• Tidak ada hasil yang ditemukan

αβ ij : pengaruh interaksi lama penyimpanan pada taraf ke-i dan cara

B. ANALISIS PERUBAHAN KADAR AIR

Analisis terhadap perubahan kadar air bahan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan penurunan atau peningkatan kadar air tongkol jagung selama masa penyimpanan 30 hari pada suhu ruang (25-27oC). selain itu juga untuk mengetahui besarnya nilai dan persentase perubahan kadar air tongkol jagung selama masa penyimpanan. Perubahan kadar air ini juga berhubungan dengan pertumbuhan A. flavus dan mikroba lainnya. Semakin tinggi kadar air pada bahan maka akan semakin banyak A. flavus dan mikroba lain yang dapat mengkontaminasi bahan, sehingga bahan akan mudah mengalami kerusakan. Perubahan kadar air tongkol jagung varietas Bisma selama penyimpanan disajikan pada Tabel 6 dan Gambar 6. Data hasil analisis perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan 30 hari secara lengkap disajikan pada Lampiran 4.

25 Tabel 6. Perubahan Kadar Air Tongkol Jagung Selama Penyimpanan No Kadar

Air Awal (%)

Cara Penyimpanan Perubahan Kadar Air Selama Penyimpanan

Persen Penurunan 0 hari 15 hari 30 hari

1. 11 Dihamparkan 11.37 10.90 10.38 8.71 2. 11 Dikemas Karung goni 11.37 10.95 10.82 4.84 3. 15 Dihamparkan 15.32 13.81 13.28 13.32 4. 15 Dikemas Karung goni 15.32 14.53 14.17 7.51 5. 19 Dihamparkan 19.14 17.78 15.78 17.55 6. 19 Dikemas Karung goni 19.14 18.82 17.30 9.61

Hasil analisis ragam (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05) terhadap kadar air awal tongkol jagung 11% menunjukkan bahwa lama penyimpanan, cara penyimpanan dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan. Data hasil penelitian, analisis ragam dan uji lanjut Duncan terhadap perubahan kadar air tongkol jagung pada tingkat kadar air awal 11% disajikan pada Lampiran 5.

Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa semua taraf lama penyimpanan (0 hari, 15 hari dan 30 hari) berbeda nyata terhadap perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan. Sementara interaksi antara lama penyimpanan dan cara penyimpanan tongkol jagung yang berpengaruh nyata hanya pada lama penyimpanan 30 hari dan penyimpanan dengan cara dihamparkan. Cara penyimpanan yang memberikan penurunan kadar air paling besar adalah penyimpanan dengan cara dihamparkan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap perubahan kadar air tongkol jagung dapat diketahui bahwa pada seluruh perlakuan kadar air dan cara penyimpanan, tongkol jagung cenderung mengalami penurunan kadar air selama penyimpanan dalam jangka waktu 30 hari. Kadar air awal tongkol jagung yang disimpan dengan cara dihamparkan adalah 11.37% dan mengalami penurunan menjadi 10.90% pada penyimpanan selama 15 hari kemudian turun menjadi 10.38% setelah disimpan selama 30 hari dengan penurunan kadar air sebesar 8.71%. Sedangkan pada tongkol jagung yang disimpan dengan cara dikemas menggunakan karung goni, kadar air tongkol jagung turun dari 11.37% pada awal penyimpanan menjadi 10.95% setelah

26 disimpan selama 15 hari kemudian turun menjadi 10.82% setelah penyimpanan selama 30 hari dengan persentase penurunan kadar air sebesar 4.84%.

Tongkol jagung yang telah disimpan selama 30 hari, menunjukkan bahwa pada tingkat kadar air awal sebesar 11%, penyimpanan dengan cara dihamparkan memberikan nilai penurunan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan tongkol jagung yang disimpan dengan cara dikemas menggunakan karung goni. Hal ini disebabkan karena pada penyimpanan dengan cara dihamparkan, kecepatan penguapan kandungan air pada tongkol jagung berlangsung lebih cepat. Kondisi terbuka yang langsung berhubungan dengan udara luar mengakibatkan uap air yang dilepaskan oleh tongkol jagung langsung terbawa oleh udara luar.

Hasil analisis ragam (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05) terhadap kadar air awal tongkol jagung 15% menunjukkan bahwa lama penyimpanan, cara penyimpanan dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan. Data hasil penelitian, analisis ragam dan uji lanjut Duncan terhadap perubahan kadar air tongkol jagung pada tingkat kadar air awal 15% disajikan pada Lampiran 6.

Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa semua taraf lama penyimpanan (0 hari, 15 hari dan 30 hari) berbeda nyata terhadap perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan. Sementara interaksi antara lama penyimpanan dan cara penyimpanan tongkol jagung yang berpengaruh nyata adalah pada lama penyimpanan 20 hari penyimpanan dengan cara dihamparkan, lama penyimpanan 20 hari penyimpanan dengan cara dikemas menggunakan karung goni, lama penyimpanan 30 hari penyimpanan dengan cara dihamparkan dan lama penyimpanan 30 hari penyimpanan dengan cara dikemas menggunakan karung goni. Cara penyimpanan yang memberikan penurunan kadar air paling besar adalah penyimpanan dengan cara dihamparkan.

Penyimpanan tongkol jagung pada kadar air awal 15%, menunjukkan bahwa penurunan kadar air tongkol jagung pada penyimpanan dengan cara

27 dihamparkan lebih besar dibandingkan tongkol jagung yang disimpan dengan cara dikemas menggunakan karung goni. Pada penyimpanan dengan cara dihamparkan, kadar air awal tongkol jagung turun dari 15.32% menjadi 13.81% pada hari ke-15 dan turun menjadi 13.28% pada hari ke-30 atau dengan kata lain mengalami penurunan kadar air sebesar 13.32%. Pada penyimpanan dengan cara dikemas menggunakan karung goni, kadar air tongkol jagung turun dari 15.32% pada awal penyimpanan menjadi 14.53% pada hari ke-15 dan turun lagi menjadi 14.17% pada hari ke-30 dengan penurunan kadar air sebesar 7.51%.

Hasil analisis ragam (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05) terhadap kadar air awal tongkol jagung 19% menunjukkan bahwa hanya lama penyimpanan yang berpengaruh nyata terhadap perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan. Sementara cara penyimpanan dan interaksi antara lama penyimpanan dan cara penyimpanan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penurunan kadar air tongkol jagung. Data hasil penelitian, analisis ragam dan uji lanjut Duncan terhadap perubahan kadar air tongkol jagung pada tingkat kadar air awal 19% disajikan pada Lampiran 7.

Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa semua taraf lama penyimpanan (0 hari, 15 hari dan 30 hari) berbeda nyata terhadap perubahan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan. Cara penyimpanan yang memberikan penurunan kadar air paling besar yaitu penyimpanan dengan cara dihamparkan. Pada tingkat kadar air 19%, penyimpanan tongkol jagung dengan cara dihamparkan mengalami penurunan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan penyimpanan dengan cara dikemas menggunakan karung goni. Pada penyimpanan dengan cara dihamparkan, kadar air bahan turun dari 19.14% menjadi 17.82% pada hari ke-15 dan turun lagi menjadi 15.78% pada hari ke-30 dengan penurunan kadar air sebesar 17.55%. Pada penyimpanan tongkol jagung dengan cara dikemas menggunakan karung goni, kadar air awal tongkol jagung dari 19.14% turun menjadi 18.82% pada hari ke-15 dan turun lagi menjadi 17.30% pada hari ke-30 atau dengan kata lain mengalami penurunan kadar air sebesar 9.61%.

28 Gambar 6. Grafik Perubahan Kadar Air Tongkol Jagung selama

Penyimpanan

Secara umum, kadar air tongkol jagung mengalami penurunan selama masa penyimpanan (Gambar 6). Hal ini disebabkan karena bahan masih mengalami proses respirasi. Kandungan air pada bahan pertanian setelah dipanen akan hilang karena proses evaporasi dan respirasi. Respirasi merupakan proses pembongkaran bahan organik yang tersimpan (karbohidrat, protein, lemak) menjadi bahan sederhana dan menghasilkan produk akhir berupa energi (Santoso dan Bambang, 1995). Pada suhu yang cukup tinggi yaitu sekitar 25-27oC, penguapan kadar air bahan akan berlangsung cukup cepat. Hal ini akan mendorong bahan mengeluarkan air bebas yang dikandung untuk mempertahankan kelembaban dan mencegah kehilangan air yang lebih besar.

Kecenderungan penurunan kadar air tongkol jagung selama penyimpanan, relatif lebih tinggi terjadi pada tongkol jagung yang disimpan dengan cara dihamparkan, disebabkan karena pada penyimpanan dengan cara dihamparkan, terjadi kontak langsung antara bahan yang disimpan (tongkol jagung) dengan kondisi atmosfer, sehingga kondisi lingkungan bisa mempengaruhi bahan secara langsung. Tongkol jagung bersifat tidak higroskopis, sehingga kecepatannya menguapkan air lebih besar dibandingkan kemampuannya menyerap air dari lingkungan. Hal ini

29 menyebabkan uap air yang dihasilkan dari proses respirasi atau evaporasi akan mudah menguap.

Sementara penyimpanan tongkol jagung dengan cara dikemas menggunakan karung goni menyebabkan interaksi bahan dengan atmosfer udara lingkungan secara langsung tidak terjadi. Hal ini menyebabkan bahan tidak cepat menguapkan air yang terkandung di dalamnya karena akan tertahan oleh bahan kemasan. Dengan pengemasan, pengaruh lingkungan luar juga bisa diminimalkan, terutama faktor luar dalam skala besar (makro) misalnya seperti kontaminasi serangga dan hewan pengerat.

Dokumen terkait