• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV.2 Data- Data Balok Memanjang

IV.2.1 Balok PCI

IV.2.1.3 Analisis Perhitungan Tulangan dan Kabel

Data Jembatan

Uraian Notasi Dimensi Satuan

Panjang balok prategang L 35 m

Jarak antara balok

prategang s 1,75 m

Tebal plat lantai jembatan ho 0,28 m Tebal lapisan aspal +

overlay ha 0,1 m

Tinggi genangan air hujan th 0,05 m

Spesific Gravity

Jenis Bahan Berat

(kN/m3)

Beton prategang (wc) = 26

Beton bertulang (wc') = 24

Beton wc'' = 24

Aspal (Wsapal) = 22

Air hujan (wair) = 10

Pendimensian balok ditentukan berdasarkan panjang bentang dari jembatan. Biasanya untuk jembatan dengan beban berat maka perhitungan tinggi balok diambil minimum sebesar 1/15 - 1/20 . Dalam Tugas akhir ini diambil tinggi minimum 1/20 L. Panjang bentang jembatan yang direncanakan sepanjang L = 35 m. Sehingga tinggi minimum balok prestress adalah :

1/20 X 35 m = 1,75 m ≈ 68,9 inch

Dalam standar AASHTO tinggi balok yang bisa diambil mendekati tinggi rencana balok yaitu standar balok Type VI (AASHTO6) dengan tinggi standar nya adalah 72 inch = 1,82 m.

1. BETON

Kuat tekan balok beton, fc' = 45 Mpa

Modulus elastik beton, Ec = 4700*√fc' = 31528,558Mpa

Angka poisson, ѵ = 0,15

Modulus geser, G =Ec/[2*(1+ѵ)]=14664,44Mpa Koefisien muai panjang untuk beton, α = 0,00001/oC

Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer),

fc'=0,80*fc' = 36 Mpa

Tegangan ijin tekan, 0,60*fci' = 21,6 Mpa Tegangan ijin tarik, 0,50*√fci' = 3 Mpa Tegangan ijin beton pada keadaan akhir,

Tegangan ijin tekan, 0,45*fc' = 20,25 Mpa

Tegangan ijin tarik, 0,50*√fc' = 3,354101966 Mpa Kuat tekan Pelat beton, fc' = 30 Mpa

2. BAJA PRATEGANG

DATA STRANDS CABLE –STANDAR VSL

Jenis strands

Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416

grade 270

Tegangan leleh strand fpy = 1580 Mpa

Kuat tarik strand fpu = 1860 Mpa

Diameter nominal

strands 12,7 mm

Luas tampang nominal satu

strands Ast= 98,7 mm2

Beban putus minimal satu

strand Pbs = 187,32 kN (100% UTS)

Jumlah kawat untaian

(strands cable) 19

kawat untaian /

tendon

Diameter selubung

ideal 85 mm

Luas tampang strands 1875,3 mm2

Beban putus satu

tendon Pb1 = 3559,1 kN (100% UTS)

Modulus elastis strands Es = 193000 Mpa

Tipe dongkrak VSL 19

3. BAJA TULANGAN

Untuk baja tulangan deform D>13 mm BJ 50 Kuat lelah baja, fy = 290 Mpa Untuk baja tulangan polos < Ø13 mm BJ 41 Kuat lelah baja, fy = 250 Mpa

Lebar efektif plat (Be) diambil nilai terkecil dari : L/4 = 8,75 m

s = 1,75 m

12 * ho = 3,36 m

Diambil lebar efektif plat lantai, Be = 1,75 m Kuat tekan beton plat, fc'(plat) = 30 Mpa Kuat tekan beton balok, fc'(balok) = 45 Mpa

Modulus elastik plat beton, Eplat = 4700√fc'(plat) = 25742,960 Mpa Modulus elastik balok beton prategang,

Ebalok = 0.043 *(wc)1.5 * √ fc' (balok) = 38241,48376 Mpa Nilai perbandingan modulus elastik plat dan balok,

n = Eplat / Ebalok = 0,673168446

Jadi lebar pengganti beton plat lantai jembatan, Beff = n * Be = 1,17804 m

Untuk menghindari hambatan dan kesulitan pada saat pengangkutan, maka balok prategang dibuat dalam bentuk segmental, dengan berat per-segmen maksimum 80 kN sehingga dapat diangkut dengan truck kapasitas 80 kN, kemudian segmen segmen balok tersebut disambung di lokasi jembatan.

5. SECTION PROPERTIES BALOK PRATEGANG No A (cm2) Y (cm) AY (cm3) I (cm4) A . (Y-Yb(p))2 Ix (cm4) I 1354,836 176,53 239169,2 18210,1248 9641747,45 9659957, 6 II 561,289 167,64 94094,52 2310,08441 3196912,74 3199222, 8 III 309,676 159,173 49292,19 2367,89433 1390247,05 1392614, 9 IV 2167,737 98,96 214519,3 2067434,66 99929,816 2167364, 5 V 1161,288 28,79 33433,48 50872,7298 4664981,11 4715853, 8 VI 1445,158 10,16 14682,81 49725,7809 9719710,1 9769435, 9 ∑ 6999,986 645191,5 2190921,27 5 28713528,3 30904450

Tinggi total balok prategang : h = 1,8288 m ho = 0.28 m Luas penampang balok prategang : A = 0,699999 m2

Beff = 1,17804478 m

Letak titik berat : yb = ∑AY/∑A = 0,921704 m ya = h - yb = 0,907096 m

Momen inersia terhadap titik berat balok : Ix = ∑ A*y2 + ∑ Io = 0,309044495 m4

Tahanan momen sisi atas : Wa = Ix / ya = 0,34069657 m3 Tahanan momen sisi bawah : Wb = Ix / yb = 0,3352969 m3

6. SECTION PROPERTIES BALOK COMPOSIT (BALOK

PRATEGANG + PLAT) No A (cm2) Y (cm) AY (cm3) I (cm4) A . (Y-Yb(p))2 Ix (cm4) A 6300 196,88 1240344 411600 19133989,3 19545589 I 1354,836 176,53 239169,2 18210,1248 1637015,72 1655225,8 II 561,2892 167,64 94094,52 2310,08441 375654,325 377964,41 III 309,6768 159,173 49292,19 2367,89433 93792,9221 96160,816 IV 2167,737 98,96 214519,3 2067434,66 3972755,32 6040190 V 1161,288 28,79 33433,48 50872,7298 14823168,8 14874041 VI 1445,158 10,16 14682,81 49725,7809 25031766 25081492 ∑ 13299,986 1885536 2602521,27 5 65068142,3 67670664 Tinggi total balok Composit : hc = 2,1088 m

Letak titik berat : ybc = ∑Ac*y / ∑Ac = 1,417697 m yac = hc-ybc = 0,6911 m

Momen inersia terhadap alas balok : Ixc = ∑Ac*y2 + ∑Ico

= 0,676 m4 Tahanan momen sisi atas plat : Wac = Ixc / yac = 0,9791 m3 Tahanan momen sisi atas balok : W'ac = Ixc / (yac - ho)

= 1,6460 m3

Tahanan momen sisi bawah balok : Wbc = Ixc / ybc = 0,477 m3

7. GAYA PRATEGANG, EKSENTRISITAS, DAN JUMLAH TENDON

Kondisi Awal (Saat Transfer)

Mutu beton, Kuat tekan beton, fc' = 45000 kPa

Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer), fci' = 0.80 * fc' fci' = 36000 kPa Section properties,

Wa = 0,3406 m3 Wb = 0,3352 m3 A = 0,6999 m2

Ditetapkan jarak titik berat tendon terhadap alas balok z0 = 0,181 m Eksentrisitas tendon, es = yb - z0 = 0,7407 m

Momen akibat berat sendiri balok, Mbalok = 3907,1375 kNm Tegangan di serat atas :

0 = - Pt / A + Pt * es / Wa - Mbalok / Wa (persamaan 1) Tegangan di serat bawah:

0.6 * fci' = - Pt / A - Pt*es / Wb + Mbalok / Wb (persamaan 2) Besarnya gaya prategang awal,

Dari persamaan (1) :

Pt = Mbalok / ( es - Wa / A ) = 15378,613 kN Dari persamaan (2) :

Pt = [ 0.60 * fci' * Wb + Mbalok ] / (Wb / A + es) = 9140,035 kN Diambil besarnya gaya prategang, Pt = 9140,035 kN

Kondisi Akhir

Digunakan kabel yang terdiri dari beberapa kawat baja untaian "Stands cable" standar VSL, dengan data sebagai berikut :

DATA STRANDS CABLE - STANDAR

VSL

Jenis strands

Uncoated 7 wire super strands ASTM

A-416 grade 270

Tegangan leleh strand fpy = 1580 Mpa

Kuat tarik strand fpu = 1860 Mpa

Diameter nominal

strands 12,7 mm

Luas tampang nominal satu

strands Ast= 98,7 mm2

Beban putus minimal satu

strand Pbs = 187,32 kN (100%UTS)

Jumlah kawat untaian

(strands cable) 19

kawat untaian /

tendon

ideal

Luas tampang strands 1875,3 mm2

Beban putus satu

tendon Pb1 = 3559,1 kN

(100%U

TS)

Modulus elastis strands Es = 193000 Mpa

Tipe dongkrak VSL 19

Gaya prategang awal : Pt = 9140,036 kN Beban putus satu tendon : Pb1 = 3559,1 kN Beban putus minimal satu strand : Pbs = 187,32 kN

Gaya prategang saat jacking : Pj = Pt1 / 0.85 persamaan (1) Pj = 0.80 * Pb1 * nt persamaan (2) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan : nt = Pt / (0.85*0.80*Pb1) = 4 Tendon

Diambil jumlah tendon, nt = 4 Tendon Jumlah kawat untaian (strands cable) yang diperlukan, ns = Pt / (0.85*0.80*Pbs) = 72 strands Diambil jumlah strands, ns = 74 strands Posisi Baris Tendon :

ns1 = 3 Tendon 19 strands / tendon = 57 strands dg. selubung tendon = 84 mm ns2 = 1 Tendon 13 strands / tendon = 17 strands dg. selubung tendon = 76 mm nt = 4 Tendon, Jumlah strands, ns = 74 strands

Persentase tegangan leleh yang timbul pada baja ( % Jacking Force ) : po = Pt / ( 0.85 * ns * Pbs ) = 78% < 80% (OK)

Gaya prategang yang terjadi akibat jacking : Pj = po * ns * Pbs = 10752,982 kN Diperkirakan kehilangan tegangan ( loss of prestress ) = 30%

Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan ( loss of prestress ) sebesar 30% :

Peff = 70% * Pj = 7527,088 kN

8. PEMBESIAN BALOK PRATEGANG

Tulangan arah memanjang digunakan besi diameter D 13 mm

As = п / 4 *D2 = 0,00013 m2

Luas tampang bagian bawah : A bawah = 0,26064464 m2

Luas tulangan bagian bawah : As bawah = 0.5% * A bawah = 0,0013 m2

Jumlah tulangan = As bawah / (п /4 * D2 ) = 9,823 buah Digunakan : 10 D 13

Luas tampang bagian atas : A atas = 0,2225802 m2

Luas tulangan bagian atas : As atas = 0.5% * Aatas = 0,0011129 m2 Jumlah tulangan = As atas / ( п/4 * D2 ) = 8,3888 buah

Digunakan : 10 D 13

Luas tampang bagian badan : A badan = 0,2167 m2 Luas tulangan susut memanjang bagian badan :

As badan = 0.5% * A badan = 0,00108 m2

Jumlah tulangan = As badan / ( п/4 * D2 ) = 8,1699 buah

Digunakan : 10 D 13

POSISI TENDON

Posisi Tendon Di Tengah Bentang

Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-1 : a = 0,1285 m Jumlah tendon baris ke-1 : nt1 = 3 tendon 19 strands = 57 strands n1=57 strands Jumlah tendon baris ke-2 : nt4 = 1 tendon 17 strands = 17 strands n2=17 strands

nt = 4 tendon, Jumlah strands, ns = 74 strands Eksentrisitas, es = 0,7407 m

zo = yb - es = 0,181 m yd = jarak vertikal antara as ke as tendon. Momen statis tendon terhadap alas : ns * zo = n1 * a + n2 * (a + yd)

yd = ns * (zo - a) / n2 = 0,228 Diambil, yd = 0,2 m Diameter selubung tendon, dt = 0,085 m

Posisi Tendon Di Tumpuan

Diambil jarak dari alas balok ke as baris tendon ke-4 : a' = 0,3 m Jumlah tendon baris ke-1 : n1 = 1 tendon 17 strands = 17 strands

Jumlah tendon baris ke-2 : n2 = 1 tendon 19 strands = 19 strands Jumlah tendon baris ke-3 : n3 = 1 tendon 19 strands = 19 strands Jumlah tendon baris ke-4 : n4 = 1 tendon 19 strands = 19 strands Jumlah strands, ns = 74 strands ye = Letak titik berat tendon terhadap pusat tendon terbawah Letak titik berat penampang balok terhadap alas, yb = 0,9217 m Momen statis tendon terhadap pusat tendon terbawah :

ni yd' ni*yd' 13 0 0 19 1 19 19 2 38 19 3 57 ∑ni*yd' / yd' = 114 ∑ni*yd' = ns*ye

ye/yd' = [∑ni * yd'/yd'] / ns = 1,5405

ye = yb-a' = 0,6217 m

yd' = ye / [ye/yd'] = 0,4035 m Zo = a'+ye = yb = 0,9217 m

Eksentrisitas Masing Masing Tendon

Nomor

Tendon Posisi tendon di Zi' Nomor

Posisi Tendon di Zi fi Tumpuan (m) Tendon Tengah Bentang (m) = Zi'-Zi x = 0,00 m x =17,5 (m) 1 Z1' = a' + 3 * yd' 1,5106 1 Z1 = a + yd 0,32 1,182 2 Z2' = a' + 2 * yd' 1,1071 2 Z2 = a 0,12 0,978 3 Z3' = a' + yd' 0,7035 3 Z3 = a 0,12 0,575 4 Z4' = a' 0,3 4 Z4 = a 0,12 0,171

Lintasan Inti Tendon (Cable)

Panjang balok, L = 35 m Eksentrisitas, es = 0,7407 m Persamaan lintasan tendon : Y = 4 * f * X / L2 * (L - X) dengan, f = es

X Y X Y X Y -0,2 -0,017027122 16 0,735262 33 0,15962927 0 0 17 0,740099 34 0,08223326 1 0,08223326 18 0,740099 35 0 2 0,15962927 19 0,735262 0,2 0,01683363 3 0,232188029 20 0,725588 4 0,299909538 21 0,711076 5 0,362793796 22 0,691727 6 0,420840803 23 0,667541 7 0,47405056 24 0,638517 8 0,522423066 25 0,604656 9 0,565958322 26 0,565958 10 0,604656327 27 0,522423 11 0,638517081 28 0,474051 12 0,667540584 29 0,420841 13 0,691726838 30 0,362794 14 0,71107584 31 0,29991 15 0,725587592 32 0,232188

xo = 0,2 m L/2 + xo = 17,7 m

eo = 0,004 m es + eo = 0,7607 m

α AB = 2*(es + eo) / (L/2 + Xo) = 0,085

α BC = 2*(es + eo) / (L/2 + Xo) = 0,085

Sudut Angkur

Persamaan lintasan tendon, Y = 4 * fi * X / L2 * (L - X) dY/dX = 4 * fi * ( L - 2*X) / L2 Untuk X = 0 (posisi angkur di tumpuan), maka dY/dX = 4 * fi / L Persamaan sudut angkur, α = ATAN (dY/dX)

No Jumlah Dia mete r Eksentrisit as fi dy/dx Sudut Angkur Tendon Strand Selu bung (m) (o) 1 17 76 f1 = 1,182 0,1182 6,745 2 19 85 f2 = 0,978 0,0978 5,592 3 19 85 f3 = 0,575 0,0575 3,292 4 19 85 f 4 = 0,171 0,0171 0,983

Tata Letak Dan Trace Kabel

L = 35 m f1 = 1,182 m

fo = es = 0,7407 m f2 = 0,978 m yb = 0,921704 m f3 = 0,575 m f4 = 0,171 m

Posisi masing-masing cable : Zi = Zi' - 4*fi*X/L2*(L-X) Zo = 0,9217

Z1 = 1,510 Z2 = 1,107 Z3 = 0,703 Z4 = 0,3

Jarak Trace Posisi masing-masing cable X Zo Z1 Z2 Z3 Z4 (m) (m) (m) (m) (m) (m) 0 0,921704 1,510687 1,107124 0,703562246 0,3 1 0,83947074 1,37944 0,998477 0,6397186 0,28096 2 0,76207473 1,255913 0,896221 0,579630464 0,26304 3 0,689515971 1,140107 0,800356 0,523297836 0,24624 4 0,621794462 1,032022 0,710881 0,470720716 0,23056 5 0,558910204 0,931656 0,627798 0,421899105 0,216 6 0,500863197 0,839012 0,551106 0,376833002 0,20256 7 0,44765344 0,754087 0,480805 0,335522408 0,19024 8 0,399280934 0,676883 0,416895 0,297967323 0,17904 9 0,355745678 0,6074 0,359375 0,264167746 0,16896 10 0,317047673 0,545636 0,308247 0,234123678 0,16 11 0,283186919 0,491594 0,26351 0,207835118 0,15216 12 0,254163416 0,445271 0,225164 0,185302067 0,14544 13 0,229977162 0,406669 0,193209 0,166524524 0,13984 14 0,21062816 0,375787 0,167645 0,15150249 0,13536 15 0,196116408 0,352626 0,148472 0,140235964 0,132 16 0,186441907 0,337185 0,13569 0,132724947 0,12976 17 0,181604656 0,329465 0,129299 0,128969439 0,12864 17,5 0,181 0,3285 0,1285 0,1285 0,1285

Jarak Trace Posisi masing-masing cable X Zo Z1 Z2 Z3 Z4 (m) (m) (m) (m) (m) (m) 0.00 0,921704 1,510687 1,107124 0,703562246 0,3 4.00 0,621794462 1,032022 0,710881 0,470720716 0,23056 8.00 0,399280934 0,676883 0,416895 0,297967323 0,17904 12.00 0,254163416 0,445271 0,225164 0,185302067 0,14544 17.50 0,181 0,3285 0,1285 0,1285 0,1285

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 0 5 10 15 20 Kabel 1 Kabel 2 Kabel 3 Kabel 4

Trace Masing-masing Cable

Lintasan Masing-masing Cable

h

h

9. PEMAKAIAN ANGKUR

ANGKUR HIDUP VSL TIPE 19 Sc

ANGKUR MATI VSL TIPE 19 P

10. KEHILANGAN TEGANGAN (LOSS OF PRESTRESS) PADA CABLE

Kehilangan Tegangan Akibat Gesekan Angkur (Anchorage Friction) Gaya prategang akibat jacking (jacking force) : Pj = 10752,982 kN Kehilangan gaya akibat gesekan angkur diperhitungkan sebesar 3% dari gaya prategang akibat jacking.

Po = 97% * Pj = 10430,393 kN

Kehilangan Tegangan Akibat Gesekan Cable (Jack Friction) Sudut lintasan tendon dari ujung ke tengah :

α AB = 0,085 rad α BC = 0,085 rad Perubahan sudut total lintasan tendon,

α = α AB + α BC = 0,171 rad

Dari Tabel 6.6 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :

Koefisien gesek, = 0,2

Dari Tabel 6.7 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : Koefisien Wobble, = 0,012

Gaya prategang akibat jacking setelah memperhitungkan loss of prestress akibat gesekan angkur,

Po = 10430,393 kN

Loss of prestress akibat gesekan kabel :

Ps = Po * e - ( α + *Lx ) dengan, e = 27,183 (bilangan natural) Untuk Lx = 17,5 m , Ps = 9485,876 kN

Untuk Lx = 35 m , Ps = 9130,852 kN

 Kehilangan Tegangan Akibat Pemendekan Elastis (Elastic Shortening) Jarak titik berat tendon baja terhadap ttk berat tampang balok

es = 0,7407 m

Momen inersia tampang balok beton Ix = 0,309044495 m4 Luas tampang balok beton A = 0,699999 m2

Modulus elatis balok beton Ebalok = 3,82E+07 kPa

Modulus elastis baja prategang (strand) Es = 1,93E+08 kPa Jumlah total strands ns = 74 Strand

Luas tampang nominal satu strands Ast = 0,0000987 m2 Beban putus satu strands Pbs = 187,32 kN

Momen akibat berat sendiri balok M balok = 3907,1375 kNm Luas tampang tendon baja prategang At = ns * Ast = 0,0073 m2 Modulus ratio antara baja prategang dengan balok beton

n = Es / Ebalok = 5,04688

Jari-jari inersia penampang balok beton i = √ ( Ix / A ) = 0,6644 m Ke = At / A *( 1 + es2 / i2 ) = 0,0234

Tegangan baja prategang sebelum loss of prestresss (di tengah bentang) : pi = ns * Pbs / At = 1897872,34 kPa

Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik dengan memperhitungkan pengaruh berat sendiri :

Δ pe' = pi * n * Ke / (1 + n * Ke) = 200461,927 kPa

Tegangan beton pada level bajanya oleh pengaruh gaya prategang Pt :

bt = Δ pe' / n - M balok *es / Ix = 30355,555 kPa

Kehilangan tegangan pada baja oleh regangan elastik tanpa pengaruh berat sendiri :

Δ pe = 1/2 * n * bt = 76600,35 kPa

Loss of prestress akibat pemendekan elastis :

ΔPe = Δ pe * At = 559,473 kN

 Kehilangan Tegangan Akibat Pengangkuran (Anchoring) Panjang tarik masuk (berkisar antara 2 - 7 mm) diambil 2 mm : TL = 0,002 m

Modulus elastis baja prategang : Es = 1,93E+08 kPa Luas tampang tendon baja prategang : At = 0,0073 m2 Loss of prestress akibat gesekan angkur : Po = 10430,393 kN Loss of prestress akibat gesekan cable : Px = 9485,876 kN

Jarak dari ujung sampai tengah bentang balok : Lx = 17,5 m Kemiringan diagram gaya : m = tan ω = ( Po - Px ) / Lx = 54 kN/m Jarak pengaruh kritis slip angkur dr ujung :

Lmax = √ ( TL * Es * At / m ) = 7,227 m Loss of prestress akibat angkur :

ΔP = 2*Lmax* tan ω = 780,160 kN

P'max = Po - ΔP / 2 = 10040,313 kN Pmax = P'max - ΔPe = 9480,839 kN  Kehilangan Tegangan Akibat Relaxation Of Tendon

Pengaruh Susut (Shrinkage )

Δ u = b * kb * ke * kp

b = regangan dasar susut (basic shrinkage strain). Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban < 50 %

Dari Tabel 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :

b = 0,0006

kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio) untuk beton mutu tinggi dengan

faktor air semen, w = 0.40 Cement content = 4.5 kN/m3

Dari Kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : kb = 0,905

ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (e m) Luas penampang balok, A = 0,699999 m2

Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara luar, K = 6,281 m

em = 2 * A / K = 0,222897547 m

Dari Kurva 6.2 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh : ke = 0,734

kp = koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non prategang.

Persentase luas tulangan memanjang terhadap luas tampang balok : p = 0,50%

Δ u = b * kb * ke * kp = 0,000400334

Modulus elastis baja prategang (strand), Es =1,93E+08 kPa

Tegangan susut : sh = Δ u * Es = 7,73E+04 kPa Pengaruh Rayapan (Creep )

P initial (keadaan saat transfer) di tengah bentang : Pi = Px - ΔPe = 8926,403 kN

Pi / (ns * Pbs) = 64,39 % UTS

M balok = 3907,1375 kNm Ebalok = 3,82E+07 kPa Wa = 0,34069657 m3 es = 0,7407 m

Wb = 0,335296902 m3 A = 0,699999 m2 Tegangan beton di serat atas,

fa = - Pi / A + Pi * es / Wa - M balok / Wa = -4813,338 kPa Tegangan beton di serat bawah,

fb = - Pi / A - Pi * es / Wb + M balok / Wb = -20818,567 kPa Regangan akibat creep,

cr = ( fc / Ebalok) * kb * kc * kd * ke * ktn

kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara, untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan kelembaban udara < 50 %. Dari Tabel 6.5 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :

kc = 3

kd = koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pada suhu rata-rata di sekelilingnya selama pengerasan beton. Karena grafik pada gambar 6.4 didasarkan pada temperatur 20 ° C, sedang temperature rata-rata di Indonesia umumnya lebih dari 20 ° C, maka perlu ada koreksi waktu pengerasan beton sebagai berikut :

t = 28 hari

Temperatur udara rata-rata, T = 27,5 °C

Umur pengerasan beton terkoreksi saat dibebani : t' = t * (T + 10) / 30 = 35 hari

Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I diperoleh :

kd = 0,938

ktn = koefisien yang tergantung pada waktu ( t ) dimana pengerasan terjadi dan tebal teoritis (e m).

Untuk, t = 28 hari em = 0,264 m

Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I diperoleh :

ktn = 0,2

fc = fb = 20818,57 kPa

cr = ( fc / Ebalok) * kb * kc * kd * ke * ktn = 0,000204 Tegangan akibat Creep : cr = cr * Es = 3,93E+04 kPa

Δ sc = cr + sh = 1,16E+05 kPa

pi = Pi / At = 1222159 kPa

Besar tegangan terhadap UTS = 64,39 % UTS

X = 0 Jika : pi < 50% UTS

X = 1 Jika : pi = 50% UTS X = 2 Jika : pi = 70% UTS

dengan interpolasi maka didapat nilai X yang sebenarnya adalah : X = 1,06

Relaxasi setelah 1000 jam pada 70% beban putus (UTS) : c = 1,514 %

r = X * c * ( pi - Δ sc) = 17753 kPa

Loss of Prestress jangka panjang = Δ sc + r = 133879 kPa

ΔP = ( Δ sc + r ) * At = 977,826 kN

Gaya efektif di tengah bentang balok : Peff = Pi - ΔP = 7948,576 kN Kehilangan gaya prategang total, ( 1 - Peff / Pj )*100% = 26,080 % Cukup dekat dengan estimasi awal 30% (kehilangan gaya prategang akhir = 26,080% ) OK !

Kontrol tegangan pada tendon baja pasca tarik segera setelah penyaluran gaya prategang :

Tegangan ijin tendon baja pasca tarik : 0.655 * fpu = 1218300 kPa

Tegangan yang terjadi pada tendon baja pasca tarik : fp = Peff / At = 1088279,662 kPa < 0.70*fpu (OK)

11. TEGANGAN YANG TERJADI PADA PENAMPANG BALOK

Menurut Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan ( Bridge Design Code ), tegangan beton sesaat setelah penyalurangaya prategang (sebelum terjadi kehilangan tegangan sebagai fungsi waktu) tidak boleh melampaui nilai berikut :

- Tegangan serat tekan terluar harus ≤ 0.60 * fci' dengan fci' = 0.80 fc' - Tegangan serat tarik terluar harus ≤ 0.50 * fci' dengan fci' = 0.80 fc

Tegangan beton pada kondisi beban layan ( setelah memperhitungkan semua kehilangan tegangan ) tidak boleh melebihi nilai sebagai berikut :

- Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang, beban mati, dan

beban hidup ≤ 0.45 * fc'

- Tegangan serat tarik terluar yang pada awalnya mengalami tekan, ≤ 0.50

* fc'

 Keadaan Awal (Saat Transfer)

Mutu beton balok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 45000 kPa

Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer), fci' =0.80*fc'=36000 kPa Tegangan ijin tekan beton, - 0.6 * fci' = -21600 kPa

Pt = 9140,035 kN Wa = 0,34069657 m3 A = 0,699999 m2

M balok = 3907,1375 kNm Wb = 0,335296902 m3 es = 0,7407 m

Tegangan di serat atas,

fca = - Pt / A + Pt * es / Wa - Mbalok / Wa = --4654,0727 kPa Tegangan di serat bawah,

fcb = - Pt / A - Pt * es / Wb + Mbalok / Wb = -21595,692 kPa < -0.6*fci' (Aman)  Keadaan Setelah Loss Of Prestress

Mutu beton balok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 45000 kPa Tegangan ijin tekan beton, - 0,45 * fc' = -20250 kPa

Peff = 7948,576 kN Wa = 0,34069657 m3 M balok = 3907,1375 kNm A = 0,699999 m2

Wb = 0,335296902 m3 es = 0,7407 m

Tegangan di serat atas,

fca = - Peff / A + Peff * es / Wa - Mbalok / Wa = -5542,320 kPa Tegangan di serat bawah,

fcb = - Peff / A - Peff * es / Wb + Mbalok / Wb = -17261,556 kPa < -0.45*fc' (Aman)

 Keadaan Setelah Plat Lantai Selesai Dicor (Beton Muda) Mutu beton balok prategang, Kuat tekan beton, fc' = 45000 kPa Tegangan ijin tekan beton, - 0,45 * fc' = -20250 kPa

Peff = 7948,576 kN Wa = 0,3406965 m3

M balok = 3907,1375 kNm A = 0,699999 m2 M Plat = 2521,05 kNm Wb = 0,335296902 m3

es = 0,7407 m Mbalok+plat = 6428,1875 kNm

Tegangan di serat atas,

fca = - Peff / A + Peff * es / Wa - Mbalok+plat / Wa = -12942,013 kPa Tegangan di serat bawah,

fcb = - Peff / A - Peff * es / Wb + Mbalok+plat / Wb = -9742,6969 kPa < -0.45*fc' (Aman)

 Keadaan Setelah Plat Dan Balok Menjadi Komposit

Mutu beton balok prategang, Kuat tekan beton,fc' = 45000 kPa Tegangan ijin tekan beton, - 0,45 * fc' = -20250 kPa

Peff = 7948,576 kN Wac = 0,979169519 m3 M balok = 3907,1375 kNm W'ac = 1,646077103 m3 M Plat = 2521,05 kNm Wbc = 0,477328 m3 e's = es + (ybc-yb) = 1,236 m Ac = 1,3299986 m2 Mbalok+plat = 6428,1875 kNm Tegangan beton di serat atas plat :

fac = -Peff / Ac + Peff * e's / Wac - Mbalok+plat / Wac = -2502,214 kPa Tegangan beton di serat atas balok :

f'ac = -Peff / Ac + Peff * e's/W'ac - Mbalok+plat / W'ac = -3909,771 kPa Tegangan beton di serat bawah balok :

fbc = -Peff / Ac - Peff * e's / Wbc + Mbalok+plat / Wbc = -13103,12 kPa < -0.45*fc' (Aman)

12. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BALOK KOMPOSIT

 Tegangan Akibat Berat Sendiri (MS) Beban Akibat Beban Mati (QMS)

1. Beban Balok Sendiri = 18,197 kN/m 2. Beban Pelat = 11,76 kN/m 3. Beban Diafragma = 7,2 kN/m Berat Beban Mati QMS = 37,157 kN/m

Momen akibat berat sendiri, MMS = 5689,665625 kNm Ac = 1,3299986

Wac = 0,979169519 m3 W'ac = 1,646077103 m3 Wbc = 0,477327992 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MMS / Wac = -5810,705412 kPa Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MMS / W'ac = -3456,500072 kPa Tegangan beton di serat bawah balok : fbc = + MMS / Wbc = 11919,82394 kPa

 Tegangan Akibat Beban Mati Tambahan (MA) Beban Mati Tambahan (QMA) :

1. Beban Aspal + Over lay = 3,85 kN/m

2. Beban Hujan = 0,3 kN/m

Berat beban mati tambahan QMA = 4,15 kN/m

Momen akibat beban mati tambahan, MMA = 635,46875 kN/m Ac = 1,3299986 m2

Wac = 0,979169519 m3 W'ac = 1,646077103 m3 Wbc = 0,477327992 m3

Tegangan beton di serat atas plat : fac = - MMA / Wac = -648,9874 kPa Tegangan beton di serat atas balok : f'ac = - MMA / W'ac = -386,050 kPa Tegangan beton di serat bawah balok : fbc =+ MMA / Wbc = 1331,304kPa  Tegangan Akibat Prategang (Pr)

Gaya prategang efektif, Peff = 7948,577 kN Eksentrisitas, e's = 1,2367 m

Ac = 1,3299986 m2 Wac = 0,979169519 m3 W'ac = 1,646077103 m3 Wbc = 0,477327992 m3 Tegangan beton di serat atas plat :

fac = - Peff / Ac + Peff*e's/Wac = 4062,723 kPa Tegangan beton di serat atas balok :

f'ac =-Peff / Ac + Peff*e's / W'ac = -4,615 kPa Tegangan beton di serat bawah balok :

fbc = -Peff / Ac - Peff*e's / Wbc = -26570,153 kPa

Gaya prategang akibat jacking pada masing-masing cable : Pj = po * ns * Pbs No Kabel Angkur Hidup VSL Angkur mati VSL ns (Strand) Pbs (kN) Po Pj (kN) Sudut (… ) Sc (Ton) Dim (mm) P (Ton) Dim (mm) 1 19 265 19 250 17 187.32 78% 2483,863 6,745 2 19 265 19 250 19 187.32 78% 2776,082 5,592 3 19 265 19 250 19 187.32 78% 2776,082 3,292 4 19 265 19 250 19 187.32 78% 2776,082 0,983

PERHITUNGAN SENGKANG UNTUK BURSTING FORCE

Rasio perbandingan lebar plat angkur untuk sengkang arah vertikal : ra = a1 / a

Rasio perbandingan lebar plat angkur untuk sengkang arah horisontal : rb = b1 / b

Bursting force untuk sengkang arah vertikal : Pbta = 0.30*( 1 - ra )*Pj

Bursting force untuk sengkang arah horisontal : Pbtb = 0.30*( 1 - rb )*Pj

Luas tulangan sengkang arah vertikal yang diperlukan :

Ara = Pbta / ( 0.85 * fs )

Luas tulangan sengkang arah horisontal yang diperlukan : Arb = Pbtb / ( 0.85 * fs )

fs = tegangan ijin tarik baja sengkang Untuk mutu baja sengkang : BJ 41 Tegangan leleh baja sengkang : fy = 250000 kPa

Tegangan ijin baja sengkang : fs = 0.578 * fy = 144500 kPa Digunakan sengkang tertutup berdiameter : 2 D 10 mm Luas penampang sengkang :

As = 2 * / 4 * D2 = 265.465 mm2 = 0.000157 m2

Jumlah sengkang arah vertikal yang diperlukan : n = Ara / As Jumlah sengkang arah horisontal yang diperlukan : n = Arb / As Perhitungan Sengkang : No Kabel Angkur hidup VSL Angkur mati VSL Pj (kN) a1 (mm) a (mm) ra Pbta (kN) Ara (m2) Jumlah sengkang Sc (Ton) Dim (mm) P (Ton) Dim (mm) 1 19 265 19 250 2483,863 250 340 0,735 197.467 0.0016 10,191 2 19 265 19 250 2776,082 250 340 0,735 220.698 0,0010 6,369 3 19 265 19 250 2776,082 250 340 0,735 220.698 0,0010 6,369 4 19 265 19 250 2776,082 250 340 0,735 220.698 0,0010 6,369

Jumlah sengkang yang digunakan untuk bursting force :

No Angkur Hidup VSL Angkur Mati VSL Jumlah

Sengkang

Kabel Sc (Ton) Dim (mm) P (ton) Dim (mm)

1 19 265 19 250 11

2 19 265 19 250 7

3 19 265 19 250 7

14. PENULANGAN GESER

Ditentukan data data untuk desain penulangan geser balok prategang yaitu :

Mutu beton prategang fc’ = 45 Mpa

A = 0,6999 m2 B. Sendiri = 18,197 kN/m I = 0,3090 m4 Yt = ya = 0,9070 m Wa = 0,3406 m3 Qu = 1672,41 kN/m dp = yt + e = 0,9070 + 0,8077 = 1,7147 m Momen desain = 25669544 kNm

Tumpuan : L = 0 – 8,75 m ; 26,25 – 35 m dari tumpuan A

Vux = (1676,33 x 17,5) – (1676,33x8,75) = 14667,8875 kN Perhitungan lentur dengan ft = 0

0 = -P/0,6999 – Px0,7407/ 0,3406 + 25669544 / 0,3406 Diperoleh P = 20920573 kN

Fpe = P/A + Pe/W = 20920573/0,6999+20920573x0,7407/0,3406 = 34284,92 Mpa

Md = bs.l.x / 2 – bs.x2/2 = (18,197 x 35 x 8,75 / 2) – (18,197x8,752 / 2) = 2786,415 – 696,603 = 2089,811 kNm Fd = Md/W = 2089,811 x 106 / 3406x105 = 6,13 N/mm2 Vd = (18,197 x 17,5) – (18,197 x 8,75) = 159,223 kN M Max / Vi = (lx – x2) / (l-2x) M Max / Vi = (35x8,75 – 8,752) / (35-2x8,75) = 13,125 Vi / M Max = 0,076 Mcr = I / yt [√f’c / 2 + fpe – fd] = 0,3090 / 0,907 * [ 0,5√45000 + 1724x1000 – 6,13x1000] = 11679363,315 kNm Vci = 0,05 bw d √f’c + Vd + Vi . Mcr / M max = [10-3(0,05x711,2 x 1714,7√45] + 159,223 + (0,076x11679363,315 ) = 888199,698 kN

Menurut SNI 2002 Vci tidak boleh kurang dari :

Bw d √f’c / 7 = 711,2 x 1714,7 x 10-3 x √45 / 7 = 1168 kN

Vux / Ø = 14667,8875 / 0,6 = 24446,479 kN

Menurut SNI 2002, factor reduksi kekuatan Ø untuk geser = 0,6 Vci = 532919,8188 kN

Coba sengkang Ø 10 mm Av = 2 п 102 / 4 = 157 mm2

Vs = Vux / Ø – Vci = 24446,479 – 532919,8188 = -508473,33 kN

Harga Vs yang negatif mengindikasikan bahwa secara teoritis gaya geser terfaktor dapat ditahan oleh komponen geser beton dari balok.

Persyaratan SNI 2002 untuk sengkang minimum : S = Av 3 fys / bw = 157 x 3 x 250 / 711,2 = 165,56 mm

Menurut SNI 2002, jarak sengkang maksimum adalah nilai terkecil dari 3h/4 = 3x1828,8 / 4 = 1371 mm sehingga dipakai sengkang Ø10 – 200 mm.

Lapangan : L = 8,75 - 26,25 m dari tumpuan A diambil pada tengah bentang

yaitu 17,5 m dari tumpuan.

Dalam penentuan jarak sengkang pada lapangan umumnya lebih berjarak dibandingkan dengan di tumpuan. Sehingga diambil jarak sengkang pada lapangan adalah Ø10 – 250 mm.

Dokumen terkait