• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Penjualan

BAB I PENDAHULUAN

C. Sistem Akuntansi Penjualan

1. Pemahaman Penjualan, Penjualan Tunai, dan Sistem Akuntansi

Penjualan

Penjualan adalah suatu proses penyerahan hak seseorang atas suatu

benda kepada orang lain yang biasanya diteruskan dengan pembayaran

sejumlah uang dari orang yang menerima hak atas barang tersebut

(Mulyadi, 2001: 202).

Penjualan tunai adalah penjualan yang dilakukan perusahaan

setelah fungsi penerima kas perusahaan menerima uang dari pembeli

(Mulyadi, 2001: 202).

Sistem akuntansi penjualan merupakan organisasi formulir,

catatan, dan laporan tentang penjualan yang terjadi di perusahaan yang

dikoordinasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi yang

dibutuhkan oleh manajemen, tentang penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan.

2. Alur Penjualan Tunai

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan,

melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan

pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Berikut

ini alur penerimaan kas dari penjualan tunai:

a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di

bagian penjualan.

b. Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa

uang tunai, cek pribadi (personal check), atau kartu kredit.

c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk

menyerahkan barang kepada pembeli.

d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

3. Catatan yang Digunakan

Berikut ini merupakan catatan yang digunakan dalam sistem

a. Jurnal Penjualan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat penjualan.

b. Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian

mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

c. Kartu Gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi

dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

d. Jurnal Umum

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk

yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

4. Fungsi-fungsi yang Terkait

Fungsi-fungsi dasar yang terkait dengan sistem penjualan tunai antara

lain:

a. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertugas untuk menerima order atau melayani kebutuhan

barang dari pelanggan, mengisi faktur penjualan tunai dan

menyerahkan kepada pelanggan untuk kepentingan pembayaran harga

barang ke bagian kasa.

b. Fungsi Kasa

Fungsi ini bertanggung jawab untuk penerimaan dan pengumpulan kas

c. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar

surat order atau faktur penjualan tunai yang diterima dari fungsi

penjualan.

d. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan

oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi

pengiriman.

e. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan

penerimaan kas dan menyajikan informasi kepada manajemen dalam

bentuk laporan penjualan.

5. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah:

a. Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang

diperlukan leh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur

penjualan tunai diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai

pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai

dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal

b. Pita register kas (cash register tape)

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mngoperasikan

mesin register kas (cash register). Pita register kas ini merupakan bukti

penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan

dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal

penjualan.

c. Credit card sales slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan

kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota

kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen

ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang

tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit.

d. Bill of Lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan

penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini

digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang

penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

e. Faktur Penjualan COD (cash on dilevery sales)

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan

faktur COD diserahkan kepada pelanggan dan kepada perusahaan yang

digunakan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada

f. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke

bank, lalu bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi

akuntansi, dan dipakai leh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber

untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke

dalam jurnal penerimaan kas.

g. Rekapitulasi harga pokok penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga

pokok produk yang dijual selama satu periode.

6. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai adalah sebagai berikut:

a. Prosedur order penjualan.

b. Prosedur penerimaan kas.

c. Prosedur penyerahan barang.

d. Prosedur pencatatan penjualan tunai.

e. Prosedur penyetoran kas ke bank.

f. Prosedur pencatatan penerimaan kas.

g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan.

7. Unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.

c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,

fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan

dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan

cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register

kas pada faktur tersebut.

c. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan

otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

d. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara

membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

e. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi

dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

Praktik yang Sehat

a. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke

bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari

c. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik

dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

Dokumen terkait