• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Uji deskriptif dilakukan untuk menunjukkan jumlah data (n) yang digunakan dalam penelitian ini, nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil perhitungan statistik deskriptif adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

X1 X2 X3 X4 X5 Y Z Mean 7572.143 50890.81 102858.5 77.73810 2070.905 0.779857 3.102775 Median 7769.000 51372.50 108016.5 103.0000 1832.000 0.730122 2.975000 Maximum 8613.000 61413.00 115614.0 150.0000 3205.000 1.370000 3.998495 Minimum 5936.000 34288.00 90507.00 14.00000 1462.000 0.162127 2.130000 Std. Dev. 749.3497 6947.025 10116.97 53.18447 556.4768 0.281593 0.523698 Skewness -0.553775 -0.253145 -0.041770 -0.031254 0.835007 0.242762 0.029711 Kurtosis 2.266390 2.178019 1.137083 1.220987 2.348250 2.292785 1.715472 Jarque-Bera 3.088486 1.630969 6.085519 5.545392 5.624015 1.287800 2.893699 Probability 0.213473 0.442425 0.047703 0.062493 0.060084 0.525240 0.235310 Sum 318030.0 2137414. 4320056. 3265.000 86978.00 32.75400 130.3166 Sum Sq.

Dev. 23022525 1.98E+09 4.20E+09 115972.1 12696322 3.251085 11.24463

Observations 42 42 42 42 42 42 42

Sumber: Hasil olah data eviews

Berdasarkan tabel di atas terdapat 7 variabel yang terdiri dari 5 variabel independen (mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna,

ijarah), 1 variabel dependen (ROA) dan 1 variabel intervening (NPF), dengan jumlah observasi sebanyak 42. Dengan nilai minimum sebagai nilai terendah untuk setiap variabel, dan nilai maksimum untuk nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Dalam tabel juga dapat dilihat mean (rata-rata) dari setiap nilai masing-masing variabel. Selain itu juga dapat dilihat standar deviasi nilai dari data masing-masing variabel.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat diketahui bahwa pada variabel Y (ROA) nilai terendahnya adalah 0.160000, nilai tertinggi 1.370000, rata-rata sebesar 0.779524 dengan standar deviasi sebesar 0.281719. Pada variabel X1 (Mudharabah) nilai terendahnya adalah 5.936000 nilai tertinggi 8.583000, rata-rata sebesar 7.562619 dengan

standar deviasi sebesar 0.697414. Pada variabel X2 (Musyarakah) nilai terendahnya adalah 40.35900 nilai tertinggi 61.41300, rata-rata sebesar 51.13605 dengan standar deviasi sebesar 6.498523. Pada variabel X3 (Murabahah) nilai terendahnya adalah 90.50700 nilai tertinggi 115.6140, rata-rata sebesar 102.8585 dengan standar deviasi sebesar 108.0165. Pada variabel X4 (Istishna) nilai terendahnya adalah 14.00000 nilai tertinggi 150.0000, rata-rata sebesar 77.73810 dengan standar deviasi sebesar 103.0000. Pada variabel X5 (Ijarah) nilai terendahnya adalah 1.497000 nilai tertinggi 3.117000, rata-rata sebesar 2.035190 dengan standar deviasi sebesar 0.532607. kemudian pada variabel Z (NPF) nilai terendahnya adalah 2.130000 nilai tertinggi 4.000000, rata-rata sebesar 3.100000 dengan standar deviasi sebesar 0.522340.

2. Uji Stasioneritas

Menurut Winarno (2015:78) uji stasioneritas digunakan untuk menguji data time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung kompenen trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan oleh Dickey-fuller, berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan bulanan Bank Umum Syariah periode Januari 2015 sampai Juni 2018. Adapun pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai Prob<0,05 dengan demikian menunjukkan data stasioner dan sebaliknya apabilan ilai Prob>0,05 maka data tidak stasioner maka hasil uji stasioneritas data adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Uji Stasioneritas Tingkat Level

Tabel.1 Uji Stasioneritas

Variabel Probability Keterangan

Mudharabah 0.9050 Tidak Stasioner

Musyarakah 0.8288 Tidak Stasioner

Murabahah 0.8196 Tidak Stasioner

Istishna 0.7826 Tidak Stasioner

Ijarah 0.9990 Tidak Stasioner

ROA 0.2239 Tidak Stasioner NPF 0.6042 Tidak Stasioner

Sumber: hasil olah data eviews

Berdasarkan tabel di atas, pada uji Unit Root Test di tingkat level dari masing-masing variabel belum stasioner dikarenakan nilai probabilitasnya >0,05. Oleh karena itu perlu dilakukan uji root di tingkat selanjutnya yaitu

first difference sehingga diperoleh hasil seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Uji Stasioneritas Tingkat First Difference

Tabel.2 Uji Stasioneritas

Variabel Probability Keterangan

Mudharabah 0.0000 Stasioner Musyarakah 0.0000 Stasioner Murabahah 0.0000 Stasioner Istishna 0.0000 Stasioner Ijarah 0.0000 Stasioner ROA 0.0000 Stasioner NPF 0.0000 Stasioner

Setelah dilakukan Unit Root Test pada tingkat first difference, besarnya probabilitas dari masing-masing variabel menunjukkan nilai <0,05 yang artinya semua variabel telah stasioner.

3. Uji Statistik

a. Uji Statistik Persamaan I

Model regresi persamaan I dapat dituliskan sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6

Tabel 4.4

Hasil Regresi Variabel Y

Dependent Variable: D(Y(-4)) Method: Least Squares Date: 09/03/18 Time: 18:09 Sample (adjusted): 6 42

Included observations: 37 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.052187 0.035058 -1.488596 0.1470 D(X1(-4)) -0.000167 6.91E-05 -2.411405 0.0222 D(X2(-4)) 7.41E-06 1.33E-05 0.556851 0.5818 D(X3(-4)) 2.75E-05 1.65E-05 1.670525 0.1052 D(X4(-4)) -0.004754 0.002857 -1.663958 0.1065 D(X5(-4)) 0.000342 0.000160 2.137184 0.0409 D(Z(-4)) -0.467523 0.166652 2.805377 0.0087

R-squared 0.365692 Mean dependent var -0.003897 Adjusted R-squared 0.238830 S.D. dependent var 0.212087 S.E. of regression 0.185035 Akaike info criterion -0.367884 Sum squared resid 1.027140 Schwarz criterion -0.063116 Log likelihood 13.80585 Hannan-Quinn criter. -0.260439 F-statistic 2.882600 Durbin-Watson stat 2.251319 Prob(F-statistic) 0.024396

Sumber: olah data eviews

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis sebagai berikut:

Y (ROA) = -0.052187 – 0.000167(X1) + 0.00000741(X2) + 0.0000275(X3) − 0.004754(X4) + 0.000342(X5)

− 0.467523(Z)

Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta diperoleh sebesar-0.052187yang berarti bahwa jika variabel independen sama dengan nol (0), maka NPF sebesar -052187.

2. Koefisien regresi variabel X1 (Mudharabah) diperoleh sebesar - 0.000167 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X1 meningkat sebesar 1 satuan maka ROA Perbankan Syariah akan turun sebesar 0.000167 dengan asumsi variabel lain konstan. 3. Koefisien regresi variabel X2 (Musyarakah) diperoleh sebesar

0.00000741 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X2 meningkat sebesar 1 satuan maka ROA Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.00000741 dengan asumsi variabel lain konstan. 4. Koefisien regresi variabel X3 (Murabahah) diperoleh sebesar

0.0000275 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X3 meningkat sebesar 1 satuan maka ROA Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.0000275 dengan asumsi variabel lain konstan. 5. Koefisien regresi variabel X4 (Istishna) diperoleh sebesar -0.004754

dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X4 meningkat sebesar 1 satuan maka ROA Perbankan Syariah akan turun sebesar 0.004754 dengan asumsi variabel lain konstan.

6. Koefisien regresi variabel X5 (Ijarah) diperoleh sebesar 0.000342 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X5 meningkat sebesar 1 satuan maka ROA Perbankan Syariah akan naik sebesar 0.000342 dengan asumsi variabel lain konstan.

7. Koefisien regresi variabel Z (NPF) diperoleh sebesar -0.467523 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel Z meningkat sebesar 1 satuan maka ROA Perbankan Syariah akan turun sebesar 0.467523 dengan asumsi variabel lain konstan.

Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial maupun secara simultan.

1.) Uji Ttest (Uji Secara Individu)

a.) Variabel Mudharabah (X1)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,0222, karena nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 maka Mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah.

b.) Variabel Musyarakah (X2)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,5818, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 maka Musyarakah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah.

c.) Variabel Murabahah (X3)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,1052, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 maka Murabahah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah. d.) Variabel Istishna (X4)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,1065, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 maka Istishna tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah.

e.) Variabel Ijarah (X5)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0409, karena nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 maka Ijarah berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah.

f.) Variabel NPF (Z)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,0087, karena nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 maka NPF berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah.

2.) Uji Ftest (Uji Secara Serempak)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai prob F-test 0,024396, karena nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

Ijarah (X5), dan NPF (Z) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Perbankan Syariah.

3.) Uji Koefisien Determinasi

Menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau sejauh mana kontribusi variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Apabila angka

R-squard semakin mendekati angka 1 berati model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Y). Dari hasil pengujian diperoleh nilai R-squard 0.365692 atau 36,6%. mengidentifikasikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model penelitian ini memiliki kemampuan menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 36,6%. Sedangkan sisanya 63,4% dijelaskan oleh variasi variabel di luar model.

b. Model Regresi Persamaan II

Model regresi persamaan I dapat dituliskan sebagai berikut : Z = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5

Tabel 4.5

Hasil Regresi Variabel Z

Dependent Variable: D(Z(-4)) Method: Least Squares Date: 09/03/18 Time: 18:10 Sample (adjusted): 6 42

Included observations: 37 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X1(-4)) 4.30E-06 7.45E-05 0.057781 0.9543 D(X2(-4)) -2.75E-05 1.35E-05 -2.041204 0.0498 D(X3(-4)) -4.48E-05 1.58E-05 -2.829236 0.0081 D(X4(-4)) 0.004483 0.002972 1.508312 0.1416 D(X5(-4)) -0.000185 0.000169 -1.090048 0.2841

R-squared 0.404151 Mean dependent var -0.028320 Adjusted R-squared 0.308046 S.D. dependent var 0.239731 S.E. of regression 0.199417 Akaike info criterion -0.239444 Sum squared resid 1.232781 Schwarz criterion 0.021786 Log likelihood 10.42971 Hannan-Quinn criter. -0.147348 F-statistic 4.205315 Durbin-Watson stat 2.336285 Prob(F-statistic) 0.004936

Sumber: olah data eviews

Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis sebagai berikut:

Z (NPF) = 0.037420+4.30E-06(X1) − 2.75E-05(X2) − 4.48E-05(X3) + 0.004483 (X4) − 0.000185 (X5)

Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta diperoleh sebesar 0.037420 yang berarti bahwa jika variabel independen sama dengan nol (0), maka NPF sebesar 0.037420.

2. Koefisien regresi variabel X1 (Mudharabah) diperoleh sebesar 4.30E- 06 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X1 meningkat sebesar 1 satuan maka NPF Perbankan Syariah akan naik sebesar 4.30E-06 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Koefisien regresi variabel X2 (Musyarakah) diperoleh sebesar -2.75E- 05 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X2 meningkat sebesar 1 satuan maka NPF Perbankan Syariah akan turun sebesar 2.75E-05 dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Koefisien regresi variabel X3 (Murabahah) diperoleh sebesar -4.48E- 05 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X3 meningkat sebesar 1 satuan maka NPF Perbankan Syariah akan turun sebesar 4.48E-05 dengan asumsi variabel lain konstan.

5. Koefisien regresi variabel X4 (Istishna) diperoleh sebesar 0.004483 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X4 meningkat sebesar 1 satuan maka NPF Perbankan Syariah akan naiksebesar 0.004483 dengan asumsi variabel lain konstan.

6. Koefisien regresi variabel X5 (Ijarah) diperoleh sebesar -0.000185 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel X5 meningkat sebesar 1 satuan maka NPF Perbankan Syariah akan turun sebesar 0.000185 dengan asumsi variabel lain konstan.

Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial maupun secara simultan.

1.) Uji Ttest (Uji Secara Individu)

a.) Variabel Mudharabah (X1)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.9543, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 maka Mudharabah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah. b.) Variabel Musyarakah (X2)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0498, karena nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 maka Musyarakah berpengaruh secara signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah.

c.) Variabel Murabahah (X3)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0081, karena nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 maka Murabahah berpengaruh secara signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah.

d.) Variabel Istishna (X4)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.1416, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 maka Istishna tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah.

e.) Variabel Ijarah (X5)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.2841, karena nilai probabilitasnya lebih dari 0,05 maka Ijarah berpengaruh secara signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah.

2.) Uji Ftest (Uji Secara Serempak)

Dari hasil pengujian diperoleh nilai prob F-test 0.004936, karena nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

dan Ijarah (X5) berpengaruh secara signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah.

3.) Uji Koefisien Determinasi

Menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau sejauh mana kontribusi variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Apabila angka

R-squared semakin mendekati angka 1 berati model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen. Dari hasil pengujian diperoleh nilai R-squared 0.404151 atau 40,4%. mengidentifikasikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model penelitian ini memiliki kemampuan menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 40,4%. Sedangkan sisanya 59,6% dijelaskan oleh variasi variabel di luar model.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Winarno (2015:54) uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut dilakukan dengan menggunakan pengujian Jarque Berra (JB), uji ini untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal jika probabilitas JB hitung lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal, tetapi apabila lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal.

0 1 2 3 4 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Series: Residuals Sample 9 42 Observations 15 Mean 8.88e-17 Median -0.043380 Maximum 2.150857 Minimum -1.863295 Std. Dev. 1.203437 Skewness 0.018077 Kurtosis 2.167813 Jarque-Bera 0.433652 Probability 0.805070

Sumber: Olah data eviews

Grafik 4.1

Uji Normalitas Variabel Y

Berdasarkan hasil uji normalitas variabel Y di atas, terlihat bahwa nilai probability jarque-bera sebesar 0,8050700. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari persamaan variable Y dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

0 1 2 3 4 5 6 7 -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Series: Residuals Sample 6 41 Observations 18 Mean -1.44e-16 Median -0.113258 Maximum 1.572238 Minimum -2.361946 Std. Dev. 0.899188 Skewness -0.548021 Kurtosis 3.960078 Jarque-Bera 1.592293 Probability 0.451064

Sumber: Olah data eviews

Grafik 4.2

Uji Normalitas Variabel Z

Berdasarkan hasil uji normalitas persamaan variabel Z di atas, terlihat bahwa nilai probability jarque-bera sebesar 0.451054. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari persamaan variable Z dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Menurut Winarno (2015:53) autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi nya ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem

autokorelasi untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-watson uji ini merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya korelasi, hampir semua program statistik sudah menyediakan fasilitas untuk menghitung nilai d yang

mengambarkan koefisien DW nilai ini akan berada di kisaran 0 hingga 4.5. Hasil uji dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 4.6

Uji Autokorelasi ROA (Y)

Dependent Variable: D(Y(-4))

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 09/03/18 Time: 18:32

Sample: 6 42

Included observations: 37

Convergence achieved after 41 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X1(-4)) -0.000123 9.06E-05 -1.362972 0.1834 D(X2(-4)) 1.13E-06 5.00E-05 0.022515 0.9822 D(X3(-4)) 1.53E-05 3.91E-05 0.391112 0.6986 D(X4(-4)) -0.002924 0.012167 -0.240354 0.8117 D(X5(-4)) 0.000201 0.000270 0.744401 0.4626 D(Z(-4)) 0.365368 0.204906 1.783097 0.0850 AR(1) -0.243983 0.175711 -1.388548 0.1755 SIGMASQ 0.028766 0.006037 4.765336 0.0000

R-squared 0.342708 Mean dependent var -0.003897 Adjusted R-squared 0.184051 S.D. dependent var 0.212087 S.E. of regression 0.191578 Akaike info criterion -0.276578 Sum squared resid 1.064358 Schwarz criterion 0.071728 Log likelihood 13.11670 Hannan-Quinn criter. -0.153784 Durbin-Watson stat 1.958758

Inverted AR Roots -.24

Grafik 4.3

Uji Autokorelasi Variabel Y

Nilai DW yang keluar dari data olah Eviews diatas sebesar 1,958758, oleh karena nilai DW 1,958758 > dari batas atas (DU) 1,8451 dan tidak lebih dari nilai 4-DU sebesar 2,1549, maka dapat disimpulkan pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

Tabel 4.7

Uji Autokorelasi NPF (Z)

Dependent Variable: D(Z(-4))

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH) Date: 09/03/18 Time: 18:34

Sample: 6 42

Included observations: 37

Convergence achieved after 15 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X1(-4)) -5.84E-06 8.67E-05 -0.067340 0.9468 D(X2(-4)) -2.23E-05 1.67E-05 -1.334904 0.1920 D(X3(-4)) -4.32E-05 2.82E-05 -1.533253 0.1357 D(X4(-4)) 0.002331 0.006843 0.340698 0.7357 D(X5(-4)) -8.80E-05 0.000173 -0.509866 0.6139 AR(1) -0.234381 0.171174 -1.369259 0.1811

SIGMASQ 0.032921 0.007737 4.254842 0.0002

R-squared 0.411258 Mean dependent var -0.028320 Adjusted R-squared 0.293510 S.D. dependent var 0.239731 S.E. of regression 0.201501 Akaike info criterion -0.195863 Sum squared resid 1.218076 Schwarz criterion 0.108906 Log likelihood 10.62346 Hannan-Quinn criter. -0.088418 Durbin-Watson stat 1.983154

Inverted AR Roots -.23

Sumber: Hasil Olah Data Eviews

Grafik 4.4

Uji Autokorelasi Variabel Z

Nilai DW yang keluar dari data olah Eviws diatas sebesar 1,983154, oleh karena nilai DW > dari batas atas (DU) 1,7814 dan tidak lebih dari nilai 4-DU sebesar 2,2186, maka dapat disimpulkan pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

Multikolonieritas (Multicollinearity) adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Bawono, 2006: 116).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara auxilary regresi, yaitu membandingkan antara r2 (koefisien determinasi parsial) dan R2 (koefisien determinasi majemuk) untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit multikolinearitas. Dibawah ini adalah hasil r2 (koefisien determinasi parsial) untuk setiap variabel independen yang diregresikan, setelah mendapatkan r2 untuk setiap variabel independen, maka nilai dari r2

dibandingkan dengan nilai R2 untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit multikolinearitas yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Perbandingan r2 dan R2 Variabel Y

Sumber: Hasil Olah Data Eviews

Regresi Antar Variabel Independen r2 X1 = f(X2,X3,X4,X5,Z) 0.101039 X2 = f(X1,X3,X4,X5,Z) 0.165334 X3 = f(X1,X2,X4,X5,Z) 0.263411 X4 = f(X1,X2,X3,X5,Z) 0.191157 X5 = f(X1,X2,X3,X4,Z) 0.116012 Z = f(X1,X2,X3,X4,X5) 0.324066 R2Variabel Y = 0.365692

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai R2 dari variabel

Y sebesar 0.365692, hasil regresi utama lebih besar dari r2 (koefisien determinasi parsial) sebesar 0.101039, 0.165334, 0.263411, 0.191157, 0.116012, 0.324066. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas.

Tabel 4.9

Perbandingan r2 dan R2 Variabel Z

Regresi Antar Variabel Independen r2 X1 = f(X2,X3,X4,X5) 0.100942 X2 = f(X1,X3,X4,X5) 0.053152 X3 = f(X1,X2,X4,X5) 0.073215 X4 = f(X1,X2,X3,X5) 0.131798 X5 = f(X1,X2,X3,X4) 0.082130 R2Variabel Z = 0.404151

Sumber: Hasil Olah Data Eviews

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai R2 dari variabel Z sebesar 0.404151, hasil regresi utama lebih besar dari r2 (koefisien determinasi parsial) sebesar 0.100942, 0.053152, 0.073215, 0.131798, 0.082130. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas.

d. Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas (heteroscedasticity) bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas (Ghozali, 2013: 69). Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini dengan melakukan pengujian dengan white heteroskedasticity no cross term.

Uji white menggunakan residual kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel independen, maka jika sigifikansi dari prob*< 0.05 maka model tersebut mengandung heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi dari prob*R > 0,05 maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas. Hasil output eviews uji white data dilihat dibawah ini :

Tabel 4.10

Uji Heteroskedatisitas ROA (Y)

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.371022 Prob. F(27,9) 0.9777 Obs*R-squared 19.48990 Prob. Chi-Square(27) 0.8515 Scaled explained SS 35.55516 Prob. Chi-Square(27) 0.1254

Sumber: Hasil Olah Data Eviews

Pada tabel di atas, nilai Probability Chi-Square sebesar 0.8515, nilai tersebut lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data dalam penelitian ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

Tabel 4.11

Uji Heteroskedatisitas NPF (Z)

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.396237 Prob. F(20,16) 0.9739 Obs*R-squared 12.25574 Prob. Chi-Square(20) 0.9070 Scaled explained SS 15.68098 Prob. Chi-Square(20) 0.7362

Sumber: Hasil Olah Data Eviews

Pada tabel di atas, nilai Probability Chi-Square sebesar 0.9070, nilai tersebut lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data dalam penelitian ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

A. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Langsung Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, dan Ijarah terhadap Non Performing Financing (NPF)

a. Pengaruh Mudharabah terhadap NPF

Nilai koefisien variabel Mudharabah diperoleh sebesar 0,00000430 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0.9543. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka pembiayaan Mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah, sehingga H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan maupun penurunan pembiayaan

mudharabah tidak akan berpengaruh terhadap NPF bank syariah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustoviah (2017:1) yang menyatakan bahwa pembiayaan

mudharabah tidak berpengaruh terhadap NPF. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Legowati (2016:1006), Hanifah (2016:1), Osman (2013:1) dan Afif (2014:565) yang menyatakan bahwa pembiayaan berpengaruh terhadap NPF.

Menurut Muhammad (2011:358) risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. Pada periode penelitian ini pembiayaan mudharabah

yang disalurkan memiliki porsi yang kecil. Dikarenakan bank syariah menyadari bahwa pembiayaan mudharabah memiliki risiko yang cukup tinggi, untuk mengantisipasi hal tersebut bank syariah akan lebih cermat dan teliti sehingga diperoleh calon nasabah pembiayaan yang benar-benar sesuai dengan segmen dan target yang telah ditentukan walaupun jumlah yang disalurkan menjadi sedikit. Porsi yang disalurkan pada pembiayaan mudharabah yaitu sebesar 5% dari total pembiayaan. Oleh karena itu risiko kredit macet dapat ditekan dari pembiayaan mudharabah, sehingga

kenaikan maupun penurunan pembiayaan mudharabah tidak akan mempengaruhi Non Performance Financing bank umum syariah.

b. Pengaruh Musyarakah terhadap NPF

Nilai koefisien variabel Musyarakah diperoleh sebesar-

-0,0000275 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.0498. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka pembiayaan Musyarakah berpengaruh negatif signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah, sehingga H2 ditolak. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi 1 satuan kenaikan pembiayaan musyarakah, nilai NPF akan turun sebesar 0,0000275. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Legowati (2016:1006) yang menyatakan bahwa pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap NPF. Akan tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Osman (2013:1), Hanifah (2016:1) dan Ekanto (2013:1) yang menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF bank syariah.

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama (Antonio,2001:32). Pada periode penelitian ini, pembiayaan

musyarakah mengalami peningkatan setiap tahunnya akan tetapi nilai NPF mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa bank

syariah dalam menyalurkan pembiayaannya telah melakukan analisis yang menyeluruh terhadap calon nasabah agar pembiayaan yang diberikan sudah tepat sasaran. Sehingga kenaikan jumlah pembiayaan musyarakah tidak diikuti dengan kenaikan risiko gagal bayar (Non Performing Financing).

c. Pengaruh Murabahah terhadap NPF

Nilai koefisien variabel Murabahah diperoleh sebesar -0,0000448 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.0081. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka pembiayaan murabahah berpengaruh negatif signifikan terhadap NPF Perbankan Syariah, sehingga H3 ditolak. Hal ini menunjukkkan bahwa setiap terjadi 1 kenaikan pembiayaan

murabahah, maka NPF akan turun sebesar 0,0000448. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Legowati (2016:1006) dan Ekanto (2013:1) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh negatif signifikan terhadap NPF bank syariah, akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2016:1), dan Afif (2014:565) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap NPF.

Mekanisme pembiayaan murabahah yang mudah dan keuntungan yang pasti menjadikan pembiayaan murabahah banyak mendominasi penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan SPS OJK bahwa pembiayaan murabahah memiliki porsi yang paling besar dibanding pembiayaan dengan akad yang lain, yaitu sebesar 63% dari total pembiayaan. Menurut Antonio (2001:179) penyebab utama timbulnya NPF adalah mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan likuiditas. Akan tetapi, tidak demikian dengan Bank Syariah. Hubungan berlawanan antara pembiayaan murabahah

dengan Non Performing Financing justru menunjukkan bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan sangat selektif yaitu memilih nasabah sesuai dengan segmen dan target. Sehingga,

Dokumen terkait