• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. ANLISIS DATA dan PEMBAHASAN

3) Analisis Pengaruh Pajak Reklame Tahunan dan Pajak Reklame Insidentil

Keberhasilan dapat diukur dengan melihat kemampuan daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang kemudian digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Terbukti untuk di Surakarta sendiri pembangunan infrastruktur penunjang fasilitas umum telah banyak di lakukan. Pembangunan untuk fasilitas reklame sendiri juga sudah banyak didirikan panggung reklame, yang digunakan untuk memasang reklame-reklame insidentil. Panggung reklame tersebut adalah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memfasilitasi para penyelenggara reklame untuk memasang reklamenya dan agar reklame yang sifatnya insidentil bisa terpasang rapi di panggung reklame tersebut.

Pemungutan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah pajak reklame merupakan salah satu komponen pajak yang cukup potensial peranannya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Untuk mengetahui berapa prosentase pengaruh pendapatan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah dapat dihitung dengan:

Penerimaan pajak reklame dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel II. 5 berikut ini.

Tabel II. 5

Kontribus Penerimaan Pajak Reklame Tahunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta (dalam Rupiah)

Tahun Penerimaan Pajak Reklame PAD % 2008 3.527.909.910 102.989.919.369 3,43 2009 3.850.377.341 101.972.318.682 3,78 2010 4.697.717.016 113.972.332.541 4,12 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta

Dari tabel II.5 dapat dilihat penerimaan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta secara signifikan mengalami peningkatan pada tahun 2009, dengan kenaikan sebesar 0,35% dari tahun 2008. Begitu pula di tahun 2010 yang juga

= 100% (PAD) Daerah Asli Pendapatan Reklame Pajak Penerimaan Realisasi X

mengalmi kenaikan sebesar 0,34% dari tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa minat para perusahaan sebagai penyelenggara reklame dari tahun ke tahun terus diminati sebagai sarana promosi produk-produknya. Sehingga perlu adanya pengawasan khusus bagi pemerintah sebagai penyedia fasilitas penempatan titik reklame. Sehingga dengan begitu kenaikan penerimaan pajak reklame di setiap tahunnya dapat terus meningkat dan media reklame sendiri dari tahun ke tahun akan terus berkembang dan peminatnya pun juga akan semakin banyak, asalkan penataan dan pengelolaan reklame dapat dimaksimalkan oleh pemerintah kota. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya media promosi yang dikembangkan oleh penyedia jasa advertising. Sebuah hal yang positif jika dipandang dari sisi penerimaan pajaknya, tapi menjadi tugas sendiri bagi pemerintah untuk menghadapi segala masalah yang akan terjadi.

Berbanding terbalik pada penerimaan pajak reklame insidentil, yang penerimaannya relatif lebih sedikit. Penerimaan pajak reklame insidentil dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel II. 6 berikut ini:

Tabel II. 6

Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Insidentil Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta (dalam Rupiah)

Tahun Penerimaan Pajak Reklame PAD % 2008 1.030.539.450 102.989.919.369 1,00 2009 808.021.350 101.972.318.682 0,79 2010 1.442.271.255 113.972.332.541 1,26

Sumber: Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta

Dari tabel II. 6 dapat dilihat penerimaan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta secara signifikan mengalami penurunan pada tahun 2009, dengan prosentase penurunan sebesar 0,21% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan pada tahun 2009 para penyelenggara reklame lebih berminat pada reklame yang berjenis tahunan. Selain masa pemasangan yang jauh lebih lama, biaya yang dikeluarkan pun juga lebih hemat dalam jangka panjang. Namun pada tahun 2010 penerimaan pajak reklame insidentil mengalami lonjakan yang cukup besar, prosentase kenaikannya adalah sebesar 0,47 jika dibanding dengan Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dikarenakan padatnya reklame tahunan di tahun 2010 membuat penyelenggara reklame memilih alternatif untuk memasang reklame insidentil. Pada kenyataannya pemohon reklame insidentil sebenarnya terus mengalami penurunan dari tahun 2008 jumlah pemohon sebesar 2.962, tahun 2009 jumlah pemohon 2.441, tahun 2010 jumlah pemohon 1.858. Jumlah pemohon yang terus menurun tetapi penerimaan cenderung meningkat, hal ini disebabkan karena perubahan tarif yang juga mengikuti perkembangan reklame insidentil.

Dengan segala fasilitas infrastruktur yang sangat mendukung, sehingga penetapan target pendapatan pada pajak reklame juga ditingkatkan setiap tahunnya. Hal ini bertujuan guna memaksimalkan fasilitas yang telah dibangun, dan juga memaksimalkan potensi-potensi pajak reklame yang ada di Kota Surakarta. Untuk mengetahui besarnya prosentase capaian target pajak reklame dengan pendapatan pajak reklame dapat dihitung dengan rumus:

Reklame Pajak

Pendapatan Realisasi

Tabel II. 7

Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Tahunan

Tahun Penerimaan Pajak Reklame Target % 2008 3.527.909.910 3.450.000.000 102,26 2009 3.850.377.341 4.500.000.000 85,56 2010 4.697.717.016 4.550.000.000 103,25 Sumber: DPPKA Kota Surakarta

Dari tabel II.7 dapat dilihat prosentase capaian target penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta. Pada tahun 2008 dari target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) penerimaan pajak reklame terpenuhi sebesar 102,26 %. Namun pada tahun 2009 dari target yang telah ditentukan Pemkot, penerimaan pajak reklame tidak memenuhi target, dengan selisih sebesar Rp 649.622.659,- dari target yang ditentukan. Hal ini dikarenakan masa pajak dari tahun 2008 yang habis di tahun 2009 banyak yang diperpanjang masa terbitnya, sehingga penambahan reklame tahunan yang baru prosentasenya hanya sedikit. Meskipun di tahun 2009 penerimaan pajak reklame tidak memenuhi target yang ditentukan, potensi penerimaan pajak reklame di tahun 2010 sangat mungkin terjadi peningkatan, kerena reklame yang sudah terpasang selama dua tahun otomatis perlu dipindah ketempat-tempat yang dinilai lebih strategis, sehingga penyelenggaraan pada reklame yang baru pada titik-titik reklame juga semakin meningkat. Kenaikan ini ditunjukkan pada tabel di atas, dimana tahun 2010 penerimaan

pajak memenuhi target yang ditetapkan dan lebih besar dari target tahun 2009, yaitu sebesar 103,25% dari target.

. Untuk capaian prosentase penerimaan pajak reklame insidentil dapat dilihat di tabel II.8 berikut ini:

Tabel II. 8

Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Insidentil

Tahun Penerimaan Pajak Reklame Target % 2008 1.030.539.450 872.229.750 118,15 2009 808.021.350 872.300.000 92,64 2010 1.442.271.255 872.250.000 165,35 Sumber: Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta

Dari table diatas dapat diketahui potensi per tahunanya relatif sama, karena fasilitas untuk penempatan reklame insidentil tidak ada pembangunan baru. Jadi potensi pajak reklame insidentil pun relatif sama tiap tahunnya, tetapi meskipun potensi relatif sama penerimaan pajaknya terus memenuhi target, dapat dilihat di tahun 2008 prosentase capaian target reklame insidentil sebesar 118,15%, tahun 2009 sebesar 92,64%, dan tahun 2010 sebesar 165,35%. Prosentase realisasi penerimaan pajak reklame insidentil sangat dipengaruhi dari event-event yang diselenggarakan di Surakarta sendiri, seperti pada tahun 2008 yang penerimaan pajak reklamenya bisa mencapai satu millir lebih, karena banyak event-event besar di tahun ini misal SIEM dan SIPA . Event besar yang diadakan

Surakarta, sehingga banyak perusahaan yang memanfaatkan event ini untuk memasang sebanyak-banyaknya reklame insidentil. Penerimaan pajak insidentil juga sangat dipengaruhi oleh fasilitas panggung reklame yang sudah ada di beberapa titik jalan di Surakarta, karena panggung reklame sendiri merupakan sarana utama reklame insidentil untuk diselenggarakan. Jika dari panggung reklame tidak terurus alias sudah kusam otomatis para penyelenggara reklame enggan tuk memasangnya di panggung reklame tersebut. Hal ini terjadi pada tahun 2009, dimana panggung reklame dinilai tidak menunjukkan citra tempat iklan yang layak untuk media promosi.

Dalam penerimaan pajak insidentil relatif sedikit tiap tahunnya, reklame insidentil tetap di pertahankan dan terus dikembangkan inovasinya, karena reklame insidentil merupakan alternatif fasilitas yang disediakan oleh Pemkot Surakarta untuk tetap menjalin hubungan dengan wajib pajak yang telah menyelenggarakan reklame tahunan dan juga masih tetap menyelenggarakan reklame insidentil. Pemungutan pajak reklame insidentil juga berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah untuk memantau perkembangan reklame insidentil, baik itu mengenai jumlah atau pun perkembangan jenis reklamenya.

4. Analisis Penentuan Target dan Potensi Penerimaan Pajak Reklame Dengan

Dokumen terkait