• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data dianalisis secara normatif-kualitatif dengan jalan menafsirkan dan mengkonstruksikan pernyataan yang terdapat dalam dokumen dan perundang-undangan. Normatif karena penelitian ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada sebagai norma hukum positif, sedangkan kualitatif berarti analisis data yang bertitik tolak pada usaha penemuan asas-asas dan informasi baru.

V. PENUTUP

A. Simpulan

1. Penyelesaian sengketa dalam Perbankan Syariah juga berbeda dengan penyelesaian sengketa dalam Perbankan Konvensional. Sehingga pemerintah mengeluarkan UU No. 50 Tahun 2009 tentang perubahan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama yang menetapkan kewenangan lembaga Peradilan Agama untuk memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara perbankan Syariah. Penyebab faktor timbulnya sengketa perbankan syariah adalah (i) terjadinya kredit macet bukan hanya terdapat pada diri nasabah sebagai debitur, tetapi pihak bank yang telah memberikan kredit tersebut kepada nasabah sehingga munculnya kasus kredit macet, (ii) minimnya edukasi masyarakat, tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perbankan, (iii) kurangnya perhatian dari perbankan syariah terhadap pengaduan masalah yang mereka alami dan (iv) nasabah selalu diposisikan sebagai pihak yang lemah. Ketiga adalah penyelesaian sengketa perbankan syariah sebaiknya lebih mengedepankan menempuh upaya musyawarah untuk mufakat. Melalui upaya dialog ini diharapkan hubungan bisnis tetap terjalin dan lebih hemat dari segi waktu dan biaya. Jika musyawarah untuk mufakat tidak tercapai baru para pihak dapt menempuh upaya lain, yaitu, melalui jalur

98

negosiasi, mediasi, arbitrase, serta litigasi melalui pengadilan sebagai the last resort yang dapat ditempuh oleh para pihak dalam menyelesaikan sengketa. 2. Penyelesaian sengketa perbankan syariah dilakukan melalui dua jalur yaitu:

litigasi dan non litigasi. Melalui jalur litigasi dilakukan melalui: a. Peradilan Agama, b. Peradilan Umum/Negeri. Selanjutnya melalui jalur non litigasi dilakukan melalui: a. Musyawarah, b. Mediasi Perbankan, dan c. Arbitrase Syariah.

3. Faktor penghambat penyelesaian sengketa perbankan syariah yaitu: struktur atau aparat dalam hal ini institusi pendukung yang belum lengkap, efektif dan efisiensi, substansi dalam hal ini perbankan Peradilan Agama membutuhkan kerangka dan perangkat pengaturan yang sesuai dengan karakteristik operasionalnya, dan budaya hukum masyarakat Indonesia yang masih belum memahami keberadaan Peradilan Agama sebagai penyelesaian sengketa perbankan syariah.

B. Saran

1. Pilihan setiap orang untuk menyelesaikan perkara atas sengketa yang ada adalah kebebasan setiap orang diawal perjanjian yang dibuatnya. Pilihan melalui jalur pengadilan ataupun diluar pengadilan sudah ada di peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Sudah selayaknya apabila terjadi sengketa yang ada maka penyelesainnya di selesaikan melalui syariah, hal ini ditujukan terhadap penyelesaian di Pengadilan Negeri. Walaupun ini adalah pilihan, bukan suatu kewajiban, para pihak sebaiknya tunduk dan ikut dalam peraturan yang ada.

99

2. Jalur non-litigasi merupakan jalur terbaik yang dapat dipilih oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa syariah. Selain proses yang cepat, para pihak dapat mengambil keputusan yang memang sebaik-baiknya bagi mereka. Dari segi biaya, jalur non-litigasi juga lebih murah dibanding jalur litigasi yang akan memakan biaya lebih besar.

3. Ketakutan akan tidak dapatnya dijalankan putusan yang dibuat oleh badan arbitrase kini sudah terjawab. Ketua pengadilan agama adalah yang berwenang untuk menjalankannya. Udang-undang No. 3 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama telah memberikan kewenangan pengadilan Agama untuk memeriksa, mengadili dan bahkan memberikan putusan atas sengkera ekonomi syariah. Maka kerja sama antara Basyarnas dan Pengadilan Agama dapat dijalin baik sehingga akan tercapai penegakan hukum sesuai yang diinginkan.

Daftar Pustaka 1. Buku

AA. Karim, 2000. Incentive untuk Bank Islam, Pelajaran dari Bank Muamalat, Makalah dalam Konferensi Internasional Ekonomi dan Bank Islam, Lugborough.

Algoud, Leyla M dan Mervyn K Lewis, 2005. Perbankan Syariah, Serambi, Jakarta.

Ali, Mohammad Daud. “Pendidikan Syariah dalam Mengisi Kebutuhan Hukum

Nasional” dalam Mimbar Hukum No. II Tahun IV 1993. Jakarta: al-Hikmah dan BITBINBAPERA Islam.

---. 2000. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Al Munawwar, Said Agil, 2004. Islam dalam Pluralitas Masyarakat Indonesia, Kaifa, Jakarta.

Anshori, Abdul Gofur, 2009. Perbankan Syariah Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Antonio, Muhammad Syafii, 2005. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Gema Insani, Jakarta.

Antonio, Syafii, 2009. Bank Syariah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Tazkia Institute, Jakarta.

Asyhadi, Zaini, 2005. Hukum Bisnis, Raja Grafindo, Jakarta.

Basir, Cik. 2009. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di Pengadilan Agama dan Mahkamah Syariah. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Barus, Utari Maharany, 2006, Penerapan Hukum Perjanjian Islam Bersama-sama

dengan Hukum Perjanjian menurut KUH Perdata (Studi mengenai Akad Pembiayaan antara Bank Syariah dan Nasabahnya, Disertasi S.3 USU, Medan.

Dewi, Gemala, 2005. Hukum Perikatan Islam, Prenada Media, Jakarta.

---, 2006. Aspek-aspek hukum dalam perbankan dan perasuransian syariah di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Hamidi, Jazim, 2005. Hermeneutika Hukum, Teori Penemuan Hukum Baru, UII Presss, Yogyakarta.

Heider Naqvi, Syed Nawab, 2001. Fiqh Mumalah, CV. Pustaka Setia, Bandung. Hermansyah, 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta. HS, Salim, 2006. Hukum Kontrak: Teori Dan Tehnik Penyusunan Kontrak, Sinar

Grafika, Jakarta.

Husain dan Suanto (Ed), 2003. Menggagas Konsep ekonomi Syariah: Jalan Menuju Tatanan Perekonomian Yang Berkeadilan. Umitoha Ukhuwah Grafika, Makassar.

Jauhari, Ahmad, 2006. Peran Arbitrase dalam system ekonomi Islam, Makalah Seminar Nasional di Semarang.

Ka’bah, Rifyal, 2003. Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia, Suara ULDILAG, Mahkamah Agung, Jakarta.

Kara, Muslimin H. 2005. Bank Syariah di Indonesia. Cet. I; UII Press, Yogyakarta.

Karim, Adiwarman, 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lubis, Suhrawardi K. 2008. Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta. Maksun, 2000. Problematika Aplikasi Produk Pemikiran Hukum Islam, Mimbar

Hukum.

Maftukhatusolikhah dan Rusyid, 2008. Riba Dan Penyelesaian Sengketa dalam Perbankan Syariah. Politea Press, Yogyakarta.

Muhammad, Abdulkadir, 1982. Hukum Perikatan, Alumni, Bandung.

---, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. ---, 2010. Hukum Perusahaan Indonesia, Edisi Revisi, Cet.4, Citra Aditya

Bakti, Bandung.

Muhammad, Abdulkadir & Rilda Murniati, 2011. Hukum Perbankan Syariah Alternatif Sumber Pembiayaan Usaha, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Nastangin, M. 1993. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta.

Perwataatmaja, Karnaen. 2005. et al.,Bank dan Asuransi Islam di Indonesia.

Kencana, Jakarta.

---, 2005. Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Prenada Media, Jakarta. Qardhawi, Yusuf, 2004. Retorika Islam, Khalifa, Al-Kautsar Group.

Sabirin, Syahril, 2009, Kata Pengantar untuk Buku Antonio, Bank Syariah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, tazkia Institute, Jakarta.

Siddiqi, M. Nejatullah, 1996. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, Dana Bhakti Prima Yasa, Jakarta.

Subekti, 1996. Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta.

Sudikno, Mertokusumo, 1992. Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta.

---, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta. Suhendi, Hendi, 2002. Fiqh Muamalat, PT Raja Grafindo, Jakarta.

Sumitro, Warkum. 2004. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Syahdeini, Sutan Remy, 2005. Perbankan Islam, PT Kreatama, Jakarta.

Syarifuddin, Amir, 2002 Meretas Kebekuan Ijtihad: Isu-Isu Penting Hukum Islam Kontemporer di Indonesia. Ciputat Press, Jakarta.

Taufik, 2007. Nadhariyyatu Al-Uqud Al-Syar’iyah, LKis, Yogyakarta. Yuliadi. 2001. Ekonomi Islam, LPII, Yogyakarta.

2. Undang-Undang dan Peraturan Lainnya

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472).

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.

Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Bank Indonesia.

Undang-Undang Nomor 21Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.

3. Sumber lain

Yuslam, Seminar Penanganan Sengketa Perbankan Syariah 8 Mei 2014, di Jakarta.

Dokumen terkait