• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang terkumpul baik dari kepustakaan maupun dari lapangan kemudian diproses, diteliti dan disusun secara seksama dengan cara: editing, sistematis dan interpretasi sehingga akan memudahkan dalam melakukan penarikan kesimpulan. Metode yang digunakan dalam penarikan kesimpulan adalah metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus yang kemudian diambil kesimpulan secara umum sehingga kesimpulan tersebut dapat diberikan saran.

60

V. PENUTUP

A. Simpulan

Hasil penelitian, tentang perlindungan hukum terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya perlindungan hukum bagi saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang wajib diberikan oleh Penyidik dan Jaksa Penuntut Umum seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban sesuai yang diatur dalam Pasal 4 menjelaskan bahwa setiap aparat penegak hukum atau instansi terkait wajib memberikan perlindungan saksi dan perkara pidana. Dalam hal ini penyidik (Polisi), Penuntut Umum (Jaksa), dan Pengadilan (Hakim) dituntut untuk bias memberikan perlindungan terhadap saksi. Upaya perlindungan yang diberikan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penuntut umum yakni berupa jaminan perlindungan keamanan, hak perahasiaan identitas, dan evakuasi tempat tinggal sementara. Aparat kepolisian dalam mengupayakan perlindungan terhadap saksi dan pelapor tindak pidana pencucian uang tidak hanya mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tetapi juga berpedoman pada Peraturan Kepala

61

Kepolisian Nomor 17 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemberian Perlindungan Khusus Terhadap Pelapor Dan Saksi Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang. Sedangkan untuk perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang oleh penuntut umum berupa perahasiaan identitas serta apabila dalam suatu kasus pelapor berasal dari dalam instansi yang dilaporkan maka pelapor tidak akan dijadikan saksi dipengadilan dan identitas sang pelapor akan dirahasiakan.

2. Proses Pelaksanaan pemberian perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang pada Kepolisian Negara Republik Indonesia mengacu pada Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 17 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus Terhadap Pelapor dan Saksi Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang telah memuat suatu rumusan dalam prosedur pemberian perlindungan khusus terhadap saksi dan pelapor serta tata cara pemberian perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang. Mekanisme atau prosedur ini dimulai dengan mengajukan permohonan perlindungan, setelah itu akan dilakukan klarifikasi atas kebenaran laporan dan permohonan perlindungan terhadap saksi dan pelapor. Untuk pemberitahuan secara tertulis terhadap saksi dan pelapor dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sebelum pelaksanaan perlindungan. Untuk pemberhentian pemberian perlindungan terhadap saksi dan pelapor berdasarkan penilaian pejabat kepolisian negara republik indonesia yang berwenang bahwa perlindungan tidak diperlukan lagi atau atas permohonan yang bersangkutan. Sedangkan Jaksa penuntut umum dalam prateknya pemberian perlindungan hukum

62

terhadap saksi dan pelapor harus ada inisiatif dari jaksa sendiri yang dibantu oleh aparat keamanan untuk nantinya membaca apakah saksi perlu dilindungi sementara atau sampai identitasnya dirahasiakan saja.

A. Saran

Adapun saran yang akan diberikan penulis berkaitan dengan upaya dan pelaksanaan perlindungan hukum terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang sebagai berikut:

1. Upaya perlindungan terhadap saksi dan pelapor harus dilakukan secara menyeluruh karena tidak banyak orang yang bersedia mengambil resiko untuk melaporkan dan memberikan kesaksian terhadap suatu tindak pidana jika dirinya, keluarganya, dan harta bendanya tidak mendapatkan perlindungan dari ancaman yang mungkin timbul karena laporan serta kesaksian yang dilakukannya. Berkaitan dengan hak-hak yang diperoleh seharusnya lebih diperluas seperti misalnya mencakup hak untuk mendapat informasi mengenai perkembangan perkara dalam putusan pengadilan, hak untuk perahasiaan identitas secara mutlak, dan hak untuk memberikan kesaksian secara tidak langsung. Memberikan kesaksian secara tidak langsung maksudnya adalah saksi dalam menyampaikan kesaksiannya dapat dilakukan ditempat yang terpisah dengan media

teleconference.

2. Ketersediaan mekanisme melindungi saksi dan pelapor amat penting untuk memberikan sebuah keyakinan pada publik akan adanya jaminan ketika peran partisipasi publik terhadap upaya pemberantasan tindak pidana

63

pencucian uang dipergunakan, untuk itu proses pemberian perlindungan saksi dan pelapor oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penuntut Umum dan Hakim seharusnya dapat diimplementasikan dalam bentuk kebijakan khusus agar lebih memiliki kekuatan hukum. Tujuan lainnya adalah sebagai pijakan bagi Kepolisian, Penuntut Umum, dan Hakim untuk melakukan proses perlindungan kepada saksi dan pelapor dengan mekanisme dan tatacara yang jelas, pasti dan objektif.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Moeljatno, 2009,Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Jakarta, Bumi Aksara. Muhammad, Abdulkadir, 2004,Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, Raja

Grafindo Persada..

Prodjohamidjojo, Martiman, 2001,Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Dalik Korupsi, Bandung, Mandar Maju

Remy, Sutan S, 2007,Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti

Setiadi, Edi, 2010,Hukum Pidana Ekonomi,Bandung, Graha Ilmu,

Soekanto, Soerjono, 1983Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.. Jakarta, Rajawali pers

Soekanto, Soerjono,1985, Penelitian Hukum Normatif. Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono, 1986,Pengantar Penelitian Hukum.UI. Jakarta

Sutedi, Andrian, 2008,Tindak Pidana Pencucian Uang, Bandung, PT Citra Aditya Bakti

Syamsuddin,Azis, 2011,Tindak Pidana Khusus, Jakarta, Sinar Grafika. Teguh Prasetyo.Hukum Pidana. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2012

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 17 Tahun 2005 tentang Tata Cara

Perlindungan Khusus Terhadap Pelapor Dan Saksi Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Undang-undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Website

http://id.wikipedia.org/wiki/pencucian_uang, diakses pada 4 Februari 2014, jam 09.20 WIB

http://lampost.co/berita/polda-selidiki-toni-sapujagat-terkait-kasus-pencucian- uang diakses pada tanggal 06 Maret 2015 pukul 13.00 WIB

Dokumen terkait