• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini akan membahas mengenai analisis data yang ditemukan yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Bab V PENUTUP

Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan juga saran yang diberikan oleh penulisan dan juga saran yang diberikan oleh penulis kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan penelitian.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan keputusan mahasiswa memilih untuk menabung di Bank Syariah, antara lain adalah Nurlaeli (2017) yang mengangkat judul “Pengaruh Faktor Budaya, Psikologi, Pelayanan, Promosi dan Pengetahuan Tentang Produk Terhadap Keputusan Nasabah Memilih BPRS di Banyumas”. Penelitian ini dilakukan pada nasabah BPRS dengan jumlah sampel sebesar 100 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor psikologi (X3), pelayanan (X4) dan pengetahuan produk (X5) secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih bank syariah.

Jatun dan Magnadi (2015) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk mengambil pembiayaan pada kospin jasa layanan syariah Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 88 anggota Kospin Jasa Syariah Pekalongan. Hasil penelitian terbukti bahwa pengetahuan produk, promosi dan religiusitas

berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan. Penelitian setema yang dilakukan oleh Dewi, dengan mengangkat judul “Pengaruh Pengetahuan Produk Tabungan dan Nisbah Bagi Hasil Terhadap

Keputusan Menjadi Nasabah di BTM Mentari Ngunut Tulungagung”. Sampel yang digunakan sebanyak 100 nasabah BTM Mentari Ngunut Tulungagung. Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan produk tabungan dan nisbah bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan menjadi nasabah pada BTM Mentari Ngunut Tulungagung.

Inayah (2017) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis keputusan nasabah menabung di bank syariah, studi kasus ini dilakukan di PT. BPRS Puduarta Insani. Sampel yang digunakan adalah nasabah PT. BPRS Puduarta Insani. Hasil penelitiannya adalah pengetahuan nasabah, karakteristik bank, kualitas pelayanan dan objek fisik bank berpengaruh nyata terhadap keputusan menabung.

Abhimantra, Maulina, dan Agustianingsih (2013) melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang Mempengaruhi Nasabah (Mahasiswa) dalam Memilih Menabung pada Bank Syariah”. Sampel yang digunakan sebanyak 39 responden dari 50 kuisioner yag disebar yang digunakan sebagai sampel yang dirasa cukup mewakili nasabah Bank Syariah di Universitas Gunadarma. Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor seperti pengetahuan, religiusitas, produk, reputasi dan pelayanan di Bank Syariah memiliki pengaruh positif terhadap keputusan memilih menabung di Bank Syariah, meskipun tidak signifikan.

Penelitian dengan tema berbeda yang dilakukan oleh Syahriyal (2018) dengan judul “Pengaruh Persepsi Nilai dan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minat Menabung Serta Dampaknnya Kepada Keputusan Menabung pada Perbankan Syariah di Banda Aceh” dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode The Structural Equation Modeling (SEM) dengan sampel seluruh nasabah bank syariah yang menabung ada di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif dan signifikan karena telah memenuhi persyaratan untuk diterima terhadap minat menabung serta dampak kepada keputusan menabung pada perbankan syariah di Banda Aceh.

Gampu, Kawet dan Uhing (2015) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis motivasi, persepsi, dan pengetahuan terhadap keputusan nasabah memilih PT. Bank SulutGo Cabang Utama Manado. Dengan sampel 100 nasabah terpilih dari PT. Bank SulutGo cabang utama Manado. Hasil dari penelitiannya adalah persepsi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih PT. Bank SulutGo cabang utama Manado.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty (2014) dengan judul “Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syari’ah Terhadap Minat Menggunakan Produk di BNI Syari’ah Semarang”. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain paradigma positivistic dengan sampel 200 nasabah

BNI Syariah Semarang. Dengan hasil persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Miftakhur dan Wahyuni yang berjudul “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Bank Syariah Terhadap Minat Menabung di Perbankan Syariah”. Dengan sampel pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2011 dan 2012 FKIP Universitas Jember. Dengan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa tentang Bank Syariah terhadap minat menabung di Perbankan Syariah di Jember. Dimana mahasiswa yang memiliki persepsi yang positif dan baik terhadap Bank Syariah, maka mahasiswa tersebut memiliki minat untuk menabung pada Bank Syariah.

Ario (2017) melakukan penelitian yang mengangkat judul “Pengaruh Persepsi, Kepribadian dan Sikap Terhadap Keputusan Pengembang Perumahan Menjadi Mitra Bank Syariah Pekanbaru”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda dengan sampel adalah 79 developer pegembang perumahan yang terdata sebagai anggota Realestate Indonesia (REI) Wilayah Riau pada Tahun 2015. Dengan hasil persepsi (X1) dan sikap (X3) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pengembang perumahan menjadi mitra bank syariah Pekanbaru.

Selanjutnya penelitian dengan tema yang berbeda yang dilakukan oleh Mu’aziz, Hamdani dan Kosim (2017) dengan tujuan untuk menganalisis faktor-fakor yang mempengaruhi preferensi menabung nasabah di BPRS Amanah Ummah. Penelitian ini menggunakan anaisis deskriptif dan analisis faktor. Sebanyak 100 nasabah BPRS Amanah Ummah sebagai responden. Hasil penelitiannya adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi preferensi menabung nasabah di BPRS Amanah Ummah adalah faktor pelayanan prima (service excellence).

Kurniati (2012) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis persepsi dan preferensi nasabah muslim dan nasabah non muslim terhadap keputusan memilih perbankan syariah di Provinsi DIY, studi ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri cabang Yogyakarta dan Bank Pembangunan Daerah DIY Syariah)”. Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 163 responden yang menjadi nasabah di bank Syariah di Provinsi DIY. Hasil yang diperoleh adalah secara umum dapat dibuktikan bahwa faktor ekonomis dan agama pada awalnya memang sangat efektif untuk menarik nasabah memasuki gerbang bank syariah. Namun selanjutnya apabila bank syariah tidak memiliki kemampuan memenuhi preferensi dan harapan nasabah, maka akan mencari dan mendapatkannya dari pesaing.

Penelitian dengan tema yang berbeda yang dilakukan oleh Lestari (2015) yang mengangkat judul “Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan, Pengetahuan, dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang)”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan sampel 50 responden mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang menjadi nasabah perbankan syariah. Hasil dari penelitian variabel X terhadap preferensi utama menabung Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yaitu pengaruh religiusitas dikarenakan kepatuhan agama, pengaruh produk bank dikarenakan adanya produk yang inovatif, pengaruh kepercayaan dikarenakan percaya akan kemudahan bertransaksi, pengaru pengetahuan dikarenakan pengetahuan ilmiah, dan pengaruh pelayanan adalah pada penggunaan fasilitas yang mudah.

Vebitia dan Bustamam (2017) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis preferensi masyarakat terhadap prinsip bagi hasil pada bank syariah di wilayah Banda Aceh. Sampel yang digunakan sebanyak 100 nasabah Bank Syariah di wilayah Banda Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan utama untuk memilih bank Islam adalah alasan agama. Bank syariah adalah halal, bebas dari riba, serta lebih menjanjikan untuk kebaikan akhirat.

Penelitian yang dilakukan oleh Sofhian ((2016), dengan tujuan menganalisis preferensi nasabah menabung pada Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Gorontalo”. Sampel yang digunakan 100 nasabah Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah dalam menggunakan produk pada Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Gorontalo, ketujuh faktor tersebut adalah Faktor Syariah, Faktor Merek dan Manajemen, Faktor Fasilitas, Faktor Pelayanan, Faktor Lokasi, Faktor Sosial, dan Faktor Produk.

Penelitian dengan tema berbeda yang dilakukan oleh Subagiyo (2016) dengan judul “Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Nasabah dalam Memilih Pembiayaan di BMT Sahara Tulungagung”. Menggunakan metode kuantitatif dengan jenis eksplanatory research. Dengan jumlah sampel 100 nasabah BMT Sahara Tulungagung. Penelitian ini menghasilkan dari faktor citra produsen, citra konsumen, dan citra produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk pembiayaan di BMT Sahara Tulungagung.

Sibagariang dan Nursanti (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty pada PT Bank Sinarmas”. Data diperoleh melalui survei langsung dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 nasabah di cabang utama. Hasil dari

penelitiannya adalah terdapat hubungan yang kuat, searah dan signifikan antara variabel brand image dan brand trust terhadap brand loyalty pada PT Bank Sinarmas.

Penelitian yang dilakukan oleh Ariani, Akmal dan Trianita dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Solok”. Sampel yang digunakan sebanyak 92 nasabah Bank Rakyat Indonesia Cabang Solok. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen, citra perusahaan tidak ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) dengan mengangkat judul “Pengaruh Daya Tarik Produk, Word Of Mouth dan Citra Merek Terhadap Minat Menjadi Nasabah Kredit Mikro”. Besar sampel yang digunakan sebesar 111 responden. Dengan hasil bahwa citra merk berpengaruh positif terhadap minat menjadi nasabah.

Said (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Brand Image, Word Of Mouth, Dan Iklan Terhadap Minat Menabung Di BMT Se-Kabupaten Demak”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode angket yang disebarkan pada anggota BMT Se-Kabupaten Demak sebanyak 312 responden. Hasil penelitian ini adalah brand image, word of mouth dan

iklan memiliki pengaruh terhadap minat menabung di BMT Se-Kabupaten Demak.

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Hasil Penelitian Hasil

Produk Knowledge

Gap : Terdapat perbedaan penelitian pada hasil dan variabel yang diteliti 1. Ida Nurlaeli

(2017)

Faktor psikologi (X3), pelayanan (X4) dan pengetahuan produk (X5) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan keputusan nasabah dalam memilih bank syariah.

Positif dan signifikan

2. Rengganing Jatun dan Rizal Hari Magnadi (2015)

Pengetahuan produk, promosi dan

religiusitas berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan.

Positif

3. Nurmala Dewi Pengetahuan produk tabungan dan nisbah bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan menjadi nasabah pada BTM Mentari Ngunut Tulungagung.

Positif dan signifikan

4. Nurul Inayah dan Sri Sudiarti (2017)

Pengetahuan nasabah, karakteristik bank, kualitas pelayanan dan objek fisik bank berpengaruh positif da signifikan terhadap keputusan menabung Positif dan signifikan 5. Ananggadipa Abhimantra, Andisa Rahmi Maulina, dan Eka Agustianingsih (2013)

Faktor-faktor seperti pengetahuan,

religiusitas, produk, reputasi dan pelayanan di Bank Syariah memiliki pengaruh positif terhadap keputusan memilih menabung di Bank Syariah, meskipun tidak signifikan.

Positif dan tidak signifikan

Persepsi

Gap : Terdapat perbedaan penelitian pada hasil dan variabel yang diteliti 6. Anggita Novita

Gampu, Lotje Kawet dan Yantje Uhing (2015)

Persepsi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih PT. Bank SulutGo Cabang Utama Manado

Negatif dan signifikan

7. Syahriyal (2018) Semua variabel independen berpengaruh positif dan signifikan karena telah memenuhi persyaratan untuk diterima terhadap minat menabung serta dampak kepada keputusan menabung pada perbankan syariah di Banda Aceh.

Positif dan signifikan

8. Anita Rahmawaty

(2014)

Persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah

Positif dan signifikan

9. Silvia Miftakhur dan Sri Wahyuni

Pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa tentang Bank Syariah terhadap minat menabung di Perbankan Syariah di Jember.

Positif dan signifikan

10. Ario (2017) Persepsi (X1) dan sikap (X3) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan

pengembang perumahan menjadi mitra bank syariah Pekanbaru

Positif dan signifikan

Preferensi

Gap : Terdapat perbedaan penelitian pada hasil dan variabel yang diteliti 11. Imam Mu’aziz,

Ikhwan Hamdani dan Ahmad Mulyadi Kosim (2017)

Faktor yang paling dominan dalam

mempengaruhi preferensi menabung nasabah di BPRS Amanah Ummah adalah faktor pelayanan prima (service excellence)

Positif dan signifikan

ekonomis dan agama pada awalnya memang sangat efektif untuk menarik nasabah memasuki gerbang bank syariah. Namun selanjutnya apabila bank syariah tidak memiliki kemampuan memenuhi preferensi dan harapan nasabah, maka akan mencari dan mendapatkannya dari pesaing.

signifikan

13. Vebitia dan Bustamam (2017)

Alasan utama untuk memilih bank Islam adalah alasan agama. Bank syariah adalah halal, bebas dari riba, serta lebih menjanjikan untuk kebaikan akhirat.

Positif

14. Sofhian ((2016) Terdapat faktor syariah, merek dan manajemen, fasilitas, pelayanan, lokasi, sosial, dan produk yang berpengaruh positif preferensi nasabah dalam menggunakan produk pada Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Gorontalo

Positif

15. Alfi Mulikhah Lestari (2015)

Variabel X terhadap preferensi utama menabung yaitu pengaruh religiusitas

dikarenakan kepatuhan agama, pengaruh produk bank dikarenakan adanya produk yang inovatif, pengaruh kepercayaan dikarenakan percaya akan kemudahan bertransaksi, pengaruh pengetahuan dikarenakan pengetahuan ilmiah, dan pengaruh pelayanan adalah pada penggunaan fasilitas yang mudah

Positif dan signifikan

Brand Image

Gap : Terdapat perbedaan penelitian pada hasil dan variabel yang diteliti 16. Rokhmat

Subagiyo (2016)

Faktor citra produsen, citra konsumen, dan citra produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk pembiayaan di BMT Sahara Tulungagung.

Positif dan signifikan

17. Sem Christina Hawila

Sibagariang dan Tinjung Desy Nursanti (2010)

Terdapat hubungan yang kuat, searah dan signifikan antara variabel brand image dan

brand trust terhadap brandloyalty pada PT Bank Sinarmas.

Positif dan signifikan

18. Yurike Ariani, Akmal dan Mery Trianita

Variabel kualitas layanan ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen, citra perusahaan tidak ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen

Positif dan signifikan

19. Yuniar Anggita Putri (2013)

Citra merk berpengaruh positif terhadap minat menjadi nasabah.

Positif dan signifikan

20. Abu Said (2016) Brand image, word of mouth dan iklan memiliki pengaruh terhadap minat menabung di BMT Se-Kabupaten Demak

Positif dan signifikan

Perbedaan dengan penelitian lainnya, yaitu terdapat variabel yang belum pernah dibahas didalam penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang product knowledge, persepsi, preferensi dan brand image

B. Kerangka Teoritik 1. Produk

Menurut Kotler dan Keller (dalam Amir, 2005:8), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan/semua kebutuhan.

Dalam hal ini memberikan batasan produk dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain sejenis.

2. Product Knowledge

Product Knowledge adalah pengetahuan seseorang tentang produk. Sumarwan (2004:120) (dalam Wahyuni dan Suparna, 2014:1024), product knowledge merupakan seluruh cakupan informasi yang akurat yang disimpan didalam memori seseorang, yang nantinya informasi tersebut dapat membantu untuk sebagai bahan petimbangan dalam menentukan tindakan selanjutnya. Seseorang memiliki tingkat pengetahuan berbeda yang digunakan untuk menafsirkan kumpulan berbagai macam informasi baru dan membuat keputusan pembelian.

Oleh karena itu, seseorang yang berpengetahuan tinggi akan lebih realistis dalam pemilihan sesuai dengan harapannya.

Menurut Nitisusastro (2012) (dalam Wardhana dan Iba, 2014:4), product knowledge memiliki peran yang penting dalam penelitian tentang perilaku pembelian suatu produk. Seseorang dengan tingkat product knowledge yang tinggi akan mengevaluasi sebuah produk berdasarkan kualitasnya karena mereka percaya dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Karenanya, sangat mungkin mereka akan lebih menyadari akan nilai dari sebuah produk dan selanjutnya dan naik pada tahap keinginan untuk membeli. Konsumen dengan tingkat product knowledge yang rendah, lebih cenderung untuk terpengaruh oleh petunjuk dari lingkungan sekitar, yang mungkin akan merubah bagaimana cara mereka menerima informasi dari suatu produk.

Menurut Brucks (dalam Shirin dan Hanzaee,2011) (dalam Halim dan Herdinata, 2014:3), product knowledge adalah pengetahuan yang didasarkan pada memori atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Product knowledge diklarifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a. Subjective Knowledge (Perceived Knowledge), merupakan tingkat pengertian seseorang terhadap suatu produk, sering

disebut menilai pengetahuan sendiri (Self-Assessed Knowledge).

b. Objective Knowledge, yaitu tingkat dan jenis pengetahuan produk yang tersimpan dalam memori seseorang (jangka panjang), disebut juga pengetahuan aktual (Actual Knowledge).

c. Experience Based Knowledge, merupakan pengalaman sebelumnya dari pembelian atau penggunaan produk.

Menurut Sumarwan (2003) (dalam Suprapto dan Susanti, 2016:69) membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu :

a) Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk.

Atribut suatu produk dibagi menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri suatu produk, Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi seseorang. b) Pengetahuan tentang manfaat produk.

Seseorang akan merasakan dua jenis manfaat setelah menggunakan suatu produk yaitu manfaat fungsional (manfaat yang dirasakan seseorang secara fisiologis) dan manfaat psikososial (yang menyangkut aspek psikologis seperti perasaan, emosi, dan suasana hati).

c) Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi seseorang.

Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan oleh suatu produk juga tentu akan mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Persepsi

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:137) persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Dua individu mungkin menerima stimuli yang sama dalam kondisi nyata yang sama, tetapi bagaimana setiap orang mengenal, memilih, mengatur dan menafsirkannya merupakan proses yang sangat individual berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai dan harapan setiap orang itu sendiri.

Menurut Pride & Ferrel (dalam Fadila, 2013:45), persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterprestasian masukan informasi, sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan, untuk menghasilkan makna.

William James (dalam Widayatun, 1999:110) menjelaskan persepsi adalah suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra, hasil pengolahan otak dan ingatan proses

dihayati melalui ilusi atau mispersepsi atau trick atau tipuan dan juga bukan salah tanggapan. Proses persepsi bukan hanya proses psikologi semata, tetapi diawali dengan proses fisiologis yang dikenal sebagai sensasi.

Persepsi dapat bernilai negatif dan positif. Jika seseorang memiliki kesan positif terhadap produk yang ditawarkan perusahaan maka hal tersebut akan menghasilkan persepsi positif, begitu juga sebaliknya. Persepsi dalam diri seseorang sangat dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, persepsi secara subtansial dapat sangat berbeda dengan kenyataan atau realitas sebenarnya.

Menurut Toha (2004:154) terdapat dua macam persepsi yaitu : a. External perception, yaitu persepsi terjadi karena adanya

rangsangan yang datang dari luar diri individu.

b. Self perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu.

Menurut Kotler (dalam Twentinio, 2013:14), Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi yaitu:

a. Perhatian Selektif

Orang mengalami sangat bayak rangsangan setiap hari, kebanyakan orang dapat dibanjiri oleh lebih dari 1.500 iklan per hari.

b. Distorsi Selektif

Kecenderungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan prakonsepsi kita. Seseorang akan sering menerima informasi sehingga menjadi konsisten dengan keyakinan awal mereka atas merek dan produk (pandangan mengenai produk).

c. Ingatan Selektif

Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari, tapi karena adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk pesaing.

Menurut Garvin (dalam Yamit 2001:10), mengungkapkan ada delapan dimensi persepsi, yaitu:

a. Dimensi Kinerja Produk (Performance), yaitu karakteristik pokok dari produk inti. Apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

b. Dimensi Keterandalan Produk (Reliability), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian.

c. Dimensi Fitur Produk (Feature), yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.

d. Dimensi Daya Tahan (Durability), yaitu berapa lama produk itu dapat terus digunakan.

4. Preferensi

Menurut Frank (dalam Putri dan Iskandar, 2014:116), preferensi adalah proses merangking seluruh hal yang dapat dikonsumsi dengan tujuan memperoleh preferensi atas suatu produk atau jasa.

Menurut Kotler dan Keller (dalam Putri dan Iskandar, 2014:116), preferensi konsumen merupakan suatu sikap seseorang terhadap satu pilihan merek produk yang terbentuk melalui evaluasi atas berbagai macam merek dalam berbagai pilihan yang tersedia. Preferensi seseorang dapat dijelaskan sebagai suatu sikap seseorang terhadap satu pilihan merek produk maupun pemasok yang terbentuk melalui proses evaluasi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa preferensi seseorang adalah gambaran-gambaran dari nilai-nilai yang dipertimbangkan dalam menentukan sebuah pilihan. Selain itu,

preferensi juga mampu membentuk sebuah perilaku yang lebih mengarah pada sikap atau respon atas sebuah produk.

Tahap preferensi yang dimiliki oleh seseorang terhadap sebuah produk adalah awal dari tahap loyalitas seseorang terhadap produk tersebut. Sehingga perusahaan harus mempelajari bagaimana cara menimbulkan rasa preferensi tersebut di dalam diri.

Dengan memahami preferensi seseorang, perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk merespon ekspektasi seseorang dan menjadikan strategi differensiasi sebuah perusahaan tersebut dengan pesaingnya. Menurut Simamora (2003:88), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi :

a. Diasumsikan bahwa seseorang melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Seseorang yang berbeda memiliki atribut yang berbeda mengenai suatu produk yang relevan.

b. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan

Dokumen terkait