4.3.3 Analisis Porter
Dalam menganalisis kondisi bisnis suatu perusahaan, dapat digunakan analisis lima kekuatan bersaing (five competitive forces). Analisis Porter untuk Indomaret ini diperlukan, mengingat banyak sekali IDF (Indomaret Franchise) yang telah bermunculan dimana-mana. Analisis lima kekuatan bersaing ini dapat menentukan profitabilitas dari Indomaret yang menjadi daya tarik bagi suatu industri, yang dengan mengetahui posisi suatu usaha berdasarkan kekuatan-kekuatan yang telah dimilikinya. Aturan persaingan berdasarkan Porter meliputi masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti (substitusi), kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli, kekuatan penawaran pemasok dan persaingan diantara pesaing yang ada. Analisis lima kekuatan bersaing pada Indomaret cabang Kebayoran Lama adalah sebagai berikut :
1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri ini masih terus berkembang sampai saat ini dan persaingan tersebut cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya minimarket waralaba dan non-waralaba mandiri baru yang merupakan kategori pengecer dan semakin bertambahnya pendirian cabang-cabang gerai baru oleh perusahaan ritel.
Tingkat pertumbuhan industri ritel, setiap tahunnya pun mengalami kenaikan. Ketiadaan diferensiasi produk dalam industri ritel, dapat digolongkan produk yang hampir sama. Maka pemilihan produk oleh pembeli didasarkan harga dan pelayanan yang diberikan. Dalam hal persaingan, diantara ritel-ritel modern, pesaing-pesaing langsung bagi Indomaret adalah Alfamart, Alfamidi, Circle-K, Patra Mart, S’Mart, Madani Mart, Seven Days dan Ahadmart. Dari semua kompetitor dengan kategori peritel yang sama sangat memungkinkan berbeda yang dilihat dari kenyamanan saat berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang semakin beragam, kualitas produk yang terus meningkat, harga produk yang menjadi lebih murah. Sehingga di sekitar lokasi perusahaan ritel terdapat beberapa bisnis yang menjadi pesaing sejenis. Pesaing-pesaing yang berada disekitar Indomaret Kebayoran Lama franchisee PT Akindo ini adalah Alfamart Kebayoran Lama dan Alfamidi 24 Jam, sedangkan supermarket dan hypermarket seperti Carrefour Permata Hijau adalah pesaing-pesaing yang sifatnya tidak langsung karena kategori ritelnya memang berbeda. Jadi dengan adanya para pesaing-pesaing baru dari bisnis ritel yang terus bermunculan, maka persaingan di dalam industri ini cenderung cukup tinggi.
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Dalam bisnis ritel, kemungkinan masuknya pesaing baru dapat dikatakan tidak mudah. Karena hambatan masuk bagi pendatang baru cukup besar. Hal ini disebabkan karena untuk masuk ke dalam industri bisnis ritel ini, pesaing baru memerlukan modal yang cukup besar dalam berinvestasi, kebutuhan akan diferensiasi produk yang banyak (beraneka ragam), dan memperoleh akses untuk masuk ke dalam saluran distribusi yang luas.
Pada Industrl ritel khususnya minimarket, ancaman produk substltusinya adalah para peritel tradisional. Hal ini dapat dengan jelas dikatakan bahwa, para peritel tradisional memiliki banyak produk beragam sebagai barang pengganti. Penjualan makanan, daging, sayuran serta produk-produk makanan lainnya, serta melakukan pembatasan penjualan terhadap produk-produk nonmakanan, seperti produk kesehatan, kecantikan dan produk-produk umum lainnya. Para peritel tradisional dapat menjadi produk substitusi karena peritel tradisional merupakan pasar tradisional yang menyediakan segala kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan konsumen secara lebih lebih lengkap bila dengan Indomaret. Indomaret hanya menjual beberapa produk seperti, kebutuhan sembako, makanan kemasan, nonmakanan dll.
4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen
Kekuatan posisi tawar menawar pembeli lebih kuat dibandingkan perusahaan ritelnya. Ini dikarenakan perusahaan menjual produk kebutuhan sehari-hari dengan konsumennya adalah konsumen akhir. Konsumen yang membeli produk kebutuhan sehari-hari pada saat ini peka terhadap harga dikarenakan keadaan perekonomian negara yang masih belum stabil. Jadi, perusahaan harus menetapkan harga yang tepat dan memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kekuatan yang dimiliki pembeli mampu memaksa harga turun, peningkatan pelayan dan kualitas, dalam hal menetapkan harga IDF Keb-Lama tidak secara langsung menentukan harga, harga sepenuhnya ditentukan oleh franchisor-nya Indomaret dan harga yang ditawarkan merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar yang sifatnya tetap (fix). Dan dalam hal ini, kekuatan tawar menawar pembeli ataupun konsumen bisa dikatakan sangat rendah.
Kekuatan posisi Indomaret franchisee PT Akindo lebih lemah dibandingkan dengan pemasoknya. Dikarenakan Indomaret franchisee PT Akindo merupakan terwaralaba dari PT Indomarco Prismatama. Dengan demikian supply barang Indomaret franchisee PT Akindo, seratus persen berasal dari PT Indomarco Prismatama dengan beberapa suppliers yang sudah ditentukan sebelumnya, ≥ 500 pemasok. Dalam hal ini, Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan dijualnya. Dilihat dari jumlah pemasok yang banyak, pembelian barang dengan skala yang besar, produk pemasok terdiferensiasi. Tetapi tidak untuk Indomaret franchisee Kebayoran Lama, karena tawar menawar penjual ataupun pemasok dalam hal ini rendah.
Berikut di bawah ini gambar analisis Porter untuk IDF Keb-Lama 26 :
Sumber : Hasil Analisis Wawancara IDF Keb-Lama
Gambar 4.7 Analisis Porter IDF Keb-Lama 26 Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru • Hambatan masuk bagi pendatang baru tidak mudah,
dan cenderung tinggi
Persaingan Antar Perusahaan Sejenis • Alfamart • Alfamidi • Circle-K • Patra Mart • S’Mart • Madani Mart • Seven Days • Ahadmart Kekuatan Tawar-Menawar Penjual / Pemasok Cenderung rendah, karena seratus persen barang dagangan berasal dari PT Indomarco Prismatama, dengan banyak suppliers yang telah ditentukan sebelumnya ≥ 500 pemasok). Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen Cenderung rendah, karena harga yang ditawarkan tetap(fix), dan ditujukan kepada:
• Konsumen Akhir (End User)
Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Ancaman produk substitusi bagi Indomaret
4.4 Analisis Sistem NonWaralaba Mandiri Ahadmart 4.4.1 NonWaralaba Mandiri Ahadmart
Mendirikan minimarket nonwaralaba mandiri, ditengah-tengah ramainya pasar modern seperti supermarket yang bermunculan dimana-mana, minimarket waralaba dengan merek yang sudah terkenal, bahkan saat ini hypermarket pun yang berdiri di setiap kota besar dengan promosi yang gila-gilaan fantastis, dan terkadang jauh dibawah harga beli peritel kecil seperti warung dan toko tradisional, namun minimarket nonwaralaba mandiri tetap memilki target pasarnya sendiri dan mempunyai posisi yang sangat penting sebagai mata rantai perdagangan barang, khususnya kebutuhan sehari-hari.
Salah satu nonwaralaba mandiri minimarket adalah Ahadmart, yang telah membuka beberapa gerainya dengan tetap sistem nonwaralaba. Ahadmart ini, tetap bisa bersaing dengan sistem waralaba minimarket yang lainnya seperti merek yang telah terkenal yaitu Indomaret dan Alfamart. Tetapi kemungkinan Ahadmart menjadi market leader (pemimpin pasar) belum bisa, peluang yang bisa diraih minimarket mandiri untuk sementara waktu ini berada pada posisi market follower (pengikut pasar). Jika sekadar harga jual promosi minimarket nonwaralaba mandiri sama dengan harga jual promosi minimarket waralaba itu masih bisa dilakukan. Segalanya mungkin untuk dilakukan, jadi bisa dikatakan antara minimarket waralaba dan nonwaralaba mandiri memiliki posisi yang sama kuatnya dalam perdagangan ritel.
4.4.2 Memulai Mendirikan NonWaralaba Mandiri Minimarket Ahadmart