• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterangan :

Yijk : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i, kelompok ke-j dan ulangan ke-k

µ : nilai tengah populasi

αi : pengaruh perlakuan pemupukan taraf ke-i

βj : pengaruh perlakuan pemangkasan taraf ke-j

ρk : pengaruh aditif kelompok ke-k

(αβ)ij : pengaruh interaksi perlakuan αidan βj

εijk : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Percobaan 3 Analisis pertumbuhan akar dan biomas tanaman

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri atas dua faktor, yaitu:

1. Aplikasi pemupukan yang terdiri atas empat taraf: a. 0 g N/pohon/aplikasi (sebagai kontrol)

b. 20 g N/pohon/aplikasi c. 40 g N/pohon/aplikasi d. 60 g N/pohon/aplikasi

2. Perlakuan pemangkasan terdiri atas tiga taraf: a. Tanpa pemangkasan

b. Pemangkasan terbuka tengah c. Pemangkasan pagar

Terdapat 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari satu tanaman jeruk, sehingga tanaman jeruk yang diamati dalam percobaan ini berjumlah 36 tanaman.

Pengujian pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji F, jika uji F menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT

13

(Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%.Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

� = � + + + � + + �

Keterangan :

Yijk : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i, kelompok ke-j dan ulangan ke-k

µ : nilai tengah populasi

αi : pengaruh perlakuan pemupukan taraf ke-i

βj : pengaruh perlakuan pemangkasan taraf ke-j

ρk : pengaruh aditif kelompok ke-k

(αβ)ij : pengaruh interaksi perlakuan αidan βj

εijk : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Pelaksanaan

1. Persiapan Tanaman

Tanaman jeruk keprok Borneo Prima yang digunakan pada penelitian ini ialah tanaman yang telah berumur tiga tahun dan telah di tanam di lahan. Tanaman ini berasal dari hasil okulasi dengan batang bawah Rough Lemon (RL) dan batang atas Jeruk Keprok Borneo Prima. Persiapan tanaman sebelum dilakukan aplikasi pemupukan dan pemangkasan meliputi pemilihan tanaman contoh, pelabelan, dan penyiangan gulma yang tumbuh di bawah tegakan tanaman yang bertujuan untuk menghindari persaingan serapan hara antara tanaman dan gulma. Pada percobaan 1 dan 2 tanaman di tanam di lahan dengan jarak tanam 4 m x 4 m yang bertujuan untuk mengamati pertumbuhan vegetatif dan keragaan tanaman. Khusus untuk percobaan 3 tanaman ditanam pada kotak pengamatan akar berukuran 40 cm x 60 cm x 20 cm yang bertujuan untuk mengamati perakaran dari tanaman ini.

2. Analisis Tanah

Analisis tanah dilakukan sebelum aplikasi pemupukan. Analisis dilakukan di Balai penelitian tanah, Bogor.

3. Pemangkasan

Tanaman sampel yang telah dipilih selanjutnya dipangkas sesuai dengan perlakuan (Gambar 1), yakni pangkas terbuka tengah dan pangkas pagar. Pemangkasan dilakukan setiap tiga bulan sekali selama percobaan. Pada percobaan 1, pemangkasan dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada Juni 2014 (periode 1), September 2014 (periode 2) dan Desember 2014 (periode 3). Pada percobaan 2, pemangkasan dilakukan sebanyak empat kali selama penelitian berlangsung. Pemangkasan dilakukan pada bulan Maret (periode 1), Juni 2014 (periode 2), September 2014 (periode 3) dan Desember 2014 (periode 4).

Pada pangkas terbuka tengah, dipilih dan dipelihara tiga percabangan yang kuat dan letaknya tidak berdekatan (membentuk sudut 90 - 120° satu dengan yang lain). Cabang-cabang yang lain dipangkas sehingga membentuk tiga cabang primer dan setiap cabang primer dipelihara tiga cabang sekunder. Pada pangkas terbuka tengah juga dilakukan pengendalian dominasi apikal dengan cara memangkas batang utama yang tumbuh tegak. Pemangkasan dilakukan dari ujung batang utama hingga 5 – 10 cm di dekat percabangan yang akan dipelihara.

Pada pangkas pagar, percabangan yang tumbuh di arah Timur dan Barat dipangkas, sedangkan percabangan yang tumbuh pada arah Utara dan Selatan

14

tetap dipertahankan. Cabang-cabang yang tumbuh dibagian Utara dan Selatan diatur dan diikatkan ke sebilah kayu atau bambu dengan menggunakan tali. Cabang diikat dengan sedikit longgar sehingga tidak merusak dan mengganggu pertumbuhan cabang. Pemangkasan terhadap batang utama juga dilakukan untuk menghambat pertumbuhan apikal tanaman. Pemangkasan dilakukan dari ujung batang utama hingga 3 – 5 cm di dekat percabangan yang akan dipelihara.

Gambar 1 Sketsa bentuk pemangkasan jeruk keprok Borneo Prima (a) tanpa pemangkasan, (b) pangkas terbuka tengah dan (c) pangkas pagar 4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 3 komponen, yaitu pertumbuhan tanaman, keragaan tanaman, serta intersepsi cahaya dan fotosisntesis

1) Pertumbuhan tanaman a. Jumlah tunas

Penghitungan jumlah tunas dilakukan pada semua tunas yang muncul setelah diberi perlakuan. Jumlah tunas baru yang tumbuh dihitung akhir periode pertumbuhan tunas.

b. Jumlah daun baru

Penghitungan terhadap jumlah daun baru dilakukan setiap akhir periode pertumbuhan tunas saat daun sudah membuka sempurna. c. Panjang tunas

Pengukuran panjang tunas dilakukan setiap minggu dari awal munculnya tunas hingga mencapai pertumbuhannya berhenti.

d. Pertumbuhan akar

Pengamatan pertumbuhan akar dilakukan pada jeruk keprok Borneo Prima yang ditanam pada kotak pengamatan akar. Pertumbuhan akar yang diamati ialah pertambahan panjang akar setiap dua minggu dengan cara menggambarkan pola pertumbuhan akar baru dengan menjiplak pada plastik transparan menggunakan pulpen warna berbeda setiap pengamatan. Pola akar yang sudah digambar kemudian diukur panjangnya dengan menggunakan curvimeter (Silva, Swedia).

15

e. Bobot bahan kering

Pengamatan terhadap bobot kering dilakukan dengan cara mencabut tanaman jeruk yang di tanam pada kotak pengamatan akar enam bulan setelah tanam. Tanaman dipisahkan bagian akar, batang dan daun kemudian dioven pada suhu 80 °C hingga mencapai bobot kering yang stabil. Tanaman yang sudah kering ditimbang bobot kering masing-masing bagiannya.

2) Keragaan tanaman a. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur setiap akhir tiga bulan sebelum dilakukan aplikasi pemangkasan. Tinggi tanaman diukur 10 cm dari permukaan tanah hingga posisi daun tertinggi pada tanaman.

b. Indeks Luas Daun (ILD)

Luas daun diukur dengan menggunakan portable area meter (model Li-3000C; Li-Cor, USA), selanjutnya untuk menghitung indeks luas daun (ILD) digunakan rumus:

Keterangan:

ILD : Indeks luas daun LD : Luas daun

Lt : Luas lahan yang tertutupi oleh tajuk

c. Panjang tajuk arah Utara – Selatan dan arah Barat – Timur

Pengamatan panjang tajuk di lakukan dengan cara mengukur tajuk terluar dari arah Utara – Selatan dan arah Barat – Timur setiap akhir periode pertumbuhan tunas, sebelum dilakukan perlakuan pangkas untuk periode selanjutnya.

d. Proyeksi bayangan tajuk

Okupasi lahan diukur dengan cara mengukur tinggi (cm) dan luas (cm2) bayangan tajuk pada pagi (08.00), siang (12.00) dan sore (15.00) di akhir percobaan. Tinggi bayangan diukur dari bayangan di pangkal batang hingga posisi tajuk tertinggi. Luas bayangan tajuk diperoleh dari hasil perkalian tinggi bayangan tajuk dengan lebar bayangan tajuk.

e. Tingkat Kehijauan Daun

Pengamatan kehijauan daun dilakukan dengan menggunakan alat Soil Plant Analysis Development (SPAD-502 plus; Konica Minolta, Japan). Tingkat kehijauan daun diukur setiap akhir masa pertumbuhan tunas terhadap dua puluh sampel daun yang dipilih secara acak.

3) Intersepsi cahaya dan fotosintesis a. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya yang diterima tajuk diukur dengan menggunakan lux meter. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada akhir percobaan pada empat posisi tajuk yang berbeda, yakni Timur, Barat, Utara dan Selatan.

b. Laju transpirasi (mmol H2O m-2 s-1)

Laju transpirasi diamati dengan menggunakan Cor (Model Li-6400; Li-Cor Co., Inc). Pengambilan data dilakukan diakhir percobaan,

Lt LD ILD

16

saat periode pertumbuhan tunas berhenti dan semua daun telah membuka sempurna.

c. Laju fotosintesis (mmol H2O m-2 s-1)

Laju fotosintesis diamati dengan menggunakan Cor (Model Li-6400; Li-Cor Co., Inc). Pengambilan data dilakukan diakhir percobaan, saat periode pertumbuhan tunas berhenti dan semua daun telah membuka sempurna.

d. Konduktansi stomata (mmol H2O m-2 s-1)

Konduktansi stomata diamati dengan menggunakan Li-Cor (Model Li-6400; Li-Cor Co., Inc). Pengambilan data dilakukan diakhir percobaan, saat periode pertumbuhan tunas berhenti dan semua daun telah membuka sempurna.

4) Pendugaan pertumbuhan a. Radiasi intersepsi (Qint)

Qint = Qs - Ql

Keterangan:

Qint : radiasi intersepsi (MJ m-2)

Ql : radiasi yang masuk ke dalam tajuk (MJ m-2)

Qs : radiasi surya di atas tajuk tanaman (MJ m-2)

b. Koefisien pemadaman (k) k = ln ����

���

Keterangan:

k : koefisien pedaman

ILD : indeks luas daun

c. Efisiensi penggunaan cahaya (LUE) LUE = ∆�

� ����

Keterangan:

ΔW : bobot kering tanaman pada periode waktu tertentu (kg)

Qint : jumlah energi yang diintersepsi (MJ m-2)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, tidak terdapat interaksi antar perlakuan pemupukan dan pemangkasan. Pada percobaan ini hanya terdapat pengaruh faktor tunggal pada setiap parameter pengamatan yang dilakukan.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen berpengaruh secara nyata terhadap jumlah tunas dan daun baru. Dosis pemupukan 20 g N/pohon/aplikasi lebih efisien menghasilkan tunas dan daun baru dibandingkan dosis pemupukan nitrogen lainnya. Hasil penelitian Sorgona et al. (2006) menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas berkorelasi positif dengan ketersediaan nitrat bagi tanaman. Boughalleb et al. (2011) yang menyatakan bahwa

17

peningkatan dosis pemupukan nitrogen dapat meningkatkan jumlah daun pada tanaman jeruk. Hifni et al. (2013) menambahkan bahwa peningkatan pertumbuhan tunas dan daun dipengaruhi oleh peran fisiologis nitrogen yang merangsang pembelahan sel dalam pertumbuhan tanaman. Thompson et al. (2002) menambahkan bahwa nitrogen merupakan komponen protein yang membangun material sel dan jaringan tanaman.

Tabel 2 Jumlah tunas dan daun baru tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada dosis pemupukan nitrogen dan bentuk pangkas yang berbeda

Perlakuan

Periode perlakuan

ke-1 2 3 jumlah tunasa jumlah daun a jumlah tunas jumlah daun a jumlah tunas a jumlah daun a Pemupukan N (g/pohon/aplikasi) 0 15.50 a 117.33 8.58 87.43 11.08 b 103.33 b 20 14.08 ab 93.00 7.83 75.44 24.09 ab 240.78 a 40 10.46 b 70.00 9.27 86.00 24.90 a 239.22 a 60 10.42 b 67.58 6.50 65.63 23.54 ab 219.50 a Pemangkasan Tanpa pemangkasan 4.19 b 41.88 b 4.19 74.55 6.25 c 105.00 b Terbuka Tengah 15.94 a 111.56 a 10.75 106.91 38.77 a 326.00 a Pagar 18.33 a 110.00 a 6.60 54.00 20.13 b 120.80 b Interaksi tn tn tn tn tn tn

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Perbedaan kombinasi dosis pemupukan P dan K memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tunas tanaman jeruk keprok Borneo Prima (Tabel 3). Secara umum dapat dilihat bahwa aplikasi 15 g P yang dikombinasikan dengan 10 g K menghasilkan jumlah tunas terbanyak dibandingkan kombinasi pemupukan P dan K yang lain. Penambahan dosis fosfor sebesar 5 g/pohon/aplikasi cenderung menurunkan pembentukan jumlah tunas. Menurut Liferdi (2010) aplikasi fosfor yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan tajuk tanaman. Peningkatan dosis kalium juga menurunkan jumlah tunas yang dihasilkan oleh tanaman jeruk keprok Borneo Prima. Hasil ini didukung oleh analisis tanah yang dilakukan diawal percobaan. Berdasarkan hasil analisis tanah dijelaskan bahwa kandungan fosfor dan kalium pada lokasi penelitian tergolong tinggi, sehingga hanya diperlukan penambahan fosfor dan kalium melalui pupuk dengan dosis yang rendah.

Pada Tabel 2 dan 3 juga menunjukkan bahwa pemangkasan memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan baru. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pangkas terbuka tengah yang diaplikasikan pada tanaman jeruk keprok Borneo Prima dapat menghasilkan tunas lebih banyak dibandingkan perlakuan pangkas lainnya. Tunas-tunas baru tersebut muncul dari cabang primer dan sekunder. Melalui pemecahan dormansi yang terinisiasi oleh pemangkasan, tunas-tunas baru akan muncul dan berkembang menjadi daun-daun baru yang menggantikan daun-daun yang hilang karena pemangkasan. Banyaknya tunas yang terbentuk setiap kali pemangkasan

18

a b

diharapkan nantinya dapat memproduksi buah jeruk dan berkualitas tinggi, namun penangkapan cahaya matahari tetap optimum.

Tabel 3 Jumlah tunas dan daun baru tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada dosis pemupukan P, K dan bentuk pangkas yang berbeda

Perlakuan

Periode pertumbuhan tunas

ke-1 2 3 4 jumlah tunas a jumlah daun a jumlah tunas a jumlah daun a jumlah tunas a jumlah daun a jumlah tunas a jumlah daun a P dan K (g/pohon/apliaksi) 15 P + 10 K 41.97 a 269.45 22.33 a 174.00 a 9.00 a 68.00 27.08 210.67 15 P + 15 K 27.17 ab 216.83 15.25 b 120.00 b 3.83 b 27.83 26.92 193.00 20 P + 10 K 21.58 b 176.36 17.25 b 134.17 b 5.67 ab 45.33 25.67 207.00 20 P + 15 K 21.33 b 160.67 17.00 b 128.67 b 5.82 ab 41.64 20.00 150.50 Pemangkasan Tanpa pemangkasan 26.13 211.43 13.56 b 135.63 ab 1.06 c 10.63 b 13.06 b 130.63 b Terbuka Tengah 28.69 229.50 20.06 a 160.50 a 11.50 a 92.00 a 35.06 a 280.50 a Pagar 29.19 175.13 20.25 a 121.50 b 5.67 b 34.00 b 26.63 a 159.75 b Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Gambar 2 Pengaruh (a) pemupukan dan (b) pemangkasan terhadap ritme pertumbuhan tunas dan akar tanaman jeruk Keprok Borneo Prima Pemupukan nitrogen dan aplikasi pemangkasan berpengaruh terhadap ritme pertumbuhan akar dan tunas tanaman jeruk keprok Borneo Prima (Gambar 2).Pertumbuhan tunas meningkat setelah dilakukan pemupukan dan pemangkasan. Baik pada perlakuan pemupukan maupun pemangkasan, puncak pertumbuhan tunas terjadi dua minggu setelah perlakuan (MSP) dan menurun secara periodik

19

hingga mencapai fase dormansi. Menurut Janick (1972) pada tanaman yang dipangkas terjadi peningkatan pertumbuhan tunas untuk menggantikan sejumlah daun yang hilang saat terjadi pemangkasan, walaupun pertumbuhan ini belum dapat sepenuhnya menggantikan bagian tanaman yang terbuang. Peningkatan pertumbuhan tunas yang terjadi setelah pemangkasan menunjukkan bahwa teknik ini memiliki efek peremajaan. Saat peningkatan pertumbuhan tunas terjadi, pertumbuhan akar visibel masih rendah. Pertumbuhan akar mulai meningkat setelah terjadi dormansi tunas. Puncak pertumbuhan akar ialah saat sebelum pertumbuhan tunas periode selanjutnya terjadi. Menurut Hidayat et al. (2005) peningkatan pertumbuhan akar yang cepat sebelum tunas tumbuh disebabkan karena akar merupakan organ utama yang mensintesis sitokinin. Sitokinin di-translokasikan oleh akar ke tunas melalui xilem. Sitokinin berperan dalam memacu pembelahan sel sehingga terjadi pemecahan dormansi, sehingga pertumbuhan tunas terjadi.

Bobot kering tanaman juga merupakan salah satu parameter yang menggambarkan pertumbuhan tanaman sebagai hasil dari proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman tersebut. Berdasarkan hasil destruktif tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada Tabel 4, terlihat bahwa perbedaan taraf dosis pemupukan nitrogen tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering tanaman, sedangkan pemangkasan hanya berpengaruh terhadap bobot kering daun. Setiap kali aplikasi pemangkasan dilakukan, tanaman akan kehilangan sejumlah besar daunnya. Pada tanaman yang tidak dipangkas, jumlah daun terlalu banyak sehingga daun-daun yang terletak di bagian bawah dan dalam tajuk tidak dapat menerima cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis. Daun-daun pada posisi tersebut hanya berfungsi sebagai sink. Secara umum dapat dilihat bahwa batang merupakan bagian tanaman yang paling dominan, diikuti akar dan daun. Alva et al. (2003) menyatakan bahwa bagian tanaman yang berkayu memiliki proporsi terbesar pada berat kering tanaman jeruk.

Tabel 4 Bobot kering beberapa bagian tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada berbagai dosis pupuk nitrogen dan bentuk pangkas

Perlakuan Bobot kering (g)

Akar Batang Daun a Total

Pemupukan N (g/pohon/apliaksi) 0 35.22 73.22 27.00 135.44 20 35.67 71.67 29.89 137.23 40 35.89 78.22 36.00 150.11 60 29.22 66.67 33.22 129.11 Pemangkasan Tanpa pemangkasan 38.08 79.33 39.08 a 156.49 Terbuka Tengah 32.33 69.50 29.17 ab 131.00 Pangkas pagar 31.58 68.50 26.33 b 126.41 Interaksi tn tn tn tn

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

20

Keragaan Tanaman

Secara umum keragaan tanaman jeruk keprok Borneo Prima (Gambar 3) lebih dipengaruhi oleh faktor pemangkasan. Pada parameter tinggi tanaman, baik pada perlakuan pemupukan nitrogen (Tabel 4) maupun pemupukan fosfor dan kalium (Tabel 5) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman. Tabel 5 Tinggi tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada dosis pupuk nitrogen

dan bentuk pangkas yang berbeda

Perlakuan Tinggi tanaman pada periode ke-

1 2 3 Tinggi tanaman (cm) a Pemupukan N (g/pohon/apliaksi) 0 101.33 111.83 131.08 20 106.18 116.42 141.92 40 102.09 115.36 134.00 60 103.58 113.25 126.58 Pemangkasan Tanpa pemangkasan 138.50 a 154.00 a 171.31 a Terbuka Tengah 89.80 b 103.13 b 124.00 b Pagar 79.13 b 83.53 c 102.93 b Interaksi tn tn tn

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Tabel 6 Tinggi tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada pemupukan P, K dan bentuk pangkas yang berbeda

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Pertambahan tinggi tanaman lebih dipengaruhi oleh faktor pemangkasan. Tanaman jeruk keprok Borneo Prima memiliki tunas yang arah pertumbuhannya menghadap ke atas yang menyebabkan ukuran tanaman semakin tinggi. Pemang-kasan merupakan salah satu cara untuk mengendalikan dominasi apikal pada tanaman ini. Menurut Coombs et al. (1994) pemangkasan dapat mematahkan dominansi apikal pada tunas dan mendorong pertumbuhan tunas lateral, sehingga

Perlakuan Tinggi tanaman pada periode

ke-1 2 3 4 Tinggi tanaman (cm)a Pemupukan P dan K (g/pohon/apliaksi) 15 P + 10 K 64.35 72.27 103.67 123.50 15 P + 15 K 63.66 74.98 120.33 132.83 20 P + 10 K 56.13 66.55 105.42 124.40 20 P + 15 K 56.18 67.59 105.42 129.75 Pemangkasan Tanpa pemangkasan 66.36 77.16 a 125.56 a 158.13 a

Pangkas Terbuka Tengah 57.26 66.83 b 99.56 b 111.19 b

Pangkas pagar 56.58 66.54 b 101.00 b 115.07 b

21

arah pertumbuhan tunas menjadi ke samping yang secara langsung dapat memperlambat peningkatan tinggi tanaman. Berdasarkan Tabel 5 dan 6 dapat dilihat bahwa tanaman yang tidak dipangkas memiliki ukuran tanaman yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang diberi perlakuan pemangkasan. Perlakuan pemangkasan yang dilakukan membuat ukuran tanaman menjadi lebih pendek.

Pemangkasan yang diaplikasikan pada tanaman jeruk keprok Borneo Prima, selain menjadikan ukuran tanaman menjadi lebih pendek, pemangkasan juga berpengaruh terhadap okupasi lahan (Tabel 7). Okupasi lahan ialah luasan lahan yang ditutupi oleh tajuk tanaman. Bila okupasi lahan besar, maka tanaman tersebut membutuhkan jarak tanam yang lebih luas agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terganggu oleh tanaman lainnya. Luasnya okupasi lahan dari tanaman dapat direfleksikan oleh bayangan yang terbentuk oleh tanaman, baik tinggi maupun luas bayangan tajuknya. Melalui pemangkasan dapat dilihat bahwa okupasi lahan menjadi lebih kecil, sehingga jarak tanam yang dibutuhkan antar tanaman menjadi lebih sempit. Hal ini akan berpengaruh secara langsung terhadap populasi tanaman tersebut dan nantinya akan berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa tanam-an ytanam-ang diaplikasiktanam-an ptanam-angkas pagar mengokupasi lahtanam-an lebih sempit dibtanam-anding- dibanding-kan perlakuan pangkas lainnya.

Tabel 7 Tinggi dan luas bayangan tajuk pada berbagai bentuk pangkas

Perlakuan

Proyeksi bayangan tajuk

Tinggi (cm)a Luas (cm2) Pagi (08.00) Siang (12.00) Sore (15.00) Pagi (08.00) Siang (12.00) Sore (15.00) Tanpa pemangkasan 173.00 104.33 a 155.33 a 10 918 5 338 4 322 Terbuka tengah 129.67 108.00 a 129.67 a 8 820 4 759 3 789 Pagar 115.00 53.00 b 58.00 b 4 922 1 434 2 439

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Okupasi lahan berhubungan dengan pertumbuhan panjang tajuk. Semakin panjang tajuk tanaman maka okupasi tanaman juga semakin besar. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap panjang tajuk tanaman jeruk Keprok Borneo Prima, perbedaan dosis pupuk nitrogen (Tabel 8) maupun fosfor dan kalium (Tabel 9) yang diaplikasikan tidak memberikan pengaruh yang nyata. Panjang tajuk arah Utara – Selatan maupun Barat – Timur dipengaruhi oleh perlakuan pemangkasan yang dilakukan.

Berdasarkan Tabel 8 dan 9 dapat dilihat bahwa dengan aplikasi pangkas terbuka tengah, panjang tajuk arah Utara – Selatan dan Timur – Barat menjadi lebih pendek dibandingkan tanaman yang tidak dipangkas. Pada pangkas terbuka tengah dilakukan kontrol terhadap jumlah cabang yang tumbuh pada tanaman. Tiga cabang dipilih untuk menjadi cabang utama (primer) dari tanaman. Cabang yang dipilih terletak tidak saling berdekatan satu sama lain, hal ini bertujuan untuk mengurangi naungan antar daun yang nantinya tumbuh. Setiap cabang primer dipelihara tiga cabang sekunder, sehingga percabangan dan bentuk tanaman teratur. Menurut Poerwanto dan Susila (2013) pemangkasan tipe terbuka tengah dilakukan dengan mengendalikan dominasi apikal dari pohon sehingga pohon

22

dibuat seperti semak, tetapi lebih tinggi. Pemangkasan tipe ini cocok diterapkan pada tanaman yang di tanam pada lahan yang luas, seperti perkebunan.

Tanaman yang diberi perlakuan pangkas pagar menghasilkan panjang tajuk arah Barat – Timur yang lebih pendek dibandingkan perlakuan pemangkasan lainnya (Tabel 8 dan 9). Hal ini disebabkan karena dalam aplikasi pemangkasan, tunas-tunas yang tumbuh arah Barat – Timur dipangkas dan tunas-tunas yang ada di Utara – Selatan dibiarkan tumbuh. Tujuannya ialah agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam tajuk secara optimum dari matahari terbit di pagi hari hingga terbenam di sore hari. Penerimaan cahaya matahari yang optimal pada tajuk akan mempengaruhi fotosintesis.

Aplikasi pangkas pagar mengokupasi daerah pertanaman arah Barat – Timur lebih sempit dibandingkan tanaman jeruk keprok Borneo Prima yang tum-buh alami tanpa aplikasi pemangkasan. Okupasi arah Barat – Timur yang lebih sempit ini dapat menghemat jarak tanam, sehingga jeruk dapat ditanam lebih rapat pada arah tersebut dan populasi tanaman jeruk per hektarnya menjadi lebih banyak. Aplikasi pangkas pagar dapat mengurangi setengah dari jarak tanam arah Barat – Timur, sehingga pemangkasan tipe ini sesuai untuk diterapkan pada lahan berukuran sempit, seperti pekarangan rumah. Munandar (2001) melaporkan bah-wa produktivitas yang tinggi dapat dicapai dengan produksi per pohon yang tinggi dengan jarak tanam besar atau produksi per pohon sedang tetapi jarak tanamnya kecil.

Tabel 8 Panjang tajuk arah Utara – Selatan dan Barat – Timur tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada dosis pemupukan nitrogen dan bentuk pangkas yang berbeda

Perlakuan Utara – Selatan Barat – Timur

1 2 3 1 2 3 Panjang tajuk (cm)a Pemupukan N (g/pohon/aplikasi) 0 52.70 58.42 58.58 44.25 60.50 51.67 20 61.73 58.17 65.58 52.73 56.83 58.08 40 51.09 56.64 57.00 51.27 61.00 61.27 60 59.67 62.67 65.00 51.83 60.08 59.33 Pemangkasan Tanpa pemangkasan 72.81 a 71.31 a 79.25 a 72.63 a 75.88 a 81.13 a Terbuka Tengah 42.80 c 52.88 b 56.31 b 45.53 b 52.31 b 53.31 b Pagar 52.20 b 52.47 b 48.53 b 30.13 c 49.93 b 36.80 c Interaksi tn tn tn tn tn tn

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

23

Tabel 9 Panjang Tajuk arah Utara – Selatan dan Barat – Timur tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada dosis pemupukan P, K dan bentuk pangkas yang berbeda

Perlakuan Utara – Selatan Barat – Timur

1 2 3 4 1 2 3 4 Panjang tajuk (cm)a Pemupukan P dan K (g/pohon/aplikasi) 15 P + 10 K 44.75 53.75 60.08 67.00 39.04 49.42 57.33 56.42 15 P + 15 K 39.48 53.33 63.92 63.58 35.38 49.00 51.58 52.17 20 P + 10 K 35.75 52.42 60.67 61.50 34.18 39.67 51.42 51.40 20 P + 15 K 40.49 44.25 49.42 60.50 33.58 40.92 50.75 48.67 Pemangkasan Tanpa pemangkasan 40.59 59.88 a 62.88 72.00 a 44.76 a 56.06 a 59.38 a 71.27 a Terbuka Tengah 38.82 47.63 b 53.88 61.19 b 38.59 a 43.25 b 52.86 ab 53.69 b Pangkas pagar 40.94 45.31 b 58.81 56.60 b 23.28 b 34.94 b 46.06 b 31.53 c Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn

aAngka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan) 1 2 3 (a) (b) 2 1 3

Gambar 3 Keragaan tanaman jeruk keprok Borneo Prima pada awal percobaan (a) dan akhir percobaan (b), dengan tanpa pemangkasan (1), pangkas terbuka tengah (2) dan pangkas pagar (3)

24 0 20 40 60 80 100 T B U S T B U S T B U S

09.00 WIB 12.00 WIB 15.00 WIB

Inte rseps i ca ha y a m a ta ha ri (%)

Tanpa pemangkasan Pangkas Terbuka Tengah Pangkas Pagar Intersepsi Cahaya dan Fotosintesis

Pemangkasan yang telah dilakukan dapat membuka kanopi tanaman jeruk sehingga meningkatkan penangkapan cahaya matahari. Cahaya matahari yang diperoleh dimanfaatkan oleh tanaman untuk fotosintesis. Menurut Palmer et al. (1992) intersepsi cahaya berhubungan dengan indeks luas daun (ILD). Indeks luas daun merupakan hasil dari perbandingan antara luas daun total dengan luas lahan yang diokupasi oleh tajuk. Pada tanaman yang diaplikasikan pangkas terbuka tengah memiliki ILD 0.38 atau 12 % lebih rendah dibandingkan tanaman yang tumbuh secara alami (kontrol), sedangkan pemangkasan pagar memiliki ILD sebesar 0.35 atau 20% lebih rendah dibandingkan kontrol (0.43).

Peningkatan ILD pada tanaman berpengaruh pada intersepsi cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam tajuk tanaman. Tanaman yang tumbuh alami tanpa pemangkasan memiliki indeks luas daun yang lebih besar dibandingkan

Dokumen terkait