• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Porter atau biasa disebut model lima kompetensi Porter, merupakan metode yang baik dalam menganalisa, mengamati serta memprediksi adanya faktor-faktor lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan.

Bisnis transportasi dan logistik terbagi ke dalam beberapa industri. Sekadar menyebut contoh berdasarkan hasil riset SWA berdasar para market leader yang ditulis oleh Dede (2008), di bidang shipping ada PT Berlian Laju Tanker Tbk. (BLT), PT Samudera Indonesia dan Tempuran Emas. Freight Forwarding: Mitra Intertrans Forwarding, Kamadjaja dan Fin Logistics. Trucking/transportasi: Dunia Express, Go Trans, dan Puninar. Ekspres/kurir: DHL/Birotika Semesta, TNT Indonesia/Skypak International dan Pandu Siwi. Warehouse & distribusi: Ceva, DHL Exel, GAC Samudera Logistics. Distributor: Tigaraksa, Wiralogitama, dan Enseval Megatrading.

PT. Starsindo Logistics sendiri tergabung di dalam industri freight forwarding dan menjadi anggota dari GAFEKSI. GAFEKSI(Gabungan Forwarder dan Ekspedisi INDONESIA) atau INFA (Indonesian Forwarders Association) adalah suatu Organisasi bagi para pelaku usaha dibidang Forwarding, Ekspedisi Muatan Kapal Laut dan Udara (EMKL & EMKU).

Gambar 3.5. Model Kompetensi Porter Barang Substitusi Tidak ada Pelanggan Pelanggan industri: Kertas Elektronik Makanan Farmasi Kimia Furniture Kabel Hasil Alam Penyedia Jasa Shipping Line: Orient Shipping Container Line PT.NYKLine PT.Caraka Line PT.Jasatama PT.Jameson Freight Rental Truck: PT.Adimas PT.Elron Huga Ancaman Pendatang Baru Datangnya perusahaan freight forwarding yang baru Pesaing Intra Industri PT.Tangguh Logistics PT.Transmart Logistindo

Lima faktor yang menjadi cakupan dalam analisa Porter adalah:

- Kekuatan menawar pelanggan

Pelanggan PT. Starsindo diantaranya antara lain adalah perusahaan industri: 1. Kertas

• Papyrus Sakti Paper Mill • Surabaya Agung

2. Elektronik

• Toshiba Consumer Products Indonesia • Panasonic Matsushita Gobel Indonesia 3. Makanan

• Nabisco Foods • Kraft Ultra Jaya

• Super World-Wide Indonesia • Effem Indonesia

• Delisari Nusantara 4. Farmasi

• Bayer Indonesia 5. Barang Konsumsi

• Johnson Home Hygiene Products • Cussons Indonesia

6. Kimia

7. Furniture

• Yamatori Nakayama Indonesia • Indo Creative Mebel

• Karya Mega Kencana

• Hadinata Brother & Co. (LIGNA) • Arjuna Maha Sentosa

8. Kabel

• GT Kabel Indonesia 9. Hasil Alam

• Indocement

Konsumen PT. Starsindo mayoritas adalah perusahaan besar yang melakukan pemesanan dalam jumlah yang cukup besar dan terjadwal secara rutin. Permintaan-permintaan yang biasa menjadi permintaan utama adalah permasalahan harga (rate), tujuan yang luas serta pelayanan yang memuaskan melalui aliran informasi maupun dokumen.

Kekuatan menawar pelanggan pada umumnya tampak dalam permasalahan mengenai harga, kualitas pelayanan dan jadwal yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Penawaran pelanggan tampak pada permintaan potongan harga atas pesanan dalam jumlah yang cukup besar dan permintaan perpanjangan jatuh tempo pembayaran. Banyak kasus dimana pelanggan dapat pindah kepada pesaing lain hanya karena perbedaan sedikit harga ataupun pelayanan yang sedikit lebih baik. Hal tersebut menunjukkan kekuatan menawar yang tinggi dari sisi pelanggan.

Bagi industri pada umumnya, pelanggan merupakan “raja yang selalu benar”, terlebih di dalam industri jasa pada khususnya, dimana tidak ada produk yang dijual selain dalam bentuk jasa pelayanan. Oleh karena itu, pelayanan kepada pelanggan harus dapat disalurkan semaksimal mungkin, termasuk akses informasi yang dapat diberikan.

Hal yang paling utama adalah memiliki pelanggan yang loyal, karena semakin banyak pelanggan loyal yang dimiliki maka akan semakin baik bagi perusahaan dalam menutup biaya operasional penggunaan truk. Dapat disimpulkan kekuatan menawar konsumen sangat besar bagi PT. Starsindo.

- Persaingan dalam industri yang sudah ada

Dalam persaingan intra industri PT. Starsindo Logistics memiliki banyak pesaing yang rata-rata mempunyai kekuatan hampir setara. Pesaing yang memiliki persaingan cukup erat dengan Starsindo adalah: PT. Tangguh Logistics dan PT. Transmart Logistindo.  

PT. Tangguh Logistics berdiri pada tahun 1988 untuk mendampingi kebutuhan industri Indonesia dan komunitas bisnis dengan pelayanan menyeluruh dalam transportasi. Jasa layanan customs brokerage, forwarding, inland transportation, dan special project cargo handling. PT. Tangguh Logistics sudah menerima sertifikat ISO:9002 dalam pelayanan, dan telah menggunakan EDI dalam proses pengurusan dokumen dan semakin berkembang seiring dengan era globalisasi.

Industri freight forwarding merupakan industri yang memiliki persaingan yang sangat ketat. Persaingan antara perusahaan-perusahaan yang ada tampak

pada persaingan berupa harga, jadwal pelayanan, rute pelayanan, penyaluran informasi maupun menjalin hubungan yang loyal dengan pelanggan.

Konsumen tidak hanya menginginkan harga (rate) yang murah tetapi juga diiringi kualitas pelayanan dan pejadwalan yang paling baik. Perubahan strategi oleh salah satu perusahaan seperti penurunan rate, penambahan tujuan serta penggunaan teknologi akan mendapat serangan balasan dari pesaing-pesaing.

Dengan adanya persaingan yang begitu ketat, PT. Starsindo Logistics dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage) yang tidak dimiliki oleh pesaing lainnya serta terus mengembangkannya agar tetap eksis dan kompetitif di dalam persaingan intra industri.

Industri ini merupakan industri yang menarik dimana transaksi ekspor-impor senantiasa bertumbuh seiring dengan adanya globalisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persaingan pada industri ini membuat perusahaan harus bergerak cepat dan dinamis dalam menempuh peluang-peluang.

- Kekuatan menawar penyedia jasa

Dalam industri freight forwarding, perusahaan-perusahaan sangat bergantung kepada perusahaan Shipping (shipping line), khusunya kepada tujuan-tujuan yang tidak umum. Hal tersebut menunjukkan kekuatan menawar penyedia jasa shipping line cukup besar di dalam industri ini.

Kekuatan menawar shipping line adalah ketika dapat menentukan harga dan kuota container pada pelayanan space dan tujuan mereka. Shipping line itu diantaranya adalah: Orient Shipping Container Line, NYKLine, Caraka Line,

Jasatama serta Jameson Freight. Jika perusahaan tidak bersedia mengikuti standar harga perusahaan shipping, maka otomatis tidak dapat melayani pelanggan. Hal tersebut menjadi semakin sulit jika shipping line yang melayani suatu tujuan tidaklah terdapat banyak pilihan.

Penyedia jasa lainnya selain shipping adalah penyedia jasa truk. Industri freight forwarding sangat membutuhkan penyediaaan truk yang mencukupi untuk mengangkut container. Namun dengan cukup banyaknya perusahaan rental truk yang menyediakan jasa truk, maka kekuatan menawar perusahaan rental truk tidak begitu kuat.

Starsindo memiliki beberapa pilihan terbaik dalam penyediaan jasa shipping line ataupun truk. Harga yang ditentukan Starsindo kepada pelanggan sangat bergantung pada harga awal yang ditetapkan oleh penyedia seperti perusahaan shipping maupun perusahaan penyewaan truk. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan menawar penyedia jasa cukup besar.

- Ancaman pendatang baru

Untuk masuk ke dalam industri freight forwarding banyak hambatan yang akan ditemui. Kebutuhan modal awal untuk masuk ke dalam bisnis ini cukup besar, hal tersebut mampu menjadi entry barrier yang harus ditangani oleh pendatang baru. Investasi yang besar terutama dari sisi penyediaan alat transportasi pendukung truk dan kepemilikan kantor Branch. Dengan kepemilikan truk dengan jumlah maksimal maka perusahaan akan dapat meminimalkan biaya dalam pelayanan trucking.

Bisnis dalam industri ini sangat memerlukan relasi (networking) yang sangat erat. Bagi perusahaan yang belum cukup besar, akan cukup sulit dalam mendapatkan pelanggan baru. Selain itu akan cukup sulit untuk memiliki hubungan yang erat dengan shipping line untuk mendapatkan kuota tempat dan harga yang rendah dari tujuan dan tempat yang mereka miliki.

Hal yang tidak kalah sulitnya bagi perusahaan NVOCC adalah bagaimana menjadi agen tunggal di satu negara dari principal shipping line. Dengan menjadi agen mereka, maka perusahaan dapat bertindak seperti perusahaan shipping line karena bisa mendapat harga minimum dan memiliki jadwal serta tujuan mereka secara jelas. Untuk menjadi agen seperti demikian dibutuhkan waktu yang panjang serta kepercayaan yang erat antara perusahaan dengan shipping line.

Pendatang baru yang akan masuk harus mampu menawarkan layanan dengan harga yang lebih rendah, jadwal yang lebih fleksibel, rute pelayanan yang lebih lengkap yang telah terbentuk dari industri freight forwarding itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan untuk masuk ke dalam industri, maka perusahaan harus memiliki networking yang sangat luas.

- Ancaman layanan pengganti

Sampai saat ini belum ada layanan pengganti yang bisa menggantikan metode transportasi EMKL maupun freight dalam mendistribusikan barang eksportir kepada importir.

Hasil Analisis Perusahaan

Berdasar hasil Analisa Lima Kekuatan Porter, dapat disimpulkan bahwa Persaingan Intra Industri dan Kekuatan Menawar Penyedia berpengaruh sangat besar terhadap kinerja PT. Starsindo. Ancaman Pendatang Baru relatif lebih kecil pengaruhnya terhadap perusahaan. Dengan demikian strategi yang seharusnya diterapkan oleh perusahaan adalah:

• Senantiasa mengembangkan hubungan dan kepercayaan dengan penyedia, yaitu: perusahaan shipping dan juga penyewaan truk.

Selain itu perusahaan harus terus membuka peluang untuk menjalin kerja sama dengan shipping lain lain untuk menjadi Shipper Own Container (SOC) dalam mendapatkan kerja sama keagenan dan mampu memberikan harga yang lebih murah untuk menghadapi persaingan intra industri.

• Mempertahankan pelanggan yang ada, terutama pelanggan utama, meningkatkan nilai dan memberikan pelayanan melalui jadwal yang tepat waktu maupun penyaluran informasi melalui aliran yang lebih baik lagi. Selain itu perusahaan dapat terus mencari peluang pasar baru yang dapat dimasuki.

Karena pelanggan pada perusahaan bukanlah pelanggan yang hanya menggunakan pelayanan satu kali saja, maka perusahaan perlu untuk membina hubungan yang sangat baik. Dengan sendirinya akan membangun benteng yang kuat.

3.5 Analisa Website Pembanding

Penulis membandingkan website dari dua pesaing yaitu PT. Transmart Logistindo (http://www.transmart-logistindo.com) dan PT. Tangguh Logistics (http://www.tangguhlogistics.com). Pada PT. Transmart Logistindo, tampilan website tersebut masih terbilang sangat sederhana dengan minimalisasi warna. Pada tampilan awal web tersebut, user langsung dialihkan ke halaman home, dimana terdapat pernyataan sejarah visi perusahaan. Selain itu terdapat menu linking ke halaman Company, Services, Network dan Contact Us.

Secara mendasar, fitur-fitur tersebut masih sangat sederhana. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, jenis dan tujuan jasa pelayanan yang ditawarkan kepada calon pelanggan dan pelanggan kuranglah lengkap. Website tersebut hanya berisi informasi umum dan kurang memberikan informasi yang dibutuhkan calon pelanggan dan pelanggan. Deskripsi pelayanan yang dilayani perusahaan pun tidak cukup lengkap. Jadwal dan rute pelayanan yang dilayani pun belum dilampirkan di dalam web. Fungsi CRM untuk pelanggan pun tidak tampak pada website ini. Website ini hanya diperuntukkan kepada publik, tanpa adanya halaman khusus untuk Login pelanggan.

Sedangkan untuk web yang dimiliki oleh PT. Tangguh Logistics sendiri terlihat lebih menarik dengan fungsi-fungsi yang lebih lengkap pada halaman home. Fungsi-fungsi tambahan dibandingkan dengan yang ada pada website PT.Transmart Logistindo adalah pada halaman Home juga terdapat Form Login untuk pelanggan dan juga admin. Selain itu yang lebih menarik adalah adanya headline berita-berita terbaru dari perusahaan yang disampaikan melalui web.

Pada halaman muka tersebut juga ada linking ke halaman company profile, product, news dan enquiries.

Namun yang menjadi kekurangan dari website ini adalah masih pelacakan order yang akan dilakukan oleh pelanggan masih harus melalui pengiriman email kepada perusahaan. Pelacakan order masih belum disediakan di dalam menu website.

Dokumen terkait