• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Praktik Sosiokultural (Sociocultural Practice Analysis)

Dalam dokumen UNIVE RSITAS INDONE SIA (Halaman 110-113)

BAB III ANAL ISIS DATA

3.6 Analisis Praktik Sosiokultural (Sociocultural Practice Analysis)

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab kedua, analisis praktik sosiokultural merupakan tahap dimana segala konteks yang terkait dalam pembuatan sebuah wacana akan dilihat. Maka itu, melalui tahap ini, penulis ingin memaparkan konteks yang terjadi pada Uni Soviet dan akan mengaitkan kepada teks-teks yang dihasilkan dari sumber data tersebut. K onteks yang dikaitkan di sini, tentunya dihubungkan dengan tahun penerbitan, yakni tahun 1976. T ahun 1976 merupakan tahun dimana Uni Soviet berada di bawah kepemimpinan Brezhnev. Oleh karena itu, konteks yang disertakan terhadap Uni Soviet di sini adalah konteks yang dibataskan pada masa pemerintahan Brezhnev saja.

Berdasarkan tahun penerbitan sumber data, yakni tahun 1976, Uni Soviet pada saat itu memang berada pada kepemimpinan Brezhnev. Brezhnev sendiri memimpin Uni Soviet sejak tahun 1964-1982. Secara garis besar, dikatakan bahwa Uni Soviet pada masa pemerintahan Brezhnev mengalami masa stagnasi. Dengan adanya stagnasi tersebut, terjadilah kemunduran-kemunduran di berbagai bidang, yang mencakup kemunduran di bidang ekonomi, alienasi pada kehidupan sosial, dan juga keterpurukan nasional. Robert Service (2005), mengatakan bahwa pada masa Brezhnev, Uni Soviet mengalami masalah terhadap pertumbuhan.

Dalam bidang ekonomi terdapat rata-rata kenaikan dibanding tahun-tahun pemerintahan sebelum Brezhnev, namun pada saat itu juga terdapat penurunan di berbagai bidang pula. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya stagnasi atau kemandegan dalam perkembangan ekonomi Soviet. MacK enzie dan Curran (1977) menjelaskan bahwa nilai ekspor Uni Soviet terhadap penjualan minyak yang diestimasikan meningkat dari 95 juta menuju 125 juta pada tahun 1975. T api hal tersebut tidak memberikan perkembangan yang pasti di bidang ekonomi, hal

tersebut terjadi karena banyaknya dana yang harus dikucurkan pemerintah untuk mengimpor produk-produk teknologi dari barat yang ternyata dari tahun 1973 sampai 1974 meningkat sampai 73 persen. Akibatnya, tingkat impor tersebut lebih besar dua kali dari tingkat perkembangan produksi yang dihasilkan oleh Soviet (MacK enzie dan Curran, 1977). Hal ini juga sama seperti yang dijelaskan oleh Robert Service, mengenai meningkatnya tingkat pertanian pada masa Brezhnev yang meningkat cukup pesat. T etapi, peningkatan tersebut hanya menutupi seperempat investasi yang diberikan negara untuk alokasi dana pertanian.

Dalam bidang kehidupan, Uni Soviet pada masa pemerintahan Brezhnev dihadapkan pada permasalahan meningkatnya perkembangan penduduk. Pada tahun 1975, misalnya, mengutip dari MacK enzie dan Curran (1977) yang menjelaskan bahwa terjadi peningkatan populasi sampai 250 juta jiwa. Hal tersebut mengakibatkannya tingginya kenaikan permintaan untuk peningkatan taraf hidup para warganya. Walaupun tingkat pendapatan perkapita pada masa Brezhnev meningkat, tetapi ironisnya, banyak para warga Uni Soviet yang hidup di bawah standar. Sehingga berujung pada sebuah kemandegan dalam perkembangan sosial kehidupan warganya.

Dikaitkan dengan hubungan luar negeri Uni Soviet pada masa pemerintahan Brezhnev, kebijakan yang disebut dengan détente menjadi agenda utama yang dilakukan. Détente (razryadka) merupakan sebuah kebijakan yang menginginkan adanya peregangan tensi yang selama ini hadir akibat adanya perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Dalam Robert Service (2005), Brezhnev mengatakan kepada sekretaris negara Amerika Serikat, Henry K issinger, bahwa kedua negara yang kuat ini dapat menjadi kondominium global jika saja politik tersebut dapat dilaksanakan.

Politik tersebut bersifat pragmatis, dalam arti, walaupun Uni Soviet ingin melaksanakan peregangan terhadap ketegangan politik, di sisi lain Uni Soviet tetap melaksanakan usaha dominasi untuk mendapatkan citra yang hebat di mata dunia. Hal tersebut dapat terlihat dari tindakan Uni Soviet yang memberi dukungan militer, pengaruh, dan diplomasi terhadap negara-negara di Asia, T imur T engah, Afrika, dan juga Amerika Selatan (John L ewis Gaddis, 2005). Sebagai contoh kasus misalnya, ketika adanya perang V ietnam (1955-1975) dimana Uni Soviet

memberikan bantuan dana terhadap para pasukan komunis gerilya yang terus memerangi Amerika Serikat.

Jika disimpulkan secara garis besar dari penggambaran terhadap Uni Soviet pada masa pemerintahan Brezhnev, yakni selama dekade 1970, adalah kemandegan atau stagnasi. Maka hal ini dapat dijadikan sebuah penanda kontekstual terhadap teks sumber data teks yang sudah dianalisis. T eks-teks yang sudah dianalisis tadi secara garis besar memperlihatkan mengenai keadaan Uni Soviet sebagai negara yang sangat maju. Oleh karena itu, terdapat sebuah korelasi yang cukup jelas antara konteks sosiokulrutal pada Uni Soviet yang dapat mempengaruhi produksi wacana terhadap teks-teks berbahasa Rusia untuk mahasiwa asing di dalam buku (sumber data) ini. Dari teks-teks yang sudah dianalisis sebelumnya, dapat secara jelas dilihat bahwa Uni Soviet selalu direpresentasikan dengan hal-hal yang positif.

K emudian, jika dikaitkan dengan aspek institusional, Uni Soviet memiliki organ pemerintahan yang mengatur hal-hal mengenai percetakan dan penerbitan. Organ pemerintahan tersebut juga berkontribusi dalam hal mengatur mana buku yang boleh dan tidak boleh terbit. Salah satunya adalah Goskomizdat , yang mengurusi bidang penerbitan, percetakan, dan juga perdagangan buku di seluruh wilayah Uni Soviet. T ermasuk pula di dalamnya pengendalian terhadap sensor dan penanaman ideologi melalui literatur. Goskomizdat merupakan sebuah singkatan yang terdiri dari Государственный комитет по делам издательств, полиграфии и книж ной торговли СССР /Gosudarstvennyj komitet po delam izdatel‟stv, poligrafii, i kniţnoj torgovli SSSR/ „Komite negara yang mengurusi bidang penerbitan, poligrafi, dan perdagangan buku RSUS‟. Goskomizdat sendiri merupakan organisasi pengembangan dari organ pemerintahan yang menangani permasalahan penerbitan dari sejak masa Uni Soviet baru berdiri, yakni Gozisdat (Госиздат; государственное издательство /gosudarstvennoe izdatel‟ stvo/ „penerbitan negara‟).

Dalam perkembangannya, organ pemerintahan tersebut berperan penting sebagai organisasi yang dapat menekan kepada setiap penulis yang ada di Uni Soviet untuk menghasilkan segala bentuk produk literatur yang tidak boleh berseberangan dengan ideologi negara. Oleh karena itu, banyak sekali sensor yang

dilakukan oleh organisasi ini terhadap buku-buku yang dikiranya kurang layak unutk dikonsumsi rakyat Uni Soviet. Dalam buku yang berjudul Inside The Soviet Writers Union (John Gordon Garrard dan Carol Garrard, 1990), dikatakan bahwa, pemerintahan tertinggi Uni Soviet menginginkan agar setiap buku yang diterbitkan harus bersifat narodnost (kerakyatan) dalam arti semuanya harus dibuat oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Selain itu, didukung dengan adanya kebijakan “Socialist Realism” yang sudah tertanam sejak masa pemerintahan Stalin, segala macam bentuk produk budaya, termasuk literatur harus dibuat sedemikian rupa agar dapat dijadikan alat propaganda sosialis bagi seluruh rakyat dan dunia.

Oleh karena itu, dikaitkan dengan sumber data, pada akhirnya hal ini menjadi wajar sebagai sebuah konteks yang mendukung dibuatnya sumber data yang perlu merepresentasikan Uni Soviet dengan baik. Sehingga mahasiswa asing selaku pembaca sumber dapat diberi segala macam pemaknaan yang baik mengenai Uni Soviet.

Dalam dokumen UNIVE RSITAS INDONE SIA (Halaman 110-113)

Dokumen terkait