Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu struktur hubungan kausal antara variabel Communal Activation (X), Keputusan Membeli (Y), dan Brand Loyalty (Z) dalam Gambar 4.13 berikut ini:
4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 Observed Value 2 1 0 -1 -2 Expected Normal
ε1 ε2
ρyX ρzy
ρzX
Gambar 4.13 Struktur Hubungan X, Y, dan Z
Untuk melakukan analisa jalur maka Struktur Hubungan pada Gambar 4.13 akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, di mana sub-struktur 1 akan diuraikan dalam bab ini, dan struktur 2 akan diuraikan selanjutnya dalam sub-bab 4.5.
Analisa pengaruh Communal Activation (X) terhadap Keputusan Membeli (Y) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 1. Adapun gambar dari sub-struktur 1 tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.14:
ε1
ρyX
Gambar 4.14 Sub-struktur 1
Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS, analisa data X dan Y memperoleh hasil diolah dengan menggunakan program SPSS, sehingga menghasilkan output sebagai berikut (Tabel 4.11 – Tabel 4.15):
X Y Z
Tabel 4.11 Deskriptif Data Xdan Y Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Keputusan_Membeli 4,018981 ,5170260 107
Communal_Activation 3,469298 ,5225688 107
Tabel 4.12 Korelasi Pearson Xdan Y Correlations
Keputusan_Membeli Communal_Activation
Pearson Correlation Keputusan_Membeli 1,000 ,523
Communal_Activation ,523 1,000
Sig. (1-tailed) Keputusan_Membeli . ,000
Communal_Activation ,000 .
N Keputusan_Membeli 107 107
Communal_Activation 107 107
Tabel 4.13 Anova Sub-struktur 1
Tabel 4.14 Coefficients Sub-struktur 1
Tabel 4.15 Model Summary Sub-struktur 1 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,523(a) ,273 ,266 ,4428540
a Predictors: (Constant), Communal_Activation
Pertama-tama akan diinterpretasikan terlebih dahulu hasil output pada Tabel 4.11. Untuk mengintepretasikan statistik deskriptif data, akan dibuat suatu kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel Communal Activation (X), Keputusan membeli (Y), dan Brand Loyalty (Z). Untuk menentukan kriteria tersebut, digunakan rumus Sturges untuk menghitung jumlah kelas (k) dan lebar kelas (l), di mana jumlah kelas (k) telah ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 5 kelas, yaitu kelas pertama “sangat buruk”, kelas kedua “buruk”, kelas ketiga “cukup”, kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”. Adapun rumus Sturges untuk lebar kelas (l) yaitu:
l = (Xmax-Xmin)/k
Untuk variabel x dan variabel y menggunakan nilai baru pada skala interval (bukan skala ordinal). Sehingga kriteria penilaian jawaban untuk variabel X, variabel Y, dan variabel Z adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.16:
Tabel 4.16 Intepretasi Nilai Variabel X dan Variabel Y
Interval Variabel X Kriteria Interval Variabel Y Kriteria
1,00 – 1,71 Sangat Buruk 1,00 – 1,84 Sangat Buruk
1,72 – 2,43 Buruk 1,85 – 2,69 Buruk
2,44 – 3,15 Cukup 2,70 – 3,54 Cukup
3,16 – 3,87 Baik 3,55 – 4,39 Baik
3,88 – 4,59 Sangat Baik 4,40 – 5,24 Sangat Baik
Interval Variabel Z Kriteria
1,00 – 1,67 Sangat Buruk
2,36 – 3,03 Cukup
3,04 – 3,71 Baik
3,72 – 4,39 Sangat Baik Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pada tabel 4.11, terlihat mean (rata-rata) dari variabel Communal Activation (X) = 3,469298 yang dengan mengacu pada tabel 4.16, maka dapat dikatakan crowd combo dengan Communal Activation pada Teh Botol Sosro Less Sugar adalah Baik. Untuk variabel Keputusan Membeli (Y) dengan mean = 4,018981 juga dapat dinilai Baik. Selain itu, berdasarkan Tabel 4.11, dapat dilihat bahwa Standard Deviation untuk variabel x dan variabel y cenderung kecil yang menunjukkan crowd combo dengan Communal Activation dan Keputusan Membeli pada produk Teh Botol Sosro Less Sugar juga cenderung seragam.
Selanjutnya, akan dilihat hubungan bivariat antara variabel x dan variabel y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.12, Korelasi
Variabel Communal Activation (X) dan Keputusan Membeli (Y) = 0,523, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat dan searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Communal Activation dan Keputusan Membeli pada produk Teh Botol Sosro Less Sugar
Ha: Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Communal Activation dan Keputusan membeli pada produk Teh Botol Sosro Less Sugar
Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa tingkat Communal Activation dan Keputusan Membeli produk Teh Botol Sosro Less Sugar memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut bersifat cukup kuat dan searah. Hubungannya bersifat cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,523 berada dalam range 0,40 – 0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Communal Activation (X) naik, maka nilai variabel Keputusan Membeli (Y) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Communal Activation (X) turun, maka nilai variabel Keputusan Membeli (Y) juga akan turun.
Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel x dan variabel y (sub-struktur 1), harus diuji linieritas hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.13 seperti berikut:
Hipotesis
Ho: Hubungan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y bersifat tidak linier Ha: Hubungan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y bersifat linier Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan:
Hubungan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.
Kemudian dianalisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan struktural sebagai berikut:
Y= ρyx X + ρy ε1
Pengujian antara Variabel Bebas X dengan Variabel Terikat Y secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.13.
Hipotesis
Ho: Variabel Communal Activation (X) tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap variabel Keputusan Membeli (Y) pada produk Teh Botol Sosro Less Sugar
Ha: Variabel Communal Activation (X) memiliki kontribusi yang signifikan terhadap variabel Keputusan Membeli (Y) pada produk Teh Botol Sosro Less Sugar
Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak Hasil
Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan
Variabel Communal Activation (X) memiliki kontribusi yang signifikan terhadap variabel Keputusan Membeli (Y) pada produk Teh Botol Sosro Less Sugar.
Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.15, dimana nilai R2 = 0,273 = 27,3%. Jadi, 27,3% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X, sedangkan sisanya sebesar 72,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur bagi variabel lain di
luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = 2
Masih mengacu pada Tabel 4.15, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar 0,523. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari 0,5) dan searah (karena nilai R positif).
Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1 Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (beta) Nilai Sig Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain (ρyε1) X terhadap Y 0,523 0,000 Ho ditolak 0,273 = 27,3% 0,8526
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 1 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.15 berikut:
0,8526
0,523
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 4.15 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1: Y = ρyX + ρyε1
Y = 0,523 X + 0,8526 ε1 di mana R2 = 0,273
Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:
• Nilai Keputusan Membeli (Y) dipengaruhi oleh Communal Activation (X) sebesar 27,3% dan sisanya sebesar 72,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
• Setiap peningkatan nilai Communal Activation (X) sebesar satu, maka Keputusan Membeli (Y) juga akan naik sebesar 0,523. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan Communal Activation (X1) sebesar satu, maka Keputusan Membeli (Y) juga akan turun sebesar 0,523.
4.5 Analisis Pengaruh Communal Activation dan Keputusan Membeli terhadap