Tabel IV.22 Analisis Pengungkapan Menurut Standar – Standar Lain. Pengungkapan
(disclosure)
Tanaman kelapa sawit yang masih bibit – tanaman menghasilkan
Tanaman kelapa sawit pada saat panen (tandan buah segar) Produk jadi kelapa sawit (minyak kelapa sawit) PSAK 32 IAS 41: Agriculture √ √ Bapepam √ √ √ Menteri kehutanan √ √ √ Perusahaan √ PSAK 32: Kehutanan
Menurut PSAK 32: Kehutanan yang diterbitkan oleh IAI (2007), penyajian untuk aset maupun kewajiban dalam neraca dikelompokan menurut urutan lancar dan tidak lancar dan pos-pos tersebut diklasifikasikan berdasarkan urutan likuid-non likuid. Bagi aset biolojik, penyajian asetnya diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Untuk pengungkapan yang berhubungan dengan aset biolojik dalam catatan atas laporan keuangan yaitu:
a) Klasifikasi aset tetap dan peruntukannya
b) Khusus untuk HTI, diungkapkan realisasi luas tanaman pada periode berjalan dan akumulasinya
c) Sehubungan dengan perubahan saldo kewajiban perusahaan pengusahaan hutan yang timbul akibat kegiatan pengusahaan hutan, seperti penanaman kembali, TPTI, penanaman tanah kosong, penanaman kiri kanan jalan utama, bina desa hutan, landscaping, dan upaya konservasi lainnya, perlu diungkapkan hal-hal berikut:
(i) Saldo awal;
(ii) Penyisihan periode berjalan;
(iii)Realisasi yang dilakukan selama periode berjalan; dan (iv) Saldo akhir.
Diatas adalah beberapa hal yang menjadi pengungkapan untuk aset biolojik di dalam standar PSAK 32: Kehutanan. Dikarenakan PSAK 32 itu sudah dicabut oleh PPSAK no. 1, jadi standar tersebut sudah tidak cocok diterapkan di Indonesia.
IAS 41: Agriculture
Dalam standar akuntansi IAS 41: Agriculture adanya ketentuan yang mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan aset biolojik. Dalam standar ini juga mengatur bahwa aset biolojik harus diungkapkan berdasarkan perubahan harga terhadap transformasi biolojik dari aset biolojik tersebut. Tanaman kelapa sawit tersebut diungkapkan tergantung dari jenis umur dan kualitasnya. Dari segi umur dan kualitas menghasilkan, tanaman kelapa sawit dibagi atas tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Sebagai contohnya sebuah entitas dapat mengungkapkan harga perolehan dari aset biolojik. Perbedaan ini memberikan informasi untuk penetuan penilaian arus kas masa depan.
Entitas harus mengungkapkan metode dan asumsi yang dipakai dalam menentukan nilai wajar maupun alternatif pengukuran lain dari setiap kelompok produk agrikultural pada saat panen dan pada kelompok aset biolojik. Selain itu, entitas juga harus mengungkapkan nilai wajar dikurang biaya penjualan dari produk agrikultural yang panen dari periode tersebut. Entitas juga harus mengungkapkan untung atau rugi yang terjadi selama periode berjalan pada pengakuan awal dari aset biolojik dan produk agrikultural yang berasal dari perubahan nilai wajar dikurang biaya penjualan. Dari IAS 41: Agiculture, IASCF (2009) terdapat pernyataan standar mengenai pengungkapan adalah:
If not disclosed elsewhere in information published with the financial statements, an entity shall describe:
a) The nature of its activities involving each group of biological asset, and b) Non-financial measures or estimates of the physical quantities of
(i) Each group of the entity’s biological assets at the end of the period; and (ii) Output of agricultural produce during the period.
An entity shall disclose the methods and significant assumptions applied in determining the fair value of each group of agricultural produce at the point of harvest and each group of biological assets.
An entity shall disclose the fair value less costs to sell of agricultural produce harvested during the period, determined at the point of harvest
An entity shall disclose:
a) The existence and carrying amounts of biological assets whose title is restricted, and the carrying amounts of biological assets pledged as security for liabilities. b) The amount of commitments for the development or acquisition of biological
assets, and
c) Financial risk management strategies related to agricultural activity. An entity shall present a reconciliation of changes in the carrying amount of biological assets between the beginning and the end of the current period. The reconciliation shall include:
a) The gain or loss arising from changes in fair value less costs to sell b) Increases due to purchases
c) Decreases attributable to sales and biological assets classified as held for sale (or included in a disposal group that is classified as held for sale) in accordance with IFRS 5
d) Decreases due to harvest
f) Net exchange differences arising on the translation of financial statements into a different presentation currency, and on the translation of a foreign operation into the presentation currency of the reporting entity, and a) Other changes.
Apabila nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, maka ada pengungkapan tambahan untuk aset biolojik yang diukur menggunakan biaya dikurang akumulasi depresiasi. Ketentuan-ketentuannya menurut IASCF (2009) adalah sebagai berikut:
If an entity measures biological assets at their cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses at the
end of the period, the entity shall disclose for such biological assets: a) Description of the biological assets
b) An explanation of why fair value cannot be measured reliably
c) If possible, the range of estimates within which fair value is highly likely to lie
d) The depreciation method used
e) The useful lives or the depreciation rates used, and
f) The gross carrying amount and the accumulated depreciation (aggregated with accumulated impairment losses) at the beginning and end of the period
If, during the current period, an entity measures biological assets at their cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses, an entity shall disclose any gain or loss recognised on disposal of such biological assets and the reconciliation shall disclose amounts related to such biological assets separately. In addition, the reconciliation shall include the following amounts included in profit or loss related to those biological assets:
a. Impairment losses
b. Reversals of impairment losses, and c. Depreciation
If the fair value of biological assets previously measured at their cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment losses becomes reliably measurable during the current period, an entity shall disclose for those biological assets:
a. Description of the biological assets
b. An explanation of why fair value has become reliably measurable, and c. The effect of the change.
Di dalam standar ini, tidak mengatur pengungkapan yang berkaitan dengan produk agrikultural setelah panen, yaitu dalam kasus ini adalah minyak kelapa sawit. Produk hasil olahan tersebut akan diatur dalam IAS 2: Inventories (persediaan).
Bapepam
Dalam peraturan Bapepam, pengungkapan untuk aset biolojik yang berupa tanaman perkebunan diatur dalam standar ini. Ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam (2009) bagi industri perkebunan mengenai tanaman perkebunan yang terdiri atas tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan adalah sebagai berikut :
Tanaman Perkebunan:
Yang harus diungkapkan antara lain: a). Untuk tanaman telah menghasilkan
1. Rincian nilai tercatat dan akumulasi penyusutan menurut jenis tanaman. 2. Rekonsiliasi nilai tercatat awal tahun dan akhir tahun tanaman untuk
setiap kelompok selama paling tidak dua tahun terakhir. 3. Status tanah yang digunakan untuk menanam.
4. Nilai tanaman telah menghasilkan berdasarkan area/lokasi penanaman. 5. Perbandingan saldo tanaman belum menghasilkan selama paling tidak 2
tahun.
6. Tanaman yang dijaminkan. b). Untuk tanaman belum menghasilkan
1. Mutasi tanaman belum manghasilkan sebagai berikut: • Saldo awal
• Tambahan tahun berjalan - Biaya langsung
- Jumlah kapitalisasi biaya pinjaman, dan rugi kurs dalam hal terjadi depresiasi luar biasa.
• Pengurangan tahun berjalan
- Jumlah yang direklasifikasi ke tanaman telah menghasilkan - Pengurangan lainnya
• Saldo akhir
2. Nilai tanaman pada perkebunan inti rakyat/perkebunan inti plasma yang menjadi milk perusahaan (inti) dan tanaman yang bukan milik perusahaan (perkebunan rakyat/perkebunan plasma).
Untuk pengungkapan catatan atas laporan keuangan pada ikhtisar kebijakan akuntansi:
Tanaman Perkebunan
Yang harus dijelaskan adalah:
1. Dasar klasifikasi untuk jenis tanaman sebagai persediaan, tanaman belum menghasilkan, dan tanaman telah menghasilkan.
2. Dasar penilaian dan pengukuran.
3. Kebijakan akuntansi reklasifikasi tanaman belum menghasilkan. 4. Metode penyusutan dan masa manfaat tanaman yang disusutkan. 5. Kebijakan akuntansi biaya pinjaman.
Menteri Kehutanan
Di dalam peraturan menteri kehutanan (2009), ketentuan dari standar ini untuk pengungkapan pos-pos laporan keuangan yang berkaitan dengan aset biolojik dibagi atas Hutan Tanaman Dalam Pengembangan dan Hutan Tanaman Siap Panen.
- Hutan Tanaman Siap Panen Yang harus diungkapkan adalah:
a) Rincian nilai tercatat dan akumulasi depresiasi menurut: 1. Jenis hasil hutan
2. Lokasi yang mencakup luas area
b) Rekonsiliasi nilai tercatat awal tahun dan akhir tahun hasil hutan untuk setiap kelompok
c) Hutan tanaman siap panen yang dijaminkan - Hutan Tanaman Dalam Pengembangan Yang harus diungkapkan adalah:
a) Mutasi Hutan tanaman dalam pengembangan sebagai berikut: 1. Saldo awal
2. Tambahan tahun berjalan. a. Biaya langsung
b. Biaya tidak langsung
c. Jumlah kapitalisasi biaya pinjaman, dan rugi kurs dalam hal terjadi depresiasi luar biasa
3. Pengurangan tahun berjalan
a. Jumlah yang dimutasi ke akun hutan tanaman siap panen
b. Pengurangan lainnya (contoh: kebakaran, alih fungsi, gagal tanam, dan bencana alam)
4. Saldo akhir
b) Rincian nilai tercatat berdasarkan lokasi dan luas are per tahun tanam.
c) Informasi kondisi tegakan dan pertumbuhannya yang mendukung dasar penilaiannya pada akun HT dalam pengembangan.
Perusahaan
Penyajian Laporan keuangan perusahaan dan pengungkapan keseluruhan yang terdapat di lampiran. Sedangkan penyajian aset biolojik saja dalam laporan posisi keuangan di sisi aset tidak lancar yang berupa tanaman perkebunan akan disajikan di dalam tabel dibawah ini:
Tabel IV.23 Penyajian Aset Biolojik Lama
Tabel IV.24 Penyajian Aset Biolojik Baru
Dibawah ini adalah pengaruh rugi penurunan aset setelah impairment loss dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2010. Dilihat bahwa pada tahun 2010 menujukkan perusahaan mengalami kerugian
Tabel IV.25 Laporan Laba Rugi Komprehensif Lama (partial) tahun 2009-2010
Catatan Atas Laporan Keuangan Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Tanaman perkebunan kelapa sawit merupakan tanaman produksi yang terdiri atas tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, dan aset lain-lain berupa tanaman belum menghasilkan tahun 2005 serta tanaman belum menghasilkan tahun 2006 berasal dari masa akuisisi tanah tersebut tahun 2006. Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya dikurangi akumulasi depresiasi karena nilai wajar tidak dapat diandalkan. Biaya yang dimasukkan dalam perhitungan tanaman belum menghasilkan adalah biaya pembibitan, biaya persiapan lahan, dan biaya pemeliharan tanaman (termasuk atas biaya-biaya lain agar tanaman menjadi tanaman menghasilkan). Biaya tersebut dikapitalisasi sebesar biaya – biaya yang sudah terakumulasi. Tanaman belum menghasilkan tidak didepresiasi.
Tanaman belum menghasilkan direklasifikasi menjadi tanaman menghasilkan pada saat tanaman dianggap sudah dapat menghasilkan. Pada umumnya, tanaman menghasilkan pada tahun ke 4. Tanaman menghasilkan dicatat sebesar biaya perolehan saat reklasifikasi dilakukan dan diamortisasi pada saat penambahan tersebut. Metode depresiasi adalah garis lurus dengan masa manfaat 25 tahun. Pinjaman yang digunakan sebagai investasi untuk penananam tanaman perkebunan ini, bunganya dikapitalisasi sebagai interest during construction (IDC) pada akun tertentu dalam aset dan tidak dikurangi langsung dari akun tanaman.
Bibitan
Biaya-biaya yang terjadi untuk pembibitan, pembelian bibit, dan biaya pemeliharaannya dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke akun “Tanaman Belum Menghasilkan” pada saat siap ditanam.
Rekonsiliasi Tanaman Belum Menghasilkan
Tabel IV.27 Rekonsiliasi Tanaman Belum Menghasilkan
Tanaman Belum Menghasilkan
2010 2009 2008
Saldo awal 121.685.456.000 85.017.800.000 85.017.800.000 Penambahan biaya TBM 15.409.544.000 25.765.200.000
Penambahan biaya bibit 10.902.456.000 10.902.456.000 10.902.456.000 Pengurangan lainnya (19.883.166.830)
Reklasifikasi ke TM (49.760.000.000)
Saldo akhir 78.354.289.170 121.685.456.000 95.920.256.000
Untuk tanaman belum menghasilkan, tidak ada beban bunga yang dikapitalisasikan karena semua bunga yang dipakai untuk modal kerja kebun mempunyai akun tersendiri. Seluruh tanaman perkebunan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran, wabah penyakit dan penyakit risiko lainnya. Selain itu, manajemen berpendapat bahwa jumlah asuransi yang dibayar oleh perusahaan mampu untk menutupi apabila perusahaan tidak mencapai produksi. Selain itu, manajemen tidak melakukan pencadangan kerugian untuk CPO karena harga yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Rekonsiliasi Tanaman Menghasilkan