ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN
RIGHT ISSUE
DAN
ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
COST OF EQUITY
CAPITAL
(Studi Empiris Perusahaan yang mengumumkan right issue di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2006)
Oleh: KUSRINI
NIM:104081002541
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Analisis Dampak Pengumuman
Right Issue
dan Asimetri
Informasi terhadap
Cost of Equity Capital
(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Kusrini NIM : 104081002541
Dibawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi
Nip 150 317 955 Nip 150 368 746
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Hari ini Senin, Tanggal 24 November Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Kusrini NIM 104081002541 dengan judul skripsi “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi terhadap
Cost of Equity Capital” (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 November 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE, MAB
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Analisis Dampak Pengumuman
Right Issue
dan Asimetri
Informasi terhadap
Cost of Equity Capital
(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Kusrini NIM : 104081002541
Dibawah bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi
NIP. 150 317 955 NIP. 150 368 746
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
DAFTAR ISI
Abstract ……… i
Abstrak ………. ii
Daftar Riwayat Hidup ………. iii
Kata Pengantar ……… iv
Daftar Isi ……….. vii
Daftar Tabel ………. x
Daftar Gambar ………. xi
Daftar Lampiran ……….. xii
Bab. I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian ……… 1
1. Identifikasi Masalah ………... 9
2. Pembatasan Masalah ……….. 10
B. Perumusan Masalah ………. 10
C. Tujuan dan Manfaat ………. 11
Bab. II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia ……… 13
B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study) ………. 13
C. Pengertian Right Issue ……….. 14
1. Dampak atas Right Issue ………. 17
2. Return Saham ……….. 20
3. Abnormal Return ………. .. 21
D. Asimetri Informasi ………... 23
E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi …. 25 F. Pengertian Cost of Equity Capital ……… 27
G. Penelitian Terdahulu ………. 30
H. Kerangka Pemikiran ………. 32
Bab. III Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 37
B. Metode Penentuan Sampel ………. 37
C. Metode Pengumpulan Data ……… 40
D. Metode Analisis Data ………. 41
1. Uji Normalitas ………. 42
2. Uji Paired Sample T-Test ……… 43
3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test ……….. 44
4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap cost of Equity Capital a. Uji Normalitas ……….. 51
b. Uji Asumsi Autokorelasi ……….. 53
c. Uji Asumsi Multikolinieritas ……… 54
d. Uji Heteroskedastisitas ………. 55
e. Uji Signifikansi ……… 55
1). Uji T ……… 55
2). Uji Koefisien Determinasi (R2) ……….. 56
3). Uji F ……… 57
E. Operasional Variabel Penelitian ……… 58
Bab. IV Hasil dan Pembahasan A. Sejarah Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ……… 59
2. Stuktur Organisasi ……….. 62
B. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Data a. Abnormal return ………. 62
b. Bid Ask Spread ……… 67
c. Cost of Equity Capital ……… 71
3. Analisis Perbedaan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah
Pengumuman Right Issue ……….….. 77
4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah Pengumuman Right Issue ……….….. 79
5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi Terhadap Cost of Equity Capital a. Uji Normalitas Data ……….…. 81
b. Uji Asumsi Klasik 1). Uji Multikolonieritas ……….…… 83
2). Uji Autokorelasi ……….… 84
3). Uji Heteroskedastisitas ………..…. 85
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ……….... 86
d. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ………. ….. 87
e. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………... 88
f. Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi …………. 89
Bab. V Kesimpulan dan Implikasi A. Kesimpulan ………..… 92
B. Implikasi ………..… 94
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
3.1 Sampel Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2002-2006 39 4.1 Deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah right issue 63 4.2 Deskriptif bid ask spread sebelum dan sesudah right issue 67 4.3 Deskriptif cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue 72 4.4 Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah right issue 76 4.5 Rata-rata spread sebelum dan sesudah right issue 78 4.6 Rata-rata cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue 80
4.7 Hasil Uji Multikolonieritas 83
4.8 Coeficient Correlation (a) 84
4.9 Hasil Uji Autokorelasi 85
4.10 Coeficient (a) 87
4.11 Anova (b) 88
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 1 34
2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian 2 35
3.1 Kriteria Uji Autokorelasi 54
4.1 Stuktur Organisasi Bursa Efek Indonesia 62
4.2 Hasil Uji Autokorelasi 82
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Perhitungan rata-rata abnormal return 98
2. Perhitungan rata-rata bid ask spread 100
3. Perhitungan rata-rata cost of equity capital 102
4. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2002 104 5. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2003 105
6. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2004 106
7. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2005 107
8. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2006 108
9. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2002 110
10. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2003 111
11. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2004 112
12. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2005 113
13. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2006 114
14. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2002 116
15. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2003 117
16. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2004 118
17. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2005 119
18. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2006 120
19. Hasil Output SPSS Kolmogorov smirnov Z 122
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu fungsi manajemen keuangan perusahaan selain menggunakan
dana (allocation of fund) adalah mencari pendanaan (raising of fund). Banyak sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi.
Berdasarkan pecking order theory yang dikemukakan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1961 bahwa perusahaan mempunyai urutan dalam melakukan
pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihak
ketiga baik dengan loan atau menjual obligasi dan terakhir dengan mengeluarkan saham baru (Manurung, 2004:23).
Pada umumnya perusahaan akan memanfaatkan dana yang dimiliki
terlebih dahulu yaitu berupa laba ditahan. Apabila sumber internal tidak bisa
memenuhi kebutuhan perusahaan terutama untuk membiayai proyek–proyek
yang memerlukan dana besar, maka perusahaan akan mencari atau
memanfaatkan sumber – sumber dana lain dari perusahaan.
Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana adalah
dengan menawarkan saham pada investor melalui pasar modal. Pasar modal
merupakan sarana penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana)
kepada perusahaan (pihak kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar
berkurang. Akibatnya, perusahaan akan menanggung biaya modal yang lebih
tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan
menyebabkan perekonomian nasional terganggu.
Kegiatan perusahaan menawarkan saham untuk pertama kali di pasar
modal dikenal dengan penawaran umum perdana (initial public offering). Dengan penawaran perdana ini, perusahaan akan mendapatkan dana segar
untuk membiayai proyek.
Perusahaan yang telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat (go public) bisa memperoleh tambahan dana dengan berbagai cara. Apabila sumber internal maupun pinjaman tidak lagi menguntungkan, perusahaan
dapat melakukan penawaran saham lagi kepada investor, baik penawaran
umum (right offerring), maupun penawaran terbatas (right issue). Pada penawaran umum (right offerring), saham ditawarkan kepada para investor secara keseluruhan. Sedangkan penawaran umum terbatas (right issue) ditawarkan kepada pemegang saham lama. Penawaran umum terbatas (right issue) ini merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk memperoleh dana.
Berkaitan dengan penerbitan saham baru tersebut, seorang pemegang
saham memiliki hak melekat untuk mempertahankan proporsi kepemilikannya
di perusahaan yang disebut hak preemptive (preemptive right). Artinya bahwa sebuah perusahaan yang menerbitkan saham baru, maka saham tersebut harus
ditawarkan pertama–tama kepada pemegang saham yang ada. Apabila
saham), maka bukti right dapat diperjualbelikan di bursa (Dermawan Sjahrial, 2006:22).
Terdapat dua alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue yaitu pertama, dapat menghemat biaya emisi dan juga untuk menambah jumlah
lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya diharapkan penambahan
jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan
saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham (Suad
Husnan, 2001:445).
Keputusan manajemen untuk melaksanakan right issue umumnya karena dalam perkembangan perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk
membiayai berbagai langkah strategis yang diperlukan guna menghadapi
kompetisi usaha yang semakin ketat. Dana terhimpun melalui pelaksanaan
right issue dapat pula digunakan oleh perusahaan untuk membiayai berbagai investasi bila internal financing sudah tidak memadai sebagai sumber pembiayaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan eksternal financing
sebagai sumber pembiayaan bagi investasi dimana salah satu alternatifnya
adalah right issue (Surjadi, 2006:4).
Pendanaan melalui right issue memberikan reaksi ganda bagi fluktuasi harga saham. Pertama, harga saham juga akan berfluktuasi setelah diumumkan
right issue. Kedua, harga saham juga akan berfluktuasi setelah masa berlaku penawaran (cum date) atau pada saat penawaran tidak berlaku lagi (exdate). Ini terjadi karena ada dua tipe investor yaitu investor aktif dan investor pasif.
agenda rencana right issue (hal ini berarti tanggal saat pertama dipublikasikannya di media masa sebagai undangan bagi pemegang saham
untuk menghadiri RUBLPS). Maka inilah saat pertama kali investor yang aktif
mencari informasi (well informed) menangkap akan adanya right issue. Sedang pada saat tanggal exright adalah saat pertama kali investor yang masih menunggu informasi (unwell informed) menangkap informasi (Masruroh:2000 dalam Husnul Khotimah, 2006:2).
Pada dasarnya para investor mengandalkan diri pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan–perusahan yang menerbitkan sekuritas (Suad
Husnan, 1994:4). Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari
informasi yang tersedia di publik atau diumumkan kepada publik, maupun
informasi yang didapat secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki
makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut
menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin melalui
perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Alim, 2004:180).
Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan suatu indikator
penting untuk mempelajari perilaku investor. Investor yang melakukan
transaksi di pasar modal akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi
yang dimilikinya. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai
harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang
tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Secara formal
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Suad
Husnan, 2001:264).
Perilaku investor terkait dengan adanya asimetri informasi diantara
partisipan di pasar modal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai
kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham
perusahaan. Sinyal tersebut dapat dilakukan melalui pengungkapan
(disclosure) informasi akuntansi (Alim, 2004:180).
Aktivitas yang dilakukan investor di pasar modal ditentukan oleh
informasi yang mereka peroleh baik secara langsung (laporan publik) maupun
tidak langsung (insider trading). Oleh karena pelaku pasar modal mempunyai kemampuan yang terbatas terhadap persepsi masa yang akan datang, maka
timbul adanya asimetri informasi yang menimbulkan masalah adverse selection yang mendorong investor untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi (informed trader) dengan meningkatkan spread-nya.
Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar akan menekan harga saham. Jika
jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan harga ini tidak akan
memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan terhadap tekanan harga
ini memberi implikasi bahwa saham baru akan menekan harga saham di
Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu
akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima
Yusi, 2002:73). Tingkat pengembalian hasil (return) yang dimaksud disini adalah cost of equity capital.
Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak
aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka
dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya
meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam
(Nany, 2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.
Return saham suatu perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan
abnormal returnnya. Hal ini didasarkan pada salah satu rumus yang digunakan menjelaskan mengenai abnormal return saham diperoleh dari selisih return
saham dengan expected return saham. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa harga saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi nilainya menjadi lebih rendah dari harga pasar dikarenakan meningkatnya
penawaran akan mengakibatkan meningkatnya bid ask spread perusahaan walaupun tingkat pengembalian hasil (expected return) akan meningkat sehingga investor akan tertarik untuk menginvestasikan modalnya karena
Beberapa penelitian yang berkaitan diantaranya adalah pengaruh publikasi
right issue terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Jakarta yang dilakukan oleh Taufiq (2002) dengan menggunakan metode paired sample t-test hasilnya menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai perbedaan terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas
tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.
Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001)
menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang
besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu.
Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada
tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.
Pengungkapan pengumuman right issue yang dilakukan menyebabkan jumlah informasi yang dinyatakan oleh suatu perdagangan besar akan
berkurang sehingga mengurangi dampak kerugian harga. Akibatnya, investor
berkeinginan untuk mengambil posisi yang lebih besar dalam saham
perusahaan tertentu dibandingkan saham lain. Hal ini akan meningkatkan
permintaan terhadap sekuritas perusahaan tersebut dan meningkatkan harga
saham perusahaan, sehingga cost of equity capital-nya akan menurun.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mohammad Nizarul Alim dan
meneliti mengenai right issue dan asimetri informasi menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah menyebabkan perubahan bid-ask spread yang signifikan untuk perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman
right issue. Sedangkan perubahan antara periode sebelum dan pada saat pengumuman, serta periode pada saat dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan
(2001) mengenai pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of equity capital, yang berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.
Penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) senada dengan
hasil dari penelitian oleh Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh
informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of capital dengan menggunakan 72 sampel perusahaan yang didasarkan dengan metode
stratified random sampling. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of equity capital, hal ini berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Alim Alim dan
Andrik C.K mengenai “Right Issue dan Informasi Asimetri” yang mengkaitkan dengan penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan
(2001) disebutkan bahwa informasi asimetri dapat mempengaruhi cost of equity capital. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menguji pengaruh informasi asimetri terhadap cost of equity capital dari adanya pengumuman right issue.
Oleh karena itu, Penyusun meneliti mengenai “Pengaruh Pengumuman
Right issue dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital”. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
BEI yang mengumumkan right issue dalam periode waktu 2002-2006.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Harga saham akan berfluktuasi setelah diumumkan right issue.
b. Suatu perusahaan yang melakukan kegiatan corporate action seperti
right issue dan stockspilt didalam pasar modal membutuhkan informasi yang merupakan salah satu komponen terpenting bagi para investor
untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
c. Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi dilakukan pada perusahaan go public yang melakukan penerbitan right issue di Bursa Efek Indonesia pada kurun waktu 5 tahun.
b. Pengamatan harga saham dilakukan dari t = -5 sebelum pengumuman
yang dianggap sebagai keadaan normal. Kemudian pengamatan
dilanjutkan sampai t = +5 setelah pengumuman, dimana t = 0 merupakan
waktu ketika right issue diumumkan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka permasalahan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman right issue?
2. Apakah terdapat perbedaan bid ask spread yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue?
3. Apakah terdapat perbedaan cost of equity capital yang signifikan sebelum dansesudah pengumuman right issue?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dimaksud adalah:
a. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan bid ask
spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
c. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue. d. Terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask
spread terhadap cost of equity capital.
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Memperluas informasi serta wawasan mengenai pasar modal di
Indonesia terutama mengenai right issue. a. Bagi Akademisi
Dapat menambah khasanah pustaka bagi ilmu pengetahuan
khususnya manajemen keuangan dan pasar modal.
b. Bagi Investor
Penelitian ini akan memberikan gambaran bagaimana kinerja
perusahaan yang melaksanakan right issue dengan memperhatikan
mampu berpikir rasional atas investasinya dalam saham emiten yang
melakukan right issue. c. Bagi Emiten
Penelitian ini diharapkan mampu memberi semacam pedoman agar
emiten dapat lebih baik mempersiapkan kondisi perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal dalam pengertian sempit adalah suatu tempat dalam
pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan
yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan
baik langsung maupun tidak langsung. Efek adalah setiap surat berharga yang
diterbitkan perusahaan, misalnya surat pengakuan hutang, commercial paper, saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan warran (Rodoni, 2006:158).
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. (Husnan, 2001:3).
B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study)
kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat
merupakan dua pengujian yang berbeda.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi
akan memberikan abnormal return kepada pasar.
C. Pengertian Right Issue
Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan hak memesan efek terdahulu, right issue mengeluarkan pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada
pemegang saham saat ini (existing shareholder).
Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan terlebih dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut
antara lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat
struktur permodalan (Abdul halim, 2005:100). Karena bersifat hak dan bukan
pemegang saham dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah
perdagangan atas right.
Pada pengertian right issue, berikut akan diuraikan beberapa pendapat mengenai right issue:
1. Menurut Dahlan Siamat, right adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan.
2. Menurut Prof. Dr. Ahmad Rodoni, right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena
merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya.
3. Berdasarkan kamus lengkap bisnis, right issue (penerbitan saham tambahan bagi pemegang saham lama), penjualan saham tambahan saham
(share) oleh perusahaan joint saham (joint stock company) pada pemegang saham (shareholder) yang ada pada harga yang sedikit dibawah harga pasar yang berlaku. Hak ini diberikan kepada pemegang saham yang ada
sesuai dengan proporsi kepemilikan saham mereka dan pemegang saham
dapat menjual haknya jika mereka tidak ingin mendapatkan saham
tambahan.
4. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowizs (2007) right issue
adalah penjualan sekuritas baru dimana pemegang saham lama diberikan
keutamaan dalam pembelian sekuritas ini hingga sejumlah saham biasa
Right issue adalah upaya yang dilakukan oleh emiten untuk menghemat biaya emisi dan untuk menambah jumlah saham yang beredar. Umumnya
diharapkan penambahan saham yang beredar di pasar akan meningkatkan
frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain untuk
meningkatkan likuiditas saham. Tujuan perusahaan melakukan right issue
adalah untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau untuk
pembayaran utang. Right issue merupakan hak bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten, biasanya
ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Baridwan dan
Budiarto, 1999:92).
Harga saham perusahaan setelah emisi secara teoritis akan mengalami
penurunan. Hal tersebut wajar terjadi karena harga pelaksanaan lebih rendah
dari harga pasar. Apabila harga saham baru ditawarkan dengan harga yang
sama dengan harga saham lama, maka para pemodal mungkin akan berpikir
“untuk apa membeli saham baru di pasar perdana kalau dapat membeli saham
yang sama dengan harga yang sama pula di pasar sekunder?”. Karena itulah
harga saham baru akan lebih rendah dari harga saham lama (Suad Husnan,
2001:443).
Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar, secara temporer akan menekan
harga saham. Jika jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan
harga ini tidak akan memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan
terhadap tekanan harga ini memberi implikasi bahwa saham baru akan
Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu
akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima
Yusi, 2002:73).
Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001)
menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang
besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu.
Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada
tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.
1. Dampak atas Right Issue
Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan bertambah. Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right issue ini mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila tidak melakukan konversi right-nya. Pemegang saham lama ini akan mengalami apa yang dikenal dengan istilah dilusi (dilution) yaitu penurunan persentase
kepemilikan saham. right issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah emisi right secara teoritis akan mengalami penurunan. Umumnya harga saham akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio
Jadi, kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih
kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.
a. Jumlah right yang diperlukan untuk membeli selembar saham
Misalnya PT. XYZ memiliki modal ditempatkan dan disetor penuh
(outstanding stock) 100juta lembar. Nilai nominal Rp. 1000,-/lembar, harga saham dipasar Rp. 500,- dana masyarakat yang diinginkan melalui right issue
adalah 50M. Harga penawaran saham baru (subscription price) dalam right issue Rp. 4000,-/lembar.
Jumlah saham baru = Jumlah dana = 50 M = 12,5 M Harga penawaran 4000
Jumlah right = Jumlah saham lama = 100 M = 8 Jumlah saham baru 12,5 M
Jadi pemegang saham menyerahkan 8 right dan uang Rp. 4000/lembar. Dengan perbandingan saham lama : saham baru adalah 8 : 1.
b. Nilai Right
Harga penawaran yang ditetapkan dalam suatu right issue lebih rendah dari harga saham saat ini. Karena saham tersebut diberikan dengan discount
kepada pemegang saham. Jika investor tidak menggunakan exercise rightnya maka dapat menjualnya pada investor lain dengan nilai right tersebut. Tujuan diberikan discount adalah memberikan perlindungan terhadap kemungkinan jatuhnya harga saham.
Nilai pasar baru merupakan harga teoritis setelah diperdagangkan tanpa
memperoleh right atau pada saat dan setelah saham memasuki tanggal ex-right.
Harga teoritis = Px =
) ( ) ( ) ( 0 b a bxP axP s + + Dimana :
P0 = harga pada saat right (cum right price)
Ps = harga penawaran saham baru (subscription price)
Px = harga teoritis saham (theoritical exright price)
a : b = rasio saham lama : saham baru
Misalnya PT. XYZ yang melakukan penawaran umum terbatas (right
issue) dengan perbandingan 8 : 1 dengan harga Rp. 4.000,-. Harga pasar pada
penutupan tanggal cum right adalah Rp. 4.400,- perlembar. Berapa harga
teoritis saham pada ex right?
Harga teoritis = Px =
) ( ) ( ) ( 0 b a bxP axP s + +
= (1 x 4000) + (8 x 4400) ( 1 + 8 )
= Rp. 4355,-
Jadi, harga teoritis saham pada pada ex-right adalah sebesar Rp. 4.355,-
perlembar saham.
Nilai right sebelum tanggal ex-right yaitu harga pada saat diperdagangkan
Vr = nilai right
n = jumlah right
Nilai right saat dan setelah tanggal ex-right
n Ps Px Vr= −
Dimana :
Px = harga teoritis saham pada saat ex-right 2. Return saham
Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian yang diterima selama periode tertentu karena melakukan investasi. Rumus
perhitungan return adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.
Rumus tingkat pengembalian (actual return) yang digunakan:
1 1
− −
− =
it it it
P P P Rit
Dimana:
Rit : Required return saham i pada periode t
Pt : Harga saham pada periode t
Pt-1 : Harga saham pada periode t-1
Return yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar modal adalah sebagai berikut:
b. Dividen, yaitu laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang
saham, pembayaran dividen bisa dalam bentuk uang tunai, saham atau
barang, namun yang paling umum adalah pembagian dividen dalam
bentuk uang tunai.
3. Abnormal Return
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian, return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal
return, yaitu (Jogiyanto, 2000 : 416 dalam Kurniawan, 2006:12) adalah :
a. Model Disesuaikan Rata-rata ( Mean Adjusted Model )
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang
sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode
estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk
lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar
dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari
b. Model Pasar ( Market Model )
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu :
1). Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi return estimasi.
2). Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk
dengan teknik regresi OLS ( Ordinary Least Square ).
c. Model Disesuaikan Pasar ( Market-Adjusted Model )
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan
periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Market adjusted model dari Brown dan Warner (1985) dalam Husnul Khatimah, 2006:14 menyatakan bahwa :
Mt it it R R
AR = −
Dimana:
ARit : AbnormalReturn
Rit : Return saham i pada periode t
Rmt : Return pasar pada periode t
Abnormal return akan memberikan dampak kepada cost of equity
meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi
investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan
sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor
menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad news)
yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan cenderung
menurun. Hal ini dikarenakan investor dalam mengambil keputusan
investasi dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dari pasar sehingga
mempengaruhi cost of equity capital.
D. Asimetri Informasi
Leland dan Pyle (1977) dalam (Manurung, 2004:25) mengemukakan
bahwa adanya asimetri informasi antara pemegang saham perusahaan dan
dewan direksi (termasuk manager perusahaan) mengenai keadaan perusahaan
dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau
investor dan tindakkan tersebut merupakan signal kepada pihak lain.
Ketika terdapat asimetri informasi, semua investor akan berhadapan
dengan bid ask spread yang lebih besar dan kemungkinan berada pada sisi
yang salah dalam perdagangan. Akibatnya, mereka mengharapkan return yang
lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh Chiang dan Venkantesh (1998)
dalam Tejowinoto (2004:86). Ketika timbul asimetri informasi, keputusan
ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab
asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor kurang
diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan (Komalasari,
2002:65).
Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan penuh
informasi yang tersedia (M. Taufik, 2002:54). Semakin cepat informasi baru
tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam
pasar efisien, investor akan sulit untuk mendapatkan asimetri informasi yang
digunakan untuk memperoleh keuntungan diatas keuntungan yang diharapkan
(abnormal return).
Salah satu masalah yang dihadapi ketika mengukur asimetri informasi
adalah bahwa tingkat asimetri informasi diantara partisipan pasar tidak dapat
diobservasi secara langsung. Pengukuran terhadap asimetri informasi sering
kali diproksi dengan bid-ask spread, antara lain Greenstein dan Sami (1994),
Krinski dan Lee (1996), dan Raman dan Tripathy (1993). Secara umum
penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa ketersediaan informasi
akuntansi dapat mengurangi bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan selisih
harga beli (permintaan) tertinggi dengan harga jual (penawaran) terendah
saham trader.
Bid ask spread ditentukan oleh dealer. Bid ask spread yang terlalu tinggi
akan menguntungkan dealer, namun bid ask spread yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan. Bid ask spread
yang terlalu rendah akan merugikan dealer, namun bid ask spread yang terlalu
rendah akan mengakibatkan saham tersebut menjadi lebih aktif
Adanya asimetri informasi akan menyebabkan para dealer berusaha lebih
untuk mendapatkan sinyal tertentu yang dapat dijadikan informasi dalam
rangka mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya, sehingga biaya
informasi yang dibutuhkan cenderung tinggi, akibatnya tingkat spread juga
cenderung tinggi.
Menurut Efficient Market Hypothesis (EMH), hanya sekuritas yang
diperdagangkan di pasar telah merefleksikan semua informasi publik yang
tersedia di pasar sekuritas sehingga seoarang investor dapat menjual atau
membeli suatu sekuritas dalam jumlah yang besar dengan harga mendekati
harga pasar selama tidak ada informasi privat yang diketahuinya
(Srirahmawati, 2001:15).
Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak
aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka
dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini
akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya
meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul
Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam
Magdalena Nany (2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham
berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.
Diamond dan Verrecchia (1991) dalam Tejowinoto (2004:86)
menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan informasi privat maka tuntutan
komponen adverse selection dari bid ask spread berkurang dan pada akhirnya
cost of equity capital (biaya modal) juga menurun.
E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi
Pada dasarnya para investor akan mengandalkan diri pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan-perusaaan yang menerbitkan sekuritas (Suad
Husnan, 1994:19 dalam Alim, 2004:108). Informasi yang baik harus
mencerminkan kebenaran, kecepatan, dan kelengkapan dari informasi
tersebut.
Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari informasi yang
disediakan di publik atau diumumkan kepada publik, maupun informasi yang
diperoleh secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai
bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan
transaksi di pasar modal, yang tercermin pada perubahan harga saham dan
volume perdagangan saham (Alim, 2004:108).
Jika harga saham jatuh, maka investor akan memilih untuk membeli saham
dengan menggunakan harga saham yang lebih murah dibandingkan harga
saham yang ditawarkan. (Safitriningrum, 2004:25).
Penelitian terhadap penerbitan saham baru umumnya menemukan bahwa
pengumuman penerbitan itu mengakibatkan penurunan harga saham
(Emery,1997 dalam Safitriningrum, 2004:25). Hal ini berkaitan dengan
signaling theory, karena asimetri informasi, hal ini biasanya dilakukan oleh
para manajer finance dimana mereka lebih mengetahui keadaan perusahaan
menentukan apakah saham baru mereka akan diterbitkan dengan harga yang
lebih murah atau lebih mahal dari saham yang telah beredar.
Right issue sebagai salah satu bentuk pengungkapan informasi akuntansi
yang mempengaruhi keberadaan asimetri informasi yang ditandai oleh
perubahan bid-ask spread (Alim, 2004:181). Pendapat kothare (1993) dalam
Prima Yusi, 2002:74) yaitu rentang antara harga beli jual akan meningkat
setelah pengumuman right issue. Perubahan ini dihubungkan dengan
perubahan dalam struktur kepemilikan perusahaan yang right. Penawaran
umum menyebabkan penyebaran yang besar dalam kepemilikan saham yang
mendorong untuk untuk mengkonsentrasikan kepemilikan. Semakin besar
selisihnya, berarti semakin tinggi volatilitas saham tersebut, sehingga return
yang diperoleh juga semakin membesar.
F. Pengertian Cost of Equity Capital
Cost of equity capital adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor
untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan
datang. (Yusbardini,1998:47). Cost of equity capital (biaya modal ekuitas)
adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi
imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana
yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang akan
diterima (Tejowinoto, 2004:85).
Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang diminta atas investasi oleh para
pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowizs, 2007:122). Biaya
maupun secara eksternal melalui penjualan saham biasa. Secara teoritis, biaya
kedua-duanya bisa dianggap sebagai tingkat pengembalian minimum yang
harus dihasilkan perusahaan atas bagian yang dibiayai ekuitas dalam proyek
investasi, agar dapat membuat harga pasar saham biasa perusahaan tidak
berubah. Jika perusahaan berinvestasi pada berbagai proyek yang memiliki
pengembalian yang diharapkan lebih kecil daripada pengembalian yang
diminta, harga pasar saham tersebut akan turun dalam jangka panjang (Van
Horne dan Wachowizs, 2007:126).
Pada saat perusahaan berkembang maka pemilik perusahaan memerlukan
dana tambahan. Apabila dana tambahan diperoleh dengan pinjaman bank
maka pemilik harus menghitung return yang diharapkan agar ia tetap
memperoleh keuntungan setelah membayar bunga pinjaman. Return yang
diharapkan tersebut harus dapat lebih besar daripada rata-rata tertimbang cost
of equity dan cost of debt agar para pemilik dana yaitu pemegang saham dan
pemberi pinjaman dapat menerima kembali dananya sesuai dengan tingkat
resiko yang diterima.
Namun, jika perusahaan tersebut telah menjadi pemilik publik maka
penentuan cost of equity akan amat sulit karena masing-masing pemegang
saham/investor mempunyai expected return sesuai dengan risiko yang
diterimanya dengan menjadi pemegang saham pada perusahaan tersebut. Pada
kondisi ini maka perhitungan cost of equity yang dapat mencerminkan
expected return tersebut agar tidak menimbulkan kesalahan dalam keputusan
Menurut Ross et al. dalam menentukan cost of equity capital, terdapat dua
pendekatan, yaitu The Dividend Growth Model Approach dan The SML
(Security Market Line) Approach atau CAPM (Capital Asset Pricing Models)
(Juniarti, 2003:154). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kedua
yaitu The SML (Security Market Line) Approach, yang lebih dikenal dengan
istilah CAPM (Capital Asset Pricing Models). Alasannya adalah pembahasan
mengenai pengaruh pengumuman right issue terhadap biaya ekuitas juga tidak
terlepas dari faktor risiko didalamnya dan penggunaan pendekatan ini tidak
dibatasi oleh pertumbuhan dividen yang konstan, sehingga dapat diterapkan
pada lingkungan yang lebih luas.
Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) yang meneliti tentang
pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread terhadap cost of
equity capital dan menggunakan pengumuman laba sebagai proksi dari
asimetri informasi. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital
yang berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi maka akan semakin
kecil cost of equity capital yang ditanggung perusahaan.
Harga saham perusahaan yang lebih tinggi berarti cost of equity capital
yang lebih rendah dampak akhirnya adalah penurunan cost of capital
perusahaan. (Suad Husnan, 2001:236).
Apabila harga saham perusahaan yang melakukan right issue menurun
dengan adanya peningkatan asimetri informasi artinya cost of equity capital
adanya peningkatan asimetri informasi sehingga menyebabkan cost of equity
capital-nya juga akan naik yang berarti tingkat expected return pemegang
saham meningkat atau sebaliknya.
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan diantaranya adalah:
1. Pengaruh publikasi right issue terhadap abnormal return saham di Bursa
Efek Jakarta tahun 1999-2001 dengan jumlah sampel 29 perusahaan yang
dilakukan oleh Taufiq (2002) menggunakan metode paired sample t-test
menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat
keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata
dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.
2. Mohammad Alim Alim dan Andrik C.K (2004) yang meneliti mengenai
right issue dan asimetri informasi di Bursa Efek Jakarta dalam kurun
waktu Januari 1999 sampai dengan Juni 2002 dengan jumlah sampel
sebanyak 34 perusahaan menggunakan metode paired sample t-test
menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah
menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan
sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan perubahan
antara periode sebelum dan pada saat pengumuman, serta periode pada
saat dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan hasil yang tidak
3. Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) mengenai pengaruh
asimetri informasi yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity
capital dengan jumlah sampel sebanyak 213 perusahaan. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda Hasil dari
pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara
asimetri informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin
kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka
semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil cost of equity
capital yang ditanggung oleh perusahaan.
4. Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh asimetri informasi dan
disclosure terhadap cost of capital dengan menggunakan 72 sampel
perusahaan yang didasarkan dengan metode stratified random sampling.
Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital, hal ini
berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan
pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung
oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara size
perusahaan dengan disclosure.
5. Prima Yusi Sari (2002) meneliti mengenai right issue dan tingkat
keuntungan saham setelah cum date menyatakan bahwa pada t = 0, yaitu
pada saat ex date (sehari setelah cum date, dimana right tidak berlaku lagi)
maka terjadi average abnormal return (AAR) yang negatif dan signifikan
7.65% pada saat right tidak berlaku lagi (ex date). Secara statistik
nonparametrik memperlihatkan jumlah abnormal return yang negatif
sebanyak 54 peristiwa, artinya bahwa terjadi 54 peristiwa right issue yang
direspon negatif oleh pasar pada saat ex date. Secara kumulatif, baik pada
saat di sekitar ex date (short event window) maupun pada periode yang
lebih panjang (long event window), terdapat cumulative average abnormal
return yang negatif.
H. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian dimana sampel
perusahaan terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2002-2006
yang melakukan right issue. Dimana right issue merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana yaitu dengan menawarkan
kembali saham pada investor melalui pasar modal.
Pengumuman right issue tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat keuntungan saham yang ditandai dengan tidak adanya
perbedaan rata-rata return dan abnormal return diseputar tanggal
pengumuman yang berarti bahwa pengumuman right issue tidak terlalu
berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan walaupun terdapat
perbedaan namun secara statistik tidak signifikan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan
informasi yang cukup yang menyebabkan perbedaan preferensi investor untuk
Menurut Kothare (1993) dalam Prima Yusi (2002:74) rentang harga beli
dan harga jual akan meningkat setelah pengumuman right issue. Perubahanini
dihubungkan dengan perubahan struktur kepemilikan saham perusahaan yang
menerbitkan right. Semakin besar selisih nya semakin tinggi volatilitas saham
tersebut sehingga return yang akan diperoleh juga semakin besar.
Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga
saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham.
Sehingga akan mempengaruhi cost of equity capital yaitu suatu rate tertentu
yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan
(expected return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada
perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.
Penelitian pertama menguji apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah
pengumuman right issue dengan menggunakan uji beda sedangkan alat
analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Sedangkan untuk penelitian
kedua menguji apakah terdapat pengaruh antara cumulatif abnormal return
dan bid ask spread terhadap cost of equity capital menggunakan analisis
regresi berganda.
Model Penelitian 1
Gambar 2.1. Kerangka pemikiran penelitian 1
Perusahaan yang melakukan right issue periode 2002-2006
Abnormal Return Bid ask Spread Cost of Equity Capital
Variabel independen Variabel dependen
Uji Normalitas
Uji Wilcoxon
Interpretasi
Model Penelitian 2
Gambar 2.2. Kerangka pemikiran penelitian 2
Abnormal Return Bid ask Spread Cost of Equity Capital
Variabel independen Variabel dependen
Metode Regresi
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolonieritas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Berganda
Uji F
Perusahaan yang melakukan right issue periode 2002-2006
Uji T Uji R2
Interpretasi
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
right issue.
2. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask
spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
3. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan cost of equity
capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
4. H0 : β1 = β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan abnormal
return dan bid ask spread terhadap cost of equity
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan
Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital” ini dilakukan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data sekunder yang meliputi harga
saham harian dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, informasi
tanggal pengumuman saham-saham perusahaan yang melakukan right issue
pada tahun 2002-2006.
Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa right issue,
selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman right issue, satu hari pada
saat right issue, serta 5 hari setelah pengumuman right issue. Alasan
menggunakan waktu peristiwa (event period) adalah untuk melihat perubahan
yang terjadi. Dipilih 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right
issue dengan alasan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.
B. Metode Penentuan Sample
Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu dimana penentuan sample tergantung dari tujuan atau kepentingan
1. Perusahaan yang diteliti terdaftar di BEI yang mengumumkan right
issue pada tahun 2002-2006.
2. Perusahaan yang aktif selama periode pengamatan.
3. Pada saat periode pengamatan perusahaan yang melakukan corporate
action lain diluar right issue seperti stock split, saham bonus, dividen
saham dan seterusnya akan dikeluarkan dari sampel.
4. Perusahaan yang datanya tersedia lengkap untuk dianalisis.
Kriteria sampel penelitian untuk penelitian 2 adalah:
1. Kriteria sampel penelitian pertama
2. Harga saham perusahaan yang aktif selama periode pengamatan
Berdasarkan kriteria tersebut, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 50 perusahaan yang melakukan right issue selama periode
2002-2006. Berikut yang menjadi sampel penelitian :
Perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006 50
Data tidak lengkap (7)
Jumlah sampel penelitian 1 43
Harga saham tidak aktif (14)
Outlier (4)
Tabel 3.1
Sampel perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006
No. Emiten Nama Perusahaan
Announcement Date
1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 6-Feb-02
2 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk. 18-Feb-02
3 NISP Bank NISP Tbk. 22-Jul-02
4 MEGA Bank MEGA Tbk. 23-Jul-02
5 SDPC Millenium Pharmacon Tbk. 6-Aug-02
6 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. 12-Sep-02
7 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 17-Dec-02
8 BHIT Bhakti Investama Tbk. 14-Oct-02
9 TIRT Tirta Mahakam Polywod Tbk. 28-Mar-03
10 BVIC Bank Victoria Tbk. 15-Apr-03
11 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 9-May-03
12 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk. 11-Jun-03
13 SMMA Sinar Mas Multi Arta Tbk. 1-Aug-03
14 BCIC Bank CIC 16-Sep-03
15 AISA Asia Inti Selera Tbk. 19-Nov-03
16 CNKO Central Korporindo Internasional Tbk. 16-Jan-04
17 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. 28-Apr-04
18 ADES Ades Alfindo Putra Setia Tbk. 10-Jun-04
19 BNBR Bakrie & Brothers Tbk. 15-Jun-04
20 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 28-Jul-04
21 AKRA AKR Corporation Tbk. 17-Dec-04
22 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 20-Dec-04
23 KREN Kresna Graha Securindo Tbk. 5-Feb-05
24 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 25-Apr-05
25 PLAS Palm Asia Arowara Tbk. 25-Apr-05
26 MREI Maskapai Reasuransi Tbk. 29-Apr-05
27 ARTA Artavest Tbk. 27-Jul-05
28 MLPL Multipolar Tbk. 27-Jul-05
29 PBRX Pan Brother Tex Tbk. 16-Aug-05
30 ELTY Bakrieland Development Tbk. 4-Jan-06
31 BABP Bank Bumi Putra Indonesia Tbk. 23-Jan-06
32 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk. 30-Jan-06
33 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 2-Feb-06
34 TCID Mandom Indonesia Tbk. 2-Feb-06
35 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 7-Feb-06
36 PNIN Panin Insurance Tbk. 7-Feb-06
37 PNLF Panin Life Tbk. 7-Feb-06
38 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 1-Mar-06
39 MEGA Bank MEGA Tbk. 4-May-06
40 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 26-Jul-06
41 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 27-Jul-06
42 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 28-Sep-06
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
bersifat harian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan data sekunder atau studi kepustakaan dengan
cara:
1. Field Research
Untuk memperoleh data penulis mengadakan penelitian langsung ke Bursa
Efek Indonesia (BEI) untuk memperoleh data-data yang diperlukan
melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.
2. Library Research
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan literatur teori-teori yang
berkaitan dengan pasar modal, right issue, dan sumber informasi yang lain.
Sumber-sumber ini digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk
menganalisis dan membahas permasalahan penelitian ini.
3. Internet Research
Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan mengakses
melalui website diantaranya adalah seperti www.google.com,
www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.lib.ui.ac.id, dan lainnya.
Berikut ini adalah data yang digunakan antara lain:
1. Nama perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2002 sampai
tahun 2006 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
2. Tanggal pengumuman right issue masing-masing perusahaan yang
3. Data harga saham (closing price) masing-masing perusahaan pada 5 hari
sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right
issue, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.
4. Data transaksi harian berupa bid price, offer price pada 5 hari sebelum
pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right issue, dan
5 hari setelah pengumuman right issue.
5. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian untuk
masing-masing perusahaan serta tingkat suku bunga SBI.
D. Metode Analisis Data
Penelitian pertama menggunakan teknik analisis data yaitu dengan
menggunakan analisis compare means, wilcoxon sign test. Model analisis ini
dipilih karena penelitian dirancang untuk meneliti apakah terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Penelitian kedua menggunakan cara analisis regresi berganda (multiple
regression analysis) dimana CEC (Cost of Equity Capital) sebagai variabel
terikat sedangkan spread dan CAR (Cumulative Abnormal Return) sebagai
variabel bebasnya. Model penelitian sebagai berikut:
CECi = a+β1CAR+β2Spread+εi
Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data
normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau
Lianawati, 2005:21). Untuk mengetahui apakah model itu mengalami
masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas
adalah:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis
diagonal, maka model diasumsikan normal.
b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.
Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan
pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan (goodness of
fit) suatu distribusi frekuensi teoritis (frekuensi harapan). Nilai
kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol Dn
yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:
(
Fe Fo)
Max
Dn= −
Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan
(fe) dan frekuensi observasi (fo).
Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan,
yaitu: (Wijaya, 2003:13 dalam Fithrory, 2005: 32 dalam Muharani,
2008:47)
a. H0 : Data terdistribusi dengan normal
H1 : Data terdistribusi dengan tidak normal
b. Taraf nyata adalah 0,05
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika P-value > significantα 0,05 yang berarti data terdistribusi
normal.
2. Uji Paired Sample T-test
Uji paired sample t-test digunakan untuk menentukan ada tidaknya
perbedaan rata-rata dua sampel bebas (Nugroho, 2005:29). Paired sample
T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel
yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal
dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama (Syahri, 2002:117).
Adapun rumus t untuk Paired sample T-test:
n Sd
d thitung=
d
X X
d = 1−
d=
n d
1 )
( 2
2
− − =
n n
d d
Sd
Dimana Sb = standard error dua rata-rata yang berhubungan
b b S