• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Biaya Sarana Produksi (benih, pupuk, obat-obatan) Usahatani Sayur Sebelum dan Setelah Menggunakan Modal Bergulir di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Analisis Perbedaan Biaya Sarana Produksi (benih, pupuk, obat-obatan) Usahatani Sayur Sebelum dan Setelah Menggunakan Modal Bergulir di

Daerah Penelitian

Biaya sarana produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk menghasilkan produksi tertentu dari lahan yang diusahakannya. Biaya sarana produksi mencakup biaya benih, biaya pupuk dan biaya obat-obatan. Biaya benih, biaya pupuk dan biaya obat-obatan merupakan biaya tidak tetap, sehingga besar kecilnya jumlah benih, pupuk dan obat-obatan dapat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan yang kemudian dapat mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.

Keterbatasan modal yang dimiliki petani dapat mempengaruhi jumlah benih, pupuk dan obat-obatan yang dibeli dan digunakan petani dalam usahataninya, sehingga dapat mempengaruhi jumlah produksi yang diinginkan. Modal bergulir merupakan sarana kredit yang dapat membantu petani dalam pembiayaan usahataninya. Dengan modal bergulir ini petani menggunakannya untuk menambah sarana produksi (benih,pupuk dan obat-obatan), sehingga petani

dapat mengoptimalkan sarana produksi untuk usahatani mereka, dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.

Untuk mengetahui perbedaan biaya sarana produksi (benih,pupuk dan obat-obatan) sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu analisis uji beda yang dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :

Tabel 17. Analisis Uji Beda Biaya Sarana Produksi Usahatani Sayur Sebelum (Musim Tanam Maret-Mei 2004) dan Setelah Menggunakan Modal Bergulir (Musim Tanam Juni-Agustus 2004) di Kelurahan Tanah Enam Ratus

No Biaya Sarana Produksi Sebelum (Rp) Setelah (Rp) 1 Biaya benih 51.684,62 69.807,69 2 Biaya pupuk 233.653,85 306.846,15 3 Biaya obat-obatan 65.246,15 92.946,15 Total 350.584,62 469.600,00 t-hitung = -11,274 t-tabel = -2,178 Nyata pada α = 0,05

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 13 dan 30

Berdasarkan hasil analisis uji beda diperoleh t-hitung sebesar -11,274 yang lebih kecil dari t-tabel sebesar -2,178 pada taraf signifikansi 5 %. Karena t-hitung lebih kecil dari – t-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dari data dapat diketahui adanya perbedaan nyata biaya sarana produksi (benih,pupuk dan obat-obatan) sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan adanya perbedaan biaya sarana produksi (benih,pupuk dan obat-obatan) sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir diterima.

Tabel 17 di atas memperlihatkan bahwa adanya perbedaan jumlah benih sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir. Perbedaan itu adalah

bertambahnya jumlah benih yang digunakan petani setelah menggunakan modal bergulir. Kekurangan modal membuat petani menggunakan benih seadanya, sehingga tidak dapat mengoptimalkan luas lahan yang dimiliki, sehingga tidak dapat memperbesar luas panen atau luas tanam yang seharusnya.

Setelah menggunakan modal bergulir petani di daerah penelitian dapat mengoptimalkan luas lahan yang dimiliki dengan manambah jumlah benih yang digunakan, sehingga dapat menambah luas panen atau luas tanamnya. Akan tetapi petani sampel tidak menggunakan modal bergulir tersebut untuk mengganti jenis benihnya dengan benih hibrida. Petani tetap menggunakan jenis benih yang biasa mereka gunakan yaitu benih lokal. Hal ini dikarenakan kebiasaan mereka dalam berusahatani dan tidak adanya penyuluhan khusus dalam menggunakan modal bergulir itu dengan baik.

Petani di daerah penelitian menggunakan modal bergulir untuk menambah jumlah pupuk yang digunakan, hal ini dapat dilihat dari tabel di atas. Dimana sebelum adanya modal bergulir perawatan terhadap tanaman lebih bersifat tradisional yang tidak begitu banyak menggunakan pupuk kimia, petani lebih banyak menggunakan pupuk kandang. Setelah adanya modal bergulir petani dapat melakukan perawatan terhadap tanaman dengan intensif dengan menambah jumlah pupuk, tidak hanya pupuk kandang tetapi juga pupuk kimia, sehingga kegagalan produksi tidak terjadi. Dan penambahan pupuk ini juga untuk mendukung penambahan jumlah benih yang digunakan.

Obat-obatan merupakan sarana produksi yang penting dalam usahatani selain benih dan pupuk. Obat-obatan dapat membantu petani dalam keberhasilan produksi yaitu untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman yang dapat merusak

tanaman. Dengan adanya modal bergulir petani sampel di daerah penelitian menambah jumlah obat-obatan yang digunakan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 17 diatas.

Sebelum adanya modal bergulir petani merawat tanaman dengan cara tradisional yang tidak begitu banyak menggunakan obat-obatan. Keterbatasan obat-obatan yang digunakan petani dikarenakan keterbatasan modal yang dimiliki petani. Setelah menggunakan modal bergulir petani dapat melakukan perawatan dengan intensif. Karena petani di daerah penelitian sering direpotkan dengan hama kutu yang merusak daun, sehingga dapat membuat hasil produksi tidak bagus. Masalah hama merupakan salah satu masalah yang utama bagi petani di daerah penelitian selain masalah harga pasar. Penambahan obat-obatan ini juga untuk mendukung penambahan benih yang digunakan.

Dan untuk mengetahui perbedaan biaya sarana produksi sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan analisis uji beda yang dapat dilihat pada Tabel 18 berikut :

Tabel 18. Analisis Uji Beda Biaya Sarana Produksi Usahatani Sayur Sebelum (Musim Tanam Maret-Mei 2005) dan Setelah Menggunakan Modal Bergulir (Musim Tanam Juni-Agustus 2005) di Kelurahan Terjun

No Biaya Sarana Produksi Sebelum (Rp) Setelah (Rp) 1 Biaya benih 37.900,00 52.400,00 2 Biaya pupuk 210.550,00 284.100,00 3 Biaya obat-obatan 61.760,00 86.620,00 Total 310.210,00 423.120,00 t-hitung = -10,020 t-tabel = -2,776 Nyata pada α = 0,05

Berdasarkan hasil analisis uji beda diperoleh t-hitung sebesar -10,020 yang lebih kecil dari t-tabel sebesar -2,776 pada taraf signifikansi 5 %. Karena t-hitung lebih kecil dari – t-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dari data dapat diketahui adanya perbedaan nyata biaya sarana produksi (benih,pupuk dan obat-obatan) sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan adanya perbedaan biaya sarana produksi (benih,pupuk dan obat-obatan) sebelum dan setelah menggunakan modal bergulir diterima.

Pada Tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa adanya penambahan jumlah benih yang digunakan petani setelah menggunakan modal bergulir. Dimana sebelum menggunakan modal bergulir petani tidak dapat mengoptimalkan luas lahan yang dimiliki karena keterbatasan petani dalam menggunakan benih. Keterbatasan penggunaan benih tersebut karena petani di daerah penelitian kekurangan modal dalam menjalankan usahataninya.

Setelah menggunakan modal bergulir petani dapat membeli benih untuk mengoptimalkan luas lahan yang dimiliki, sehingga luas panennya bertambah. Dan produksi yang dihasilkan meningkat dari sebelumnya. Petani sampel di Kelurahan Terjun melakukan hal yang sama seperti petani sampel di Kelurahan Tanah Enam Ratus yaitu tetap menggunakan benih jenis lokal yang merupakan kebiasaan mereka dalam berusahatani sayur.

Dari Tabel 18 juga dapat dilihat adanya penambahan pupuk setelah menggunakan modal bergulir. Setelah menggunakan modal bergulir petani di daerah penelitian dapat melakukan perawatan dengan intensif bila dibandingkan dengan sebelum menggunakan modal bergulir. Dimana sebelum adanya modal bergulir perawatan terhadap tanaman lebih bersifat tradisional yang tidak begitu

banyak menggunakan pupuk kimia, petani lebih banyak menggunakan pupuk kandang. Setelah adanya modal bergulir petani dapat menambah jumlah pupuk, tidak hanya pupuk kandang tetapi juga pupuk kimia, sehingga kegagalan produksi tidak terjadi. Dan penambahan pupuk ini juga untuk mendukung penambahan jumlah benih yang digunakan.

Obat-obatan dapat membantu petani dalam keberhasilan produksi yaitu untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman yang dapat merusak tanaman. Dengan adanya modal bergulir petani sampel di daerah penelitian memiliki tambahan modal sehingga dapat menambah jumlah obat-obatan yang digunakan. Dengan penambahan obat-obatan ini masalah hama yang merupakan salah satu masalah utama di daerah penelitian dapat diatasi, dan menghasilkan produksi yang meningkat dari sebelumnya.

Sebelum adanya modal bergulir perawatan yang dilakukan petani terhadap hama dan penyakit yang mengganggu tanaman kurang intensif sehingga dapat mengganggu produksi, hal ini dikarenakan petani kekurangan modal. Gangguan tersebut seperti hama yang menyerang daun sehingga hasil produksi tidak bagus dan sulit untuk dijual ke pasar.

5.4 Analisis Perbedaan Pendapatan Petani Sayur Sebelum dan Setelah

Dokumen terkait