• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perilaku Industri Makanan di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Analisis

4.2.2 Analisis Perilaku Industri Makanan di Indonesia

Analisis perilaku pasar dalam industri ini dilakukan secara deskriptif dengan mengacu pada struktur pasar yang telah ada. Berdasarkan hasil analisis, struktur pasar dalam industri makanan di

0 2 4 6 8 10 12

CR5

CR4

Indonesia adalah bersifat oligopoli longgar yang cenderung kepada persaingan monopolistik. Hal ini akan menimbulkan beberapa perilaku yang dilakukan oleh para pelaku industri pada industri Makanan di Indonesia. Perilaku yang dilakukan tersebut antara lain adalah strategi produk, harga, dan promosi.

4.2.2.1 Strategi Produk

Menurut Jaya (2001), strategi produk harus mengikuti perkembangan produk itu sendiri. Kotler dan Armstrong, (2006) menyatakan bahwa suatu produk memiliki daur hidup tersendiri yang terdiri dari 5 fase, yaitu pengembangan, perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Produk yang masih baru masuk ke dalam pasar pada awalnya akan memiliki tingkat penjualan yang rendah karena konsumen belum mengenal produk tersebut sehingga perusahaan akan melakukan upaya-upaya untuk memasarkan produk, guna meningkatkan nilai penjualan hingga pada kondisi penjualan tertinggi perusahaan melalui strategi pemasaran dari perusahaan.

Dalam memperkenalkan produk, Perusahaan tidak bisa lagi berpikir untuk memberikan nama asal saja untuk brand-nya, tanpa selanjutnya dipelihara atau dikembangkan. Terlebih jika ingin masuk pasar global, maka brand itu sangat penting. Saat ini juga banyak brand asing masuk ke Indonesia namun tetap bekerja sama

dengan perusahaan lokal. Karena mereka ini sudah mempunyai brand image yang kuat, maka akan lebih mudah memasuki pasar. Dalam setahun terakhir ini, ada cukup banyak brand baru yang bermunculan, terutama yang brand asing. Kemunculan merek- merek baru ini memang menjadi fenomena tersendiri, dan ini terjadi bukan hanya di (industri) makanan dan minuman saja, namun juga terjadi di industri lainnya.

Tingginya nilai penjualan suatu produk dapat diartikan sebagai tingginya permintaan akan produk tersebut. Kondisi ini akan memancing datangnya perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk serupa sehingga jumlah pesaing akan bertambah banyak. Jika sebuah perusahaan tidak dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, maka penjualan produk akan terus menurun dan mencapai titik akhir dari siklus produk

Masalah penurunan nilai penjualan produk ini harus segera diatasi, jika tidak, keberlangsungan usaha suatu perusahaan akan terancam dan dapat menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk meningkatkan kembali penjualannya yaitu melalui pengembangan atau pembaharuan produk yang telah ada, penciptaan produk baru yang benar-benar berbeda dari produk sebelumnya, dan diferensiasi produk dengan tidak hanya memproduksi satu jenis

produk saja tapi juga merambah produk lain yang potensial untuk diminati konsumen.

4.2.2.2 Strategi Harga

Struktur pasar dalam industri makanan yang bersifat oligopoli longgar, dan ini membuat perusahaan dalam industri ini kurang potensial untuk melakukan kolusi. Mereka tetap harus mempertimbangkan willingness to pay masyarakat yang masih memiliki kekuatan dalam mempengaruhi penetapan harga. Artinya perusahaan tidak bisa menentukan harga sesuai dengan keinginan mereka. Penetapan harga pada perusahaan dalam industri makanan dipengaruhi oleh penetapan harga dari pesaing, terbukti pada harga-harga makanan ringan yang tidak berbeda jauh antara yang satu dan lainnya selama produk tersebut masih sejenis. Contohnya harga snack Taro yang merupakan produk keluaran Unilever dengan berat bersih 40g Rp 3.750,00 dan harga snack Cheetos yang merupakan produk Indofood, dengan rasa dan ukuran yang sama di banderol dengan harga Rp 3.300,00. Penentuan harga oleh produsen juga dapat dipertimbangkan dari perilaku konsumen. Beberapa konsumen berasumsi bahwa semakin mahal harga produk maka semakin baik kualitasnya. Namun bukan berarti konsumen akan selalu memilih produk yang berharga mahal, sebagian akan memilih untuk mencari produk yang serupa namun dengan harga yang lebih murah.

Tidak hanya dipengaruhi oleh harga pesaing, Dalam industri makanan dan minuman, brand sangat penting karena saat ini sudah menjadi kewajiban bagi produsen makanan dan minuman untuk mengembangkan brand-nya. Dalam dunia modern, terutama di era konsumeritas seperti sekarang ini brand building itu sangat penting dalam penjualan. Terbukti beberapa produk dengan brand- brand terkenal, bisa menjual produknya (dengan harga) sedikit lebih mahal, itu karena brand-nya cukup baik dan mutunya dijaga. Jadi dapat dikatakan bahwa brand selain mampu meningkatkan penjualan suatu produk, juga mampu mempengaruhi penetapan harga dari produk tersebut.

4.2.2.3 Strategi Promosi

Untuk terus dapat bertahan dalam dunia ekonomi, Industri haruslah mendapatkan keuntungan dari aktivitas produksinya. Guna mendapat keuntungan, output dari perusahaan tersebut tentu harus laku di pasaran dan dikenal masyarakat secara luas. Dan cara terbaik agar suatu produk dapat dikenal masyarakat adalah dengan mempromosikan produk tersebut, tidak hanya melalui media cetak, juga melalui media elektronik. Strategi promosi ini dilakukan untuk menginformasikan kepada konsumen tentang adanya suatu produk di pasar dan bertujuan menarik minat konsumen akan produk tersebut. Strategi promosi yang dijalankan perusahaan makanan ringan dalam industrinya adalah melalui promosi dalam

bentuk iklan, distribusi produk, diskon atau potongan harga, product display di tempat penjualan, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Sebuah strategi promosi dapat dikatakan efektif jika dampak dari promosi tersebut dapat membuat konsumen mengetahui kelebihan dari suatu produk dibandingkan produk lain sehingga dapat

mendorong mereka untuk membeli produk tersebut. Strategi promosi

yang paling banyak digunakan adalah iklan karena dianggap paling berperan dalam menunjang keberhasilan usaha meningkatkan jumlah penjualan. Iklan dilakukan di berbagai media diantaranya televisi, radio, majalah, koran, katalog, poster, dan papan reklame.

Media lain yang digunakan dalam mempromosikan produk selain media cetak dan elektronik adalah melalui tempat dimana produk tersebut dijual. Cara ini dinamakan product display, yakni

cara penyajian di tempat penjualan yang harus dibuat semenarik mungkin agar menarik minat beli calon konsumen, misalnya di

supermarket, hypermarket, toko, warung dan lain-lain.

Saat ini produsen harus lebih aktif mengomunikasikan brand-nya ke konsumen. Zaman sekarang, biaya promosi tidak harus mahal, tidak hanya dengan iklan di televisi, koran, dan lainnya yang bisa menelan biaya besar, tapi juga bisa melalui media-media yang tidak berbayar, seperti Facebook (FB), Twitter, dan lain-lain. Media ini juga sudah banyak dimanfaatkan oleh berbagai brand untuk berpromosi. Tidak hanya brand kecil dan

baru, tapi juga dimanfaatkan juga oleh brand-brand terkenal untuk berpromosi dan menjaga komunikasinya dengan konsumen. Hal ini merupakan salah satu cara promosi agar brand-nya tetap eksis. Karena ada beberapa brand yang terkenal lama lalu mati begitu saja karena biaya promosinya sudah tidak sebanding dengan hasil penjualannya.

Dokumen terkait