• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Dimensi Tubuh Lebar Bahu

6.2. Analisis Postur Kerja Aktual

Kegiatan yang dilakukan oleh operator pada lantai produksi khususnya pada penyaringna bubur kedelai yaitu operator berjalan normal untuk mengambil kain saring pada tempatnya, kemudian kain saring dipasang pada wadah penampungan dan pada katrol pengayakan. Kain saring ini dipasang guna untuk menyaring hasil bubur kedelai yang telah direbus pada kegiatan perebusan. Hasil dari perebusan tersebut di ambil untuk di ayak. Proses pengambilan hasil bubur kedelai ini dilakukan dengan menggunakan tangan tanpa adanya alat pelindung untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Hasil rebusan itu diletakkan pada saringan bubur kedelai yang dipasang dikatrol, kemudian hasil tersebut di ayak dengan manual. Selesai proses pengayakan dilakukan kemudian ampasnya di angkat dan dibuang ke tempat panampungan yaitu goni.

Kegiatan yang dilakukan pada proses penyaringan bubur kedelai di analisis dengan menggunakan postur kerja RULA. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui postur kerja dari operator dengan tujuan mengetahui tindakan mana yang harus diperbaiki dari elemen kegiatan yang dilakukan pada proses penyaringan bubur kedelai. Berikut hasil rekapitulasi pada penilaian postur kerja operator saat melakukan kegiatan penyaringan bubur kedelai. Penilaian ini dilakukan dengan melihat ketentuan dan ketetapan yang ada pada pesyaratan postur kerja RULA.

Tabel 6.2. Hasil Rekapitulasi Analisis Postur Kerja RULA

No. Elemen Kerja Nilai Tindakan

1 Berjalan Normal Untuk Mengambil Kain Saring 2

Aman 2 Memasang Kain Saring Ke

Wadah Penampungan 4

Diperlukan beberapa waktu ke depan

3 Memasang Kain Saring Ke

Katrol Pengayakan 3

Diperlukan beberapa waktu ke depan

4

Mengambil Hasil Rebusan Bubur Kedelai dari Wadah Perebusan

3

Diperlukan beberapa waktu ke depan

5 Mengayak Bubur Kedelai 4 Diperlukan beberapa waktu ke depan

6 Membuka Kain Ayakan dari

Katrol Pengayakan 1

Aman 7 Mengangkat Ampas dari

Hasil Ayakan 2

Aman 8 Memasukkan Ampas Ayakan

ke Tempat Penampungan 4

Diperlukan beberapa waktu ke depan

Sumber : Pengolahan Data

Dari hasil analsis postur kerja yang diperlihatkan pada Tabel 6.2. bahwa tindakan yang harus diperbaiki itu terdapat pada kegiatan

1. Memasang kain saring ke wadah penampungan, ini disebabkan karena postur tubuh operator saat memasang kain saring ke wadah penampungan yaitu membungkuk. Gambarnya dapat dilihat dibawah ini:.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan adanya perbaikan metode kerja pada pemasangan kain saring ke wadah penampungan. Jadi dalam hal ini peneliti membuat rancanngan penyaingan bubur kedelai dipasang pada bibir tong tempat penampungan. Perbaikan ini dilakukan supaya posisi kerja dari operator tidak membungkuk lagi, dengan ini operator dapat bekerja secara ergonomis.

2. Memasang kain saring pada katrol pengayakan. Pemasangan ini tidak terlalu berbahaya, dalam hal ini operator hanya melakukan kegiatan dengan berdiri. Berikut gambar dari pemasangan kain saring pada katrol pengayakan.

Gambar 6.2. Operator Memasang Kain Saring Ke Katrol Pengayakan

Pemasangan kain saring ke katrol hanya dengan menggunakan tangan tergantung artinya tangan yang mengikat kain saring ke katrol tidak ada pegangan. Dengan kerja yang kontiniu tangan akan mudah lelah dan merasa pegal. Untuk mengatasi hal seperti ini peniliti merancang ayakan yang dipasang pada katrol yaitu seperti rancangan pengayakan pasir.

3. Mengambil hasil rebusan bubur kedelai dari wadah perebusan. Pengambilan hasil rebusan dari tempat perebusan dengan menggunakan tangan telanjang, artinya tidak ada pelindung tangan untuk mengambil hasil perebusan kedelai. Dengan kegiatan seperti ini kecelakaan yang terjadi pada tangan beresiko tinggi, karena hasil dari rebusan tersebut panas dan kondisi ruangan pada perebusan juga panas. Hal ini akan mengakibatkan kelelahan pada operator disamping itu juga tangan yang mengambil hasil rebuusan tersebut merasa lelah dan pegal. Berikut gambar operator saat mengambil rebusan bubur kedelai.

Gambar 6.3. Operator Mengambil Hasil Rebusan dari Wadah Perebusan

Untuk mengatasi agar tidak terjadinya kecelakaan pada operator saat melakukan pekerjaan dan mengurangi tingkat kelelahan dari operator. Maka dalam hal ini peneliti merancang perbaikan metode kerja pada operator saat melakukan pakerjaan yaitu dengan membuat pipa pada ujung bawah kuali perebusan sampai menuju tempat penyaringan. Jadi operator mengoperasikannya dengan memutar kran pada pipa yang dirancang, kemudian hasilnya langsung masuk pada penyaringan.

4. Mengayak Bubur Kedelai. Pengayakan bubur kedelai dilakukan dengan metode kerja seperti ayunan banak bayi yang menggunakan per. Proses yang dilakukan yaitu dengan posisi tangan lebih tinggi di atas kepala. Kelelahan yang terjadi yaitu tangan yang mengoperasikan terlalu lelah dan mengakibatkan operator berhenti sejenak dalam melakukan pengayakan tersebut. Berikut gambar dari proses pengayakan bubur kedelai dilantai produksi

Gambar 6.4. Operator Mengayak Bubur Kedelai

Untuk mengatasi hal tesebut, peneliti melakukan perbaikan dengan mengganti ayakan tersebut menjadi seperti ayakan pasir dengan kain saring tidak terlalu ketat. Alat ini dirancang dengan ketinggian siku dari lantai tujuannya agar tangan yang mengoperasikannya tidak lebih dari atas kepala, operator lebih nyaman untuk melakukan pekerjaan dan kelelahan akan berkurang. Ayakan ini mempunyai kancing sebagai tempat keluarnya ampas selesai hasil penyaringan selesai.

5. Memasukkan Ampas Ayakan ke Tempat Penampungan. Posisi operator saat melakukan kegiatan memasukkan ampas dari ayakan yaitu dengan kondisi tubuh membungkuk, ini disebabkan karena ampas yang diangkat terlalu berat. Berikut gambar operator pada saat memasukkan ampas pada tempat penampungan.

Gambar 6.5. Operator Memasukkan Ampas Ayakan Ke Tempat Penampungan

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti membuat metodee kerja baru dengan menambah kancing tempat keluar ampas pada ayakan yang diusulkan. Dengan penambahan perancangan ini dapat menghilangkan dua elemen kegiatan pekerjaan yaitu mengangkat dan memasukkan, disamping itu juga posisi dari operator yang tadinya membungkuk jadi berdiri, tidak adanya bantuan dari orang lain pada saat memasukkan ampas ayakan. Tempat ayakannya juga dirancang dengan menjepitkan goni pada wadah penampungan ampas.