• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Karyawan terhadap Penilaian Prestasi Kerja dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Analisis Persepsi Karyawan terhadap Penilaian Prestasi Kerja dan

Penilaian prestasi kerja akan menjadi sistem yang baik jika dapat dipahami dan diterima karyawan. Oleh karena itu, analisis persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan perlu dilakukan dalam penelitian ini. Skala yang digunakan untuk melihat persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dan promosi adalah skala Likert. Nilai rentang skala (RS) yang didapat adalah 0,75, yang didapat dari rumus sebagai berikut :

RS = 4-1 = 0,75 4

Nilai skor rataan diperoleh dari hasil perkalian antara skor nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah karyawan. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi tanggapan / keputusan karyawan :

Tabel 4. Posisi tanggapan / keputusan karyawan

Skor Nilai Tanggapan / Keputusan Karyawan

1,00 – 1,75 Sangat tidak baik

1,76 – 2,50 Tidak baik

2,51 – 3,25 Baik

3,26 – 4,00 Sangat baik

Posisi tersebut jika diinterprestasikan adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada di dalam rentang 1 sampai 1,75 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan sangat tidak sesuai dengan harapan karyawan.

2. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada di dalam rentang 1,75 sampai 2,50 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan tidak sesuai dengan harapan karyawan.

3. Jika nilai skor rataan dihasilkan berada di dalam rentang 2,50 sampai 3,25 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan sesuai dengan harapan karyawan.

4. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada di dalam rentang 3,25 sampai 4 maka pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan sangat sesuai dengan harapan karyawan.

4.5.1. Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Prestasi Kerja

Analisis persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dilakukan berdasarkan proses penilaian prestasi kerja, pihak-pihak yang menilai dan pemanfaatan hasil penilaian. Masing-masing komponen terdiri dari beberapa pertanyaan yang menggambarkan penilaian prestasi kerja.

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa karyawan memiliki persepsi yang baik terhadap proses penilaian prestasi kerja yang diterapkan perusahaan. Karyawan mengetahui dengan baik prosedur (tata cara), tujuan, standar prestasi dan hal (faktor) yang dinilai dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Dessler (1997), yang mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan suatu prosedur yang terdiri dari penetapan standar kinerja, penilaian dan akhirnya memberi umpan balik kepada karyawan atas hasil kinerjanya tersebut.

Karyawan memahami makna faktor-faktor penilaian prestasi kerja sebagai acuan oleh perusahaan dalam penilaian prestasi kerja dengan baik. Karena karyawan selalu berpedoman pada SKU dan SKI yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen PT X Bogor berdasarkan Management By Objective, yang sejalan dengan pendapat Rivai (2006) dimana Management By Objective

adalah suatu bentuk penilaian dimana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang.

Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap proses penilaian prestasi kerja No. Indikator Penilaian Prestasi Kerja Skor

Rataan

Interpretasi Hasil 1. Prosedur (tata cara) penilaian prestasi

kerja

3,46 Sangat baik

2. Tujuan diadakannya penilaian prestasi kerja

3,43 Sangat baik

3. Hal (faktor) yang dinilai dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja

3,30 Sangat baik

4. Faktor-faktor penilaian prestasi kerja sebagai acuan oleh perusahaan dalam penilaian prestasi kerja

3,40 Sangat baik

5. Standar prestasi yang diterapkan perusahaan dalam penilaian prestasi kerja

3,39 Sangat baik

6. Keobjektifan dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja

3,38 Sangat baik

7. Kesesuaian unit tempat bekerja karyawan 3,32 Sangat baik 8. Mampu membedakan karyawan produktif

dan tidak produktif

3,28 Sangat baik

9. Kepuasan hasil penilaian bagi karyawan 3,21 Baik 10. Hasil penilaian diketahui dengan baik

oleh karyawan

3,33 Sangat baik

11. Penilaian prestasi kerja dapat menilai seluruh lapisan karyawan

3,34 Sangat baik

12. Penilaian prestasi kerja dapat diterima oleh semua pihak

3,21 Baik 13. Penilaian prestasi kerja mudah untuk

dilakukan

3,79 Sangat baik

14. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja dilaksanakan dengan baik

3,32 Sangat baik

Total 3,37 Sangat baik

Karyawan mengakui penilaian prestasi kerja dilaksanakan secara objektif dan sesuai dengan unit tempat kerja karyawan. Karena distribusi SKU dilakukan secara merata ke seluruh karyawan di setiap unit yang disesuaikan dengan brand posisi dan kompetensi karyawan. Dan penilaian prestasi kerja tersebut mampu membedakan karyawan yang produktif dan tidak produktif. Karyawan merasa puas dengan hasil penilaian prestasi kerja dan dapat mengetahui hasil penilaian prestasi kerjanya. Sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan karyawan dan semua pihak. Sesuai dengan pendapat Cascio (2003) dalam

harus memenuhi beberapa syarat yaitu relevan, sensitif, dapat dipercaya, kemamputerimaan, dan praktis.

Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap pihak-pihak yang menilai No. Indikator Penilaian Prestasi Kerja Skor

Rataan

Interpretasi Hasil 1. Prestasi dinilai oleh Atasan langsung 3,32 Sangat baik 2. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh

bawahan dan rekan sekerja

3,36 Sangat baik

3. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh semua pihak

3,36 Sangat baik

4. Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja, atasan selalu memberikan saran/ perbaikan

3,36 Sangat baik

5. Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja, atasan selalu mendiskusikan hasil penilaian prestasi kerja

3,24 Baik

6. Perusahaan selalu menjamin kerahasiaan hasil penilaian

3,38 Sangat baik

7. Atasan memahami deskripsi pekerjaan karyawan yang dinilainya

3,39 Sangat baik

Total 3,34 Sangat baik

Tabel 6 menunjukkan bahwa penilaian prestasi kerja yang dinilai oleh atasan langsung, bawahan dan rekan sekerja serta semua pihak dapat dilaksanakan dengan baik. Sesuai dengan pendapat Rivai (2006), yang menyatakan bahwa yang berfungsi sebagai penilai dalam penilaian prestasi kerja adalah atasan (atasan langsung), dan bawahan langsung (jika karyawan yang dinilai mempunyai bawahan langsung). Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja, atasan selalu memberikan saran/perbaikan dan mendiskusikan hasil penilaian prestasi kerja kepada para karyawan agar prestasi karyawan meningkat. Jika dari hasil diagnosa ditemukan karyawan yang membutuhkan bimbingan yang berkaitan dengan prestasi kerjanya, maka atasan harus melakukan proses coaching, agar pengetahuan dan keahlian karyawan dapat meningkat.

Atasan harus memahami deskripsi pekerjaan karyawan yang akan dinilainya. Dan perusahaan selalu menjamin kerahasiaan hasil penilaian prestasi kerja dalam arti hanya pihak-pihak yang berkepentingan saja yang boleh mengetahui hasil penilaian. Dengan hal tersebut merasa nyaman dan bebas menilai atasan atau rekan sekerjanya.

Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap pemanfaatan hasil penilaian No. Indikator Penilaian Prestasi Kerja Skor

Rataan

Interpretasi Hasil 1. Penilaian prestasi kerja memberikan

manfaat dalam perbaikan prestasi kerja

3,37 Sangat baik

2. Penilaian prestasi kerja memberikan manfaat dalam pengembangan karyawan

3,36 Sangat baik

3. Penilaian prestasi kerja memberikan pengaruh dalam keputusan kompensasi (promosi, kenaikan gaji)

3,23 Baik

4. Penilaian prestasi kerja memberikan pengaruh dalam keputusan pelatihan

3,19 Baik 5. Penilaian prestasi kerja memberikan

pengaruh keputusan karir

3,37 Sangat baik

6. Penilaian prestasi kerja merupakan sarana untuk mendapatkan umpan balik bagi perusahaan

3,36 Sangat baik

7. Penilaian prestasi kerja bermanfaat untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan

3,30 Sangat baik

Total 3,31 Sangat baik

Tabel 7 menerangkan bahwa penilaian prestasi kerja sangat bermanfaat bagi karyawan dalam perbaikan prestasi kerja, pengembangan karyawan dan keputusan kompensasi. Serta memberikan pengaruh dalam keputusan pelatihan dan keputusan karir karyawan. Karyawan menyadari bahwa penilaian prestasi kerja merupakan sarana bagi karyawan untuk mendapatkan umpan balik dari perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mangkupawira (2004), yang berpendapat bahwa tujuan dan manfaat penilaian prestasi kerja adalah perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, dan sebagainya.

Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap penilaian prestasi kerja No. Komponen Penilaian Prestasi Kerja Skor

Rataan

Interpretasi Hasil 1. Proses penilaian prestasi kerja 3,37 Sangat baik 2. Pihak-pihak yang menilai 3,34 Sangat baik 3. Pemanfaatan hasil penilaian 3,31 Sangat baik

Secara umum dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja yang dianut PT X Bogor dapat dikategorikan sangat baik. Terlihat dari hasil skor rataan yang nilainya di atas 3,34 artinya karyawan sangat setuju terhadap indikator-indikator penilaian prestasi kerja. Hal tersebut dikarenakan karyawan mengetahui dengan baik prosedur, tujuan, standar prestasi dan faktor yang dinilai dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Atasan dan karyawan bekerja sama dengan baik dalam penilaian prestasi kerja, dimana atasan melalukan coaching

jika menemukan hambatan dalam mencapai target yang telah disepakati. Dan karyawan merasakan manfaat dari hasil penilaian prestasi kerja yang sesuai dengan pendapat Mangkupawira (2004), yang berpendapat bahwa tujuan dan manfaat penilaian prestasi kerja adalah perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, dan sebagainya.

4.5.2. Persepsi Karyawan Terhadap Promosi Jabatan Karyawan

Pelaksanaan promosi jabatan disesuaikan dengan hasil penilaian prestasi kerja, dimana batasan nilai prosentase masing-masing prestasi dapat dilihat pada Tabel 3. Karyawan yang mendapatkan nilai P1 ( > 110 %) akan mendapatkan prioritas promosi jabatan, sedangkan karyawan yang mendapatkan nilai P5 (< 90 %) tidak akan dapat melakukan promosi jabatan. Dan jika ada dua orang karyawan atau lebih yang berada pada posisi sama misalkan pada posisi P2, maka karyawan yang berada pada posisi sama tersebut harus menyampaikan suatu prestasi kerja yang telah dicapainya, melakukan tes akademis dan wawancara, kemudian akan dilihat latar belakang pendidikannya. Karyawan yang terpilih adalah karyawan yang memiliki nilai terbesar dari hasil tes-tes tersebut.

Analisis persepsi karyawan terhadap promosi jabatan karyawan dilakukan berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada karyawan. Hasil perhitungan skor rataan persepsi karyawan terhadap promosi jabatan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Persepsi karyawan terhadap asas promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor

Rataan

Interpretasi Hasil 1. Jabatan karyawan sesuai dengan latar

belakang pendidikan

3,38 Sangat baik 2. Perusahaan memberikan kesempatan untuk

mengisi kekosongan jabatan

3,36 Sangat baik 3. Perusahaan memberikan kesempatan untuk

mengembangkan karir

3,49 Sangat baik 4. Atasan memberikan jabatan sesuai dengan

kemampuan karyawan

3,31 Sangat baik 5. Pelaksanaan promosi jabatan oleh perusahaan

telah dilakukan secara objektifitas, dalam arti tidak membedakan karyawan berdasarkan kedekatan hubungan dengan atasan, suku, agama dan jenis kelamin

3,28 Sangat baik

Total 3,36 Sangat baik

Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa perusahaan memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk mengembangkan karir, salah satunya adalah dengan promosi jabatan. Karena setiap karyawan pasti menginginkan adanya suatu promosi jabatan. Dan karyawan memandangnya sebagai penghargaan atas prestasi kerja yang telah dilakukan (Siagian, 2004 dalam

Setiawati, 2005). Karyawan merasa setuju bahwa jabatannya sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan atasan selalu memberikan jabatan sesuai dengan kemampuan karyawan. Karyawan merasakan bahwa perusahaan telah memberikan kesempatan untuk mengisi kekosongan jabatan. Dan pelaksanaan promosi jabatan oleh perusahaan telah dilakukan secara objektif.

Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap syarat promosi jabatan No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor

Rataan

Interpretasi Hasil 1. Karyawan mengetahui syarat promosi

jabatan yang diberlakukan perusahaan

3,27 Sangat baik 2. Perusahaan menetapkan disiplin sebagai

syarat dalam promosi jabatan

3,28 Sangat baik 3. Prestasi kerja merupakan syarat yang

telah ditetapkan perusahaan sebagai syarat promosi jabatan

3,26 Sangat baik

4. Perusahaan menetapkan loyalitas sebagai syarat dalam promosi jabatan

3,21 Baik

Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa karyawan memiliki persepsi yang sangat baik terhadap syarat promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan, karena karyawan mengetahui syarat-syarat promosi jabatannya. Karyawan sangat setuju, jika disiplin dan prestasi kerja ditetapkan sebagai syarat dalam promosi jabatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003) yang mengatakan bahwa syarat promosi yaitu jujur pada diri sendiri, bawahan serta perjanjian dalam menjalankan jabatan yang dipegangnya, disiplin kepada diri sendiri, tugas-tugas dan mentaati peraturan yang berlaku, serta mencapai prestasi kerja baik secara kualitatif dan kuantitatif yang dapat dipertanggungjawabkan, mampu bekerjasama dengan rekan kerjanya baik secara vertikal maupun horizontal, dan memiliki kecakapan.

Tabel 11. Persepsi karyawan terhadap prosedur promosi jabatan

No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Karyawan mengetahui prosedur promosi

jabatan yang berlaku pada perusahaan

3,20 Baik 2. Karyawan mengetahui waktu pelaksanaan

promosi jabatan dalam perusahaan

3,05 Baik 3. Prosedur pelaksanaan promosi jabatan

sudah efektif dan efisiensi

3,06 Baik

Total 3,10 Baik

Tabel 11 menunjukkan bahwa karyawan mengetahui prosedur dan waktu pelaksanaan promosi jabatan dalam perusahaan. Dengan pengetahuan mengenai prosedur dan waktu promosi jabatan, karyawan dapat mempersiapkan diri dan berlatih terlebih dahulu. Karyawan dapat menanyakan kepada atasan langsung mengenai hal-hal yang akan ditanyakan pada saat wawancara dengan atasan II. Prosedur pelaksanaan promosi jabatan yang diberlakukan perusahaan sudah efektif dan efisien. Karena dilakukan secara praktis dan sesuai prosedur.

Tabel 12. Persepsi karyawan terhadap dasar promosi jabatan

No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Perusahaan mempertimbangkan hasil

penilaian prestasi kerja yang telah dicapai karyawan

3,25 Baik

2. Atasan memberikan dukungan kepada karyawan untuk melakukan promosi jabatan

3,25 Baik

3. Karyawan yang cakap/ahli dalam pekerjaannya menjadi prioritas pertama perusahaan dalam memberikan kesempatan promosi jabatan

3,25 Baik

4. Promosi jabatan sudah berdasarkan pengalaman dan kecakapan karyawan dalam bekerja

3,25 Baik

Total 3,25 Baik

Tabel 12 menerangkan bahwa perusahaan selalu mempertimbangkan hasil penilaian prestasi kerja yang telah dicapai karyawan dan atasan selalu memberikan dukungan kepada karyawan untuk melakukan promosi jabatan. Dukungan tersebut dilakukan melalui proses negosiasi ketika menetapkan target SKI, dimana karyawan dan atasan berhak menetapkan target yang mampu dicapai karyawannya.

Karyawan setuju jika karyawan yang cakap/ahli dalam pekerjaannya serta memiliki pengalaman dan kecakapan menjadi prioritas perusahaan dalam memberikan kesempatan promosi jabatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003), dimana dasar promosi jabatan yaitu pengalaman, kecakapan, dan kombinasi pengalaman dan kecakapan.

Tabel 13. Persepsi karyawan terhadap tujuan promosi jabatan

No. Indikator Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil 1. Karyawan mengetahui tujuan perusahaan

mengadakan promosi jabatan

3,18 Baik 2. Karyawan merasa diakui keberadaaanya

oleh perusahaan

3,31 Sangat baik

3. Promosi jabatan membuat karyawan lebih bersemangat dan senang terhadap pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan

3,45 Sangat baik

4. Promosi jabatan yang diterima karyawan membuatnya puas, bangga dan menyebabkan status sosialnya semakin tinggi

3,42 Baik

5. Dengan adanya promosi jabatan, pendapatan dan nilai finansial karyawan semakin meningkat

3,35 Sangat baik

Total 3,34 Sangat baik

Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa karyawan mengetahui tujuan diadakannya promosi jabatan dan karyawan merasa diakui keberadaannya oleh perusahaan. Promosi jabatan membuat karyawan lebih bersemangat dan senang terhadap pekerjaaannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas, serta menyebabkan status sosial dan pendapatan/nilai finansialnya semakin meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan (2003), yang berpendapat bahwa promosi jabatan bertujuan untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi, menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar, merangsang karyawan agar bekerja lebih bergairah, bersemangat, dan berdisiplin.

Dengan promosi jabatan, gaji dasar karyawan dapat meningkat. Peningkatan gaji dasar tersebut berdasarkan nilai prosentase prestasi kerja yang terdapat pada Tabel 3. Dimana pada tingkat P1, gaji dasar akan meningkat sebesar 8 %, P2 gaji dasar meningkat sebesar 6 %, P3 gaji dasar meningkat 4 %, P4 gaji dasar meningkat 2 persen dan P5 tidak mengalami peningkatan.

Tabel 14. Persepsi karyawan terhadap promosi jabatan karyawan

No. Komponen Promosi Jabatan Karyawan Skor Rataan Interpretasi Hasil

1. Asas promosi jabatan 3,36 Sangat baik

2. Syarat promosi jabatan 3,26 Sangat baik

3. Prosedur promosi jabatan 3,10 Baik

4. Dasar promosi jabatan 3,25 Baik

5. Tujuan promosi jabatan 3,34 Sangat baik

Total 3,26 Sangat baik

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa promosi jabatan karyawan PT X Bogor berada pada kategori sangat baik. Hal ini berarti dapat dilihat bahwa hasil persepsi karyawan mengenai promosi jabatan memiliki skor rataan 3,26 yang berarti sangat baik. Dalam hal ini karyawan sudah memiliki kemampuan yang baik dalam bekerja yang meliputi pengetahuan, sikap dan memiliki hubungan kerja yang baik. Disiplin dan prestasi kerja merupakan syarat dalam promosi jabatan. Dasar promosi jabatan diprioritaskan kepada karyawan yang berpengalaman dan memiliki kecakapan. Promosi jabatan memberikan semangat kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas, serta menyebabkan status sosial dan pendapatan/nilai finansialnya semakin meningkat.

4.6. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Promosi Jabatan

Dokumen terkait