• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

4.3. Analisis Permintaan

Analisis permintaan akan membahas tentang kajian terhadap posisi kelayakan RS Kelas D Pratama dari 5 (lima) aspek yaitu aspek lahan dan lokasi, klasifikasi rumah sakit, kapasitas tempat tidur, jenis layanan, dan layanan unggulan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan RS Kelas D Pratama. Hasilnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.

1) Lahan dan Lokasi

RS Kelas D Pratama hanya dapat didirikan di daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi atau di daerah yang akses pelayanan rumah sakit sulit dijangkau. Kajian kelayakan lahan dan lokasi akan terkait dengan letak geografis, kondisi wilayah di sekitarnya dilihat dari aspek penggunaan lahan, infrastruktur dan aksesibilitas, serta kondisi demografi di wilayah perencanaan RS Kelas D Pratama. Berdasarkan hasil kajian terhadap aspek-aspek tersebut pada sub bab 5.1. maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a) Lokasi lahan rencana pembangunan RS Kelas D Pratama secara geografis akan sangat menguntungkan dan sangat mendukung pengembangan layanan kesehatan.

b) Kontur lahan yang relatif datar dan aksesibilitas yang mudah dari jalan utama, memberi keleluasaan dalam penataan areal rumah sakit.

c) Kondisi lingkungan sekitar serta sarana dan prasarana yang ada akan sangat mendukung operasional rumah sakit.

d) Kondisi demografi di wilayah empat kecamatan yang termasuk ke dalam lingkup mikro pelayanan RS Kelas D Pratama dalam materi RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013- 2033 adalah :

 Proyeksi jumlah penduduk tahun 2014 Kecamatan Gerokgak 91.418 jiwa, Kecamatan Seririt 84.128 jiwa, Kecamatan Busungbiu 49.275 jiwa dan Kecamatan Banjar 68.001 jiwa.

 Pertambahan penduduk per tahun berturut-turut dari yang paling tinggi adalah Kecamatan Gerokgak 2,36%, Kecamatan Seririt 1,82%, Kecamatan Busungbiu 1,29% dan Kecamatan Banjar 0,07%.

e) Proyeksi jumlah penduduk 20 tahun mendatang (tahun 2034) adalah Kecamatan Gerokgak 145.617 jiwa, Kecamatan Seririt 120.552 jiwa, Kecamatan Busungbiu 63.699 jiwa dan Kecamatan Banjar 69.015 jiwa.

Data dan kajian di atas menunjukkan bahwa dari aspek lahan dan lokasi, rencana RS Kelas D Pratama layak untuk dibangun. Kelemahan dan ancaman hanya terjadi pada faktor demografi yaitu pertambahan jumlah penduduk di wilayah empat kecamatan yang menjadi lingkup mikro pelayanan rumah sakit hingga tahun 2034 yang mencapai total 398.883 jiwa. Hal ini akan menjadi tantangan bagi RS Kelas D Pratama terutama dalam memenuhi tuntutan kebutuhan jenis dan jumlah layanan kesehatan dimasa mendatang, serta penyediaan tempat tidur untuk pelayanan rawat inap.

2) Klasifikasi Rumah Sakit

Secara umum, kelayakan klasifikasi/kelas rumah sakit akan mengkaji tentang kecenderungan jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat, sehingga diperoleh gambaran tentang klasifikasi/kelas rumah sakit yang direncanakan agar sesuai dengan jenis layanan dan kesiapan SDM kesehatan yang dimiliki.

Hal yang perlu dicermati adalah ketentuan yang menetapkan bahwa RS Kelas D Pratama merupakan rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis dasar yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) yang memberikan pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap serta pelayanan penunjang lainnya untuk peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan.

Artinya, RS Kelas D Pratama yang direncanakan di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng adalah rumah sakit kelas 3 (tiga). Dalam perkembangannya, sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan RS Kelas D Pratama, maka rumah sakit yang direncanakan ini secara bertahap kiranya akan ditingkatkan menjadi RSU Kelas D sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Kapasitas Tempat Tidur

Menurut ketentuan, salah satu pelayanan kesehatan yang wajib disediakan oleh RS Kelas D Pratama adalah pelayanan rawat inap. Adanya kewajiban untuk menyediakan pelayanan rawat inap membawa konsekuensi perlunya kajian terhadap perhitungan kapasitas Tempat Tidur (TT) yang harus disiapkan oleh RS Kelas D Pratama. Prakiraan kebutuhan jumlah TT berdasarkan standar WHO yaitu rasio ideal jumlah TT rumah sakit terhadap jumlah penduduk adalah 1 TT untuk 1.000 orang.

Jika mengacu kepada standar WHO di atas, maka hingga tahun 2034 dengan proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Seririt sebanyak 120.552 jiwa dibutuhkan minimal 120 TT. Apalagi kalau RS Pratama juga harus melayani tambahan tiga kecamatan lainnya (Gerokgak, Busungbiu dan Banjar) dengan proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2034 sebanyak 398.883 jiwa, akan dibutuhkan minimal 398 TT. Kebutuhan kapasitas TT yang demikian besar tentunya menjadi masalah apabila tidak diperhitungkan keberadaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang sudah ada maupun yang akan dibangun dan dikembangkan di lokasi lain hingga tahun 2034 mendatang.

Oleh karena itu, perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang akan disediakan di RS Kelas D Pratama tetap mengacu kepada upaya menambah pelayanan rawat inap kepada masyarakat dengan perawatan kelas 3 (tiga) dan kemampuan keuangan Pemerintah saat ini. Di samping itu, beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar dalam penentuan jumlah TT yang akan disediakan di RS Kelas D Pratama adalah sebagai berikut :

a) Luas lahan yang tersedia untuk pembangunan RS Kelas D Pratama.

b) Pelayanan kesehatan minimal yang wajib disediakan oleh sebuah RS Kelas D Pratama. c) Jenis pelayanan kesehatan yang menjadi prioritas untuk segera disediakan sesuai

dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

d) Ketentuan yang mengatur tentang tata ruang dan bangunan di wilayah rencana pembangunan RS Kelas D Pratama seperti KDB, KLB, GSB, KDH, dan ketentuan teknis lain yang mengatur persyaratan bangunan fasilitas kesehatan (rumah sakit).

a. Jenis Layanan

Jenis layanan sebuah rumah sakit umumnya berupa pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan servis. Melalui pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dan ketentuan yang berlaku, maka jenis layanan yang akan disediakan di RS

1) Pelayanan Medik : a) Unit Gawat Darurat b) Rawat Inap

c) Rawat Jalan :

 Poliklinik Penyakit Menular.

 Poliklinik Gigi.

 Poliklinik Gizi.

 Poliklinik THT.

 Poliklinik Anak.

 Poliklinik Umum.

 Poliklinik Penyakit Dalam.

 Poliklinik Kebidanan dan Vaksinasi. 2) Pelayanan Penunjang Medik :

a) PMI. b) Rekam Medik. c) Deservasi. d) Obgyn. e) Rebusitasi. f) Radiologi. g) OP. h) USG.

i) Apotik dan Gudang Farmasi. j) Kamar Jenazah. 3) Administrasi : a) Administrasi. b) Manajemen. 4) Servis : a) Satpam. b) Tempat Suci. c) Ambulance. d) Linen (Laundry) e) Kantin. f) Toilet.

b. Layanan Unggulan

Layanan unggulan sebuah rumah sakit umumnya disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di wilayah tempat rumah sakit tersebut berada. Karena RS Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis dasar, maka layanan unggulan yang akan dikembangkan di RS Kelas D Pratama ini didasarkan atas jenis penyakit yang dominan diderita oleh masyarakat dan kebutuhan Fasyankes.

Berdasarkan data yang ada menunjukkan, bahwa kasus penyakit yang dominan di Kabupaten Buleleng adalah penyakit panas, batuk, pilek, sesak napas, diare dan sakit kepala berulang. Analisis kebutuhan sarana kesehatan mengindikasikan hingga tahun 2023 di Kabupaten Buleleng perlu penambahan 350 unit Poliklinik guna menambah kelengkapan sarana kesehatan untuk pelayanan masyarakat.

Data dan hasil analisis di atas memberikan gambaran tentang jenis layanan unggulan yang dapat dikembangkan di RS Kelas D Pratama yaitu layanan rawat jalan dengan fasilitas 8 (delapan) Poliklinik yaitu Pol. Penyakit Menular, Pol. Gigi, Pol. Gizi, Pol. THT, Pol. Anak, Pol. Umum, Pol. Penyakit Dalam, dan Pol. Kebidanan & Vaksinasi.

Dokumen terkait