• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah

B. Hasil dan Pembahasan

4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah

Pengujian hipotesis perbedaan cost of equity capital dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara cost of equity

capital sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan cost of equity capital setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).

Tabel 4.6 Cost of Equitycapital sebelum dan sesudah pengumuman right issue Periode CEC -5 0.01603 -4 0.01798 -3 0.01695 -2 0.02198 -1 0.01946 Sebelum 0.01848 1 0.02392 2 0.02692 3 0.02193 4 -0.07371 5 -0.06872 sesudah -0.01393

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat rata-rata cost of equity capital pada saat sebelum pengumuman right issue dan sesudah pengumuman right issue tidak berfluktuasi selama periode penelitian.

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan cost of equity capital

sebelum dan sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon sign test dengan tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

H1 : µ1 µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

Berikut ini adalah hasil pengujian statistik cost of equity capital saham sebelum dan sesudah pengumuman:

Test Statistics(b)

CECSetelah – CECSebelum

Z -.692(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .489 Sumber:data output SPSS

Rata-rata cost of equity capital diatas memiliki nilai perhitungan P- value (Sig) diperoleh nilai sebesar 0,489 atau 48,9% untuk uji dua sisi. Dengan membandingkan nilai p-value (0,489) dengan nilai signifikansi pada α (5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih besar daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah H0 diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata cost of equity capital

sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Dalam jangka waktu yang pendek para investor tidak dengan cepat mengambil keputusan dalam melakukan investasinya. Sehingga dalam waktu penelitian yang dilakukan tidak dapat dilihat perbedaan cost of equity capital dari investor.

5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity Capital.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005:110).

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Ex pe ct ed C um P ro b

Dependent Variable: CEC

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya agak jauh dari garis diagonal, maka model diasumsikan normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 25

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation .15158604 Most Extreme Differences Absolute .213 Positive .175 Negative -.213 Kolmogorov-Smirnov Z 1.064 Asymp. Sig. (2-tailed) .208 a Test distribution is Normal.

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,064 dan signifikan 0,208 hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi

normal.

b. Uji Asumsi Klasik

Suatu model persamaan regresi dikatakan baik dan sesuai apabila telah memenuhi uji asumsi klasik yaitu untuk membuktikan bahwa persamaan tersebut tidak terjadi multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas serta adanya distribusi data yang normal.

1). Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005:91). Suatu model persamaan dinyatakan bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) berada disekitar satu dan mempunyai nilai

tolerance mendekati satu. Selain itu, besaran korelasi antar variabel bebas dari model persamaan regresi harus memiliki koefisien korelasi dibawah 0,5.

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel TOL VIF Kesimpulan

CAR 0.995 1.005 Tidak ada Multikolinieritas

Spread 0.995 1.005 Tidak ada Multikolinieritas

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel 4.7 diatas terlihat bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF di

sekitar 1 dan nilai tolerance yang mendekati 1. Tabel 4.8 terlihat bahwa tidak terdapat nilai korelasi antar variabel bebas yang melebihi 0,5. Nilai korelasi tertinggi sebesar 0,65 atau sekitar 65% yaitu antara variabel CAR dengan variabel Spread. Oleh karena korelasi ini masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.

Tabel 4.8 Coefficient Correlations(a)

Model Spread CAR 1 Correlations Spread 1.000 .065 CAR .065 1.000 Covariances Spread .000 .000 CAR .000 .000 a Dependent Variable: CEC

2). Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005:65). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson (DW).

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1 .747(a) .558 .518 .15832646 2.441 a Predictors: (Constant), Spread, CAR

b Dependent Variable: CEC

Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan α = 5% dan banyaknya variabel penjelas x dalam model regresi adalah 2 serta jumlah sampel 25, didapat nilai batas bawah (dI) sebesar 1,206 dan batas atas (du) sebesar 1,550. Dari hasil pengolahan data dengan

SPSS didapat nilai DW sebesar 2,441. Tabel 4.9 merupakan rangkuman hasil pengolahan data tersebut.

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi

dI Du 4-du 4-dI DW Kesimpulan

1,206 1,550 2,450 2,794 2,441 Tidak ada Autokorelasi Sumber: data diolah

Gambar 4.2 Hasil Uji Autokorelasi

1,206 1,550 2,441 2,450 2,794

Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai DW terletak diantara du dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model persamaan tersebut.

3). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian

heteroskedastisitas dilakukan berdasarkan scatterplots dari hasil pengolahan data dengan SPSS 12.

-1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4 R eg re ss io n S tu d en ti ze d R es id u al

Dependent Variable: CEC Scatterplot

Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

c. Uji Koefisien Determinansi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Besarnya nilai R Square sebesar 0,558 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 55,8%. Sedangkan sisanya 44,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square 1 .747(a) .558 .518

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

d. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 0.08372 .035 2.365 .027 CAR 0.07588 .014 .749 5.270 .000 Spread 0.00045 .001 .056 .396 .696 a Dependent Variable: CEC

1). Variabel CAR (Cumulative Abnormal Return)

Uji T yang telah dilakukan pada variabel CAR terhadap CEC, diketahui bahwa nilai p-value > α (0,000 < 0,05) yang berarti signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC dalam menjelaskan hubungan antara CAR dengan CEC atau H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini berarti CAR mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap CEC.

2). Variabel Spread

Uji T yang telah dilakukan pada variabel Spread terhadap CEC, diketahui bahwa nilai p-value > α (0,696 > 0,05) yang berarti tidak signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

variabel spread tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC dalam menjelaskan hubungan antara spread dengan CEC atau H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti spread tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC.

e. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan dalam model regresi yaitu CAR dan Spread mampu menjelaskan variabel tidak bebasnya, yaitu CEC.

Hasil F test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom signifikan) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan yaitu sebesar 0,05.

Berdasarkan pengolahan data dengan program SPSS, hasil pengujian untuk uji F tertera dalam Tabel 4.11.

Tabel 4.11 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .696 2 .348 13.888 .000(a) Residual .551 22 .025

Total 1.248 24

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

Tabel 4.11 ANOVA mengenai hasil uji secara simultan atau uji F terlihat bahwa p-value < α (0,000<0,05) artinya signifikan yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak atau terdapat pengaruh secara bersama-

sama atau simultan yang signifikan antara variabel independen CAR

dan spread terhadap variabel dependen, yaitu CEC.

f. Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi Tabel 4.12 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 0.08372 .035 CAR 0.07588 .014 .749 Spread 0.00045 .001 .056 a Dependent Variable: CEC

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y=0,08372+0,07588CAR+0,00045Spread+εi

Hasil diatas diinterpretasikan jika nilai dari variabel CAR dan

spread sebesar nol satuan, maka CEC pada perusahaan sebesar 0,08372 yaitu sebesar bilangan konstanta.

Dua variabel yang diteliti secara parsial signifikan dan berpengaruh terhadap CEC yaitu CAR dengan nilai signifikansi 0,000< α 5%. Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel CEC dengan koefisien regresi sebesar 0,07588 yang artinya jika nilai variabel CAR terjadi peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lainnya tetap maka CEC akan bertambah sebesar 0,07588 atau sebesar koefisien regresinya. Ini menunjukkan bahwa variabel CAR mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap variabel CEC.

Hal ini sesuai dengan teori dimana besarnya tingkat abnormal return yang dimiliki perusahaan akan memberikan dampak kepada

cost of equity capital yang dimiliki oleh investor. Apabila terdapat informasi adanya abnormal return yang diperoleh para investor meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad news) yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan cenderung menurun. Hal mendasar dalam dalam proses keputusan investasi yang dilakukan oleh para investor dipengaruhi oleh expected return dan resiko suatu investasi. Semakin besar resiko yang harus ditanggung maka semakin besar pula tingkat expected return.

Variabel lain dalam penelitian ini adalah variabel bid ask spread

yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital. Dalam teori seharusnya apabila harga saham perusahaan yang melakukan right issue menurun dengan adanya peningkatan asimetri informasi artinya cost of equity capital juga akan meningkat.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) mengenai pengaruh asimetri informasi yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara asimetri

informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena sampel penelitian yang digunakan peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan seluruh perusahaan go public bukan perusahaan yang melakukan

corporate action seperti right issue. Sehingga sampel yang digunakan lebih banyak dari peneliti. Serta waktu penelitian yang relatif lebih singkat dikarenakan menggunakan metode event study yakni meneliti direntang waktu yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue.

Dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan yang melakukan right issue ditangkap sebagai informasi yang tidak mempengaruhi keputusan investor terhadap tingkat ekspektasi investor. Harga saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi lebih rendah sehingga menyebabkan investor menahan sahamnya yang akan menyebabkan meningkatnya bid ask spread saham tersebut sehingga cost of equity capital investor tidak akan berpengaruh karena informasi right issue

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya mengenai pengaruh pengumuman right issue dan asimetri informasi terhadap cost of equity capital. Maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Taufiq (2002) yang menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai perbedaan terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.

2. Tidak terdapat perbedaan rata-rata bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Mohammad Nizarul Alim dan Andrik C.K (2004) menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan oleh harga saham perusahaan apabila melakukan right issue akan terkoreksi menjadi lebih murah. Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan.

Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Sehingga tidak terjadi transaksi yang mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

3. Tidak terdapat perbedaan rata-rata cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini disebabkan dalam rentang waktu penelitian terlalu pendek yakni 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue serta informasi yang dimiliki oleh investor mengenai perusahaan yang melakukan right issue belum dapat menghasilkan keputusan investasi yang akan diambil. Oleh karena itu, dalam waktu yang singkat tersebut belum dapat diteliti mengenai cost of equity capital yang diharapkan oleh investor juga tidak terdapat perbedaan.

4. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini disebabkan oleh harga saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi menurun karena meningkatnya penawaran akan saham tersebut kepada para investor dengan menawarkan tingkat pengembalian hasil yang lebih tinggi ketimbang saham lain yang akan membuat investor tertarik untuk melakukannya.

5. Berdasarkan koefisien determinasi terlihat bahwa besarnya 0,558. Hal ini berarti 55,8% variabel cost of equity capital dapat dijelaskan oleh

variabel CAR dan spread, sedangkan sisanya yaitu 44,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Dokumen terkait