• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan

Dalam dokumen TIM PENYUSUN LAKIP TAHUN 2015 (Halaman 35-42)

Tabel 3.4 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah

4. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan

Hasil pengukuran capaian kinerja tahun 2015 ini didapatkan satu indikator kinerja yang belum mencapai target 100 % yaitu pada sasaran strategis yang pertama tentang persentase obat tradisional yang memenuhi syarat didapat capaian kinerja 96,15% . Penyebabnya antara lain :

a. Belum terpadunya sistem pengawasan yang dilakukan oleh BBPOM di Padang seperti:

1) Dari 4 sarana produksi Obat Tradisional yang ada di Propinsi Sumatera Barat yang dilakukan pengawasan dengan hasil 3 Sarana TMK (75%), satu Sarana yang MK (25%), ketiga sarana yang TMK tersebut belum ditindak lanjuti Pelanggaran-pelanggaran sarana Obat Tradisional yang TMK Meliputi :

 Tidak ada izin produksi dan penanggung jawab produksi sebanyak 2 sarana

 Tidak memiliki dokumentasi produk

 Belum mempunyai izin laboratorium

Terhadap pelanggaran ini telah diberikan teguran / penyitaan langsung di sarana agar melaksanakan cara produksi Obat Tradisional yang baik dan merekomendasikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memberikan Pembinaan walaupun kenyataan hasil tahun 2015 yang TMS merupakan produksi dari Pulau Jawa (Un-Control) sebaiknya BBPOM di Padang harus berantisipasi juga terhadap produk Obat Tradisional Produksi lokal yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat.

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

2) Dari 69 sarana distribusi obat tradisional yang ada di Propinsi Sumatera Barat yang dilakukan pengawasan terdapat 33 sarana yang TMK (47,83%) dan 17 diantaranya telah direkomendasikan ke PEMDA Sumatera Barat, namun belum ditindak lanjuti oleh PEMDA setempat.

3) Untuk sarana distribusi produk suplemen kesehatan yang dilakukan pengawasan ada 11 sarana dan semuanya MK.

4) Belum optimalnya Koordinasi Lintas Sektor dalam pengawasan obat dan makanan dengan Pemerintah Daerah. Seperti masih rendahnya respon tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan Obat dan Makanan dari Balai Besar POM di Padang.

5) Masih belum sempurna pelaksanaan prioritas sampling di mana sampel yang diuji belum sesuai jenis obat tradisionalnya maupun parameter kritis.

6) Adanya penyebab di luar kendali BBPOM di Padang yaitu adanya Obat Tradisional yang mengandung bahan kimia obat yang berasal dari Provinsi Lain atau produk import.

7) Masih perlu diperkuat koordinasi internal serta peningkatan kapasitas SDM dengan saling bertukar informasi sehingga target sasaran kinerja diatas dapat terealisasi secara maksimal.

b. Capaian Persentase Obat yang Memenuhi Syarat

Untuk pengawasan obat ini di BBPOM Padang telah melakukan pengujian sampel produk obat yang diuji sejumlah 595 item dan yang memenuhi syarat 566 item serta yang tidak memenuhi syarat 29 item, parameter yang tidak memenuhi syarat : kadar sub standar 10, uji dissolusi 17, dan keseragaman bobot 2, untuk produk obat yang tidak memenuhi syarat produksi nya berada di luar Propinsi Sumatera Barat.

Produksi obat di Sumatera Barat telah dilakukan antisipasi dengan melakukan pengawasan 2 kali dalam setahun di pabrik tersebut.

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

Sedangkan untuk masyarakat luas diberikan penyuluhan informasi secara berkala.

Sarana distribusi yang ternyata melanggar aturan perundang-undangan telah di proses projusticia sebanyak 6 sarana. Untuk tahun 2015 sarana distribusi / pelayanan produk Terapetik yang diperiksa sebanyak 774 sarana dengan hasil : 444 sarana (57,36%) masih ditemukan adanya penyimpangan terhadap ketentuan. Untuk PBF sebanyak 41 sarana , Apotek 496 sarana , TUB 237 sarana , Rumah Sakit 53 Sarana , Puskesmas 225 sarana dan GFK / BKKBN 40 sarana.

Temuan pelanggaran adalah penjual obat keras dan produk TIE dari 444 sarana yang ditemukan TMK tidak satupun yang ditindak lanjuti dan dilakukan pembinaan dikarenakan kurang nya koordinasi antar bidang atau seksi.

Hal ini lah yang akan diprioritaskan di tahun 2016 , dimana tindak lanjut dari sarana TMK harus ada dan nyata serta adanya perubahan perubahan kaedah yang lebih baik dari sarana-sarana tersebut.

c. Capaian Persentase Obat tradisional yang memenuhi syarat

Jumlah produk Obat Tradisional yang diuji sejumlah 455 item, dengan hasil memenuhi syarat 350 item dan tidak memenuhi syarat 105 item terdiri atas : mengandung bahan kimia dan obat 5 item, kadar air 8 item dan keseragaman bobot 9 item.

Umumnya produk yang produknya TMS ini berasal dari luar Propinsi Sumatera Barat (Uncontrol). Sebagai antisipasi maka BBPOM di Padang telah melakukan pengawasan produksi Obat Tradisional yang

Target tahun 2015 sebesar 80,8 % , Realisasi 76,92 % sehingga % Capaian Target hanya 96,15 % KATEGORI BAIK.

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

ada di Propinsi Sumatera Barat sebanyak 5 sarana dengan hasil TMK, 3 Sarana dengan pelanggaran sebagai berikut :

 Tidak ada izin produksi

 Tidak ada penanggungjawab produksi

 Izin edar habis , tidak memiliki dokumentasi yang baik

Dari hasil sarana yang TMK belum di antisipasi optimal seperti pembinaan / penyuluhan kepada sarana tersebut secara terpadu antar bidang. Untuk sarana distribusi Obat Tradisional telah dilakukan pengawasan pada 62 sarana yang terdiri dari Toko Obat , Depot Jamu , Agen Jamu, Apotek dan Toko Herbal dengan hasil 32 sarana MK sedangkan 33 sarana (47,83 %) TMK dengan katogeri penyimpangan sebagai berikut :

 Ditemukan Obat Tradisional Mengandung BKO

 Obat Tradisional TIE

 Obat Tradisional Kadaluarsa

Terhadap sarana distribusi Obat dan Tradisional yang TMK ini tidak dilakukan pembinaan / penyuluhan atau tindak lanjut proyustisia.

Tahun 2016 masalah ini harus di prioritaskan pengawasannya.

d. Capaian Persentase kenaikan Kosmetik yang memenuhi syarat

Dalam hal hasil pengujian :

Jumlah Produk Kosmetik yang diuji 925 item , dengan hasil uji 919 item MS sedangkan 6 item TMS. Parameter yang tidak memenuhi syarat : mengandung Hidrokinon 1 item, Mercuri 4 item, dan Metanol 1 item.

Target tahun 2015 adalah 89 % , Realisasi 99,67 % , Capaian Kinerja 111,99 % dengan KATEGORI MEMUASKAN.

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

Sebagai perlindungan kepada masyarakat BBPOM di Padang telah melakukan pemeriksaan terhadap 7 sarana produksi dan 6 diantaranya TMK

Dengan pelanggaran sebagai berikut :

 Tidak memiliki izin produksi dan izin edar

 Tidak membuat dokumen

 Belum menerapkan CPKB

 Higiene dan sanitasi yang buruk

Hal ini perlu pembinaan terus menerus terutama terhadap sarana yang belum ada izin sehingga sarana tersebut layak dan dapat diberikan izin . disini erat hubungan nya dengan pembinaan dari Bidang SERLIK yaitu : Pembinaan UMKM. Untuk sarana distribusi dilakukan pemeriksaan terhadap 253 sarana dengan hasil 126 sarana MK sedangkan 127 sarana TMK.

Pelanggaran terhadap :

 Kosmetik TIE

 Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya

Tindak lanjut yang dilakukan adalah pengamanan dan pemusnahan produk , peringatan tertulis serta rekomendasi kepada Dinas Kesehatan tetapi tindak lanjutnya belum ada.

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

e. Capaian Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat

Dalam hal hasil pengujian yang telah dilakukan :

Jumlah sampel yang diuji 174 item , dengan hasil uji MS 165 item sedangkan TMS 9 item, parameter TMS adalah: identifikasi/PK Pengawet dalam sediaan cair. Sebagai perlindungan kepada masyarakat ,BBPOM Padang telah melakukan pemeriksaan terhadap 11 sarana dengan hasil MK. Untuk industri suplemen kesehatan di Propinsi Sumatera Barat tidak ada sehingga antisipasi tidak dilakukan.

f. Capaian Persentase makanan yang memenuhi syarat

Pengawasan terhadap mutu makanan oleh BBPOM di Padang telah dilakukan uji sebanyak 5685 item dengan hasil MS 5230 item , sedangkan TMS 455 item . Parameter uji yang TMS meliputi : mengandung bahan berbahaya Borax, Rhodamin B, Formalin, Histamin, dan Residu Pestisida.

Untuk melindungi masyarakat Sumatera Barat, BBPOM di Padang telah melakukan pemeriksaan sarana distribusi Pangan sebanyak 213 sarana , dengan hasil : 159 sarana MK dan sebanyak 54 sarana TMK.

Penyimpangan adalah :

 Mengedarkan pangan TIE

 Kadaluarsa/rusak

 Mengedarkan pangan mengandung bahan berbahaya

 Higiene dan sanitasi yang buruk

Untuk tahun 2016 Target 79 % , Realisasi 98,039 %, Capaian Target 124,1 % dengan KATEGORI MEMUASKAN.

Target tahun 2015 74,8 % , Realisasi 81,44% , Capaian Kinerja 109,79 % dengan KATEGORI MEMUASKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

Tindak lanjut yang dilakukan terhadap temuan TIE : produk diamankan dan dimusnahkan, sedangkan produk kadaluarsa dan rusak dimusnahkan di tempat. Sementara tindak lanjut produk TIE tidak sampai pada penyidikan. Untuk tahun 2016 hal ini diprioritaskan untuk dilakukan.

Untuk sarana produksi pangan, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 29 sarana MD dengan hasil 16 sarana belum sepenuhnya menerapkan CPPB dan IRTP diperiksa 105 sarana dengan hasil 23 sarana MK sedangkan 82 sarana TMK.

Tindak lanjut industri rumah tangga pangan (IRTP) yang TMK diberikan peringatan langsung di sarana dan direkomendasikan ke Dinas Kesehatan. Untuk tindak lanjut dari sarana produksi pangan ini, diberikan teguran dan pemanggilan terhadap pemilik sarana. Pangan jajanan anak sekolah telah dilakukan dengan hasil yang lebih baik di mana terjadi penurunan angka bahan berbahaya yang ditemukan.

Disamping itu juga dilakukan upaya-upaya untuk melindungi anak sekolah dari makanan yang beresiko terhadap kesehatan seperti :

 Bimbingan teknis Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengelola kantin sekolah di bidang keamanan pangan.

 Audit pembinaan UMKM Pangan dan industri pangan serta advokasi UMKM Pangan.

 Audit Calon Piagam Bintang Keamanan Pangan.

 Advokasi Implementasi Peraturan Kepala Badan POM di Padang terkait IRTP dan Keamanan Pangan.

 Bimbingan teknis Fasilitator Pangan Jajanan Anak Sekolah.

Untuk pelaksanaan pengawasan ini belum optimal di mana sarana yang TMK belum dijadikan sarana untuk penyidikan serta belum dilakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap sarana tersebut. Dengan

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI BESAR POM DI PADANG

kata lain kegiatan yang dilakukan antar bidang/seksi belum tepat sasaran.

Sasaran strategis 2 ini mempunyai 2 indikator kinerja analisis capaian kinerja sebagai berikut : Tingkat Kepuasan Masyarakat ( IKU) dan Jumlah Kabupaten/

Kota yang Memberikan Komitmen untuk Pelaksanaan Pengawasan Obat dan Makanan dengan Memberikan Alokasi Anggaran Pelaksanaan Regulasi Obat dan Makanan.

1. Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun 2015

Dalam dokumen TIM PENYUSUN LAKIP TAHUN 2015 (Halaman 35-42)

Dokumen terkait