• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisa dan Pembahasan

3. Analisis Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel indenden dan

variabel dependen mempunyai distribusi normal. Disribusi normal adalah data

akan mengikuti garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Uji ini

dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi

80 berdistribusi normal apabila nilai residual yang telah terstandarisasi tersebut

sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis

grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut hasil dari uji normalitas yang

telah dilakukan oleh peneliti:

Gambar 4.1

Hasil Analisis Grafik Histogram

Berdasarkan gambar 4.1 grafik histogram pada gambar tampak bahwasannya

Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng, maka nilai residual tersebut

81

Gambar 4.2

Grafik P-Plot

Hasil analisis Grafik Normal Probabilty Plot

Berdasarkan gambar 4.2 grafik Normal Probabilty Plot pada gambar

menunjukkan bahwa hasil uji normalitas mengikuti atau merapat kegari

diagonal, maka dapat dinyatakan dan disimpulkan bahwa model yang

digunakan dalam analisis ini telah memenuhi asumsi normalitas dan atau

82

Tabel 4.8

Hasil Uji Kolmogorv-Smirnov

Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini be

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat disimpulkan data dalam penelitian

ini berdistribusi normal dilihat dari nilai Sig > α atau 0,083 > 0,05.

b. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen

lainnya dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independend dalam suatu

metode dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel

satu dengan variabel yang lain. Mendektesi lewat pengujian multikolinieritas

bertujuan juga untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .19434180

Most Extreme Differences Absolute .138

Positive .138

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z 1.261

Asymp. Sig. (2-tailed) .083

83 kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

Pengukuran multikolinieritas dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance

Dan Variance Inflation Factor ( VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen lainnya, Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

yang tinggi oleh karena itu VIF=1/Tolerance. Nilai Cut off yang umum dipakai

untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolinieritas adalah nilai Tolerance atau sama dengan nilai VIF . Apabila terjadi hal yang sebaliknya sudah dapat dipastikan bahwa data dalam suatu metode tersebut tidak terjadi

multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil dari uj Multikolinieritas:

Tabel 4.9

Uji Multikolinieritas dengan Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.355 .636 6.846 .000 INFLASI -.063 .014 -.626 -4.431 .000 .398 2.512 BI_Rate .070 .042 .268 1.681 .097 .312 3.207 Kurs -2.792E-5 .000 -.132 -1.148 .254 .596 1.677 LDR .028 .011 .530 2.684 .009 .204 4.906 Bank_Size -.387 .102 -.823 -3.789 .000 .168 5.950 a. Dependent Variable: NPL

84 Berdasarkan tabel 4.9 Di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance Variabel

bebas Inflasi = 0,398, BI Rate = 0,312, Kurs = 0,596, LDR = 0,204 dan Bank

Size = 0,168. Sedangkan untuk nilai VIF variabel bebas Inflasi = 2,512, BI

Rate = 3,207, Kurs = 1,677, LDR = 4,929 dan Bank Size = 5,950. Dengan

demikian dapat dinyatakan atau disimpulkan bahwa model regesi bebas dari

multikolinieritas karena nilai Tolerance ukuran bank dan nilai VIF .

c. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang

diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Salah satu

penyebab munculnya masalah autokorelasi adalah adanya kelembaman (inertia)

artinya kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan pada data

data observasi sebelumnya dan periode sekarang.

Salah satu metode analisis untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

adalah dengan melakukan pengujian nilai durbin watson (DW test) (Ghozali,

2005:100). Menurut Singgih (2012:243) uji autokolerasi dapat dilihat pada uji

Durbin Watson, Apabila nilai Durbin Watson diantara -2 sampai dengan 2+

85 Berikut hasil dari uji autokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW):

Tabel 4.10

Uji Durbin-Watson (DW)

Pada tabel 4.10 Di atas sebesar 0,590 dan menurut Singgih (2012:243)

autokorelasi terjadi apabila nilai DW diantara kurang dari -2 ataupun lebih dari

+2 maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala

autokorelasi, karena nilai Durbin Watson berada pada nilai -2 sampai +2 yaitu

sebesar 0,590.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .617a .381 .341 .20047 .590

a. Predictors: (Constant), Bank_Size, INFLASI, Kurs, BI_Rate, LDR b. Dependent Variable: NPL

86 heterokedastisitas. Pengujian ini menggunakan analisis grafik scatterplot dan

metode Park. Berikut hasil dari metode yang dilakukan:

1) Grafik Scatterplot

Homokedastisitas atau Heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dari pola gambar scatterplot. Berikut hasil uji grafik scatterplot:

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pada gambar 4.3 Diatas menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar

di atas dan di bawah dan disekitar angka nol. Sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa model regresi berganda ini terbebas dari asumsi klasik

87

2) Uji Park

Metode uji Park yaitu dilakukan dengan meregresikan nilai residual

(Lne2) dengan masing-masing variabel (LnX1, LnX2, LnX3, LnX4, LnX5)

dalam pengujiannya cukup melihat dari angka sig. jika nilai sig lebih besar

dari alfa yaitu 0,05 maka menerima Hipotesis nol yaitu terbebas dari

heterokedastisitas. Berikut hasil Uji Park:

Tabel 4.11

Hasil Uji Park

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.608 40.136 -.015 .988 Ln_inflasi 1.024 1.028 .156 .996 .322 Ln_BI_rate -14.120 36.598 -.704 -.386 .701 Ln_Kurs 3.948 3.081 .171 1.282 .204 Ln_LDR -6.781 6.021 -.140 -1.126 .264 Ln_Bank_Size 22.624 71.257 .572 .317 .752

a. Dependent Variable: LN_RES_kuadrat

Dari data tabel. 4.11 maka dapat disimpulkan bahwa data terbebas dari

88

Dokumen terkait