• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan atau Peningkatan /Penurunan Kinerja dan Alternatif Solusi yang telah dilakukan

Secara umum keberhasilan pencapaian sasaran kinerja meningkatnya ketahanan pangan di daerah dengan indikator skor pola pangan harapan tingkat konsumsi pada tahun 2020 telah melebihi yang ditargetkan.

Keberhasilan berdasarkan analisis situasi konsumsi pangan dilakukan pada aspek kuantitas dan kualitas. Kuantitas konsumsi pangan diindikasikan oleh tingkat konsumsi energi. Sementara itu, kualitas konsumsi pangan dilihat dengan menggunakan indikator Pola Pangan Harapan (PPH).

Berdasarkan hasil analisis pola konsumsi pangan yang paling banyak dikonsumsi (≥ 5% konsumsi energi) oleh penduduk, Pola konsumsi pangan dijabarkan ke dalam 9 (sembilan) kelompok pangan, yaitu pangan sumber

LAKIP DKP 2020 30 karbohidrat, pangan sumber protein, pangan sumber vitamin dan mineral, pangan sumber lemak, pangan sumber gula dan pangan lain-lain (minuman dan bumbu-bumbuan), dengan jumlah seluruh energy (yang dikonsumsi) sebesar 2.748 kkal/kap/hari dengan persentase Angka Kecupan Energi (AKE) sebesar 120,6% secara kunatitas jumlah konsumsi energy tergolong berlebih. Menurut Departemen Kesehatan RI (1996), tingkat kecukupan gizi (energi) tergolong berlebih jika memiliki angka lebih besar dari 110%. Sedangkan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) anjuran konsumsi penduduk Indonesia sebesar 2.150 kkal/kap/hari dengan persentase Angka Kecukupan Energi sebesar 100 %. Dengan demikian bahwa pola konsumsi/makan penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2020 telah memenuhi secara kuantitas yaitu pola konsumsi pada 9 (sembilan) kelompok pangan dengan persentase Angka Kecupan Energi (AKE) sebesar 120,6% dan cukup baik secara kualitas dengan Skor Pola Pangan Harpan (PPH) Tingkat Konsumsi mencapai 95,5 %. Hasil analisis keberhasilan Skor PPH Kabupaten Indramayu tahun 2020 memiliki nilai yang tinggi dan hampir mencapai ideal dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel. 18

Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi Per Kelompok Pangan Tahun 2020

No Kelompok Bahan Pangan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsmsi

Aktual Ideal

1 Padian-Padian 25,0 25,0

2 Umbi-Umbian 0,8 2,5

3 Pangan Hewani 24,0 24

4 Minyak dan Lemak 5,0 5,0

5 Buah/Biji Berminyak 0,2 1,0

6 Kacang-Kacangan 9,0 10

7 Gula 1,5 2,5

8 Sayuran dan Buah 30,0 30

9 Lain-Lain 0,0 0,0

Jumlah 95,5 100

*Sumber BPS dan MWA Training and Consuling

Berdasarkan hasil analisis bahwa Skor Pola Pangan Harapan (PPH) kelompok pangan padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, serta sayur dan buah sudah mencapai skor PPH ideal. Sementara itu, kelompok pangan umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, dan gula belum mencapai skor ideal. Hal ini menandakan konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu untuk kelompok pangan umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, dan gula belum mencapai angka ideal dengan demikian pola konsumsi pangan masyarakat masih belum merata dan belum beragam.

LAKIP DKP 2020 31 Adapun penyebab keberhasilan selain analisis kuantitas dan kualitas tersebut diatas, tidak terlepas dari penyebab internal dan eksternal. Adapun penyebab keberhasilan internal yang maksudkan antara lain ;

a. Adanya komitmen dan kepedulian yang tinggi dari masing-masing penang gungjawab kegiatan untuk merealisasikan apa yang telah ditargetkan sebelumnya pada awal tahun 2020.

b. Perencanaan dari masing-masing kegiatan telah fokus pada apa yang akan dicapai dan tidak hanya fokus pada tindakan.

c. Telah diimplementasikannya pengangaran yang berbasis kinerja, dimana setiap tindakan atau anggaran yang dikeluarkan, diharapkan dapat menghasilkan sesuatu.

d. Telah dilaksanakannya setiap triwulan rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan baik terkait realisasi anggaran maupun realisasi fisiknya, untuk mengantisipasi terdapatnya kegiatan yang tidak fokus pada hasil.

e. Optimalnya penyebaran informasi melalui website, media cetak, media elektronik, dan sosial media terkait pelaksanaan rapat-rapat koordinasi yang melibatkan pemerintah kabupaten/kota dan pihak-pihak terkait lainnya.

Sedangkan keberhasilan penyebab eksternal terhadap keberhasilan pencapaian program yang kami maksudkan antara lain :

a. Adanya surplus komoditas pangan sehingga terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan energy dan protein, sesuai anjuran Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) kebutuhan konsumsi epangan penduduk Indonesia untuk konsumsi energy 2.150 kkal/kapita/hari dan konsimsi protein 57 gram /kapita/hari, sedangkan di Kabupaten Indramayu ketersediaan energy 9.540 kkal/kap/hari dan protein 399 gram/kap/hari, apabila dibandingkan dengan tingkat kebutuhan konsumsi energy dan protein sesuai ajuran Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) telah melebihi kebutuhan konsumsi pangan..

b. Adanya komitmen dan kepedulian yang tinggi dari instansi SKPD terkait di Kabupaten Indramayu dalam mendukung pelaksanaan program/kegiatan peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Indramayu.

c. Adanya katerlibatan dari pemerkarsa pelaku utama/usaha melalui kegiatan penyuluhan pertanian dan perikanan dalam mendukung meningkatkan produksi komoditas jenis bahan pangan.

LAKIP DKP 2020 32 d. Adanya sinergitas program/kegiatan yang telah direncanakan dengan program dari Dinas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, seperti pembinaan/ pengawasan dan pemberdayaan program peningkatan ketahanan melalui diversifikasi peanekaragaman konsumsi pangan yang bergizi, beragam,seimbang dan sehat (B2SA) berbasisis sumberdaya lokal.

Selain terdapatnya penyebab eksternal dan internal yang mendukung keberhasilan kinerja, juga dimungkinkan terdapat beberapa penyebab yang

dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai kinerja meningkatnya

ketahanan pangan.

Adapun penyebab kegagalan dan alternatif solusi yang telah dilakukan antara lain :

Kendala/Kegagalan/Hambatan :

a. Masih tingginya konsumsi beras di masyarakat, pola konsumsi pangan masyarakat masih ketergantungan pada komoditas tertentu yaitu beras. b. Alis fungsi lahan (konversi lahan) yang terus menurus menyebabkan

menurunnya produksi beberpa komoditas pangan

c. Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun kuantitas dibandingkan dengan beban kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indamayu. Seperti halnya pada ketersediaan tenaga analis ketahanan pangan (petugas pengolah data, survey konsumsi dan petuagas pemantau pasokan, harga dan pasokan pangan) yang mendukung pencapaian target meningkatnya ketahanan pangan di daerah

d. Masih sulitnya mengimplementasikan pengangaran yang berbasis kinerja pada seluruh aparatur Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu. c. Belum optimalnya ketersediaan data yang ada di SKPD untuk menunjang

proses perencanaan dan pengambilan kebijakan..

d. Indikator pada level Output dan Outcome pada Dinas Ketahanan pangan umumnya bersifat koordinasi atau non fisik, sehingga pencapaian pada level impact dan Outcome kadang sulit tercapai dikarenakan ketergantungan pada instansi SKPD terkait kususnya yang menangani produksi bidang pertanian.

LAKIP DKP 2020 33 Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara lain:

a. Meningkatkan kampanye dan sosialisasi diversifikasi pangan (optimalisasi pemanfaatlahan pekarangan pangan yang bergizi, beragam, seimbang dan aman berbasis sumberdaya local.

b. Merekomendasikan kepada instansi terkait untuk meningkatkan produksi pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten. Indramayu.

c. Fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi petugas survey dan olah data.

d. Dilaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik, selain itu juga diimplementasikan penilaian kinerja PNS melalui penerapan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

e. Direncanakan pada tahun 2020 akan dibangun sistem data base yang terpadu/satu pintu dan terintegrasi untuk menunjang proses perencanaan dan pengambilan kebijakan.

f. Berkoordinasi dan pembinaan kepada multi pihak yang terkait dalam upaya memenuhi kebutuhan data yang ada di instansi SKPD terkait data hasil produksi bebrapa komoditas pertanian, perikanan dan peternakan dengan dibentuknya Tim Koordinasi Lintas SKPD dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di daerah.

Manfaat dengan telah tercapainyan skor pola pangan harapan (PPH) tingkat konsumsi tahun 2020 di kabupaten Indramayu tentu membawa dampak atau manfaat atas keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan daerah khususnya bidang ketahanan pangan dan sekaligus untuk meningkatan kualitas pola konsumsi pangan masyakat, adapun manfaat tersebut diantaranya adakah :

1. Dengan pola pangan harapan ini untuk mengetahui kondisi pola konsumsi masyarakat saat ini, apakah sudah memenuhi tingkat kualitasnya, termasuk keragaman pangan dari kesimbangan gizi, konsumsi yang beragaman sangat penting karena tubuh memerlukan 45 jenis zat gizi yang dapat dipeoleh dari berbagai jenis makanan dan minuman.

2. Bahwa keragaman dan kesimbangan konsumsi pangan dari tingkat keluarga akan menentukan kulaitas konsumsi pada tingkat wilayah, baik di kabupaten/kota, provinsi dan nasional, kualitas konsmsi pangan penduduk

LAKIP DKP 2020 34 ditingkat wilayah (makro) ini dicerminkan dengan skor pola pangan harapan (PPH)

3. Untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar) pangan guna memenuhi kebutuhan gizi penduduk yang mempertimbangkan kesimbangan gizi, berdasarkan cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli.

4. Untuk menilai situasi konsumsi atau ketersediaan pangan baik jumlah dan komposisi/keragaman pangan.

5. Unutuk perencanaan konsumsi atau ketersediaan pangan, baik jumlah dan komposisi/keragaman pangan

Dokumen terkait