• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Perilaku Anak

Analisis perilaku anak diperoleh melalui hasil observasi yang dilakukan penulis ketika pemberian tretment pada kelompok eksperimen, yaitu anak yang memiliki perilaku prososial rendah dan sangat rendah.

1) TK

Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, TK mengikuti permainan dengan semangat. Akan tetapi tidak senang mendengarkan interuksi dari peneliti. TK tertawa-tertawa bersama

pertemuan pertama diisi dengan sesi Ice Breaking, maka peneliti membiarkan saja anak bergerak senatural mungkin, sehingga tercipta kenyamanan antara anak dan peneliti dan antar anak.

Pertemuan 2

Pertemuan yang kedua TK masih melakukan hal yang sama. TK bermain-main sendiri dan kurang mengindahkan peneliti. TK akan menurut apabila peneliti mulai bersuara lebih keras. Akan tetapi setelah beberapa menit, TK akan mengulangi perilakunya. Pada pertemuan kedua, TK sering menjahili temannya. Dalam permainan jendela johari, TK yang seharusnya tidak boleh melihat tulisan temannya, malah mengambil kertas yang sedang ditulis oleh temannya. Pada pertemuan kedua ini, masih belum ada tanda-tanda perubahan pada diri TK

Pertemuan 3

Pertemuan ketiga adalah menyusun balok. TK mendapat giliran kelomok kedua dalam menyusun balok. TK mulai tertarik dan berkonsentrasi dengan permainan. Meskipun ketika menjadi penonton saat temannya bermain, TK lebih sering mengejek dan mengeluarkan kata-kata kasar.

Pertemuan 4

Pertemuan keempat adalah bola torong. Pada saat persiapan TK sering sekali menjahili temannya dan bertindak seenaknya sendiri. Akan tetapi ketika permainan dimulai, TK melaksanakannya dengan serius. TK menunjukkan sedikit

perubahan perilaku pada saat permainan bola torong. TK bermain dengan antusias dan mengikuti interuksi dari peneliti

Pertemuan 5

Pertemuan kelima adalah gobak sodor dan air mengalir. Pada pertemuan ini sangat terlihat perubahan pada TK. Pada permainan gobak sodor dan air mengalir, Peneliti tidak berkomentar atas kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh anggota kelompok TK. Akan tetapi TK menyadari sendiri bahwa anggotanya melakukan kecurangan, kemudian TK meminta ijin kepada peneliti untuk mengulangi permainan, karena merasa tidak sportif. Peneliti memberikan apresiasi kepada TK atas perbuatannya ini

Pertemuan 6

Pertemuan keenam Perilaku TK mulai berubah. TK lebih senang mendengarkan apa yang dikatakan peneliti. Pada permainan gambar berantai, TK lebih sering menegur temannya untuk tidak berbuat curang dan tidak berisik. Terlihat bahwa TK mulai menunjuukkan perubahan yang baik pada pertemuan ini

Pertemuan 7

Pada permainan ini semua anak masih terlihat egois, termasuk TK. Akan tetapi, pada tahap refleksi, kemudian TK mulai menyadari arti dan inti dari permainan.

Pertemuan ke delapan adalah sesi dimana anak diajarkan untuk mengambil keputusan dalam menolong. TK mengikuti permainan panjang-panjangan dengan antusias. Sampai-sampai semua barang yang ada didalam tasnya, dan yang menempel ditubuhnya TK lepaskan, supaya kelompoknya bisa memenangkan pertandingan. TK memperilatkan perubahan cara berbicara dan mulai menghargai peneliti

Pertemuan 9

Pada pertemuan terakhir, terlihat bahwa TK mulai lebih tenang, menurut, dan mengurangi kata-kata kasar yang biasanya sering diucapkan. Apabila pada awal pertemuan TK selalu bersungut-sungut dan tidak mau melihat wajah peneliti, akan tetapi pada pertemuan ini TK lebih ceria dan terlihat segar.

2) SK

Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, SK terlihat sangat agresif. Walaupun pada setiap permainan SK mengikuti dengan semangat dan antusias, akan tetapi SK susah untuk diatur, dan lebih sering memukul temannya.

Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, SK terlihat seperti penasaran saja dengan permainan apa yang akan diberikan oleh peneliti. Pada permainan jendela johari ini, SK tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti permainan. SK mengejek temannya dan

menjahili temannya. Akan tetapi setelah temannya usai melaksanakan tugas, SK mau mengerjakan tugasnya

Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga, SK mendapatkan giliran pertama dalam menyusun balok. SK mulai senang dengan permainan, dan mulai mau mendengarkan peneliti. Pada saat sesi refleksi SK terliaht sungguh-sungguh dalam mendengarkan temannya yang menceritakan apa yang mereka peroleh melalui permainan yang telah dilakukan

Pertemuan 4

Pada pertemuan keempat, SK menunjukkan perubahan yang sangat drastis. Permainan bila torong ini, SK mengikuti dengan baik. SK hanya beberapa kali terliaht menjahili temannya.

Pertemuan 5

Pada air mengalir, SK kembali tidak bersungguh-sungguh mengikuti permainan. SK berlari-lari dan membuang-buang ari yang ada. Akan tetapi pada saat refleksi, seperti pada pertemuan ketiga, SK mulai diam dan mendengarkan temannya dengan seksama.

Pertemuan 6

Pada permainan gambar berantai, SK terlihat tidak sabar dengan temannya yang tidak menggambar sesuai dengan keinginnannya. Sk mulai berteriak-teriak, akan

tetapi mau mengindahkan peneliti. Apabila peneliti mulai menegur, maka SK akan menurut dan diam.

Pertemuan 7

Pada permainan ini semua anak masih terlihat egois, termasuk TK. Akan tetapi, pada tahap refleksi, kemudian SK mulai menyadari arti dan inti dari permainan.

Pertemuan 8

Pada permainan ini, SK terlihat rgau-ragu dalam meminjamkan apa yang dimilikinya untuk kelompok. Akan tetapi atas desakan temannya, SK mau meminjamkan peralatan dan bajunya. SK mulai menunjukkan sedikit perubahan dengan tidak berteriak-teriak dan berbicara kasar.

Pertemuan 9

Pada pertemuan terakhir, terlihat bahwa SK senang dan antusias. SK bahkan meminta temannya untuk teratur dan mendengarkan peneliti. SK mulai sering tersenyum dan malu apabila melakukan kecurangan.

3) EN

Pertemuan 1

EN adalah anak yang sangat aktif, lebih aktif dari teman-teman yang lain. EN lebih sering jail kepada teman dan mengolok-olok teman. Pada pertemuan pertama, EN berperilaku seperti teman-temannya yang lain, yaitu seenaknya sendiri.

Pertemuan 2

Pada permainan kedua, EN selalu tidak menerima apa yang diberikan oleh peneliti. EN meminta apa yang diinginkannya, dan marah apabila tidak diberikan. EN masih terlihat kurang sopan.

Pertemuan 3

Pertemuan ketiga adalah menyusun balok. EN mendapatkan giliran pertama dan menyusun balok. EN terlihat senang mengikuti permainan ini. EN mengikuti sesi ketiga dengan baik. Meskipun masih sering jail terhadap temannya, akan tetapi tidak seperti pada pertemuan pertama. EN mulai mau mendengarkan peneliti.

Pertemuan 4

Pada permainan bola torong, EN sempat terluka karena kecerobohannya sendiri. EN banyak bergerak dan berlai kesana sini, padahal permainan belum dimulai, sehingga EN menabarak, dan torong yang dipakai menggores wajahnya. Akan tetapi EN tidak menangis, justru EN lebih tenang dan lebih tertib.

Pertemuan 5

Pada pertemuan kelima, EN bermain gobak sodor dengan tertib. EN terlihat gembir dan antusias mengikuti permainan. Pada permainan bola air, EN merasa diperlakukan curang oleh temannya, sehingga permainan diulang dari awal. Pada tahap refleksi, EN menceritakan apa yang EN peroleh dari permainan.

Pertemuan 6

Pada sesi ini, EN menunjukkan perubahan perilaku, sama seperti teman-temanya yang lain. EN antusias dan menegur temannya yang tidak menurut atau tidak mau mendengarkan peneliti. Pada pertemuan ini, terlihat bahwa beberapa anak mulai menunjukkan perubahan.

Pertemuan 7

Pada pertemuan ketujuh, terlihat bahwa semua anak masih belum menyadari arti dari permainan. Demikian juga EN. EN terlihat egois dan ingin menang sendiri. Akan tetapi pada saat refleksi, EN mulai menyadari apa yang menjadi inti dari permaiann.

Pertemuan 8

Pertemuan ke delapan adalah sesi dimana anak diajarkan untuk mengambil keputusan dalam menolong. EN mau memberikan apa saja yang dimiliki. Bahkan seluruh isi tasnya dikeluarkan untuk membantu teman-temannya supaya kelompoknya menang. Hal ini terlihat baik. EN tidak berpikir panjang untuk menolong teman-temannya.

Pertemuan 9

Pada pertemuan terakhir, EN datang dengan gembira dan lebih tertib. EN lebih sopan dalam berbicara. Meskipun masih sering menjahili temannya, akan tetapi tidak sesering pada awal pertemuan.

4) KR

Pertemuan 1

KR memliki postur tubuh yang lebih besar dari teman-teman yang lainnya. KR ditakuti oleh teman yang lain, karena perkataannya yang kasar dan perilakunya yang kasar terhadap teman-teman yang lainnya. Pada sesi ini, KR banyak menenatang peniliti dan memberikan pendapat yang semaunya sendiri.

Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua KR belum menunjukkan perubahan. KR masih beringas dan semaunya sendiri. Meskipun KR mengikuti permainan sampai selesai, akan tetapi selalu membantah apa yang dikatakan oleh peneliti.

Pertemuan 3

Pada saat permainan menyusun balok, KR mulai terlihat lebih lembut dari biasanya. KR bersemangat mengikuti permainan dan sering tertawa. Akan tetapi apabila ada teman yang melakukan kesalahan, KR akan marah dan mencaci maki temannya.

Pertemuan 4

Pada pertemuan keempat, KR bermain bola torong seenangknya sendiri. Torong yang dipakai oleh KR di sodokkan kepada temannhya, sehingga temannya terjatuh dan menangis. KR telihat menyesali perbuatannya, dan mulai tertib pada sesi ini.

Pada permainan gobak sodor dan bola air, KR serius dalam mengikuti permainan. KR mulai tidak mau ada temannya yang berbuat curang. Meskipun KR mulai mau mendengarkan peneliti, akan tetapi masih sering memarahi dan memukul teman yang dia anggap tidak benar.

Pertemuan 6

Pada sesi keenam, KR lebih sering diam. Akan tetapi ketika temannya tidak melakukan apa yang diinginkannya, KR kembali marah dan membentak temannya. Akan tetapi kali ini tidak dengan memukul.

Pertemuan 7

Pada pertemuan ketujuh telihat bahwa KR menyadari arti dari permainan. Akan tetapi karena teman-temannya yang lain berkompetisi, maka KR mengikuti alur dari teman-temannya. Pada saat refleksi, KR mulai banyak berbicara dan memberikan pendapat.

Pertemuan 8

Pada pertemuan ke delapan terlihat perubahan pada diri KR. KR mulai mengurangi bebicara dengan membentak. KR sering bercanda dengan teman dan peneliti.

Pertemuan 9

Pada pertemuan kesembilan, KR lebih sering berbicara pada saat refleksi. Refleksi pada sesi ini lebih lama dari biasanya, karena setiap anggota kelompok

menceritakan dengan antusias apa saja pelajaran yang diperoleh selama sembilan kali pertemuan.

5) EL

Pertemuan 1

EL anak yang pendiam, yang lebih sering mengomentari temannya dari belakang. EL tidak berani mengekspresikan perasaannya didepan temannya. Apabila EL tidak suka sesuatu, maka dia akan cemberut sampai akhir sesi. Pada sesi pertama ini, EL mengikuti permainan dengan bersemangat. Akan tetapi apabila ada temannya yang melakukan kesalahan, EL cemberut dan tidak bersemangat lagi.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua EL mengikuti permainan dengan baik, EL mengikuti permainan dengan tertib. Akan tetapi EL kurang memperhatiakn interuksi dari peneliti, sehingga EL melakuakn kesalahan saat permainan.

Pertemuan 3

Permainan menyusun balok, EL mendapatkan giliran pertama dalam permainan. EL serius mengikuti permainan. Pada saat sesi refleksi, EL terlihat banyak berbicara dan mengutarakan pendapat. Dari pendapat yang diutarakan EL, terlihat bahwa EL memahami apa maksud dari permainan.

Pada saat permainan bola torong EL menurut dan tertib dalam mengikuti permainan. Beberapa hal yang tidak EL mengerti diatanyakan kepada peneliti. Berbeda pasa saat awal-awal pertemuan EL tidak mau bertanya dan hanya bisik-bisik dengan temannya saja.

Pertemuan 5

EL mengaku belum pernah memainkan permainan gobak sodor, sehingga EL terlihat canggung. Meskipun pada akhirnya EL menikamti permainan. Pada saat sesi refleksi, EL mulai mengerti apa arti dari permainan pada pertemuan kelima.

Pertemuan 6

Pada sesi ini, EL menunjukkan perubahan perilaku, sama seperti teman-temanya yang lain. EL antusias dan menegur temannya yang tidak menurut atau tidak mau mendengarkan peneliti. Pada pertemuan ini, terlihat bahwa beberapa anak mulai menunjukkan perubahan.

Pertemuan 7

Pada pertemuan ketujuh, EL mengikuti saja arus dari permainan. El mengikuti permainan seperti teman-temannya yang lain. EL mulai sering bebicara dan mulai sering mengungkapkan perasaannya.

Pertemuan 8

Pada sesi ini, EL masih sering lama berpikir ketika akan meminjamkan barangnya untuk membantu kelompok. Teman-teman EL harus marah-marah terlebih dahulu

supaya EL mau meminjamkan barangnya. Pada sesi refleksi, EL mulai menyadari bahwa perilakunya salah, melalui pernyataannya.

Pertemuan 9

Pada pertemuan terkahir. EL mulai terlihat bersemangat dan banyak bicara. EL terlihat mulai beradaptasi dengan kelompok dan dengan peneliti. EL mengikuti permainan dengan semangat. Pada saat refleksi EL terlihat lebih banyak bicara dari sebelumnya. EL memahami arti dari sembilan pertemuan yang telah dilaksanakan.

6) DN

Pertemuan 1

Pada awal pertemuan, DN sering marah-marah sendiri dan tidak mau menurut kepada peneliti. Saat Ice Breaking DN lebih senang bermain-main sendiri. DN selalul membantah apa yang dikatakan oleh peneliti.

Pertemuan 2

DN masih bersikap sama pada pertemuan kedua. DN sering mengajak temannya utnuk tidak mengikuti peraturan.

Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga, DN tertarik dengan permainan menyusun balok. Peneliti selalu memberikan apresiasi ketika DN melakukan tindakan yang baik. DN mulai mau mendengarkan peneliti, dan mengikuti permainan dengan baik.

Pertemuan 4

Pada permainan ini, DN menunjukkan sikap yang baik. DN membantu peneliti dalam mempersiapkan permainan. DN mulai lebih sering bertanya dan berada di dekat peneliti, serta menurut.

Pertemuan 5

DN bersikap sangat baik dari biasanya. DN akan menegur temannya yang tidak tertib dan berusaha mengikuti permainan dengan baik. DN membantu teman yang kesulitan membawa peralatannya, dan membantu peneliti apabila terlihat kesulitan dalam mempersiapkan permainan.

Pertemuan 6

Pada sesi ini, DN mengikuti permainan dengan baik dan tertib. DN sangat cepat menunjukkan perubahan perilaku. Apabila ada teman yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan harapan DN, maka DN hanya terdiam saja dan beruasaha untuk bersabar.

Pada pertemuan ketujuh, DN mengikuti teman-teman yang lain untuk berkompetisi. Akan tetapi pada saatrefleksi, DN menunjukkan sikap yang baik dan memberikan tanggapan yang baik. Dari tanggapan DN terlihat bahwa DN memahami arti dari permainan pada sesi ini.

Pertemuan 8

Pada saat permainan panjang-panjangan, DN sangat bersemangat dalam membantu kelompok. DN memberikan semangat kepada teman yang lain dan berusaha dengan sangat keras untuk membantu temannya. DN berlari kesana keamri untuk mencari benda-benda yang bisa membantu kelompoknya untuk menang.

Pertemuan 9

Pada sesi terakhir, DN terlihat bersedih karena mengetahui bahwa pertemuan berakhir. Pada permainan terakhir, DN terlihat kurang bersemangat. Akan tetapi pada saat refleksi, DN mulai kembali bersemangat dan memberikan pendapat mengenai sembilan sesi yang telah dijalani. DN menunjukkan perubahan yang terlihat sangat baik, dibanding pada awal pertemuan.

Dokumen terkait