilakukan oleh pengadu yaitu Bapak Tedjo Santoso terhadap pihak teradu, yaitu pihak jasa pengiriman barang Tiki. Bapak Tedjo Santoso ini menyuruh pihak Tiki untuk bertanggung jawab atas hilangnya paket barang yang berupa tas karena ini sangat merugikan pihak pengadu.

Tindakan memerintah ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Akibat dari tindakan ini, pihak perusahaan Tiki untuk menyetujui atau menolak perintah yang diajukan oleh Bapak Tedjo Santoso mengenai kehilangan paket barang berupa tas yang dikirimkan lewat jasa pengiriman Tiki, semua ini disebabkan oleh kelalaian kurir Tiki, tapi beban kerugian ditanggungkan oleh pihak pengirim. Oleh Karena itu pihak Tiki diharapkan bertanggung jawab atas kejadian tas yang hilang itu.

Tindakan memerintah ini dapat mengancam muka negatif teradu, sehingga untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic (bersikap pesimistik) dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih

commit to user

berkuasa daripada pengadu. Oleh karena itu pengadu menggunakan kata mohon untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Tedjo Santoso adalah untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari pihak Tiki atas barang yang telah hilang.

4) Konteks Peristiwa :

Bapak Rachmat Agustono dari Bentul Merisi Selatan, Surabaya menyuruh penjelasan dari pihak BAF dan ACA atas nasib kendaraan yang hilang pada 4 Desember 2009.

Bentuk Tuturan :

Ibu Lutfi (asuransi) menawarkan opsi, tidak apa-apa tidak membayar, tapi saya masih kena denda karena terhitung menunggak pembayaran. Mohon penjelasan pihak BAF dan asuransi ACA. Sebab, saya sebagai konsumen merasa rugi. Terima kasih.

(RPM/Jumat/08-01-2010/12b) Tuturan bapak Rachmat Agustono ini termasuk tindakan

„memerintah‟. Maksudnya adalah Bapak Rachmat Agustono sebagai

pengadu menyuruh teradu yaitu pihak BAF dan asuransi ACA untuk melakukan sesuatu. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan Bapak Rachmat Agustono yang berbunyi “Mohon penjelasan pihak BAF dan asuransi ACA …….”. Pengadu menyuruh teradu untuk menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang telah dihadapi oleh Bapak Rachmat Agustono. Dari tindakan ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak BAF dan ACA untuk menyetujui atau menolak untuk menanggapi dan penyelesaian persoalan Bapak Rachmat Agustono mengenai nasib motornya yang

commit to user

hilang, sehingga pengadu ingin mendapat kejelasan dari pihak BAF dan asuransi ACA.

Guna mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic (bersikap pesimistik) dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih berkuasa daripada pengadu. Pengadu hanyalah konsumen biasa, sedangkan BAF dan asuransi ACA adalah sebuah perusahaan kredit motor dan asuransi sehingga diharapkan persoalannya dapat diselesaikan oleh kedua perusahaan itu dengan baik. Oleh karena itu untuk menghormati pihak teradu, pengadu menggunakan kata mohon sehingga dapat mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Bapak Rachmat Agustono menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak BAF dan asuransi ACA.

5) Konteks Peristiwa :

Ibu Ester Lilik Wahyuni mengkomplain bank UOB dikarenakan kartu kredit UOBnya tidak bisa ditutup.

Bentuk Tuturan :

Mohon tanggapan bank UOB, syukur-syukur ada penyelesaian yang baik.

(RPM/Selasa/12-01-2010/17b) Pada tuturan yang disampaikan oleh Ibu Ester Lilik Wahyuni sebagai pengadu termasuk tindakan „memerintah‟, ini dibuktikan pada tuturannya yang berbunyi Mohon tanggapan bank UOB, syukur-syukur ada penyelesaian yang baik ….”. Tindakan memerintah ini dilakukan

commit to user

oleh pengadu yaitu Ibu Ester Lilik Wahyuni terhadap pihak teradu, yaitu Bank UOB.

Tindakan memerintah ini membuat muka negatif teradu terancam. Karena hal tersebut dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Maksudnya adalah tindakan memerintah ini mengakibatkan teradu untuk menyetujui atau menolak melakukan sesuatu. Tindakan memerintah ini mengakibatkan pihak teradu, yaitu Bank UOB untuk menyetujui atau menolak perintah yang diajukan oleh pengadu, yaitu Ibu Ester Lilik Wahyuni mengenai kartu kreditnya yang tidak bisa ditutup dan total tagihannya menjadi Rp 1.281.212.

Tindakan memerintah ini dapat mengancam muka negatif teradu, sehingga untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya, pada strategi 3, yaitu: pessimistic (bersikap pesimistik) dengan menggunakan kata “mohon”. Strategi tersebut dipilih karena dalam konteks sehari-hari teradu lebih berkuasa daripada pengadu. Oleh karena itu pengadu menggunakan kata mohon untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu. Tujuan Ibu Ester Lilik Wahyuni menulis persoalan ini untuk mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari pihak Bank UOB.

Data lain yang menunjukkan tindakan „memerintah‟ adalah data dengan nomor kode sebagai berikut:

(RPM/Sabtu/02-01-2010/01), (RPM/Kamis/14-01-2010/20b), (RPM/Jumat/15-01-2010/22b), (RPM/Kamis/28-01-2010/29),

commit to user (RPM/Sabtu/13-02-2010/37), (RPM/Jumat/19-02-2010/45b), (RPM/Sabtu/20-02-2010/51), (RPM/Selasa/23-02-2010/53b), (RPM/Selasa/02-03-2010/56b), (RPM/Selasa/02-03-2010/57b), (RPM/Rabu/03-03-2010/58c), (RPM/Sabtu/20-02-2010/61b), (RPM/Jumat/12-03-2010/63), (RPM/Senin/15-03-2010/67c), (RPM/Rabu/17-03-2010/68a).

2. Tindakan ’Meminta’ dan Strategi Kesopanan Negatif

Tindakan meminta termasuk tindakan yang dapat mengancam muka negatif teradu. Meminta adalah berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu (KBBI, 2007:745). Maksud dari tindakan meminta ini adalah mengharap supaya perkataan pengadu ini mendapat sesuatu atau respon dari teradu. Akibat dari tindakan meminta ini teradu terganggu kebebasannya untuk melakukan sesuatu. Tindakan ini dapat mengancam muka negatif teradu sehingga pengadu menggunakan strategi kesopanan negatif untuk menyelamatkan muka negatif teradu. Tindakan meminta ini termasuk fungsi tindak tutur direktif. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada contoh berikut.

6) Konteks Peristiwa :

Pengaduan yang dilakukan oleh Bapak R. Hari Purwanto terhadap Telkomsel mengenai tagihan flash Rp 800.000 padahal tidak pernah memakainya.

Bentuk tuturan :

Saya minta penjelasan dan penyelesaian bahwa saya tidak mengunakan program Flash Rp 800.000.

commit to user

Tuturan yang disampaikan oleh pengadu yaitu Bapak R. Hari Purwanto merupakan tindakan „meminta‟. Ungkapan itu dituturkan dalam kata-kata Saya minta penjelasan dan penyelesaian ….”. Tindakan meminta ini dilakukan pengadu untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian kepada pihak teradu yaitu perusahaan telekomunikasi Telkomsel perihal tagihan program Flash Rp 800.000. Tindakan tersebut membuat pihak teradu terancam muka negatifnya. Hal ini dikarenakan pengadu meminta penjelasan dan penyelesaian sehingga menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu.

Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya pada strategi 8, yaitu: menggunakan tindak tutur yang mengancam muka (FTA) yang sudah lazim atau sudah menjadi ketentuan sosial yang umum berlaku dengan menggunakan kata “minta”. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan pengadu yaitu: Bapak Hari Purwanto yang hanya meminta pihak Telkomsel untuk memberi penjelasan dan menyelesaian persoalan ini. Tindakan ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Tujuan Bapak Hari Purwanto mengadukan persoalan ini supaya perusahaan telekomunikasi Telkomsel ini mengetahui permasalahannya dan mendapatkan penyelesaian yang baik.

7) Konteks Peristiwa:

Bapak Tedjo Santoso kehilangan paket barang yang berupa tas melalui jasa pengiriman Tiki tujuan dari Surabaya ke Bekasi.

commit to user

Bentuk Tuturan :

Kami meminta ganti rugi sesuai dengan harga barang, tapi tidak ditanggapi, malah dipingpong.

(RPM/Jumat/08-01-2010/11a)

Pada tuturan yang disampaikan oleh Bapak Tedjo Santoso adalah termasuk tindakan „meminta‟, ungkapan tuturannya, yaitu: “Kami meminta ganti rugi sesuai dengan harga barang, tapi tidak ditanggapi, malah dipingpong”. Tindakan meminta ini yang dilakukan oleh Bapak Tedjo Santoso kepada perusahaan pengiriman barang Tiki mengenai pengiriman barang yang berupa tas hilang. Meminta ini dapat mengancam muka negatif teradu, yaitu perusahaan Tiki. Karena hal tersebut mengganggu kebebasan perusahaan Tiki yaitu untuk menyetujui aduan Bapak Tedjo Santoso mengenai barang yang berupa tas hilang saat pengiriman lewat Tiki tujuan Surabaya ke Bekasi sehingga pihak Tiki diminta mengganti tas Bapak Tedjo Santoso sesuai dengan harga barang tersebut.

Pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif khususnya pada strategi 8, yaitu: menggunakan tindak tutur yang mengancam muka (FTA) yang sudah lazim atau sudah menjadi ketentuan sosial yang umum berlaku dengan menggunakan kata “meminta”. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan pengadu yaitu: meminta ganti rugi atas barang Bapak Tedjo Santoso yang berupa tas hilang, lewat perusahaan pengiriman Tiki. Tujuan Bapak Tedjo Santoso ini adalah meminta agar perusahaan jasa Tiki segera bertanggung jawab atas pengirimannya yang tidak sampai di tujuan.

commit to user

8) Konteks Tuturan :

Bapak Budi Sinaga membeli rumah di Hero Property Nusantara tapi uang mukanya dipotong 15 persen, dengan alasan kena denda kerugian.

Bentuk Tuturan :

Saya minta penyelesaian dari Hero Property secepatnya. Saya tidak mau hal ini terkatung-katung kembali. Kalau tidak, persoalan akan saya bawa ke pihak yang berwajib. (RPM/Senin/25-01-2010/27b)

Tuturan yang disampaikan oleh pengadu yaitu Bapak Budi Sinaga di atas merupakan tindakan „meminta‟. Ungkapan itu dituturkan dalam kata-kata Saya minta penyelesaian dari Hero Property secepatnya ….”. Tindakan meminta ini dilakukan pengadu untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian kepada pihak teradu yaitu perusahaan Hero Property Nusantara. Tindakan tersebut membuat pihak teradu terancam muka negatifnya. Hal ini dikarenakan pengadu meminta penjelasan dan penyelesaian sehingga menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu.

Pengadu mengunakan kesopanan negatif khususnya pada strategi 8, yaitu: menggunakan tindak tutur yang mengancam muka (FTA) yang sudah lazim atau sudah menjadi ketentuan sosial yang umum berlaku dengan menggunakan kata “minta”. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan pengadu yaitu: Bapak Budi Sinaga yang hanya meminta pihak Hero Property Nusantara untuk memberi penjelasan dan menyelesaian persoalan potongan uang muka rumah. Tindakan ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Tujuan Bapak Budi Sinaga mengadukan persoalan ini supaya

commit to user

perusahaan Hero Property Nusantara ini agar segera menanggapi dan penyelesaian persoalan dengan baik.

9) Konteks Peristiwa :

Bapak Budi Santoso pada tanggal 14 Februari 2010 membeli notebook merek Acer sampai di rumah notebook-nya bermasalah ada sebuah dot (titik) di dekat pojok kanan atas. Bentuk Tuturan :

Saya minta diganti notebook baru karena notebook yang saya beli cacat produksi.

(RPM/Jumat/19-02-2010/49a) Pada tuturan yang diungkapkan oleh Bapak Budi Santoso sebagai merupakan tindakan „meminta‟. Hal ini dibuktikan pada tuturnnya yang berbunyi Saya minta diganti notebook baru karena notebook yang saya beli cacat produksi.” Tindakan meminta ini yang dilakukan oleh Bapak Budi Santoso perihal meminta diganti notebook yang baru dibeli cacat produksi, yaitu ada dot (titik) di dekat pojok kanan atas. Tindakan meminta ini dapat mengancam muka negatif teradu, yaitu perusahaan notebook merek Acer. Karena hal tersebut mengganggu kebebasan teradu untuk menyetujui atau menolak aduan Bapak Budi Santoso mengenai notebook yang baru dibelinya cacat produksi sehingga perusahaan Acer diminta untukmelakukan sesuatu, yaitu mengganti yang baru.

Pengadu mengunakan kesopanan negatif khususnya pada strategi 8, yaitu: menggunakan tindak tutur yang mengancam muka (FTA) yang sudah lazim atau sudah menjadi ketentuan sosial yang umum berlaku dengan menggunakan kata “minta”. Hal ini dapat dibuktikan pada tuturan pengadu yaitu Bapak Budi Santoso meminta perusahaan Acer untuk

commit to user

bertanggung jawab atas barang yang berupa notebook barunya cacat produksi. Tujuan Bapak Budi Santoso ini adalah agar perusahaan Acer segera mengganti notebook yang cacat produksi.

Data lain yang menunjukkan tindakan „meminta‟ adalah data dengan nomor kode (RPM/Senin/22-02-2010/52b), (RPM/Jumat/26-03-2010/75), (RPM/Selasa/30-03-2010/78).

3. Tindakan ’Memberi Saran’ dan Strategi Kesopanan Negatif

Tindakan memberi saran merupakan salah satu tindakan yang dapat mengancam muka negatif teradu dalam surat aduan rubrik ”Pembaca Menulis”. Memberi saran adalah menyampaikan sesuatu pendapat yang dikemukakan untuk pertimbangan (KBBI, 2007:999). Jadi maksud dari tindakan memberi saran itu adalah pengadu menyampaikan suatu pendapat (mengusulkan, menganjurkan) kepada teradu.

Tindakan ini dapat mengancam muka negatif teradu. Teradu sebenarnya ingin melakukan sesuatu secara bebas tanpa dikendalikan orang lain. Karena tindakan memberi saran ini mengancam muka negatif teradu. Maka pengadu menggunakan strategi-strategi tertentu untuk mengurangi anacaman muka teradu. Pemberian saran dikategorikan ke dalam tindak tutur direktif. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada contoh berikut.

10)Konteks Peristiwa :

Bapak Adi Prasetyo mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Apartemen Java Paragon mengenai promosi Mandiri 2 night free 1.

commit to user

Bentuk Tuturan :

Saran kami kepada Java Paragon, jangan menggunakan komputer jika belum siap.

(RPM/Senin/04-01-2010/03) Tuturan yang disampaikan oleh Bapak Adi Prasetyo merupakan tindakan yang ‟memberi saran‟ kepada teradu. Tuturan Bapak Prasetyo ini menyarankan kepada pihak Apartemen Java Paragon jangan menggunakan komputer jika belum siap. Tuturan Bapak Prasetyo ini disebabkan oleh pengalamannya yang tidak menyenangkan terhadap pelayanan Apartemen Java Paragon, sehingga pengadu ini memberikan saran. Dibuktikan pada tuturannya pada kalimat ”Saran kami kepada Java Paragon, jangan

menggunakan komputer jika belum siap

Tindakan memberi saran itu membuat teradu terancam muka negatifnya. Karena pengadu mengungkapkan pendapat sehingga dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Oleh sebab itu pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu khususnya pada strategi 8, yaitu: menggunakan tindak tutur yang mengancam muka (FTA) yang sudah lazim atau sudah menjadi ketentuan sosial yang umum berlaku. Tindakan memberi saran ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat karena pengadu menggunakan kata yang biasa yaitu: “saran kami”. Tujuan Bapak Adi Prasetyo dalam mengadukan aduan ini untuk memberi saran supaya Apartemen Java Paragon dapat meningkatkan pelayanannya.

commit to user

11)Konteks Peristiwa :

Bapak Mashud menyarankan agar Samsat Bojonegoro membuka cabang di Kecamatan Padangan.

Bentuk Tuturan :

Saya menyarankan agar Samsat Bojonegoro membuka cabang di Kecamatan Padangan atau di Kecamatan Purwosari. Tujuannya, wajib pajak tidak perlu jauh-jauh mengurus surat-surat kendaraannya.

(RPM/Selasa/02-02-2010/31) Tuturan yang disampaikan oleh Bapak Mashud sebagai pengadu merupakan tindakan yang ‟memberi saran‟ kepada teradu yaitu Samsat. Tuturan Bapak Mashud ini menyarankan agar Samsat Bojonegoro membuka cabang di Kecamatan Padangan atau di Kecamatan Purwosari. Tujuannya, wajib pajak tidak perlu jauh-jauh mengurus surat-surat kendaraannya sehingga mempermudah, tidak berbelit-belit, dan lebih dekat.

Tuturan Bapak Mashud ini tuturan yang memberikan saran, ini dibuktikan pada tuturannya pada kalimat Saya menyarankan agar Samsat Bojonegoro membuka cabang di Kecamatan Padangan atau di Kecamatan Purwosari.Dari tindakan memberi saran itu membuat teradu terancam muka negatifnya. Karena pengadu mengungkapkan pendapat sehingga dapat menganggu kebebasan teradu untuk melakukan sesuatu. Maksudnya adalah tindakan memberi saran ini mengakibatkan teradu menyetujui atau menolak apa yang telah diadukan oleh pengadu, yaitu memberi saran.

commit to user

Oleh sebab itu pengadu mengunakan strategi kesopanan negatif untuk mengurangi ancaman muka negatif teradu khususnya pada strategi 8, yaitu: menggunakan tindak tutur yang mengancam muka (FTA) yang sudah lazim atau sudah menjadi ketentuan sosial yang umum berlaku. Tindakan memberi saran ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat karena pengadu menggunakan kata yang biasa yaitu: “saya menyarankan”.

Dokumen terkait