• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perhitungan Nilai Prioritas Penanganan menggunakan Failure Mode and

BAB 4 HASIL KERJA PRAKTIK

4.6 Analisis Perhitungan Nilai Prioritas Penanganan menggunakan Failure Mode and

Pada penelitian ini bermaksud untuk mengdentifikasi potensi permasalahan yang menghambat kelancaran setiap alur proses pelayanan yang ada di JO.BUMIKALOG menggunakan Failure Mode and effect analysis. Penyebab dan efek dari kecelakaan

23

proses pelayanan didapatkan berdasarkan hasil wawancara kepada staff, supervisor, maupun manager operasional perusahaan. Peniliaian di setiap skala dilakukan dengan cara pemberian nilai oleh manager operasional. Metode FMEA berisi mengenai penyebab permasalahan proses atau kecelakaan, akibat yang ditimbulkan, efek risiko permasalahan sebagai upaya penilaian risiko berdasarkan prioritas penanganan dari tingkat kecelakaan tersebut. Langkah-langkah dalam pengisian tabel FMEA adalah sebagai berikut:

24

Tabel 4. 1 Perhitungan Risk Priority Number menggunakan Failure Mode and Effect Analysis

NO Potential Failure Mode Potential Causes for

Failure Occurance

Potential Effect Of

Failure Secerity Current Controls Detection RPN RPN (%)

RPN (%) Cummulative

1

Jumlah Container tidak mencapai target penyimpanan setiap

periode

Dampak Pandemi

Covid-19 9

Target perusahaan tidak

terpenuhi 9

Penyewaan lahan

container yard 2 162 0.085578 8.56

2 Terdapat genangan air pada saat musim hujan

Kurang pengontrolan container yard oleh staff

operasional

6 Produk dalam container

rusak 4

Pemberian baduk untuk

lahan stack container 5 120 0.063391 6.34 3 Di titik tertentu lahan

rusak Pengaruh musim hujan 6

Kurang memaksimalkan lahan penyimpanan

container

6 Pemberian baduk untuk

lahan stack container 7 252 0.133122 13.31

4 Kerusakan container

Kesalahan handling

container 5

Perusahaan mengganti rugi atas kerusakan

container

4 Menekankan SOP kepada

operator RS 3 60 0.031696 3.17

Kecelakaan moda

transportasi 5 Kerugian pada customer 6

Penandatanganan kontrak antara perusahaan dengan

customer

3 90 0.047544 4.75

Kurangnya ketelitian saat memeriksa kondisi container datang 5 Perusahaan akan bertanggungjawab atas kerusakan 7

Check kondisi container dan membuat dokumen

berupa berita acara

3 105 0.055468 5.55

5 Kerusakan alat reach streaker

Maintenance alat kurang

terjadwal 6

Kegiatan operasional

terganggu 6

Membuat jadwal berupa dokumen untuk penjadwalan maintenance 4 144 0.07607 7.61 6 Kepadatan truk Lamanya sistem pelayanan pembuatan SPK oleh kebijakan customer 8 Produktivitas operasional kurang efektif 8

Mengalihkan jalur truk ke area yang sedikit mobilitas oleh operasional

reach streaker

6 384 0.202853 20.29 Di titik tertentu lahan

rusak dan berlubang 8

Pola management traffic

terganggu 6

Pengarahan mobilitas truk

oleh krani 6 288 0.152139 15.21

Mobilitas reach streaker dengan truk kurang

teratur

6 Keterlambatan

pelayanan 8

Pengarahan alat reach

streaker oleh krani 6 288 0.152139 15.21

22

Contoh perhitungan nilai Risk Priority Number (RPN) pada permasalah kepadatan truk adalah sebagai berikut:

RPN = Occurance x Severity x Detection = 8 x 8 x 6 = 384 % RPN = Nilai RPN Total Nilai RPN x 100% = 384 1893 x 100% = 20,29%

Setelah persentase nilai cumulative RPN didapatkan, kemudian dilakukan analisis berdasarkan nilai persentase tertinggi. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka permasalahan yang menjadi prioritas perencanaan dan dilakukan pengendalian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yaitu kepadatan truk dan kerusakan lahan container yard di JO.BUMIKALOG.

4.6.1 Kondisi Kepadatan Truk pada saat melakukan Bongkar Muat Container Pelayanan bongkar muat container akan dilakukan oleh JO.BUMIKALOG setelah krani menerima dokumen SPK dari driver truk. Berikut merupakan permasalahan kepadatan truk yang terjadi pada saat driver truk meninggalkan armada untuk mengurus dokumen dan saat bersamaan dilakukan pengecekan container oleh krani survey.

23

Gambar 4. 1 Kepadatan truk muat container ke CY

Kepadatan truk menjadi salah satu permasalahan yang menjadi rancangan prioritas perbaikan dalam hal penanganan dikondisi yang tepat. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang dapat di identifikasikan menggunakan fishbone diagram berikut.

Gambar 4. 2 Fishbone Diagram

Faktor yang menyebabkan kepadatan truk di akibatkan oleh proses pelayanan akibat lamanya pembuatan dokumen DO/RO yang kurang efektif. Lamanya pembuatan dokumen ini karena kebijakan atau regulasi pembuatan dokumen

24

DO/RO oleh customer harus face to face. Dimana perusahaan JO.BUMIKALOG sudah memiliki sistem berbasis web untuk detail spesifikasi container yang dilakukan bongkar muat. Sistem ini juga dapat diakses melalui website maupun mobile phone oleh pemilik akun yang terdaftar. Namun customer masih melakukan pendataan secara manual karena pertimbangan tertentu, dimana hal ini meyebabkan lambatnya pelayanan sehingga terjadi kemacetan diarea operasional karena driver harus meninggalkan armada truk utnuk mengurus dokumen tersebut. Selain itu kepadatan truk juga disebabkan oleh lahan yang kurang luas sehingga jarak antara container yard dengan pintu masuk mengalami space maneuver yang sempit. Kepadatan truk juga disebabkan oleh lahan area yang tidak rata dan berlubang, sehingga pada saat musim hujan terdapat genangan air. Hal ini juga dapat mengganggu jalur area operasi maneuver Reach Streaker dan moda transportasi truk karena driver harus menunggu dan dari jalur lawan arah beberapa truk saling mendahului untuk menghindari jalur lahan yang rusak.

Permasalahan kepadatan truk diatas akan berdampak pada efisiensi kinerja operasional seperti keterlambatan dalam pelayanan, dalam hal ini meskipun sudah dilakukan pengalihan, lambatnya pelayanan akan semakin meningkat apabila setelah kondisi pandemi Covid-19 mengalami peningkatan pada penyewaan lahan stack container. Memasuki era 4.0, digitalisasi adalah keniscayaan yang harus hadir setiap lini, termasuk industri pelabuhan maupun terminal peti kemas guna mendongkrak peningkatan produktivitas dan daya saing berskala international (Antaranews, 2018). Berdasarkan data throughput Pelindo I kebutuhan penyimpanan untuk lahan container akan meningkat setiap tahunnya. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan infrastruktur operasional untuk menghadapi kesiapan daya saing logistik perkeretaapian khususnya di wilayah nasional. Kepadatan truk menjadi salah satu fokus pada penelitian ini, adapun solusi untuk mengatasi kepadatan truk setelah masa pandemi Covid-19 dengan memberikan teknologi dan infrastruktur baru yaitu dengan sistem drive thru. Sistem ini akan menggunakan alat bantu seperti chip card untuk meminimalisir terjadinya kemacetan yang akan berdampak pada efisiensi kinerja operasional. Selain itu driver tidak harus meninggalkan armada dan dapat langsung melakukan bongkar muat. Data spesifikasi

25

kebutuhan fungsional dan non fungsional pada sistem drive thru akan terautomasi oleh sistem, sehingga pada terminal peti kemas bongkar muat kereta api dapat menciptakan area operasional yang teratur, baik dari driver truk maupun tingkat pelayanan perusahaan JO.BUMIKALOG dalam meningkatkan layanan menggunakan teknologi digital yang berbasis web. 4.6.2 Kerusakan Lahan di Area Stack Container

Lahan penyimpanan container atau area stack container menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada strategi bisnis dalam upaya peningkatan fasilitas perusahaan jasa layanan logistik. JO.BUMIKALOG memiliki luas area 2,2 ha yang digunakan untuk operasi layanan bongkar muat kereta api, penyewaan lahan dan pengelolaan lahan untuk stack container. Peletakan area stack container menggunakan sistem block agar mempermudah maneuver alat material handling yaitu reach streaker, selain itu juga untuk memaksimalkan kapasitas penyimpanan, dan untuk membedakan container milik customer BWI dan Kalog. Penyusunan container yang akan di bongkar atau muat menggunakan penyusunan ground, slot dan tier. Kapasitas maksimum penyusunan tier yaitu 5 container untuk empty dan 3 tier container untuk container full. Berikut merupakan kerusakan di salah satu area lahan bongkar muat. Kerusakan lahan juga terjadi di beberapa area stack container sehingga perusahaan menambahkan baduk agar container tidak terendam air akibat genangan air hujan. Lahan yang rusak juga terdapat di titik lain, dan tidak dapat memaksimalkan untuk lahan stack karena dataran pada area tersebut jauh lebih rendah daripada lahan stack lain. Kerusakan lahan ini akan menyebabkan maneuver reach streaker terganggu akibat truk yang memilih jalur lebih rata, sehingga jalur maneuver truk tidak teratur. Hal ini dapat menurunkan management traffic operasional ketika terdapat peningkatan jumlah penyimpan container. Kapasitas penyimpanan container yard juga menjadi berkurang dimana lahan tersebut yang seharusnya dapat dimanfaatkan maksimal untuk stack container namun karena dataran yang rendah dan tergenang air, sehingga area tersebut kurang memaksimalkan kapasitas untuk stack. Kurangnya kapasitas penyimpanan ini akan berpengaruh pada profit perusahaan dalam pengelolaan lahan penyimpanan container.

26

Gambar 4. 3 Kerusakan Lahan 1

28

Dokumen terkait