• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja

AKUNTABILITAS KINERJA

D. Analisis program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja

Penetapan Kinerja ditentukan berdasarkan besarnya alokasi anggaran yang disusun Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang pada awal tahun anggaran, namun demikian jumlah anggaran yang terealisasi seringkali berubah pada awal penetapan DPA maupun pada proses PAK berdasarkan kebijakan anggaran yang ada di Kabupaten Malang

Penggunaan anggaran untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.841.599.100,- jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun

2013 yaitu sebesar Rp. 1.583.196.950,- atau meningkat sebesar Rp. 258.402.150,- (16%) dibanding tahun 2013. Secara rinci dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 10

Realisasi Anggaran untuk capaian kinerja tahun 2013-2014

No Indikator Kinerja Anggaran

2013 2014

(1) (2) (5) (6)

1 Meningkatnya Rasio Keaktifan Pelaku pada kapasitas Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi.

574.970.500 826.398.500

2 Meningkatnya Rasio Produktifitas Pemanfaatan TTG 243.226.000 195.059.600 3 Meningkatnya Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan

budaya gotong royong

166.234.950 170.000.000

4 Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat desa 70.000.000 70.000.000 5 Meningkatnya Rasio Pemanfaatan Sistem Informasi

Posyandu (SIP)

91.750.000 134.360.000

6 Meningkatnya Pendapatan Asli Desa (PAD) 144.798.000 150.000.000

7 Meningkatnya Rasio Peningkatan Peran Wanita Desa 100.175.000 79.055.000 8 Meningkatnya Keaktifan Masyarakat dalam Pembangunan

Desa

145.622.500 166.726.000

9 Meningkatnya Ketersediaan Database Desa/ Kelurahan. 46.420.000 50.000.000

Dari tabel diatas maka dilihat dari sisi besar anggaran yang mendukung capaian 9 indikator kinerja utama jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka mengalami

peningkatan, namun jika dilihat dari volume kegiatan yang dilaksanakan adalah tetap. Tabel 11

Pagu Program Masyarakat dan Realisasi Anggaran Tahun 2014

No Uraian Pagu Realisasi Sisa

Rp. Rp. % Rp.

1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

981.367.100 952.442.100 97,05 28.925.000

2. Program Pengembangan Lembaga

Ekonomi Perdesaan 350.577.000 350.576.000 99,99 1.000 3. Program Peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam membangun desa

408.726.000 407.526.000 99,71 1.200.000

4. Program Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pemerintah Desa 52.000.000 52.000.000 100 - 5. Program Peningkatan Peran

Perempuan di Perdesaan 79.055.000 79.055.000 100 - 6. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

400.029.400 391.652.666 97,91 8.376.731

7. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

54.765.500 52.716.400 96,26 2.049.100

8. Program peningkatan Sumber daya Aparatur

9.500.000 7.000.000 73,68 2.500.000

9. Program Peningkatan dan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

13.980.000 13.980.000 100 -

Jumlah 2.350.000.000 2.306.948.169 98,17 43.051.831

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa anggaran yang mendukung program Badan Pemberdayaan Masyarakat tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp. 2.350.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 2.306.948.169,- atau sebesar 98,17%.

Tabel 12

Permasalahan dan hambatan Program Badan Pemberdayaan Masyarakat NO. U R A I A N PERMASALAHAN /HAMBATAN SOLUSI 1. Program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat Perdesaan.

1.1 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

Dana AP (sharing APBD) tidak mencapai 5% sehingga cakupan operasional pelaku program terbatas.

Cakupan program secara

sampling.

2.2 Penyelenggaraan Diseminasi Informasi Bagi Masyarakat Desa (Pendataan dan Pengolahan Data Profil Desa/Kel).

Kurangnya pemahaman Pokja Profil Desa tentang IT.

Perlu adanya pelatihan guna peningkatan pemahaman IT.

2 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan.

2.1 Pelatihan / Pembinaan Ketrampilan Manajemen BUMDes

Desa belum memahami tentang BUMDes serta SDM yang belum mencukupi

Dilaksanakan Bintek.

2.2 Fasilitasi Permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan

Anggaran terbatas Penguranganan atau penghematan waktu

pelaksanaan dan pengurangan personil

3 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa.

3.1 Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa (Pelatihan Pengeloaan dan Pelestarian Sumber Mata Air).

Anggaran terbatas Pengambilan secara sampling

3.2 Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa (Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat)

Ketersediaan Anggaran untuk pameran terbatas, Lokasi kegiatan yang jauh juga menjadi masalah (pendanaan/anggaran) Melakukan kegiatan sesuai yang ada, seharusnya pemerintah memberikan anggaran yang cukup 3.3 Pemberian Stimulan

Pembangunan Desa (Lomba Desa/Kelurahan).

Kurangnya antusias desa dalam mengikuti lomba desa

Perlu ada pembinaan aparatur desa yang ada di desa

4 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

4.1 Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang

Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Sebagian desa belum

melaksanakan sesuai tupoksinya.

Perlu adanya pembinaan aparatur pemerintah desa.

5 Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan.

5.1 Pelatihan Perempuan di Perdesaan dalam Bidang Usaha Ekonomi Produktif.

Cakupan sasaran masih sedikit Peningkatan cakupan sasaran dengan penambahan anggaran.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

6.1. Penyediaan Jasa Surat menyurat. Penyampaian Surat terkadang terlambat.

Pengiriman surat dengan nomor agenda menyusul. 6.2. Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik. 6.3. Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan

6.4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.

6.5. Penyediaan Alat Tulis Kantor. Tempat penyimpanan ATK masih belum memenuhi kebutuhan.

Pembelian ATK bertahap. 6.6. Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan.

- -

6.7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor.

- -

6.8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan.

- -

6.9. Penyediaan Bahan Logistik Kantor. - -

Minuman.

6.11 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.

Kegiatan sering tidak sama dengan realisasi

Pengembalian bila lebih dan PAK bila kurang 6.12 Rapat-rapat Koordinasi dan

Konsultasi ke Dalam Daerah.

Kegiatan sering tidak sama dengan realisasi

Pengembalian bila lebih dan PAK bila kurang

7 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

7.1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.

Belum terpenuhi kebutuhan karena anggaran minim Pengadaan secara bertahap. 7.2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor. - - 7.3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.

Sebagian kendaraan surat-suratnya ada di DPPKA, sehingga untuk mengurus Administrasi kendaraan harus melalui DPPKA terlebih dahulu. Mengajukan proses pengurusan administrasi kendaraan 5 tahunan lebih awal. 7.4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor.

Standar harga terbatas, tidak semua perlengkapan kantor diservis.

Perbaikan bertahap.

8 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

8.1 Pendidikan dan Pelatihan Formal Anggaran terbatas, kegiatan bintek banyak.

Penambahan Anggaran

9 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

9.1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.

Terbatasnya personil dan anggaran Penambahan staf dan anggaran

9.2 Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran.

9.3 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun.

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan pemberdayaan masyarakat yang dipercayakan kepada Pemerintah, dan juga merupakan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja dan alat pendukung terwujudnya good governance. Dalam Pengukuran Kinerja (PK), LKj ini berfungsi sebagai media pertanggung jawaban kepada publik tentang keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dari hasil penilaian, keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur melalui 9 indikator kinerja utama Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Tahun

2014 dapat dikatakan sangat baik karena penetapan kinerja 2014 dapat dicapai sesuai rencana.

Dalam upaya pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang mengalami beberapa hambatan dan kendala. Hambatan dan kendala yang dijumpai dalam pencapaian target kinerja selain hambatan dan permasalahan masing-masing program tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan, jumlah staf yang mendukung dibanding volume pekerjaan yang ada masih belum memadai ;

2. Belum mantapnya koordinasi antar SKPD serta adanya tumpang tindih kegiatan dengan yang SKPD terkait dengan pelaksanaan kegiatan, sebagai contoh adalah a) penanganan BUMDes dan pembinaan Aparatur Desa juga dilaksanakan oleh Bagian Tapemdes, sehingga pencapaian target menjadi sulit untuk dihitung, b) pola pembinaan yang berbeda menimbulkan kebingungan di tingkat Desa.

Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut di atas diperlukan upaya-upaya penangulangan antara lain sebagai berikut :

1. Peningkatan dan pemantapan koordinasi, sinkronisasi program dan kegiatan dengan SKPD terkait.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, seminar dan semacamnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 ini merupakan laporan pertanggunjawaban Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demikian untuk menjadikan maklum.

Malang, 31 Januari 2015

KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN MALANG

Drs. EKO SUWANTO Pembina Tk. I NIP. 19580225 198502 1 002

LAMPIRAN – LAMPIRAN

PerjanjianKinerja ……… lampiran 1

PengukuranKinerja ……… lampiran2

RencanaKinerjaTahunan (RKT) ……… lampiran3

Dokumen terkait