• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ARIF PUTRANTO

NIM : 1110015000104

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Arif Putranto, 1110015000104. “Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”. Skripsi Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Tujuan Penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi pengembangan kawasan Situ Cipondoh dengan mengkaji beberapa faktor yaiu, karakter fisik, sosial budaya, aksesbilitas, fasilitas, dan keadaan ekologi di kawasan Situ Cipondoh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik aksidental, lalu data yang telah dianalisis kemudian di sajikan dalam analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada dan diukur dengan presentase. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah potensi fisik Situ Cipondoh memiliki skor 11 yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor potensi sosial budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Kemudian skor potensi aksesbilitas adalah 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor keberadaan fasilitas adalah 10 yang berarti mendukung. Jumlah seluruh skor adalah 74 yang berarti bahwa Situ Cipondoh mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata.

(6)

ii

“Geographical

Tourism at Situ Cipondoh, Tangerang City, Banten” Skripsi department of social science, faculty of tarbiyah and teachers training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

The objective of this study is to know the identify the potential development of Situ Cipondoh by examining several factors, physical, social and cultural rights, accesbility, facilities and ecological conditions in Situ Cipondoh area. The method was used in this research is descriptive qualitative analyisis method,the sampling technique in this research is accidental technique, then this study has analyzed data later presented in a descriptive analysis using a single frequency table. The data prented is then interpreted based on existing theories and measured by percentage. The data of this research is gathered from questionnaire, interview, observation, and documentation.

Results of this research that The physical potential of the Situ Cipondoh has the score 11. It means that this condition is less support. Furthermore, the scoreof social and culture potential is 40 that means is support. And then, the score of accessibility potential is 13 that means is very support, and the score of facilities existence is 10 that means is support. The sum of the score of eligibility category is 74 which means that the Situ Cipondoh is support and feasible to be a tourism destination.

(7)

iii

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”, ini dapat terselesaikan walaupun banyak keterbatasan yang dialami penulis.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial .

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Wuryono dan Ibu Sri Mulyani, yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan baik moril maupun materil yang tak terhingga kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kesehatan.

(8)

iv

4. Seluruh civitas akademika di lingkungan FITK, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si. Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, beserta seluruh staff jurusan IPS dan seluruh dosen di lingkungan FITK yang telah menyampaikan ilmunya selama penulis menjalani kuliah. Semoga bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan terus bermanfaat di kehidupan kedepannya.

5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Bapak Jack Sani selaku Kepala pengelola Situ Cipondoh yang memberikan izin dan menerima dengan sangat baik.

8. Pihak Kecamatan Cipondoh yang telah membantu penulis dalam memperoleh data.

9. Terima kasih juga untuk, adik penulis Ratna Evania Fitriyani yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis.

(9)

v

Septi, Cahyo, Fandy dan Irfan yang turut memberikan motivasi serta pengalaman hidup.

12.Terima kasih yang spesial untuk Faiza Yonefri yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendoakan dalam penulisan skripsi ini. 13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala apresiasi dan kebaikan akan diberkahi oleh Allah SWT.

Jerih payah, perjuangan, pengorbanan, darah, keringat, air mata, serta harapan, begitu panjang proses perjalanan untuk meraih semua kebanggan.

Semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Jakarta, 19 Oktober 2016

(10)

vi LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

UJI REFERENSI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR GRAFIK………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Identifikasi Masalah... 5

C.Pembatasan Masalah... 5

D.Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI A.Analisis Geografis 1. Pengertian Analisis... 8

2. Geografi………. 8

3. Pendekatan Ekologi……… 11

(11)

vii

C.Wisatawan…….,... 20

D.Daya Tarik Wisata... 21

E. Fasilitas ………... 23

F. Situ 1. Pengertian Situ………..……….. 25

2. Situ Cipondoh……….. 28

G.Penelitian Relevan……… 28

H.Kerangka Berpikir……… 31

I. Hipotesis Penelitian……….. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian……….. 34

B.Metode Penelitian... 35

C.Populasi ... 36

D.Sampel Penelitian... ... 36

E. Variabel Penelitian... 36

F. Metode Pengumpulan Data... 37

G.Teknik Pengolahan Data... 39

BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Aspek Fisik………... 55

2. Aspek Sosial dan Budaya ... ... 59

3. Aspek Aksesbilitas……….. 62

4. Aspek Fasilitas... 62

(12)

viii

Wisata Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata…… 69 4. Analisis Kondisi Fasilitas Kawasan Objek Wisata

Situ Cipondoh Sebagai Daerah Tujuan Wisata…….………71 C. Analisis Ekologi Terhadap Potensi Wisata Situ Cipondoh.….. 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 81 B. Saran... 82

DAFTAR PUSTAKA... 82

(13)

ix

Tabel 3.1 Waktu Penelitian... 35

Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian... 37

Tabel 3.3 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik... 41

Tabel 3.4 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Sosial dan Budaya... 42

Tabel 3.5 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Aksesbilitas... 46

Tabel 3.6 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fasilitas... 46

Tabel 3.7 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fisik... 47

Tabel 3.8 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Sosial dan Budaya………... 48

Tabel 3.9 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Aksesbilitas... 49

Tabel 3.10 Nilai dan Bobot Kesesuaian Pariwisata untuk Faktor Fasilitas... 49

Tabel 3.11 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fisik... 50

Tabel 3.12 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Sosial dan Budaya... 51

Tabel 3.13 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Aksesbilitas…………..………... 52

Tabel 3.14 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan pada Faktor Fasilitas... 53

Tabel 3.15 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Kesesianan pada Objek Wisata... 53

Tabel 4.1 Status Mutu Air Situ Cipondoh... 58

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cipondoh... 59

(14)

x

Budaya………... 69

Tabel 4.7 Hasil Harkat Kelas dan Kriiteria Aksesbilitas... 70

Tabel 4.8 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Aksesbilitas... 71

Tabel 4.9 Hasil Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas... 72

Tabel 4.10 Prosedur Penentuan Kelas Dukungan Keberadaan Fasilitas….. 73

Tabel 4.11 Jumlah Hasil Pengharkatan……….. 75

(15)

xi

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir………... 32

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh... 34

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh... 55

(16)

xii

(17)

xiii Lampiran 1 :Foto Dokumentasi Lapangan Lampiran 2 :Hasil Kuesioner

Lampiran 3 :Pedoman Kuesioner Pengunjung Lampiran 4 :Hasil Wawancara

Lampiran 5 :Pedoman Wawancara Lampiran 6 :Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 :Surat Keterangan Penelitian/Survei dari Kecamatan Lampiran 8 :Surat Bimbingan Skripsi

(18)

1

A. Latar Belakang Permasalahan

Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut agar dapat diambil manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat.Allah SWT menurunkan air (hujan) adalah untuk kehidupan makhkuk hidup termasuk manusia.

Dengan air (hujan) tumbuhlah segala macam tumbuhan yang akan membantu kehidupan manusia. Air (hujan) lalu meresap ke bawah tanah, kelak menjadi danau. Ada yang mengalir menjadi sungai, untuk mengairi sawah dan lading, dan alirannya bermuara di lautan. Dengan adanya hujan atau turunnya air dapatlah segala-galanya hidup, baik tumbuhan, atau binatang berbagai jenis, termasuk manusia sendiri. Dan berusahalah manusia membuat irigasi, bendungan air, danau buatan, dan dam besar. Sesuai Fiman Allah SWT menjelaskan:

(19)

“Sesungguhnya pada kejadian semua langit dan bumi dan perubahan malam dan siang dan kapal yang berlayar di lautan membawa barang yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit dari ada air, maka dihidupkan-Nya dengan (air) itu bumi, sesudah matinya , seraya disebarkan-Nya padanya dari tiap-tiap jenis binatang, dan peredaran angin, dan awan yang diperintah di antara langit dan bumi; adalah semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal. Al-Quran, 2 (Al-Baqarah): 164”

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pariwisata merupakan kegiatan yang telah menjadi sektor yang cukup strategis di dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan karena berkontribusi besar dalam meningkatkan devisa dan pendapatan negara. Nilai manfaat yang dihasilkan dari kegiatan wisata mampu mendongkrak sistem perekonomian di suatu wilayah karena kegiatan wisata dapat berkembang menjadi kegiatan industri yang nantinya akan menggerakkan sektor perekonomian di suatu wilayah tersebut. Nilai manfaat itu nantinya akan teraplikasikan seperti penyerapan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan berkembangnya sarana-sarana penunjang pariwisata seperti penginapan, rumah makan, transportasi, jasa dan lain-lain.

(20)

didukung oleh sarana, layanan dan fasilitas yang memadai dari pemerintah, pengusaha atau masyarakat.1

Pengembangan pariwisata adalah menjual daya tarik daerah berupa keindahan alam dan budaya yang khas. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan demikian memiliki potensi pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata lebih lanjut. Dewasa ini banyak daerah di Indonesia yang tengah giat membangun potensi pariwisatanya dengan cara pemanfaatan sumber daya alam.

Untuk menjadi destinasi pariwisata suatu daerah harus memiliki setidaknya lima syarat yang harus terpenuhi, yaitu culture atau kebudayaan,

nature atau alam, kuliner atau makanan, people atau masyarakatnya, dan syarat terakhir adalah transportasi atau akses jalan dan juga sarana prasarana seperti hotel dan penginapan juga pusat perbelanjaan khas yang harus memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung.2

Situ digolongkan sebagai sumber air permukaan, yang merupakan istilah dalam bahasa Sunda yang berarti danau alam atau buatan namun ukuran situ relatif kecil dibandingkan danau. Situ adalah suatu wadah tampungan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.3

Kawasan situ merupakan daerah potensial sebagai daerah wisata air yang nantinya dapat menarik wisatawan namun tidak melupakan fungsi aslinya sebagai daerah resapan air dan sebagai irigasi. Selanjutnya dengan berkembangnya situ sebagai daerah wisata nantinya dapat menopang pembangunan keberlanjutan pembangunan dengan mempertimbangkan faktor ekologis kawasan situ dan hidrologi pada setiap kegiatan pembangunan.

1

James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta, Kanisius: 1991), h. 21.

2

Hermawan, Lima Kriteria Menuju Kota Wisata, diakses pada 15 November 2014,

(http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/read/news/2012/6136/lima-kriteria-menuju-kota-wisata.html). 3

(21)

Dengan adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, pemerintah daerah diharuskan dapat mengembangkan potensi yang ada didaerahnya dengan baik sehingga mampu untuk mandiri dan mampu untuk melaksanakan pemerintahannya sendiri.

Kota Tangerang yang berada dalam wilayah administratif Provinsi Banten dan secara regional mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan Ibu Kota Jakarta, saat ini berkembang menjadi kota yang mengandalkan dari sektor jasa, pariwisata, perdagangan dan permukiman. Pada saat ini kondisi objek wisata di Kota Tangerang belum tertata secara maksimal.

Situ Cipondoh, adalah situ yang paling terawat di Tangerang dekat dengan stasiun dan terminal Poris dan juga masih termasuk dekat dengan Jakarta Barat. Luas Situ Cipondoh 50 hektare dan telah menjadi obyek wisatawan lokal, anak-anak dan orang dewasa terutama di sore hari. Letaknya mudah dijangkau dari beberapa arah:4

1. Keluar tol Kebon Nanas, Cikokol, RS Usada Insani, Situ Cipondoh 2. Keluar tol Puri Kembangan, Duri Kosambi, Gondrong, Situ Cipondoh 3. Keluar tol Green Lake City, Gondrong, Situ Cipondoh

4. Terminal Kali Deres, Ampera, Poris, Situ Cipondoh 5. Terminal Blok M, Ciledug, Situ Cipondoh

Selanjutnya, situ Cipondoh merupakan Situ atau danau buatan yang terdapat di Wilayah Kota Tangerang, tepatnya berada di Jalan K.H Hasyim Ashari, Tangerang, Banten dengan luas 126 kilometer persegi. Letaknya yang strategis di sisi jalan utama seharusnya membuat Situ Cipondoh menjadi objek wisata yang. Namun, kondisi yang kurang diperhatikan oleh pemerintah tersebut membuat potensi situ sebagai objek wisata tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga minat wisatawan untuk berkunjung sedikit. Lalu, sarana dan prasarana yang menunjang didalamnya seperti wahana perahu, sepeda air, toilet, air bersih, tata letak parkir, promosi atau pemasaran dan pengelolaannya yang belum optimal membuat Situ Cipondoh belum menjadi tujuan wisata. Upaya

4

(22)

mengembangkan situ Cipondoh menjadi objek wisata air harus dilakukan dengan pengelolaan dan program yang sistematis agar kawasan situ berkembang menjadi objek wisata andalan di Kota Tangerang. Salah satunya dengan melakukan identifikasi terhadap kondisi situ saat ini dan menilai potensi situ sebagai objek wisata. Sehingga diharapkan dapat memberikan arahan untuk pengembangan situ yang mendukung aktivitas industri pariwisata serta menjadi ciri khas pariwisata di Kota Tangerang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang kondisi obyek wisata tersebut dari sudut geografi dengan mengambil judul ”Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Potensi wisata Situ Cipondoh yang belum optimal.

2. Rendahnya perhatian Pemerintah Kota Tangerang terhadap sarana dan prasarana Situ Cipondoh.

3. Karakteristik fisik, fasilitas, aksesbilitas, sosial dan budaya Situ Cipondoh yang belum dikelola dengan baik.

4. Pemasaran atau promosi yang belum optimal.

C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan penulis pada waktu, tenaga dan biaya. Serta untuk memudahkan pembahasan dalam meneliti juga untuk menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah, disamping itu agar tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Untuk itu penelitian ini dibatasi pada:

1. Karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.

(23)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh?

2. Bagaimanakah analisis geografi terhadap potensi wisata di Situ Cipondoh?

E. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui karakteristik potensi wisata di Situ Cipondoh.

2. Mengetahui analisis geografi terhadap potensi wisata di situ Cipondoh.

F. Manfaat penelitian

Dari penelitian yang dilakukan di Situ Cipondoh diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritik

a. Usulan tentang potensi wisata Situ Cipondoh diharapkan menjadi salah satu masukkan yang berarti bagi masyarakat Kota Tangerang dan Pemerintah Daerah pada khususnya.

b. Sebagai sumbangan perkembangan ilmu kepariwisataan.

2. Secara praktik

a. Bagi penelitian dapat dijadikan untuk penelitian selanjutnya agar dapat membandingkan teori serta menambah wawasan.

(24)

c. Bagi masyarakat sekitar kawasan Situ Cipondoh, dapat ikut serta dalam mengembangkan Situ Cipondoh menjadi sektor pariwisata dan turut serta dalam menjaga pelestarian Situ Cipondoh.

d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta jaringan di dunia pendidikan.

(25)

8 A. Analisis Geografi

1. Pengertian analisis

Analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian(karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan; pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.1

Jadi yang dimaksud dengan analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian yang diawali dengan dugaan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dan memperoleh pemahaman arti keseluruhan.

2. Geografi

a) Pengertian Geografi

Masyarakat perlu memahami beberapa tinjauan disiplin ilmu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Pemahaman yang dimaksud tidak hanya untuk mengetahui suatu gejala atau peristiwa di dalam lingkungan masyarakat, mampu menganalisis bagaimana suatu gejala tersebut dapat terjadi sehingga dapat mengambil jalan keluar terhadap permasalahan terhadap suatu gejala tersebut, salah satunya adalah ilmu geografi.

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan

1

(26)

manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").2

Ada beberapa pengertian geografi menurut para ahli diantaranya:

Murphey mendefinisikan “geography come from a greek worf meaning

literally “description of the earth”. But modern geography is concerned with man as well as with the earth and with relationships and analysis as

well as with description”.3

Dalam pengertiannya, Murphey menjelaskan bahwa geografi tidak hanya menjelaskan mengenai bumi atau permukaan bumi, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara lingkungan alam dengan manusia.

Menurut Bintarto, Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.4

Kemudian, satu definisi geografi yang cukup terkenal di Indonesia adalah definisi hasil seminar dan Lokakarya geografi di Semarang tahun 1988 yang menyatakan bahwa geografi adalah,”ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan antroposfer) dengan sudut pandang atau pendekatan keruangan,

kelingkungan, dan kompleks wilayah.”5

Dapat disimpulkan, bahwa geografi tidak hanya terbatas sebagai suatu deskripsi tentang permukaan bumi saja, melainkan meliputi juga analisis hubungan antara faktor/aspek lingkungan, wilayah serta hakekat umat manusia.

2

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geografi diakses tanggal 15 Februari 2015. 3

Nursid Sumaatmadja, Geografi pembangunan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988), h.6.

4

Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987). 5

(27)

b) Pendekatan Geografi

Ada beberapa pendekatan yang umum dan menjadi ciri khas dari studi geografi diantaranya pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan kompleks wilayah regional. Yang dimaksud dengan pendekatan adalah cara menghampiri suatu fenomena, fakta atau masalah, atau suatu cara mengembangkan kebijakan dalam memanfaatkan ruang dan wilayah.

1). Pendekatan Spasial (Keruangan)

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.

2). Pendekatan Ekologi (Lingkungan)

(28)

padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

3). Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.

3. Analisis Pendekatan Ekologi

Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup ( oi-kos=Rumah Tangga), maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati disekitarnya.6Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan disebut ekologi. 7 Jadi, ekologi adalah pola interaksi hubungan timbal balik antara organisme makhluk hidup dengan lingkungan alam sekitar.

Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok geografi berkenaan dengan studi tentang ekologi manusia pada daerah yang khusus. Interelasi manusia dengan lingkungan sekitar dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.

Aktivitas manusia dalam kaitannya dengan interaksi dalm ruang terutama terhadap lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut:8

6

Moh. Soerjani, Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI-Press, 2008), h.2.

7

Bintarto, R., dan Hadi Sumarmo, S. Metode Analisa Geografi. (Jakarta : LP3ES.1987), h. 18.

8

(29)

a. Tahapan yang sangat sederhana yaitu manusia tergantung terhadap alam (fisis Determinisme). Manusia belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari apa yang ada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga pada saat alam tidak menyediakan kebutuhannya maka di akan pindah atau mungkin punah (kehidupan jaman purba)

b. Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia sudah mampu mengurangi ketergantunggannya terhadap alam tapi manusia juga masih membutuhkan alam. Contohnya. Para petani zaman dulu dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hany sekali, karena kebutuhan pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa panen cukup pendek.

c. Manusia menguasai alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin digunakan untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di buat alam.

4. Geografi dalam Pariwisata

Setiap Setiap ilmu pengetahuan yang dikaji tidak dapat berdiri sendiri, ilmu tersebut memerlukan ilmu pengetahuan lain sebagai ilmu bantu bagi sempurnanya ilmu pengetahuan tersebut. Sama halnya dengan geografi dan pariwisata, keduanya memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Geografi membahas pariwisata sebagai salah satu fenomena yang dikaji, dan pariwisata membutuhkan geografi untuk bisa menentukan kebijakankebijakan dalam pariwisata. Terdapat 6 alasan yang melatarbelakangi geografi mengkaji pariwisata:

(30)

1. Kegiatan pariwisata menggunakan aspek ruang didalamnya dan geografi sangat memperhatikan ruang, khususnya persamaan dan perbedaan ruang di permukaan bumi.

2. Di dalam aktivitas pariwisata terdapat penggunaan lahan dan geografi dapat melihat bagaimana suatu lahan dapat didayagunakan dan disesuaikan dengan bentuk penggunaan lahan dan daya dukung lahan.

3. Dalam kegiatan pariwisata terdapat aktiviitas manusia dan geografi selalu memperhatikan aktivirtas manusia yang bersifat komersial dalam memanfaatkan ruang yang dapat dilihat secara lokal, regional, nasional, bahkan internasional.

4. Dalam kegiatan pariwisata mencerminkan interaksi dua tempat yang berbeda, yaitu daerah asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata.

5. Geografi selalu melihat gerakan, aliran barang dan orang sebagai wujud dari adanya dan perbedaan potensi wilayah, baik alami maupun hasil dari aktivitas manusia. Aktivitas pariwisata selalu berkaitan dengan wisatawan, barang, dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan selama mengadakan perjalanan.

6. Aktivitas pariwata dapat berdampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari interaksi antar kehidupan manusia sebagai wisatawan dengan lingkungan alam sekitar dan geografi selalu tertarik dengan dampak suatu gejala terhadap gejala lain di dalam maupun di tempat yang berbeda.9

Merujuk pada 6 alasan di atas maka antara geografi dan pariwisata tidak dapat dipisahkan dan saling membantu, untuk itu terdapat kajian lain dalam geografi berupa geografi pariwisata.

Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan potensi wisata di permukaan bumi, dengan selalu melihat

9

HO_GEOPAR_2 pdf. 2014. h.8.

(31)

keterkaitan antara alam, antar aspek manusia dan manusia dengan alam. Persamaan dan perbedaan ini menimbulkan interaksi antar wilayah, dan gerakan orang dari satu tempat ke tempat lain. Geografi pariwisata pun selalu melihat dampaknya terhadap lingkungan alam, sosial ekonomi, dan budaya penduduk. Konsep-konsep geografi seperti lokasi, jarak, keterjangkauan, interaksi, keterkaitan, dan nilai guna selalu menjadi dasar dalam menjelaskan fenomena pariwisata.10

Dari aspek geografi, pariwisata merupakan suatu usaha pemanfaatan sumber daya (baik manusia, alam, teknologi, dan lain-lain), dimana pemanfaatan sumber daya itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki nilai apabila sesuai dikelola dengan baik.11

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa antara geografi dan pariwisata tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terkait dan saling membantu karena memiliki aspek kajian yang sama yaitu lingkungan dan manusia. Dengan adanya geografi di dalam kajian pariwisata maka pengelolaan pariwisata akan sesuai dengan daya dukung lahan dan menjadi efektif serta efisien.

B. Potensi Wisata

1. Pengertian Potensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.12 Lalu pengertian potensi wisata menurut Mariotti adalah segala sesuatu

10

Ibid,. h.4.

11

Ibid,. h.9 12

(32)

yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.13

Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.

2. Pariwisata

a. Teori Pariwisata

Arti pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.14

Pengertian wisata yang terdapat di Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan adalah: “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi

dalam jangka waktu sementara”15

.

Menurut H. Kodhyat , “pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu”.16

13

Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), h. 171. 14

Muljadi, kepariwisataan dan perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 8. 15

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, pasal 1 ayat 1. 16

(33)

Selanjutnya pariwisata adalah hal-hal yang berhubungan dengan perpindahan sementara manusia ke suatu tempat di luar tempat asalnya, kegiatan yang dilakukannya selama berada di tempat tujuan dan fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.17

Sedangkan menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata atau Tourism adalah;

“The activities of persons travelling to and staying in places

outside their usual environment for leisure, business, and other

purposes”,18 atau kegiatan seseorang berpergian dan tinggal ke suatu tempat diluar lingkungan yang biasa mereka tempati untuk bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya.

Melihat beberapa pengertian tentang pariwisata tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa pariwisata membicarakan suatu perjalanan oleh seseorang atau sekelompok orang ke suatu tempat/objek wisata yang dilakukan untuk sementara waktu untuk bertamasya dan menikmati segala fasilitas dan pelayanan yang disediakan tempat tujuan tersebut. Apabila dikaitkan dengan pariwisata air maka segala sesuatu yang dikaitkan dengan bertamasya dengan kegiatan menikmati objek wisata kawasan perairan dengan fasilitas dan pelayanan tersedia yang mendukung kegiatan wisata air.

b. Jenis Pariwisata

Sebagai sebuah indutri, pariwisata harus mempunyai modal kepariwisataan yang dapat menarik wisatawan tertarik berkunjung dan kembali datang lagi ke tempat yang sama di lain waktu. Menurut Pendit,

17

Thamrin B. Bachri, Pariwisata Gagasan dan Pandangan, ( Jakarta, Koleksi Media Tour:1995), h. 13.

18

(34)

ada motif wisatawan mengunjungi suatu tempat yang diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis pariwisata yang adalah sebagai berikut19:

1) Wisata Budaya yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan atas keinginan memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni mereka.

2) Wisata Tirta yaitu jenis wisata dengan kegiatan yang ditunjang oleh sarana dan prasarana di suatu badan air seperti di danau, pantai, laut, sungai. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah olahraga air berupa berlayar, menyelam, berselancar, memancing, mendayung, ataupun kegiatan menikmati keindahan alam di danau, pantai, maupun kehidupan bawah laut.

3) Wisata Cagar Alam yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempat-tempat yang telah dilindungi oleh undang-undang seperti daerah cagar alam, taman margasatwa, hutan lindung. Wisata ini dilalukan dalam kaitannya dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara, keajaiban kehidupan liar hewan maupun tumbuhan.

4) Wisata Agrowisata yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempat proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya, dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil menikmati segarnya tanaman beranekaragam warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur mayur dan palawija di lokasi yang dikunjungi.

5) Wisata Buru yaitu jenis wisata yang dilakukan pada daerah daerah yang telah disetujui oleh pemerintah sebagai tempat berburu hewan liar. Biasanya dilakukan pada musim tertentu dan jangka waktu yang terbatas sehingga tidak menggangu keseimbangan ekosistem maupun lingungan.

6) Wisata Ziarah yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan agama, sejarah dan adat istiadat. Biasanya dilakukan ke tempat-tempat suci, makam orang besar atau pemimpin besar, wali, atau tempat-tempat keramat lainnya.

7) Wisata lainnya berupa jenis wisata lainnya yang sesuai perkembangan industri pariwisata seperti wisata kuliner, musium, konvensi ataupun wisata belanja dan lain lain.

19

(35)

Selanjutnya jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik customer untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengendorkan ketegangan syaraf, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan dan sebagainya.

2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan.

3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)

Jenis pariwisata ditandai adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.

4) Pariwisata untuk olahraga (sport tourism)

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik untuk hanya menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang mempraktekkannya sendiri.

5) Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism)

(36)

wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.

6) Pariwisata untuk konvensi (convention tourism)

Wisatawan melakukan perjalanan wisata dengan macam-macam motivasi. Variasi motivasi ini menimbulkan bentuk-bentuk pariwisata sebagai berikut (Salah Wahab, 1989):

a) Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai

Motif pariwisata ini adalah untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental setiap peserta wisata dan memberikan kesempatan santai bagi mereka dari kebosanan dan keletihan kerja selama di tempat rekreasi.

b) Pariwisata budaya

Motif pariwisata ini adalah untuk memperkaya informasi pengetahuan tentang suatu daerah atau negara lain dan untuk memuaskan kebutuhan hiburan. Dalam hal ini termasuk pula kunjungan ke pameran-pameran dan festival, perayaan-perayaan adat, tempat-tempat cagar budaya dan lain-lain.

c) Pariwisata pulih sehat

Motif pariwisata ini adalah untuk memuakan kebutuhan perawatan medis di daerah/tempat lain dengan fasilitas penyembuhan. Misalnya sumber air panas, tempat-tempat kubangan lumpur yang berkasiat dan lain-lain. Pariwisata ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti kebersihan, ketenangan, dan taraf hidup yang pantas.

d) Pariwisata olah raga

(37)

e) Pariwisata temu wicara

Pariwisata ini disebut juga pariwisata konvensi yang mencakup pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan bisnis, dan bahkan pertemuan politik. Pariwisata ini memerlukan fasilitas pertemuan di negara tujuan dan factor-faktor lain yang penting seperti letak strategis, tersedianya transportasi yang mudah, iklim yang cerah dan sebagainya. Seorang yang berperan serta dalam konferensi itu akan meminta fasilitas wisata yang lain misalnya

tour dalam dan luar kota, tempat-tempat membeli cindera mata, dan obyek-obyek wisata yang lain.

C. Wisatawan

Pengertian mengenai wisatawan memiliki banyak penafsiran, menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, “wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata”.20 United Conference on Travel and Tourism di Roma (1963) memberikan batasan yang lebih umum, tetapi menggunakan istilah visitors (pengunjung), yaitu setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi.21

Berdasarkan asal atau tempat tinggal wisatawan, “wisatawan dapat dikategorikan menjadi wisatawan domestic (domestic tourist) dan wisatawan mancanegara (international tourist). Wisatawan domestik adalah wisatawan yang berkunjung ke tempat tujuan wisata yang masih berada di dalam wilayah negara asalnya, sedangkan wisatawan mancanegara adalah wisatawan yang berkunjung ke tempat tujuan wisata yang berada di luar wilayah negara asalnya.22

20

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 2. 21

Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12. 22

(38)

Jadi melihat dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata yang berkunjung ke suatu tempat wisata baik dari dalam maupun dari luar negara dengan tujuan bersenang-senang, bisnis, maupun tujuan lainnya.

D. Daya Tarik Wisata

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam berupa keanekaragaman kekayaan alam,budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Objek dan daya tarik wisata menurut Direktorat Jenderal Pemerintah di bagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Objek Wisata Alam

Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu :

a. Flora dan fauna.

b. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau.

c. Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun, dan danau.

(39)

2. Objek Wisata Sosial Budaya

Objek wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukkan, dan kerajinan.

3. Objek Wisata Minat Khusus

Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya : berburu, mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain-lain.

Perencanaan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, sosial budaya, maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional.

Suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat-syarat tersebut adalah:

1. What to see

(40)

2. What to do

Di tempat wisata, selain banyak yang bisa dilihat dan disaksikan, tentunya juga harus disediakan fasilitas rekreasi yang bisa membuat para wisatawan betah untuk tinggal lebih lama di tempat tujuan wisata itu. 3. What to buy

Tempat tujuan wisata harus ada beberapa fasilitas penunjang untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat yang bisa berfungsi sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal wisatawan tersebut.

4. What to arrived

pada what to arrived, ada yang termasuk aksesibilitas, yaitu bagaimana kita mengunjungi daerah daya tarik tujuan wisata tersebut, kendaraan apa yang digunakan dan berapa lama kita bisa tiba ke tempat tujuan wisata tersebut.

5. What to stay

What to stay merupakan bagaimana wisatawan akan bisa tinggal untuk sementara selama dia berlibur. maka untuk menunjang keperluan tempat tinggal sementara bagi wisatawan yang berkunjung,maka sangat perlu untuk mempersiapkan penginapan-penginapan, seperti hotel berbintang atau hotel tidak berbintang dan sebagainya.23

E. Fasilitas

Fasilitas adalah sarana untuk memudahkan fungsi kemudahan. Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atu tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan, contohnya : Hotel, Restoran, Spa,

Gift shop dan Sport center

Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, antara lain :

23

(41)

1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah :

a. Travel Agent

b. Tour Operator

c. Perusahaan Transportasi

d. Restoran, Bar, objek dan atraksi wisata

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lama tinggal. Yang termasuk dikelompok ini adalah :

a. Sarana olahraga, misalnya: lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang, permainan bowling, dan lain sebagainya. b. Ketangkasan, misalnya: permainan billiard, jackpot, dan lain

sebagainya

3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

(42)

tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah: Night Club, Casino dan Seambath.

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam. Contohnya: Bandara, jalan, SPBU, PAM dan Sumber Tenaga Listrik

F. Situ

1. Pengertian Situ

Situ merupakan istilah dalam bahasa Sunda yang dapat diartikan sebagai danau alam atau danau buatan. Situ didefinisikan sebagai suatu wadah tampungan air di atas permukaan tanah, yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai suatu siklus hidrologis, yang merupakan salah satu bentuk kawasan lindung.24

Sementara itu menurut Bappeda Tangerang (1986), situ adalah suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk baik secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan tanah, sebagai siklus hidrologiyang potensial dan berfungsi antara lain sebagai sumber air untuk keperluan irigasi, air baku, air minum, pengendalian banjir dan kegiatan lain.

Situ terbagi menjadi dua yaitu situ alami yang terbentuk secara alami dengan sumber air berasal dari dalam tanah maupun air permukaan, dan situ buatan dengan sumber airnya bersumber dari air permukaan dan biasanya

24

(43)

mempunyai fungsi sebagai pengendali banjir. Situ memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya adalah :25

a. Menjadi bagian sistem ekologi dan sistem tata air bagi wilayah sekitarnya

b. Kawasan Situ menjadi kawasan resapan air.

c. Menjadi daerah tampungan air, agar menjadi wadah sementara air sebelum mengalir ke sungai.

d. Pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik, pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin. e. Bermanfaat sebagai usaha perikanan darat, pariwisata maupun sumber

irigasi pertanian.

Situ mempunyai manfaat secara ekologis sebagai suatu sistem penyerapan air dan tandon air serta keberlangsungan proses ekologis di dalamnya. Manfaat sosio ekonomis antara lain sebagai cadangan sumber air bersih, pengendali banjir, irigasi, sumber penyedia protein dari sektor perikanan darat, sebagai sarana rekreasi dan sebagainya. Biasanya peruntukan penggunaan situ-situ di Jabodetabek sangat bervariasi umumnya sebagai air bersih (untuk mandi dan cuci), perikanan budidaya darat dan non budidaya/tangkap, irigasi pertanian dan tempat wisata air.

Bila ditinjau dari morfologi dan hidrologinya, situ merupakan salah satu bentuk bentang alam berupa cekungan yang berisi air. Bentukan seperti ini merupakan bentuk morfologi terdepresi yang terisi air dengan material kedap air atau karena dasar situ lebih rendah dari permukaan air tanah. Hal tersebut terjadi karena jumlah air yang masuk lebih besar dari jumlah yang keluar sehingga air yang masuk pada sebuah cekungan di permukaan bumi akan tertampung sebagai situ dengan sumber air yang relatif stabil yang membuat situ sebagai sumber daya air yang potensial.

25

(44)

Secara fisik komponen pembentukkan tipologi kawasan situ dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : (1) medium tampungan sumber daya air, (2) daerah peralihan atau penyangga (buffer zone) dan (3) daerah tangkapan air (catchment area) (PSDA, 2003). Luasan situ dan kedalaman situ banyak ditentukan oleh bentuk morfologinya apakah berupa bentuk memanjang, bundar atau berbentuk jari, juga ditentukan oleh fluktuasi air masuk dan keluar, tingkat sedimentasi dan banyaknya beban nutrien yang masuk ke perairan yang menyebabkan timbulnya gulma air.

Di dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, fungsi kawasan situ dibagi menjadi kawasan sekitar situ yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan setempat dan kawasan resapan air yang berfungsi sebagai kawasan memberikan perlindungan kawasan bawahnya. Untuk kawasan sekitar situ ditetapkan dengan kriteria suatu wilayah daratan dengan jarak 50 (lima puluh) sampai dengan 100 (seratus) meter dari pasang tertinggi atau daratan di sepanjang tepia n situ yang lebarnya poposional terhadap bentuk dan kondisi fisik situ.

(45)

2. Situ Cipondoh

Secara geografis, situ Cipondoh terletak di kawasan Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang Kota Tangerang dengan luas awal lebih kurang 170 Ha, yang terdiri dari perairan seluas 50Ha, dan 120 Ha berupa daratan. Batas wilayah situ di sebelah utara dan timur adalah Jl. KH. Hasyim Ashari, sebelah barat adalah Perumahan Cipondoh sejak dulu merupakan suatu kawasan yang secara fisik memiliki luas dan karakteristik sebagai situ dan berfungsi hidrologis sebagai tendon air di wilayah kecamatan Cipondoh, Kecamatan Pinang, dan sekitarnya, sekaligus juga sebagai reservoir.

Berdasarkan RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) Situ Cipondoh Tahun 1996, untuk penataan wilayah perairan situ direncanakan sebagai kawasan konservasi, preservasi, kawasan rekreasi, sedangkan wilayah daratan direncanakan sebagai kawasan jalur hijau dan kawasan pemukiman. Sedangkan berdasarkan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Tahun 2006-2016, fungsi kawasan Situ Cipondoh di Kota Tangerang adalah sebagai kawasan pengendali banjir, irigasi, dan cadangan air baku. Selain itu, kawasan Situ Cipondoh berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan rekreasi.26

G. Penelitian Relevan

Skripsi Septiyani Aziz, mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) pada tahun 2014, yang meneliti potensi wisata dengan judul “ Potensi Pengembangan Pariwisata Pada Kawasan objek wisata Situ Gintung Di Ciputat-Tangerang Selatan ”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidenfikasi potensi pengembangan kawansan objek wisata situ gintung, dengan mengkaji beberapa faktor yaitu fisik, sosial dan budaya, aksesbilitas dan fasilitas.

26

(46)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini data yang telah di analisis kemudian disajikan dalam analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Data yang tersaji kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori yang ada dan diukur dengan presentase.

Upaya pengembangan pariwisata di Kota Tangerang Selatan sesuai potensi dan kemampuan wilayah dengan salah satunya menempatkan kegiatan alam sebagai basis pengembangan daya tarik berupa atraksi wisata alam di kawasan-kawasan yang dilindungi misalnya situ. Keberadaan situ dapat dijagakelestariannya dengan tetap mempertimbangkan faktor ekologi dan hidrologi kawasan situ. Namun kondisi situ pada saat ini kurang mendukung pengembangan situ sebagai objek wisata, karena sebagian besar situ dalam kondisi kurang terjaga dengan terjadinya pendangkalan, penyusutan luas dan dimanfaatkan tanpa izin oleh penduduk, sehingga menyebabkan wisatawan untuk berkunjung sangat sedikit.

Situ Gintung memiliki potensi sebagai objek wisata, namun secara umum unsur utama pariwisata berupa atraksi wisata biasa ditemui di kawasan wisata lainnya berupa keindahan alam, memancing, wisata air, selain itu tidak memiliki atraksi wisata yang unik yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut.

(47)

Tesis dari Arofa A. Rahman, mahasiswa dari Universitas Diponegoro pada tahun 2010, yang meneliti potensi wisata dengan judul, “Potensi Pengembangan Situ di Kota Bogor sebagai Objek Wisata”.

Pariwisata telah menjadi sektor yang strategis di dalam perekonomian negara karena memberikan kontribusi yang nyata terhadap penyerapan sektor tenaga kerja serta aktifitas pendukung pariwisata lainnya. Upaya pengembangan pariwisata di Kota Bogor direncanakan sesuai potensi dan kemampuan wilayah dengan salah satunya menempatkan kegiatan alam sebagai basis pengembangan daya tarik berupa atraksi wisata alam di kawasan-kawasan yang dilindungi misalnya kawasan situ. Potensi dan manfaat kawasan situ yang dapat dijadikan sebagai lokasi kegiatan wisata air, sehingga keberadaan situ dapat dijaga kelestariannya dengan tetap mepertimbangkan faktor ekologi dan dan hidrologi kawasan situ. Namun kondisi situ di Kota Bogor pada saat ini kurang mendukung pengembangan situ sebagai objek wisata, karena sebagian besar situ dalam kondisi memprihatinkan dengan terjadinya pendangkalan, penyusutan luas, dan dimanfaatkan tanpa izin oleh penduduk, sehingga menyebabkan minat wisatawan untuk berkunjung sangat sedikit. Upaya konservasi dan pendayagunaan kawasan situ secara tepat serta mengidentifikasi potensi situ agar pengembangan situ menjadi objek wisata dapat berjalan optimal.

(48)

H. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan diatas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa kawasan situ sebagai sebuah sumber daya air permukaan memiliki potensi dan manfaatnya yang strategis dan bersifat serba guna baik secara ekologis maupun ekonomis. Ada masalah yang dihadapi didalam pemanfaatan kawasan situ diantaranya adalah kurangnya informasi tentang fungsi, potensi dan kendala untuk pemanfaatannya, sehingga berakibat terdapat perubahan fungsi kawasan dan penurunan kualitas fisik situ. Salah satu fungsi sebuah kawasan situ adalah pemanfaatan situ sebagai suatu objek wisata. Fenomea ini dapat dianalisis menggunakan tinjauan geografi sehingga dapat menjelaskan potensi wisata situ Cipondoh.

Didalam upaya pengembangannya, sebuah objek wisata diharapkan mampu menarik para wisatawan untuk datang dan menikmati objek wisata tersebut yang ditandai dengan penyediaan atraksi, kelancaran akesebilitas, penyediaan akomodasi dan penyedian fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan serta promosi wisata agar lebih dikenal oleh wisatawan.

(49)

Dari hasil identifikasi situ Cipondoh serta menganalisis potensi situ Cipondoh sebagai objek wisata diharapkan dapat disusun arahan pengembangan situ Cipondoh sebagai objek wisata.

[image:49.612.113.569.172.618.2]

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Kondisi Wilayah

Situ Cipondoh

Identifikasi Potensi Situ Cipondoh

Fisik Sosial Fasilitas Aksesbilitas

Analisis Pendekatan Ekologis Geografi

(50)

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dibentuk berdasarkan kerangka berpikir yang telah disusun oleh peneliti. Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik. Kebenaran hipotesis masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Dengan demikian hipotesis dapat disimpulkan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.27

Hipotesis deskriptif dalam penelitian ini adalah Situ Cipondoh dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata bagi masyarakat khususnya daerah Kota Tangerang.

27

(51)

34 A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Secara geografis, Situ Cipondoh terletak pada 6º11’745’’LS dan 106º40’607’’BT. Berdasarkan wilayah administratif, pemerintah kawasan ini termasuk wilayah Kota Tangerang, Kecamatan Cipondoh, Provinsi Banten. Lokasi daerah penelitian dapat dilihat pada peta 3.1 dibawah ini:

[image:51.612.121.522.300.656.2]

Sumber: Peta Rupa Bumi Kota Tangerang

(52)

2. Waktu Penelitian

[image:52.612.115.527.179.560.2]

Sedangkan waktu penelitian dilakukan akan pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2016. Dengan perincian kegiatan penelitian berdasarkan tabel berikut;

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Tanggal Kegiatan Tempat

1 28 Agustus 2016 Pra observasi Situ Cipondoh, Kota Tangerang, Banten 2 30 Agustus 2016

Memberikan surat Izin Penelitian kepada Kepala Pengelola Situ Cipondoh dan Kepala Kantor Kecamatan Cipondoh

3

3-4 September

2016

Observasi

4 Wawancara kepala Pengelola Situ Cipondoh 5 Menyebarkan kuesioner kepada pengelola dan

wisatawan Situ Cipondoh 6

5 September

2016

Meminta bukti telah melakukan penelitian

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu objek penelitian.1 Pelaksanaan metode deskriptif kualitatif tidak hanya terbatas pada pengumpulan, penggambaran, dan penyusunan data tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi data.

1

(53)

C. Populasi

Sebelum penelitian dilaksanakan, maka penulis terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi dalam penelitian ini meliputi populasi manusia dan wilayah. Pada populasi manusia adalah masyarakat, pengunjung, atau wisatawan dan pengelola, sedangkan untuk populasi wilayah pada penelitian ini yaitu daerah situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh.

D. Sampel Penelitan

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Metode pengambilan sampel untuk wisatawan dilakukan melalui teknik aksidental yang berjumlah 40 orang dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti.4 Sampel masyarakat (penduduk) sebanyak 10 orang penduduk sekitar yang diambil melalui sampel acak klasifikasi. Lalu 27 orang wisatawan berdasarkan jarak tempat tinggal terhadap penduduk terhadap Situ Cipondoh. Dan 3 orang responden dipilih secara purposif yakni dengan sengaja menunjuk orang yang dianggap memahami kondisi obyek penelitian, yaitu dari pihak pengelola.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.5 Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi geografis kawasan

2

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 80.

3

Ibid., h. 81.

4

Ibid., h. 85.

5

(54)
[image:54.612.127.526.179.568.2]

objek Situ Cipondoh, Kota Tangerang. Ada beberapa variabel penelitian yang dapat digunakan untuk menjawab research question seperti yang ditampilkan tentang temuan variabel penelitian.

Tabel 3.2

Penjabaran Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Sub Indikator Variabel

Potensi pengembangan wisata Situ Cipondoh, Kota Tangerang Aspek fisik

Letak dan luas Iklim

Keanekaragaman hayati Produktivitas tanah Penggunaan lahan Morfologi

Keberadaan bentang air Kebersihan lingkungan Aspek sosial dan budaya Komposisi penduduk

Acara kebudayaan Aspek aksesbilitas

Kondisi jalan Jenis kendaraan Frekuensi kendaraan Jarak lokasi dengan pusat pemerintahan Aspek fasilitas

Sarana Prasarana Akomodasi

Luasan tempat parkir

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

F. Metode Pengumpulan Data

Beberapa teknik untuk mengumpulkan berbagai data dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Observasi

(55)

akan digunakan adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk kepentingan tersebut.6 Pada proses observasi ini yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Variabel yang diamati pada observasi ini meliputi tiga komponen, yaitu:

a. Tempat, dimana peneliti akan mengamati tempat dimana interaksi atau kegiatan sedang berlangsung yakni di kawasan Situ Cipondoh

b. Pelaku, peneliti mengamati pengunjung yang berada di kawasan Situ Cipondoh

c. Aktivitas, peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di kawasan Situ Cipondoh

2. Wawancara

Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung terhadap masing-masing anggota sampel, atau metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian7 Kegiatan wawancara ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas informasi yang didapat dan untuk memperdalam keabsahan data dalam studi dokumentasi sebelumnya.

Dalam melakukan wawancara terhadap responden digunakan pedoman wawancara semi terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebagai instrument. Kemudian dari hasil wawancara itu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan lain untuk menggali informasi dengan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.

6

Tim Penyusun FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: FITK, 2013), h. 66. 7

(56)

3. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk di jawab.8

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah wisatawan yang datang berkunjung ke Situ Cipondoh. Penyebaran angket dilakukan dengan cara peneliti memberikan angket kepada setiap pengunjung sampai memenuhi target jumlah responden yang sudah ditentukan.

4. Dokumentasi

Langkah pertama, peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi mengenai aktivitas peserta didik di sekolah, data-data dari sekolah serta sumber-sumber lainnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dokumentasi adalah “ Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan; pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan dalam hal ilmu pengetahuan.” Dalam proses dokumentasi ini berupa gambar, kutipan, dan lainnya. Dokumen dalam penelitian ini berupa profil Kecamatan Cipondoh dimana letak Situ Cipondoh berada.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik pengolahan data

Data-data yang diperoleh akan diolah melalui tahapan berikut: a. Pemeriksaan Data (Editing)

Pemeriksaan dan meneliti kembali data yang telah terkumpul adalah langkah pertama tahap pengolahan data. Proses pemeriksaan dan meneliti kembali data tersebut disebut dengan tahap editing. Editing

pada umumnya dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam

8

(57)

kuesioner, terutama kuesioner terstruktur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap editing adalah sebagai berikut:

1. Lengkapnya pengisian jawaban 2. Kejelasan tulisan

3. Kejelasan makna jawaban

4. Konsistensi/keajekan kesesuaian antar jawaban 5. Relevansi jawaban

6. Keseragaman kesatuan data b. Pembuatan kode (coding)

Setelah tahap pemeriksaan data (editing) selesai dikerjakan dan jawaban responden dalam kuesioner dipandang cukup memadai, maka langkah berikutnya adalah pembuatan kode (coding). Coding dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi simbol angka pada tiap-tiap jawaban, atau suatu cara mengklasifikasi jawaban responden atas suatu pertanyaan menurut macamnya dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu. Manfaat dengan memberikan simbol angka terhadap kategori adalah:

1. Mempermudah dan mempercepat analisis data

2. Mempermudah penyimpanan data, lebih-lebih dalam jumlah besar. Ini dimungkinkan bila data yang ada akan dianalisis berulang-ulang.9

c. Tabulasi

Yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Merupakan tahap dalam rangkaian proses analisa data. Pada tahap ini, data dapat

9

(58)

dianggap telah selesai diproses, dan oleh karenanya harus segera disusun ke dalam suatu pola formal yang telah terancang.10

2. Teknik Analisis Data

a. Metode analisis skoring (pengharkatan) untuk menilai potensi situ

sebagai objek wisata

[image:58.612.126.535.175.653.2]

Metode skoring ini merupakan cara menilai potensi tiap-tiap situ sebagai objek wisata dengan jalan memberikan nilai pada setiap variabel penilaian sehingga diperoleh kelas potensi situ sebagai objek wisata berdasarkan perhitungan setiap variabel penelitian. Seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Fisik No Unsur/Subunsur Nilai Skor, Jika 1. Produktivitas Tanah

a. Tanah Subur b.Tanah Tadah

Hujan

c. Tanah Irigasi

Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada

4 3 2 1

2. Penggunaan Lahan a. Hutan

b.Ladang c. Perkebunan d.Daerah

Pemukiman

Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

4 3 2 1

3. Morfologi a. Pegunungan b. Perbukitan c. Dataran

Ada 3 Ada 2 Ada 1 -

4 3 2 1

4. Keberadaan bentang Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

10

(59)

air a. Sungai b. Mata air c. Situ d. Sumur

4 3 2 1

5. Kebersihan lingkungan

a. Bebas dari polusi udara

b. Bebas dari Pol

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Situ Cipondoh
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Penjabaran Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat perbandingan antara kenyataan dan harapan mengenai Kemenarikan kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Kawasan Wisata Budaya Kawasan Wisata Budaya Situ &

Wisata pantai merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek wisata, meliputi : (a) perjalanan yang menggunakan moda angkutan laut /

Kebutuhan agen perjalanan wisata dalam promosi daerah tujuan wisata perlu ditingkatkan berbanding terbalik dengan jumlah pemandu, karena pemandu akan dapat maksimal jika

Identifikasi objek wisata alam Kambo sangat potensial untuk dikembangkan dimasa akan datang, karena sudah memiliki beberapa fasilitas standar sesuai keinginan

Kabupaten Batang memiliki beberapa objek wisata alam yang cukup menjanjikan bila dikembangkan, namun jumlah kunjungan wisatawan yang tidak merata maka diperlukan strategi

Ternate Utara merupakan kecamatan dengan Jumlah objek wisata budaya berdasarkan karakteristik cagar budaya sebanyak 6 objek diantaranya Kedaton kesultanan Kota Ternate, Taman

Berdasarkan tujuan dari studi ini, yaitu menemukenali potensi wisata dikawasan Kali Pasir, khususnya pariwisata budaya di kawasan pecinan kali pasir maka pendekatan

maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian. f) Wisata politik merupakan perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau. mengambil bagian secara aktif