BAB IV HASIL PEMBAHASAN
B. Analisis Potensi Situ Cipondoh Sebagai Objek Wisata
1. Analisis Kondisi Fisik Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata
Pada aspek ini akan dilihat bagaimana kondisi fisik kawasan objek wisata Situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian kondisi fisik, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi pengembangan dilihat dari tingkat penilaian fisik Situ Cipondoh, seperti terlihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Nilai Skor 1. Produktivitas Tanah
a.Tanah Subur b.Tanah Tadah Hujan c.Tanah Irigasi
Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada
4 3 2 1 3 2. Penggunaan Lahan a.Hutan b.Ladang c.Perkebunan d.Daerah Pemukiman
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 3 3. Morfologi a. Pegunungan b. Perbukitan c. Dataran
Ada 3 Ada 2 Ada 1 -
4 3 2 1 1 4. Keberadaan bentang air a. Sungai b. Mata air c. Situ d. Sumur
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
3
5. Kebersihan lingkungan a. Bebas dari polusi
udara
b. Bebas dari Polusi air
c. Bebas dari polusi bising
d. Bebas dari limbah domestik
4 3 2 1
1
Total Skor 11
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36) Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.4:
Tabel 4.4
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata
Harkat
Pemerian
I Sangat Mendukung 16,2 – 20 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
II Mendukung 12,4 – 16,1 Suatu kawasan besar dukungan fisik terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
III Kurang Mendukung 8,6 – 12,3 Suatu kawasan yang kurang didukungan fisiknya, berdasar kan parameter – parameter yang ditetapkan
IV Tidak Mendukung 3,8 – 8,5 Tidak terdapat dukungan fisik terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada faktor fisik jumlah skor sebesar 11 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh memiliki potensi yang kurang mendukung untuk dikembangkan.
2. Analisis Kondisi Sosial Budaya Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata
Pada aspek ini akan dilihat bagaimana kondisi sosial dan budaya kawasan objek wisata situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian kondisi sosial budaya, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi pengembangan dilihat dari tingkat penilaian kondisi sosial dan budaya di kawasan objek wisata situ Cipondoh, seperti yang terlihat pada tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika Nilai
Skor 1. Pola mata pencaharian penduduk : a. Keragaman mata pencaharian 1. Petani 2. PNS 3. Pedagang 4. Swasta
Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada 4 3 2 1 4 b. Dominasi mata pencaharian Pertanian / perkebunan > 75% Pertanian / perkebunan 50% - 75% Pertanian / perkebunan < 50% 4 4 3 2 1
2. Artefak a. Keberadaan dan dominasi bentuk rumah 1. Rumah Gudang 2. Rumah gebyong (seluruhnya dari papan) 3. Rumah semi permanen 4. Rumah permanen
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 4 3 2 1 b. Keberadaan dan dominasi perlengkapan rumah tinggal 1. Bale 2. Teras rumah 3. Kolam dan pancuran 4. Kandang hewan
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 3 c. Keberadaan dan dominasi pakaian 1. Ikat kepala 2. Peci/ kerudung 3. Baju koko 4. Kebaya
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 3 3. Adat Istiadat a. Upacara keagamaan b. Tata cara/adat perkawinan c. Tata cara/adat kehamilan
Ada 3 Ada 2 Ada 1 -
d. Tata cara/adat kelahiran 4. Keragaman objek
yang dapat di amati a. Panorama perairan b. Panorama tanaman hias c. Makam yang dikramatkan d. Bangunan-bangunan adat
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 2 5. Variasi kegiatan yang dilakukan wisatawan a. Olahraga b. Sepeda air c. memancing d. Mengunjungi pusat kerajinan
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 2 6 Event-Event Budaya a. Upacara 1) Upacara Sunatan 2) Upacara perkawinan 3) Upacara kelahiran 4) Upacara kematian
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 4 b. Cerita Rakyat/Legenda 1) Legenda nama daerah 2) Legenda Upacara Adat 3) Legenda sungai Cisadane
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4) Legenda Nyimas Melati c. Kesenian 1) kecapi 2) Jaipongan 3) Pencaksilat 4) Debus
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 3 7 Cenderamata lokal a. Makanan olahan khas 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 2 b. Home Industry 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 1 c. Produk pertanian segar 1) 1 jenis 2) 2-3 jenis 3) 4-5 jenis 4) > 5 jenis
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1
1
Total Skor 40
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.6:
Tabel 4.6
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Pada Faktor Sosial dan Budaya Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata
Harkat
Pemerian
I Sangat Mendukung 45,5 – 56 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata, berdasarkan parameter – parameter yang ditetapkan II Mendukung 35 – 45,4 Suatu kawasan besar
dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata, berdasarkan parameter -parameter yang ditetapkan III Kurang Mendukung 24,5 – 34,9 Suatu kawasan yang kurang
dukungan sosial dan budayanya, berdasarkan para meter-parameter yang ditetapkan
IV Tidak Mendukung 10,5 – 24,4 Tidak terdapat dukungan sosial dan budaya terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada faktor sosial dan budaya, jumlah skor sebesar 40 yang berarti bahwa kondisi Situ Cipondoh mendukung untuk dijadikan tujuan wisata. Namun harus lebih dikembangkan kebudayaan asli daerah sehingga tidak terkikis oleh modernisasi dan pengaruh dari budaya asing.
3. Analisis Kondisi Aksesbilitas Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh sebagai daerah Tujuan Wisata
Pada aspek ini akan dilihat bagaimana aksesbilitas menuju kawasan objek wisata situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian
aksesbilitas, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi pengembangan dilihat dari tingkat penilaian kondisi aksesbilitas menuju kawasan objek wisata situ Cipondoh, seperti yang terlihat pada tabel 4.7:
Tabel 4.7
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Aksesbilitas
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Nilai Skor 1. Kondisi jalan. Sangat
baik
Baik Kurang Buruk
4 3 2 1 3 2. Jenis kendaraan/alat transportasi yang digunakan menuju lokasi. a. Bus b.Kendaraan pribadi (sedan, carry) c. Angkutan umum d. Sepeda motor
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 4 3. Frekuensi kendaraan umum dari/menuju objek (buah/hari) Sangat mudah/>25 kali Mudah/ 24-17 kali Cukup/ 16-10 kali Sukar/ <9 kali 3 4 3 2 1 4. Jarak lokasi dengan pusat pemerintahan dan fasilitas kota Dekat (>5 km) Cukup jauh (12-6 km) Jauh (19-13 km) Sangat jauh (20 km) 3 4 3 2 1 Total Skor 13
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.8:
Tabel 4.8
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata
Harkat
Pemerian
I Sangat Mendukung 13 – 16 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter –
parameter yang ditetapkan II Mendukung 10 – 12 Suatu kawasan yang sangat
besar dukungan aksesbilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan III Kurang Mendukung 7 – 9 Suatu kawasan yang kurang
dukungan aksesbilitas, ber dasarkan parameter – parameter yang ditetapkan IV Tidak Mendukung 3 – 6 Tidak terdapat dukungan
aksesbilitas terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36) Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada aspek aksesbilitas, jumlah skor terbesar 13 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh sangat mendukung untuk dikembangkan karena sangat mudah dijangkau oleh pengunjung dan jenis kendaraan yang dapat digunakan sangat bervariasi.
4. Analisis Kondisi Fasilitas Kawasan Objek Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata
Pada aspek ini akan dilihat bagaimana keberadaan fasilitas di kawasan objek wisata situ Cipondoh menggunakan tabel analisis untuk penilaian fasilitas, hasil dari skor dapat menggambarkan bagaimana potensi
pengembangan dilihat dari tingkat penilaian kondisi fasilitas di kawasan objek wisata situ Cipondoh, yang terlihat pada tabel 4.9:
Tabel 4.9
Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas
No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika: Total
Skor 1. Sarana a. Rumah makan b. Toko souvenir/cenderamata c. Olahraga d. Transportasi
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 3 2. Prasarana a. Kantor pos b. Telepon umum/wartel c. Puskesmas/Klinik d. Air bersih
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
4 3 2 1 1 3. Akomodasi a. Home stay b. Pondok/wisma peristirahatan c. Bungalau d. Buper Sangat Mudah/>2 5 kali Mudah/24 -17 kali Cukup/16-10 kali Sukar/<9 kali 4 3 2 1 2
4. Luasan Tempat Parkir Ada, teralokasi baik, luas memadai Ada, teralokasi baik, luas tidak memadai Ada, tidak teralokasi, luas tidak memadai Tidak ada 4 4 3 2 1 Total Skor 10
Selanjutnya, penentuan kelas dukungan pada faktor fisik akan dijelaskan pada tabel 4.10:
Tabel 4.10
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas Kelas Tingkat Penilaian Jenjang Rata-rata
Harkat
Pemerian
I Sangat Mendukung 13 – 16 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fasilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
II Mendukung 10 – 12 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fasilitas terhadap objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
III Kurang Mendukung 7 – 9 Suatu kawasan yang kurang dukungan fasilitas, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan
IV Tidak Mendukung 3 – 6 Tidak terdapat dukungan fasilitas terhadap objek wisata dikawasan yang diobservasi
Sumber: Komisi Koordinasi Objek Wisata Alam, 1996 dalam (Jakiatin Nisa: 2007:36) dalam (Septiyani Aziz: 2014:46)
Berdasarkan penentuan kelas dukungan pada aspek fasilitas, jumlah skor sebesar 10 yang berarti bahwa kondisi situ Cipondoh mendukung untuk dikembangkan, fasilitas tersedia dengan baik, namun juga ada beberapa fasilitas yang harus diperbaiki dan dilengkapi.
C. Analisis Ekologi Terhadap Potensi Wisata Situ Cipondoh
Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oi-kos=
rumah tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati disekitarnya. Dalam pengertian makhluk hidup ini termasuk manusia sebagai salah satu jenis makhlik hidup.7
Menyebabkan Mengakibatkan
Sumber: Moh. Soerjani,Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan.
Gambar 4.2 Dampak lingkungan sebagai akibat dari tindakan manusia
Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam hal ini manusia meliputi berbagai usulan, legislatif, kebijaksanaan, program, proyek dan prosedur operasional. Pengaruh terhadap lingkungan didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung dan dipercepat oleh tindakan-tindakan manusia (misalnya erosi tanah, penecemaran, dan sebagainya).8
Terkait dengan pembahasan potensi wisata situ Cipondoh, hubungan timbal balik manusia (wisatawan) dengan alam (situ Cipondoh) penulis menilai kurang adanya interaksi yang bagus. Itu ditandai dengan masihnya wisatawan membuang sampah sembarangan. Memang keadaan di lapangan menunjukkan bahwa fasilitas tempat sampah di situ Cipondoh kurang, namun itu bukan menjadi alasan wisatawan untuk membuang sampah dengan seenaknya. Menjadi keharusan untuk setiap wisatawan untuk mempunyai pola pikir untuk menjaga
7
Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI-Press, 2008), h. 2 8 Ibid., h.214. Tindakan manusia Pengaruh terhadap lingkungan Dampak terhadap lingkungan
dan melestarikan suatu obyek wisata. Akibatnya selain menimbulkan bau yang tidak sedap, pemandangan sekitar pun menjadi tidak enak untuk dilihat.
Penulis juga mengamati selain masalah sampah, masalah pengelolaan situ Cipondoh juga belum berjalan optimal. Kurangnya beberapa fasilitas, seperti tempat sampah dan air bersih untuk WC. Padahal ini adalah satu bagian yang vital dalam fasilitas di objek wisata.
Selain wisatawan dan pengelola, penduduk sekitar Situ Cipondoh harus pula menjaga situ ini. Terlihat di tabel 4.1 betapa mirisnya ketika status mutu air Situ Cipondoh dikategorikan tercemar. Bahkan pada November 2015, terlihat di bagian Barat Daya/Perum PDK angka pencemaran air begitu besar yaitu 13,68% yang artinya tercemar berat dan bisa merusak ekosistem yang ada di Situ Cipondoh ini. Di bagian tersebut menjadi bagian yang sangat tercemar disebabkan oleh limbah pembuangan di sekitar perumahan yang dibuang ke Situ Cipondoh.
Masalah kualitas mutu air Situ Cipondoh ini harusnya lebih dicermati oleh instansi terkait yaitu pemerintah dan pihak pengelola. Karena kalau ini dibiarkan terus menerus akan menggangu ekosistem yang hidup di sekitar Situ Cipondoh. Selain itu masalah lainnya adalah timbul penyakit seperti demam berdarah, disentri radang mata (conjunctivitis) dsb. Perlunya revitalisasi dalam segala aspek tidak hanya sarana prasarana melainkan aspek kelingkungan.
Tabel 4.11
Jumlah Hasil Pengharkatan
No Parameter Hasil Skoring Kategori
1 Kondisi fisik 11 Tidak Mendukung
2 Kondisi sosial dan budaya 40 Mendukung
3 Aksesbilitas 13 Sangat mendukung
4 Fasilitas 10 Mendukung
Jumlah 74 Mendukung
Dari hasil skoring pengharkatan Situ Cipondoh sebagai daerah tujuan wisata didapatkan skor 74 yang masuk dalam kategori yang dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12
Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesuaian pada Objek Wisata
kelas Tingkat Penilaian Jenjang rata-rata harkat Pemerian I Sangat Mendukung
88-108 Suatu kawasan yang sangat besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang sangat memadai.
II Mendukung 68-87 Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, fasilitas wisatawan terhadap keberadaan objek wisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan serta didukung oleh aksessibilias yang memadai. III Kurang
Mendukung
48-67 Suatu kawasan kurang didukung oleh fisik, sosial dan budaya, atraksi wisata, aksessibilias, fasilitas wisatawan, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana, aksessibilias yang memadai.
IV Tidak Mendukung
28-47 Tidak terdapat dukungan terhadap objek wisata ditempat penelitian.
Berdasarkan hasil skoring keseluruhan, diperoleh hasil 74 yang masuk dalam kelas II yaitu mendukung. Suatu kawasan besar dukungan fisik, sosial dan budaya, aksesibilitas, dan fasilitas terhadap keberadaan objekwisata, berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan.
Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas, jika dianalisis dengan pendekatan ekologi, dari keempat aspek yang di analisis, aspek fasilitas, sosial budaya dan aksesbilitas mempunyai potensi yang mendukung dalam pengembangan kawasan objek wisata. Namun, aspek fisik tidak mendukung, dengan skor 11. Menurut tabel 4.3 aspek fisik, dari beberapa poin bebas pencemaran, yaitu bebas dari polusi udara, bebas dari Polusi air, bebas dari polusi bising, dan bebas dari limbah domestik. Karena letaknya yang strategis di pinggir jalan utama Kota Tangerang, polusi udara dan kebisingan kendaraan menjadi hal yang tidak terhindarkan. Menurut penulis, solusi yang penulis sampaikan adalah menambahkan vegetasi seperti pepohonan rindang, lalu berbagai macam tumbuh-tumbuhan. Penambahan berbagai macam vegetasi ini akan meminimalisir udara kotor akibat polusi dari kendaraan dan menambah asri kawasan Situ Cipondoh sehingga wisatawan menjadi nyaman berkujung. Lalu permasalahan polusi bising penulis memberikan solusi adalah dengan membangun tembok besar untuk meminimalisir suara kendaraan. Selanjutnya permasalahan polusi limbah domestik dan polusi air memang menjadi permasalahan utama. Menurut Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang pada tabel 4.1 angka pencemaran di Situ Cipondoh termasuk kedalam kategori ringan sampai berat. Hal ini tentu kedepannya akan menggangu keadaan ekologi dan ekositem di kawasan Situ Cipondoh. Menurut penulis, solusi yang dapat penulis sampaikan adalah melakukan revitalisasi dan memberikan penyuluhan kepada warga yang tinggal di sekitar Situ Cipondoh tentang pentingnya kesadaran untuk tidak membuang limbah ke Situ Cipondoh dan menata ulang struktur pembuangan limbah.
Lalu pada aspek sosial dan budaya menempati hasil skoring 40 yang berarti mendukung untuk pengembangan potensi wisata. Menurut wawancara dengan kepala pengelola Situ Cipondoh, setiap hari Sabtu dan Minggu pagi diadakan latihan pencak silat dari komunitas Betawi Cipondoh. Berarti ada keterkaitan ekologi dalam hal interaksi warga Cipondoh dengan Situ Cipondoh untuk kegiatan kebudayaan. Namun penulis melihat ini belumlah cukup. Harus ada penambahan kegiatan kebudayaan untuk menambah kekhasan Situ Cipondoh sebagai objek wisata dan menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke Situ Cipondoh.
Selanjutnya pada aspek aksesbilitas menempati hasil skoring 13 yang berarti sangat mendukung. hal ini dikarenakan kawasan Situ Cipondoh berada dalam posisi strategis yaitu berada di sisi Jalan K.H Hasyim Asyari yang notabene adalah salah satu jalan utama di Kota Tangerang dan sebagai penghubung antara Kota Tangerang dengan DKI Jakarta. Selain itu, akses kendaraan umum begitu mudah. Ini tentunya menjadi suatu hal yang positif bagi sektor kepariwisataan Situ Cipondoh. Namun dampak negatifnya adalah tata letak Situ Cipondoh yang berada tepat disisi jalan membuat polusi udara dan kebisingan tidak dapat dihindarkan. Membuat keadaan ekologi di sekitar Situ Cipondoh menjadi terganggu.
Dan aspek terakhir yang akan dibahas adalah aspek fasilitas, dengan menempati hasil skoring 10 yang artinya mendukung untuk pengembangan Situ Cipondoh sebagai objek wisata. Berdasarkan hasil observasi, fasilitas yang ada di dalam berupa taman, tempat parkir, outbond, WC/kamar mandi, tempat kuliner seperti warung makan. Selanjutnya di luar kawasan Situ Cipondoh terdapat kantor pos, dan Kantor Kecamatan Cipondoh. Penulis melihat fasilitas di Situ Cipondoh cukup baik, namun ada beberapa hal yang harus ditingkatkan kualitasnya seperti WC/kamar mandi, dan outbond. WC/kamar mandi di Situ Cipondoh kurang terawat dan airnya kotor. Tentunya ini dapat menganggu
wisatawan untuk memakai fasilitas ini. Pada bagian outbond juga terlihat kurang terawat. Hal ini tentunya akan berdampak pada berkurangnya minat wisatawan untuk memakai fasilitas ini. Dan juga berdampak pada pemasukkan kas dari bagian outbond ini. Selain itu, kurangnya cinderamata khas daerah, Agar kawasan ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, hendaknya pemerintah dan pengelola saling bekerjasama untuk memajukan wisata di situ Cipondoh.
Di dalam upaya pengembangan situ Cipondoh menjadi obyek wisata, hendaknya dengan memperhitungkan ekologi situ tersebut dan penataan sarana prasarana wisata sebaiknya dibangun diluar sempadan situ sehingga tidak mengorbankan vegetasi seperti pohon-pohon. Konsep ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat (Fandeli, 1995). Konsep wisata dengan pendekatan konservasi, dalam bentuk pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan dengan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumber daya alam . selain itu juga perlu partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan dan pengawasan untuk menjaga keutuhan alam.
Namun dengan segala kekurangan keterbatasan yang telah disebutkan diatas, dalam pengelolaan, penulis melihat ada nilai unggul yaitu mayoritas pengelolaan di situ cipondoh dikelola oleh masyarakat sekitar Cipondoh yaitu masyarakat RW 02 Kecamatan Cipondoh. Kepala pengelolanya yaitu bernama Bapak Jack Sani. Kurangnya bantuan dari pemerintah tidak mengurungkan semangat warga sekitar untuk membangun suatu kawasan wisata. Mereka tetap berusaha untuk memajukan wisata situ Cipondoh. Disini terlihat nilai ekologis pun terlihat nyata, yaitu adanya interaksi atau hubungan timbal balik antara warga RW 02 Kecamatan Cipondoh dengan Situ Cipondoh.
Dengan berbagai deskripsi dan analisis ekologi terhadap potensi wisata di Situ Cipondoh, terlihat masih banyak aspek yang belum berjalan dengan baik, seperti kualitas mutu air di sekitar situ Cipondoh yang termasuk dalam kategori tercemar, masalah sampah, sarana prasarana yang belum optimal, dan keterbatasan kepengelolaan Situ Cipondoh tidak membuat Situ Cipondoh tidak layak menjadi objek wisata. Letak yang strategis dan Situ Cipondoh merupakan Situ terbaik di wilayah Kota Tangerang yang paling besar potensi wisatanya. Maka dari segala kekurangan yang ada di Situ Cipondoh, pemerintah, pengelola dan warga sekitar Situ Cipondoh harus saling bekerjasama dan ikut beperan aktif dalam menjaga, merawat, melestarikan, dan mengoptimalkan supaya keadaan ekologi Situ Cipondoh akan jauh lebih baik dan menjadi objek wisata favorit di wilayah Kota Tangerang dan provinsi Banten pada umumnya.
81 A. Kesimpulan
Karakteristik potensi wisata Situ Cipondoh dibagi menjadi 4, yaitu karakteristik fisik, sosial dan budaya, aksesbilitas dan fasilitas. Selanjutnya hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi fisik Situ Cipondoh memiliki skor 11 yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor potensi sosial budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Kemudian skor potensi aksesbilitas adalah 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor keberadaan fasilitas adalah 10 yang berarti mendukung. Jumlah seluruh skor adalah 74 yang berarti bahwa Situ Cipondoh mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata
Dengan berbagai deskripsi dan analisis ekologi terhadap potensi wisata di Situ Cipondoh, terlihat masih banyak aspek yang belum berjalan dengan baik, seperti kualitas mutu air di sekitar situ Cipondoh yang termasuk dalam kategori tercemar, masalah sampah, sarana prasarana yang belum optimal, dan keterbatasan kepengelolaan Situ Cipondoh tidak membuat Situ Cipondoh tidak layak menjadi objek wisata. Letak yang strategis dan Situ Cipondoh merupakan Situ terbaik di wilayah Kota Tangerang yang paling besar potensi wisatanya. Maka dari segala kekurangan yang ada di Situ Cipondoh, pemerintah, pengelola dan warga sekitar Situ Cipondoh harus saling bekerjasama dan ikut beperan aktif dalam menjaga, merawat, melestarikan, dan mengoptimalkan supaya keadaan ekologi Situ Cipondoh akan jauh lebih baik dan menjadi objek wisata favorit di wilayah Kota Tangerang dan provinsi Banten pada umumnya.
B. Saran
1. Bagi pengelola Situ Cipondoh yaitu organisasi masyarakat RW.02 dan LSM diharapkan dapat meningkatkat kualitas kepengelolaan dan sarana prasarana untuk lebih meningkatkan antusiasme masyarakat Cipondoh dan Kota Tangerang untuk berkunjung ke Situ Cipondoh. Selain itu lebih mempererat lagi kerjasama dengan instansi terkait untuk mendukung gerakan melestarikan Situ Cipondoh.
2. Bagi Pemerintah Kota Tangerang diperlikan perhatian lebih untuk bisa meningkatkan kelestarian Situ Cipondoh dengan membuat dinding pembatas yang kokoh dan menambah sarana prasarana sebagai syarat majunya pariwisata di suatu daerah. Selain itu agar kualitas Situ Cipondoh akan terjaga