• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif yaitu analisis yang dilakukan secara deskriftif yakni penggambaran argumentasi dari data yang diperoleh di dalam penelitian. Dari hasil analisis tersebut dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara induktif yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan pada realitas yang bersifat umum yang kemudian disimpulkan yang bersifat umum.

Tetapkan target hidupmu ,laporkan sama Allah SWT ,

mohon doa sama orangtua dan kejar .

1. Tim Penguji

Ketua : Firganefi, S.H., M.H. ...

Sekretaris/Anggota : Tri Andrisman, S.H., M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Diah Gustiniati, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heriyandi, S.H., M.S. NIP 19621109 198703 1 003

Dengan ketulusan dan kerendahan hati kupersembahkan karya kecil ini

kepada orang-orang yang terkasih dan mengasihiku :

Kedua orang tuaku tercinta, untuk tiap tetes keringat yang keluar untuk

keberhasilanku dan untuk semangat, nasihat, dorongan dan doa disetiap

shalat dan sujudnya.

PENJUALAN OBAT TRADISIONAL TANPA IZIN EDAR

Nama Mahasiswa : Elifina Roza No. Pokok Mahasiswa : 0842011009

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Firganefi, S.H., M.H. Tri Andrisman, S.H., M.H..

NIP 196131217 198803 2 003 NIP 19611231 198903 1 023

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati, S.H., M.H. NIP 19620817 198703 2 003

Penulis dilahirkan di kota kecil di Sumatera Barat yakni Batu Sangkar pada tanggal 23 Agustus 1969 dari Papa yang bernama Hi.Zainuir(alm) dan ibu Hj.Marni.

Pendidikan dasar sampai tingkat pertama penulis tempuh di kota tempat penulis dilahirkan dari tahun 1977 sampai tahun 1986 dan untuk tingkat pendidikan sekolah menengah tingkat atas penulis tempuh di Kota Jambi dengan mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Farmasi dari tahun 1986 -1989.

Pada tahun 2008 penulis di terima di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang diselesaikan pada tahun 2013.

Bismillahirrohmanirrohim.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Penjualan Obat Tradisional Tanpa Izin Edar”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Heriyandi, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

2. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Firganefi, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan masukan-masukan yang membangun, memotifasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

4. Bapak Tri Andrisman, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan masukan-masukan yang membangun, memotifasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

5. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H. selaku Dosen Pembahas I atas masukan dan kritik membangunnya kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini;

menyempurnakan skripsi ini;

7. Bapak Drs. Sumaryanta, Apt., M.Si. Selaku Kepala Kantor BBPOM Bandar Lampung kesempatan kepada penulis untuk kerja dan mendapatkan pengalaman bekerja di BBPOM Bandar Lampung;

8. Bapak Drs. Hartadi, Apt. Selaku Kepala Bidang Serlik Kantor BBPOM Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini; 9. Bapak Drs. Tri Suyanto, Apt. Selaku Kepala Seksi Sertifikasi Kantor BBPOM

Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam proses sertifikasi; 10. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah mendidik,

membimbing serta memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis;

11. Suami dan anak-anakku tersayang, serta ibundaku tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Bandar Lampung, 14 Februari 2013 Penulis

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran penyidik pegawai negeri sipil BBPOM-Lampung dalam penegakan hukum terhadap penjualan obat tradisional tanpa izin edar secara garis besar sudah sesuai dengan Pasal 7 & 8 KUHAP dan Pasal 79 ayat (2) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Namun dalam proses penyidikan kasus ini tidak dilakukan tindakan penangkapan dan penahanan karena PPNS BBPOM di Bandar Lampung tidak mempunyai wewenang atas tindakan tersebut. Wewenang PPNS BBPOM di Bandar Lampung dalam pelaksanaan proses penyidikan tindak pidana peredaran obat tradisional tanpa izin edar juga sudah sesuai dengan Pasal 79 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang kesehatan; meminta keterangan dan barang bukti, melakukan pemeriksaan atau penyitaan barang bukti; dan meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang kesehatan.

2. Faktor-faktor penghambat dalam penegakan hukum terhadap penjualan obat tradisional tanpa izin edar oleh penyidik pegawai negeri sipil BBPOM-Lampung antara lain karena faktor aparatur penegak hukum yang terbatas, jumlah PPNS BBPOM di Bandar Lampung yang tidak seimbang dengan luasnya wilayah kerja. Dengan wilayah kerja Lampung yang luas, sumber daya manusia yang ada di BBPOM Bandar Lampung tergolong sangat kurang mengingat luasnya wilayah yang harus diawasi dan dipantau. Banyaknya tindak pidana yang tidak seimbang dengan jumlah penyidik maka pelaksanaan penyidikan oleh PPNS BBPOM Lampung juga sering terhambat. Selain itu faktor sarana dan prasarana dalam hal anggaran dana Jumlah PPNS BBPOM di Bandar Lampung yang tidak seimbang dengan luasnya wilayah kerja. Faktor lain adalah faktor masyarakat sendiri yang tidak peka terhadap perkembangan-perkembangan permasalahan hukum di Indonesia membuat hasil tugas aparat penegak hukum tidak maksimal.

B. Saran

1. Perlu adanya penambahan jaringan atau institusi BPOM-RI di tingkat kabupaten atau kota yang sekiranya strategis dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengawasan, pemantauan dan sosialisasi kebijakan di bidang obat dan makanan sehingga dapat meminimalisasi terjadinya tindak pidana maupun pelanggaran di bidang obat dan makanan.

2. Peningkatan kwantitas dan kwalitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan bagi PPNS BBPOM Bandar Lampung dalam rangka menciptakan integritas dan kualitas kerja PPNS yang lebih optimal.

3. Perlu ditingkatkan koordinasi dan kerjasama antar penegak hukum yang ada di instansi lain seperti Polri, Kejaksaan, Departemen maupun Lembaga Non Departemen lainnya.

Dokumen terkait