• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

C. ANALISIS

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu teknik yang digunakan membandingkan kejadian-kejadian

yang terjadi saat penelitian menganalisis kejadian tersebut dan dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian itu dilakukan.

Dalam tahap analisis ini yakni yang di tujukan kepada intonasi ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, namun didalam intonasi tersebut ada beberapa unsur yang terkandung dalam intonasi, yaitu pitch yang bisa diartikan tinggi rendahnya suatu nada yang di sampaikan pada saat ceramah, dari hasil penelitian, peneliti mencoba menelaah ketika objek peneliti hendak melaksanakan ceramah maupun khutbah, persiapan yang beliau lakukan sangatlah biasa karena sudah terbiasa ceramah, walaupun ceramah dimanapun beliau selalu melihat sikon dan keadaan. Jadi ceramahnya cocok untuk kalangan atas dan juga cocok untuk kalangan bawah berikut ujar Kepala Bappeda Jatim. Pertama yakni saya menalaah ketika beliau berkhutbah di masjid Al-Abror Simolawang. Beliau berkhutbah dengan suara yang lantang (tidak ada manusia yang tanpa dosa). Itulah salah satu kutipan kalimat yang disampaikan.

Kata-kata itu emang harus di tegaskan karena lebih efisien dan pasti audiens menganggap itu tidak main-main. Ceramah itu kan lebih menarik jika pitch yang di gunakan cukup teratur.21 Pitch yang digunakan oleh KH. Achmad Sholeh Sahal itu teratur namun pada saat peneliti menanyakan naik turun nada ceramahnya, beliau tidak memahami tentang teori retorika namun yang terpenting dalam ceramahnya yakni, ceramahnya diterima di kalangan masyrakat. Dengan menanggapi ungkapan beliau maka kami sebagai peneliti menganalisa dari semua ceramah dan khutbah beliau yang beliau gunakan yaitu ada pada Gelombang 4 (G4), yang mana pada gelombang itu terdapat ciri-ciri khusus yang menyatakan suara tinggi (tegas), berbicara tegas dan lantang. Banyak anggapan bahwa pitch itu sebaiknya di ukur menggunakan diagram yang tertera dalam ilmu paralinguistik, namun di sisi lain penelitian yang kami gunakan hanya mampu kami nyatakan dalam bentuk deskripsi dan analisa seseorang dan didukung oleh adanya teori yang ada pada literatur peneliti.

21

Untuk selain dari pitch yang peneliti temukan tentang pause atau Jeda yang di gunakan dalam khutbah dan ceramahnya. Normalnya menurut buku retorika Ernets Bormannt dan kholifatul adha, menerangkan bahwa lazimnya jeda pada pidato itu tergantung pesan yang disampaikan jika pesan berupa pertanyaan maka jeda akan berfungsi untuk mengukur nalar audiens seberapa besar tingkat pendengaran dan kepahaman audiens.

Pause yang digunakan oleh KH. Achmad Sholeh Sahal, rata-rata 2 sampai dengan 5 detik, baik pesan yang berupa pertanyaan dan juga pesan yang berupa bentuk pernyataan, jika pesan yang disampaikan berupa pertanyaan maka biasanya sampai 5 detik, karena menunggu jawaban dari para pendengar, dan jika pesan yang disampaikan itu bentuk pernyataan maka juga ada jeda yang digunakan agar para pendengar mampu memikirkan apa yang telah disampaikan oleh penceramah. Jadi wajar jika dalam ceramah dan khutbahnya menggunakan 2 sampai 5 detik karena dalam ceramah tidak bagus jika jeda terlalu lama kalau sampai 10 detik.

Selanjutnya yakni rate, yang berarti kecepatan. Setiap da’i pasti mempunyai karakter berkomunikasi, rata-rata KH. Sholeh sahal dalam ceramahnya dalam 98 sampai 124 kata beliau berbicara dalam khutbahnya dalam jangka 1 menit, namun dalam buku Public speaking seratus sampai sampai seratus lima puluh kata idealnya, jadi ceramah dan Khutbah KH. Sholeh Sahal, ideal karena sudah mendekati teori di buku public speaking. Dan khutbahnya sudah bagus, dan mendengar pernyataan jamaah juga bagus.

Khutbah dan ceramahnya sudah ideal, namun yang perlu di ingat bahwa kecepatan berbicara itu tidak harus terlalu cepat dan tidak harus terlalu lambat, yang terpenting bagaimana menyampaikan ceramah dan khutbahnya sangat mudah di pahami dan di mengerti oleh jamaah pendengarnya.

Selanjutnya dalam volume yang digunakan dalam ceramah dan khutbahnya KH. Sholeh Sahal, rata-rata ada pada volume ketiga yaitu suara yang kencang dan keras. Itulah suara yang dihasilkan oleh KH. Sholeh sahal. Jadi ukuran yang saya beri patokan mulai dari volume 1 yang bertanda bisikan keras , volume 2 yang bertanda lembut, dan volume 3 yang kencang dan keras. Dari pemaparan dan hasil peneletian da’i tersebut kebanyakan menggunakan volume suara yang ketiga. Namun dalam literatur kami belum menemukan ukuran yang jelas tentang volume dalam khutbah dan ceramah. Hanya mengatur suara bagaiamana harus bisikan keras dan bagaimana harus lembut dan bagaimana dan bagian mana yang harus suara kencang dan keras, atau jika dalam suatu sound system mengatur volume tergantung pada operasional sound sistem.

Dari analisa yang kami paparkan diatas maka peneliti menggunankan tabel agar mempermudah pembaca untuk memahami analisis data.

Tabel 1.2

No Aspek Data Kualitas

1 Pitch

Khutbah pertama mengunakan gelombang empat (4).

Khutbah kedua menggunakan gelombang empat (4).

Ceramah pertama menggunakan gelombang tiga (3)

Ceramah kedua menggunakan gelombang

Tinggih (Charles Bonar Sirait:113, 2010) karena menggunakan kata-kata yang bermaksud

empat (4).

Rata-rata menggunakan gelombang 4,

untuk menegaskan. Dan ukuran pitch khutbah dan ceramahnya, tegas dan tinggi. 2 Pause

Khutbah pertama menggunakan 2 detik dalam rata-rata.

Khutbah kedua menggunakan 3 detik dalam rata-rata.

Ceramah pertama menggunakan 2 detik dalam rata-rata.

Ceramah kedua menggunakan 2 detik dalam rata-rata.

Rata-rata menggunakan 2 detik dalam jeda ceramahnya, Singkat, (Ernest G Bormann: 66, 1992), karena merupakan modifikasi ide, dan juga tanda tanya, untuk memisahkan pemikiran.

3 Rate

Khutbah pertama rata-rata 100 – 170 dalam 1 menit.

Khutbah kedua rata-rata 100-140 kata dalam 1 menit.

Ceramah pertama rata-rata 90 sampai 120 dalam 1 menit.

Ideal, (Charles Bonart Sirait: 13,2010)

Ceramah kedua rata-rata 86 sampai 124 dalam 1 menit.

4 Volume

Khutbah pertama menggunakan volume 3 Khutbah kedua menggunakan volume 3 Ceramah pertama menggunakan volume 1 Ceramah kedua menggunakan volume 2

Kencang dan keras, (Charles Bonar Sirait). Karena ketika khutbah suara yang di digunakan, suara yang kencang dan keras.

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pitch yang digunakan ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, lebih banyak menggunakan gelombang 4 (yang dalam arti gelombang tinggi yang banyak menggunakan kata yang menegaskan). Karena didalam khutbah dan ceramah beliau sering ada pada gelombang tinggi dan juga kata-kata yang disampaikan penuh dengan nilai penegasan. Jadi pitch yang digunakan dalam ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, tinggi.

2. Jeda yang digunakan ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, singkat, dan durasi yang sering digunakan yaitu hanya dua detik. Karena yang sering digunakan adalah jeda yang singkat walaupun ada beberapa yang lima detik dalam jedanya namun masih lebih banyak yang menggunakan dua detik. Jadi jeda yang digunakan dalam ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, singkat.

3. Rate yang digunakan ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal,

Ideal karena kebanyakan dalam ceramah dan khutbahnya menggunakan seratus sampai seratus lima puluh kata dalam jangkah satu menit, dan juga dalam khutbahnya juga ada yang sampai pada seratus tujuh puluh lebih namun itu hanya dilakukan ketika khutbah sekali sedangkan di khutbah yang kedua menggunakan dibawah seratus lima puluh begitu juga dengan ceramahnya juga dibawah seratus lima puluh

walaupun masih ada satu yang di bawah seratus. Jadi rate yang digunakan dalam ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, ideal.

4. Volume yang digunakan oleh KH. Achmad Sholeh Sahal, kencang dan keras, karena kebanyakan volume yang digunakan yaitu volume yang tipe v3. Dan juga dalam volume beliau sering menggunakan dengan tingat ketiga. Walaupun juga ada yang volume yang lembut namun hanya beberapa saja, dan lebih banyak suara kencang dan keras. Jadi volume yang digunakan dalam ceramah KH. Achmad Sholeh Sahal, kencang dan keras.

B. Saran

bagi peneliti yang selanjutnya khususnya jika akan meneliti intonasi lagi, maka kami berharap sebagai penelti intonasi pertama maka saya mohon menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu yang menggunakan ilmu paralinguistik. Sehingga ada hasil yang bernilai nominal. Jika lebih dalam lagi silahkan peneleti tentang speed yang terkandung dalam intonasi juga. Serta perbanyak literatur dan konsultasikan kepada bidang ahli vokal.

Daftar Pustaka

Abidin, Zainal Yusuf, 2013. Pengantar Retorika Bandung: Pustaka Setia. Achmad, Abdullah A, 2012. Linguistik Umum. PT Gelora Aksara Pratama. Adha, Kholifatul, 2014. Public Speaking Yogyakarta: Notebook.

Anwar, Gentasari. 1995, Rtetorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, 1998. Procedur Peneletian Jakarta: Rhineka Cipta. Arikunto, Suharsimi,2001. Penelitian Kualitatif Jakarta: Rhineka Cipta. Aziz, M. Ali, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Jakarta: Kencana, Cet II 2009 Aziz, M. Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, Cet 1 2004

Azwar, Saifudin ,2001. Metode Penelitian, Edisi 1, Cet. 3 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bormann, Ernest G.dan Nancy C. Bormann, 1991. Retorika Suatu Pendekatan Terpadu. Jakarta: Erlangga

Bungin, Burhan, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Agama RI, 1982. Al-Qur’an dan Terjemahannya.Jakarta: Pelita.

J.Moleong, Lexy. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Koentjaraningrat,1990. Metode-Metode Penelitian Masyrakat Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Muhajir, Neong,1996. Metode Kualitatif, Yogyakarta: Rakasarasin.

Muslich, Masnur, 2013. Fonologi Bahasa Indonesia Jakarta: PT Bumi Aksara

Rakhmat, Jalaluddin 2012. Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sirait, Charles Bonar, 2010. The Power Of Public Speaking. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta. Syam, Nur,1990. Metode Penelitian Dakwah, Sketsa Pemikiran dan Pengembangan Dakwah

Solo: Ramadhani.

Syam, Nur,1990. Metode Penelitian Dakwah, Sketsa Pemikiran dan Pengembangan Dakwa, Solo: Ramadhani.

Tim Penyusun,2015. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi Surabaya: Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Mochtadin Mochammad, 2013. Gaya Retorika Dakwah Khatib, KH. Umar Syaid dan Prof. Dr. Ali Aziz, M.Ag. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.

Mamlu’ah Wasi’atul Tutik, 2014. Gaya Retorika Dakwah Nyai Hj. Ainur Rohmah (Wonocolo

Dalam dokumen INTONASI CERAMAH KH. ACHMAD SHOLEH SAHAL. (Halaman 81-92)

Dokumen terkait