• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Perancangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN

D. Analisis dan Perancangan Sistem

1. Pengertian Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahap kedua dalam mengembangkan

sistem sebelum dilanjutkan pada tahap desain sistem dan

implementasinya, di mana analisis sistem membantu pemakai informasi

dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk

melaksanakan pekerjaannya.

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi

ke dalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan untuk

mengidentifikasi masalah-masalah, kesempatan, hambatan yang terjadi

dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

2. Sumber Informasi dalam Analisis Sistem

a. Sistem akuntansi yang digunakan sekarang

Biasanya analis sistem mengembangkan sistem yang baru untuk

menggantikan atau untuk memperluas sistem akuntansi yang sekarang

digunakan oleh perusahaan.

b. Sumber Intern Lain

1) Bisa berupa orang di dalam organisasi tidak hanya yang menjabat

sebagai manajer tetapi juga termasuk karyawan operasi dan

2) Pekerjaan tulis menulis dalam organisasi (paperwork), dapat

digolongkan menjadi tiga bagian yaitu: yang menggambarkan

bagaimana organisasi dibentuk, apa yang sedang dikerjakan atau

yang selama ini dikerjakan oleh organisasi, apa yang direncanakan

untuk dikerjakan oleh organisasi.

3) Hubungan antar karyawan, antar departemen, antar fungsi yang

menyediakan bagi analis sistem suatu informasi yang sebelumnya

tidak diketahui.

c. Sumber Luar

Sumber dari luar yang dapat digunakan adalah perusahaan lain yang

menggunakan sistem akuntansi yang sama dengan yang digunakan

perusahaan sekarang.

3. Perancangan Sistem

Ada beberapa definisi perancangan sistem. Menurut Verzello dan

Reuter (Jogiyanto, 2002: 196) desain sistem dapat didefinisikan sebagai

berikut, tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem:

pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk

rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu sistem

dibentuk. Kemudian menurut Burch dan Grudnitski (Jogiyanto, 2002: 196)

desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan

pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke

dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dan menurut Scott, desain

mesti diselesaikan; tahap ini menyangkut konfigurasi dari

komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga

setelah instalisasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang

bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.

Pada tahap perancangan sistem ini ada dua tujuan utama yang

hendak dicapai, yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2003: 443):

a. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi

kepada pemakai sistem secara logika.

b. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya.

4. Prinsip Dasar yang Melandasi Perancangan Formulir

Prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir yang perlu

diperhatikan, yaitu (Mulyadi, 2001: 82):

a. Sedapat mungkin memanfaatkan tembusan atau copy formulir.

b. Hindari duplikasi dalam pengumpulan data.

c. Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas mungkin.

d. Masukkanlah unsur internal check dalam rancangan formulir.

e. Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang akan

digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar.

f. Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi.

h. Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan formulir, jika

formulir lebar digunakan, untuk memperkecil kemungkinan salah

pengisian.

i. Cetaklah garis pada formulir, jika formulir tersebut akan diisi dengan

tulisan tangan. Jika pengisian formulir dilakukan dengan mesin ketik,

garis tidak perlu dicetak karena mesin ketik akan dapat mengatur spasi

sendiri, dan jika bergaris pengisisan formulir akan memakan waktu

yang lama.

j. Cantumkan nomor urut tercetak.

k. Rancanglah formulir tertentu sedemikian rupa sehingga pengisi hanya

membutuhkan tanda atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak

untuk menghemat waktu pengisiannya.

l. Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai,

atau dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai, atau cetaklah

dengan kertas tanpa karbon (carbonless paper).

m. Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut

blok-blok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait.

5. Prinsip Dasar yang Melandasi Perancangan Jurnal

Dalam merancang jurnal perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar,

antara lain (Mulyadi, 2001: 104):

a. Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang memadai sehingga

memungkinkan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam

b. Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam

penggolongan pokok tertentu seperti penerimaan kas, pengeluaran kas,

penjualan dan pembelian.

c. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci harus digunakan

kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan

pembukuan (posting) jumlah per kolom ke dalam rekening yang

bersangkutan di dalam buku besar.

d. Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang

bersangkutan dalam buku besar yang akan menerima jumlah yang

akan dubukukan dari jurnal.

e. Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka

yang akan diringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam buku

besar.

f. Sedapat mungkin jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga

pekerjaan menyalin informasi dari dokumen sumbernya dibuat sangat

minimum.

g. Harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber tertentu dengan

jurnal sehingga pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat

ditentukan.

6. Perancangan Bagan Alir Dokumen (flowchart) dan Diagram Arus

a. Perancangan Bagan Alir Dokumen (flowchart)

Flowchart merupakan suatu bagan alir yang menggambarkan arus

dokumen yang terjadi dan digunakan dalam sistem akuntansi. Dengan

flowchart dapat ditentukan siapa, apa, bagaimana dan di mana

informasi dalam bentuk dokumen diproses. Perancangan flowchart

perlu memperhatikan fungsi yang terkait dengan sistem, dokumen

yang digunakan dan proses yang dilaksanakan sehubungan dengan

sistem akuntansi.

b. Perancangan Diagram Arus Data (data flow diagram)

Data flow diagram merupakan diagram yang menunjukan jalannya

data-data yang berkaitan dengan sistem akuntansi yang akan

dirancang. Data-data tersebut tidak harus berupa dokumen, tetapi dapat

juga berupa peristiwa atau kegiatan yang berkaitan dengan sistem.

Perancangan data flow diagram dilakukan dengan mengidentifikasi

entitas yang terlibat dalam sistem, kemudian mengidentifikasi input

dan output berupa aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan sistem.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun context

diagram, diagram berjenjang,overview diagram (level 0) dan diagram

level 1, dilanjutkan ke diagram level berikutnya sampai selesai.

Dokumen terkait