• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk merealisasikan prinsip penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yakni untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri serta dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas teknis operasional Pemerintah Daerah dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sistem pendekatan yang lebih demokratis serta memperhatikan keanekaragaman daerah, maka diperlukan langkah pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah secara adil untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Adanya kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut, akan membawa konsekwensi logis terhadap Pemerintah Daerah, yaitu meningkatnya volume kegiatan dan beban kerja serta adanya perubahan strategi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah yang tidak hanya menuntut peningkatan kemampuan keuangan daerah tetapi juga menuntut ketersediaan sumber daya aparatur yang berkwalitas tinggi. Sejalan dengan perubahan paradigma di bidang pemberdayaan masyarakat dalam rangka terciptanya Good Governance Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang harus mampu menjawab pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui penerapan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan sah.

Penerapan pencapaian Good Goverment berdasarkan TAP MPR-RI Nomor XI/MPR/1998 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang aturan pelaksanaannya diatur dengan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

(2)

Dengan dilatarbelakangi atas peraturan hukum diatas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang melaksanakan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur dengan mengacu pada jangka menengah seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Sebagai laporan pertanggung jawaban kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang dalam rangka mendukung pencapaian agregat tujuan pembangunan Kabupaten Malang sebagaimana Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Malang yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.

2. Tujuan

a. Memberikan gambaran menyeluruh tentang pelaksanaan tugaspokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Tahun 2014 ; b. Memberikan gambaran menyeluruh tentang akuntabilitas keuangan Badan

Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Tahun 2014 ;

c. Memberikan gambaran permasalahan dan strategi pemecahan masalah.

C. Gambaran Umum

1. Organisasi Perangkat Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2011 serta Peraturan Bupati Malang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana tertuang dalam pasal 4 sampai dengan pasal 6, Badan

(3)

Pemberdayaan Masyarakat berada dibawah Asisten Kesejahteraan Rakyat dengan uraian tugas pokok dan fungsi, sbb:

a. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sesuai Peraturan Bupati Malang tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang mempunyai tugas :

1) Melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat;

2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi :

1) Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk database serta analisa data untuk menyusun program kegiatan;

2) Perencanaan Strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat; 3) Perumusan kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayaan umum Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

5) Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

6) Pelaksanaan standart pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan dalam Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

7) Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat;

8) Pembinaan UPT dalam lingkup tugasnya;

9) Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat;

(4)

10) Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat;

11) Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya.

b. Susunan Organisasi 1) Kepala Badan

2) Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris, membawahi : a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. 3) Bidang-bidang meliputi :

a) Bidang Pemberdayaan Ketahanan Masyarakat dan Aparatur Pemerintahan Desa, membawahi :

- Sub Bidang Ketahanan Masyarakat.

- Sub Bidang Aparatur Pemerintahan Desa.

b) Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa, membawahi :

- Sub Bidang Bina Usaha Ekonomi Informal.

- Sub Bidang Pengembangan Lembaga Ekonomi Desa.

c) Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Keswadayaan Masyarakat,membawahi :

- Sub Bidang Pengembangan Lembaga Keswadayaan Masyarakat.

- Sub Bidang Keswadayaan Masyarakat.

d) Bidang Pemberdayaan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Sumber Daya Desa (SDD), membawahi :

- Sub Bidang Pengkajian dan Kerjasama Teknologi Tepat Guna (TTG).

(5)

Gambar 1

Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2008

(6)

2. Sumber Daya Aparatur

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sesuai struktur organisasi yang telah ditetapkan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang didukung dengan SDM Aparatur sebanyak 33 personil dengan tingkat pendidikan yang variatif. Komposisi pegawai sesuai dengan strata pendidikan formal, penjenjangan dan eselonisasi dapat dilihat dari rincian, sebagai berikut :

Tabel 1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Jabatan Pendidikan Jml

SD SLTP SLTA SMK D1 D2/3 S1 S2 S3 1. Kaban - - - 1 - - 1 2. Sekretaris - - - 1 - - 1 3. Kabid - - - 3 - 3 4. Kasubid - - 1 - - 5 1 - 7 5. Kasubag - - - 1 1 2 - 4 6. Staf 1 - 4 4 - - 1 - - 10 7. Kontrak 1 - 1 - 2 - 3 - - 7 Total 2 - 6 4 2 1 12 6 - 33

Sumber : BPM Kabupaten Malang, per 31 Desember 2014

Jumlah SDM aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang per 31 Desember 2014 sebanyak 33 orang (seharusnya 34 orang, meninggal 1 orang). Berdasarkan tingkat pendidikan maka Badan Pemberdayaan Masyarakat didukung dengan SDM lulusan S2 sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 12 orang, D3 1 orang, D1 2 orang, SMK dan SLTA 11 orang, SMP 1 orang dan SD 1 orang.

Dilihat dari tingkat pendidikannya maka SDM aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sudah cukup baik karena 63,3 % (21 0rang) adalah lulusan Perguruan Tinggi (D1-S2).

(7)

Tabel 2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Diklat Penjenjangan

No. Jabatan Penjenjangan Jml Ket. Adum/ Adumla/ Diklatpim IV Diklatpim III / Spama Diklatpim II / Spamen Diklatpim I / Spati 1. Kaban - - - 1 1 - 2. Sekretaris - 1 - - 1 - 3. Kabid 1 2 - - 3 - 4. Kasubag 3 - - - 3 - 5. Kasubid 6 - - - 6 2 Blm 6. Staf - - - - Total 9 4 - 1 14 2 Blm

Sumber : BPM Kabupaten Malang, per 31 Desember 2014

Dari tabel Sumber Daya Aparatur tersebut diatas, maka Sumber Daya Manusia di Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang dapat dikatakan cukup baik dari segi tingkat pendidikan namun demi kemampuan operasional akan tetap dikembangkan melalui jalur pendidikan formal maupun non formal guna lebih meningkatkan kemampuan Sumber Daya Aparatur Pemerintah khususnya pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang.

Tabel 3 Eselonisasi

No. Eselon Pangkat Jml Ket.

III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

1. II-b - - - - 1 - 1 - 2. III-a - - - - 2 - 2 - 3. III-b - - - 2 - 2 1 kosong 4. IV-a 2 4 5 - - - 11 - Total 2 4 5 3 3 - 16 -

Sumber : BPM Kabupaten Malang, per 31 Desember 2014

Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang, dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan Eselon II-b yang membawahi Sekretaris dengan Eselon III-a dan 4 (empat) Kepala Bidang dengan Eselon III-b. Sekretaris membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian dengan Eselon IV-a dan Kepala Bidang membawahi masing-masing 2 (dua) Kepala Sub Bidang dengan Eselon IV-a.

(8)

Dari tabel diatas dapat dilihat pembagian Eselon di Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang per 31 Desember 2014 terdapat kekosongan jabatan eselon III b karena Kepala Bidang TTG dan SDD (Sdr. Sunantri, MSi) meninggal dunia.

3. Capaian Kinerja BPM Tahun Sebelumnya

Capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat pada umumnya dilakukan dengan cara penguatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan yang ada di perdesaan, yaitu berupa pembinaan dan pemberian pelatihan ketrampilan serta bantuan peralatan, namun demikian secara kwantitas hanya dapat dilakukan berdasarkan ketersediaan dana dan sarana yang ada. Hal ini berpengaruh sangat signifikan terhadap capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat mengingat luas wilayah Kabupaten Malang yang terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi dan jumlah penduduk yang sangat besar, terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Pagu indikatif untuk Badan Pemberdayaan Masyarakat yang tersedia pada Kebijakan Umum Anggaran Kabupaten Malang sangat terbatas dibandingkan dengan volume pekerjaan yang harus dicapai sehingga perencanaan atau target kinerja kegiatan disesesuaikan dengan kemampuan sumberdaya yang tersedia. Sedangkan capaian kinerja pada umumnya sangat baik karena sesuai dengan target yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari Capaian Kinerja Tahun 2011 – 2013 sebagaimana tabel dibawah ini.

(9)

Tabel 4

Capaian Kinerja Organisasi tahun 2011-2013

No Indikator Kinerja 2013

Target Realisasi Capaian

1 2 3

1. Keaktifan Pelaku pada kapasitas Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi.

87% 87% 100 %

2. Prosentase Produktifitas Pemanfaatan TTG.

5% 5% 100 %

3. Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan budaya gotongroyong

100% 100% 100 %

4. Peningkatan peran kelembagaan masyarakat desa

11% 11% 100 %

5. Prosentase Pemanfaatan Sistem Informasi Posyandu (SIP)

25% 25% 100 %

6. Prosentase BUMDes yang terbentuk 100% 100% 100 % 7. Prosentase Peningkatan Peran Wanita

Perdesaan

10% 10% 100 %

8. Keaktifan Masyarakat dalam Pembangunan Desa

100% 100% 100 %

9. Tersedianya Database Desa/ Kelurahan 34% 34% 100 % Keterangan :

Bahwa capaian kinerja direncanakan, diukur dan dilaporkan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, yaitu sesuai dengan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat, jadi saat ini sudah melewati tahun ketiga dari Renstra dimaksud,

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Keaktifan Pelaku pada Kapasitas SDM dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi diukur dari:

- Pelatihan bagi Pelaku PNPM di 26 Kecamatan, Aparatur Pemerintah Desa dan UPKu ex. Gerdu Taskin sejumlah 110 UPKu.

- Pelatihan Aparatur Pemdes serta Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa dilaksanakan secara bergilir setiap tahunnya.

2. Prosentase Produktifitas Pemanfaatan TTG

Peningkatan produktifitas melalui pemberian alat-alat teknologi tepat guna kepada lembaga desa TP PKK dan Karang Taruna.

3. Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan budaya gotong royong

Keaktifan masyarakat dilihat dari pelaksanaan gotong royong masyarakat desa/ kelurahan yang dilaksanakan setahun sekali. Kegiatan ini rutin

(10)

dilaksanakan dan setiap tahun juga dilaksanakan pencanangan gotong royong masyarakat tingkat Kabupaten Malang dengan menunjuk salah satu desa sebagai lokasi pencanangan.

4. Peningkatan kelembagaan masyarakat desa

Pelatihan LPMD telah dilaksanakan mulai Tahun 2012 s/d 2014. Tahun 2011 tidak dilaksanakan karena keterbatasan anggaran, dan tahun 2012 mulai dilaksanakan karena pada tahun 2012 kegiatan SMPP (Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif) tidak dianggarkan.

5. Prosentase pemanfaatan sistem informasi posyandu (SIP)

Pembinaan bagi pengurus posyandu tingkat Kecamatan dan Desa/ Kelurahan. Sasarannya adalah pengurus posyandu di 390 desa/ kelurahan, sampai dengan tahun 2013 sudah 33 desa/ kelurahan yang telah mengikuti pembinaan pemanfaatan Sistem Informasi Posyandu (SIP).

6. Prosentase BUMDes yang terbentuk

BUMDes dalam hal ini adalah BUMDes yang pembentukannya difasilitasi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang. Sampai dengan Desember 2013 sudah 22 BUMDes yang terbentuk.

7. Prosentase peningkatan peran wanita pedesaan

Kegiatannya berupa pemberian bantuan peralatan guna menunjang kegiatan ekonomi kelompok wanita perdesaan. Sasarannya adalah kelompok perempuan di perdesaan sejumlah 780 kelompok perempuan di 390 Desa kelurahan. Sampai dengan Desember 2013 sudah 64 Kelompok yang sudah mendapat bantuan dari kegiatan ini.

8. Keaktifan masyarakat dalam pembangunan desa

Pelaksanaan Lomba Desa setiap Tahun melibatkan seluruh desa di wilayah Kabupaten Malang sejumlah 378 Desa dan semuanya ikut berpartisipasi. 9. Tersedianya database desa/ kelurahan

Pengisian profil desa sampai dengan Desember 2013 masih 390 desa/ kelurahan.

(11)

Tabel 5

Realisasi Anggaran Tahun 2011-2013

No Indikator Kinerja Anggaran

2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Keaktifan Pelaku pada kapasitas Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi.

773.899.500 511.755.000 574.970.500

2 Prosentase Produktifitas Pemanfaatan TTG.

263.090.300 233.314.000 243.226.000

3 Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan budaya gotongroyong

147.522.000 169.427.000 166.234.950

4 Peningkatan peran kelembagaan masyarakat desa

71.561.000 70.000.000 70.000.000

5 Prosentase Pemanfaatan Sistem Informasi Posyandu (SIP)

- 27.000.000 91.750.000

6 Prosentase BUMDes yang terbentuk 120.200.000 147.988.000 144.798.000

7 Prosentase Peningkatan Peran Wanita Desa

72.223.400 164.318.000 100.175.000

8 Keaktifan Masyarakat dalam Pembangunan Desa

120.428.500 177.781.000 145.622.500

9 Tersedianya Database Desa/ Kelurahan 93.273.800 94.900.000 46.420.000

Total Anggaran 1.662.198.500 1.596.483.000 1.583.196.950

D. Dasar Hukum

Dasar Hukum dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang didasarkan pada :

1. Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

(12)

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah ;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011;

9. Peraturan Bupati Malang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang.

10. Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama.

11. Peraturan Bupati Malang Nomor 5 tahun 2014 tentang Review RPJMD Kabupaten Malang.

12. Surat Keputusan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Nomor. 900/3/KEP/421.208/2015 tentang Revisi Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat Kab upaten malang tahun 2011-2015

13. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang Desa;

14. Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa;

(13)

E. Sistematika

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 adalah, sebagai berikut :

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Ringkasan Eksekutif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. GAMBARAN UMUM

1. Organisasi Perangkat Daerah 2. Sumber Daya Aparatur

3. Pengukuran Capaian Kinerja D. Dasar Hukum

E. Sistematika Penulisan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. Perencanaan Strategis

1. Visi 2. Misi

3. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan, Program B. Perjanjian Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi

B. Analisa Penyebab Keberhasilan atau Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah dilakukan

(14)

C. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 1. Analisa Penyebab Keberhasilan

2. Analisa Penyebab Penurunan 3. Alternatif Solusi

4. Faktor Internal dan Eksternal Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang

D. Analisis Program dan Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan maupun Kegagalan Pencapaian Kinerja

BAB IV PENUTUP Lampiran :

1. Perjanjian Kinerja 2. Pengukuran Kinerja

3. Rencana Kinerja Tahunan 4. Renstra

(15)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

A. Perencanaan Strategis 1. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan yang merefleksikan cita-cita dan sekaligus menentukan arah perjalanan institusi ini. Penetapan Visi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi, dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya.Sejalan dengan Visi Pembangunan Kabupaten Malang Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB (Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing), maka disepakati Visi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten MalangTahun 2011- 2015 adalah :

“ Terwujudnya Kemandirian Masyarakat yang berbasis kepada pembangunan manusia seutuhnya menuju kesejahteraan masyarakat “. Penjelasan dari Visi tersebut diatas adalah, sebagai berikut :

- Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang mempunyai peran yang

penting sebagai garda terdepan dalam pemberdayaan masyarakat, dimana memerankan masyarakat bukan sebagai obyek pembangunan tetapi sebagai subyek pembangunan / pelaku pembangunan; sehingga terwujudlah masyarakat yang mandiri, mampu dalam pemenuhan kebutuhan hidup sejahtera lahir batin serta dapat berperan aktif dan terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan serta pemeliharaan pembangunan serta mampu untuk berdaya saing.

- Meningkatkan kemampuan terhadap Aparatur Pemerintahan Desa, Lembaga

Kemasyarakatan Desa terutama tentang pemahaman akan tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya sehingga mampu dan profesional dalam menjalankan tugas tanpa harus ada saling intervensi. Pemberdayaan dapat

(16)

dilakukan melalui sosialisasi, pembinaan, pembekalan dan pemberian stimulan serta pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sehingga bilamana semua komponen pembangunan telah berdaya, maka terwujudlah Aparatur Pemerintahan Desa yang demokratis dan mempunyai kemampuan handal sebagai ujung tombak dalam pemberdayaan masyarakatnya untuk membebaskan diri dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan.

2. Misi

Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang adalah :

a. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan dan masyarakat melalui potensi dan sarana yang ada;

b. Mengembangkan usaha ekonomi kerakyatan disektor informal dengan mendayagunakan potensi ekonomi desa, peningkatan lembaga ekonomi dan stimulan dana pembangunan sebagai upaya mengentas kemiskinan;

c. Mengembangkan dan memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) secara optimal dan Sumber Daya Desa (SDD) melalui kerjasama antar lembaga baik terkait dengan lembaga formal maupun informal;

d. Mengoptimalkan lembaga kemasyarakatan termasuk peran perempuan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat;

e. Meningkatkan kompetensi aparatur yang berdaya guna dan berhasil guna melalui budaya kerja yang disiplin dan profesional.

(17)

3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program Tabel 6

Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program tahun 2014

TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM

1. Terwujudnya peningkatkan kemampuan sumber daya manusia

aparatur pemerintahan Desa/ Kelurahan dan masyarakat melalui potensi dan sarana yang ada

2. Terwujudnya

pengembangkan dan pemanfaatkan

Teknologi Tepat Guna ( TTG ) secara optimal dan Sumber Daya Desa melalui kerjasama antar lembaga 3. Terwujudnya pengembangan usaha ekonomi kerakyatan di sektor informal dengan mendayagunakan potensi ekonomi desa, peningkatan lembaga ekonomi dan stimulan dana pembangunan sebagai upaya pengentasan kemiskinan 4. Terwujudnya optimalisasi lembaga kemasyarakatan termasuk peran perempuan dalam upaya peningkatkan partisipasi masyarakat 5. Terwujudnya peningkatkan kompetensi aparatur yang berdaya guna dan berhasil guna melalui budaya kerja yang disiplin dan profesional 1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumberdaya Pelaku Kelompok Kerja. 2. Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok Masyarakat. 3. Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa 4. Meningkatkan kemampuan Sumberdaya Manusia pengurus LPMD 5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Pemanfaat SIP 6. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa 7. Meningkatkan SumberDaya Manusia Kelompok Usaha Wanita Perdesaan. 8. Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten Malang. 9. Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan Desa (Profil Desa) 1. Peningkatan Kapasitas SDM Pelaku dan Pokja 2. Memantapkan pemberdayaan TTG dan SDD 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan perdesaan 4. Memperkuat kelembagaan desa 5. Peningkatan pengelolaan Posyandu 6. Optimalisasi pembinaan BUMDes dan Pasar Desa 7. Peningkatan peran perempuan di perdesaan 8. Optimalisasi pola pembinaan Desa 9. Menyusun Peta & Profil Potensi Desa 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan 3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa 4. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemdes 5. Program peningkatan Peran Perempuan di perdesaan

(18)

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Tahun 2014 ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2013 sebagaimana tersebut dalam tabel dibawah ini.

Tabel 7

Perjanjian Kinerja Tahun 2014

NO. SASARAN TRATEGIS INDIKATOR KINERJA FORMULA CAPAIAN 1. Meningkatkan

kapasitas dan kualitas Sumberdaya Pelaku Kelompok kerja.

Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber daya Pelaku Kelompok Kerja.

87%

2. Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok Masyarakat.

Meningkatkan nilai tambah bagi

kelompok Masyarakat. 5%

3. Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat

pembangunan desa

Meningkatkan pembinaan kelompok

masyarakat pembangunan desa 100%

4. Meningkatkan kemampuan

Sumberdaya Manusia pengurus LPMD

Meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia pengurus LPMD

11%

5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Pemanfaat SIP

Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Pemanfaat SIP

25% 6. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa 100% 7. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Usaha Wanita Perdesaan.

Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Usaha Wanita Perdesaan.

10%

8. Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten Malang.

Terpilihnya Desa Berprestasi di

Kabupaten Malang. 100%

9. Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan Desa

Data dasar masukan untuk

kebijakan Pembagunan Desa 34%

Keterangan :

1. Keaktifan Pelaku pada Kapasitas SDM dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi diukur dari 3 kegiatan yaitu :

- Pelatihan Aparatur Pemeritahan desa dalam Bidang Pembangunan Kawasan Perdesaan;

- Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa;

(19)

Dengan cara membandingkan jumlah pelatihan SDM dibagi total jumlah pelaku pokja dikalikan 100%, pada tahun anggaran 2014 telah ditetapkan target capaian kinerja sebesar 87 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada 3 kegiatan tersebut diatas. 2. Prosentase Produktifitas Pemanfaatan TTG

Peningkatan produktifitas melalui pemberian alat-alat teknologi tepat guna kepada lembaga desa seperti TP PKK dan Karang Taruna, diukur dengan membandingkan jumlah Pokmas yang dibantu dengan total jumlah pokmas di Kabupaten Malang, yang diasumsikan 1 desa memiliki 2 pokmas (PKK dan Karang Taruna), serta keikutsertaan Kabupaten Malang dalam mendukung Gelar TTG Tingkat Nasional, dan pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 5 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut. 3. Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan budaya gotong royong

Keaktifan masyarakat dilihat dari pelaksanaan gotong royong masyarakat desa/ kelurahan yang dilaksanakan setahun sekali. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dan setiap tahun juga dilaksanakan pencanangan gotong royong masyarakat tingkat Kabupaten Malang dengan menunjuk salah satu desa sebagai lokasi pencanangan, yang diukur dengan membandingkan antara jumlah desa peserta BBGRM dengan Total jumlah Desa di Kabupaten Malang, dan pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 100 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut.

4. Peningkatan kelembagaan masyarakat desa

Pelatihan LPMD telah dilaksanakan mulai Tahun 2012 s/d 2014. Tahun 2011 tidak dilaksanakan karena masih melaksanakan kegiatan SMPP (Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif). Adapun pengukurannya dilakukan dengan membandingkan Jumlah LPMD yang telah dilatih dengan Total jumlah LPMD di Kabupaten Malang, dan pada tahun 2014

(20)

telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 11 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut. 5. Prosentase pemanfaatan sistem informasi posyandu (SIP)

Pembinaan bagi pengurus posyandu tingkat Kecamatan dan Desa/ Kelurahan. SIP dilaksanakan dengan tujuan pembinaan dan optimalisasi pengelolaan POSYANDU, yang pelaksanaannya diukur dengan membandingkan jumlah desa Pemanfaat dengan jumlah Desa di kabupaten

Malang, dan pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 25 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang

teralokasi pada kegiatan tersebut. 6. Prosentase BUMDes yang terbentuk

BUMDes dalam hal ini adalah BUMDes yang pembentukannya difasilitasi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang, yang diukur dengan membandingkan jumlah BUMDes di Kabupaten Malang dengan total jumlah desa di Kabupaten Malang, dan pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 100 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut. 7. Prosentase peningkatan peran wanita pedesaan

Kegiatannya berupa pemberian bantuan peralatan guna menunjang kegiatan ekonomi kelompok wanita perdesaan. Kegiatan ini diukur dengan membandingkan jumlah kelompok wanita perdesaan yang dibantu dengan total jumlah desa di Kabupaten Malang, dan pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 10 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut. 8. Keaktifan masyarakat dalam pembangunan desa

Pelaksanaan Lomba Desa setiap Tahun melibatkan seluruh desa di wilayah Kabupaten Malang sejumlah 390 Desa dan kelurahan dan semuanya ikut berpartisipasi. Kegiatan ini diukur dengan membandingkan antara jumlah desa peserta lomba dengan total jumlah desa di Kabupaten Malang, dan

(21)

pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 100 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut.

9. Tersedianya database desa/ kelurahan

Pengisian profil desa dilakukan secara manual dan dilakukan secara online sejak tahun 2014. Kegiatan ini diukur dengan membandingkan antara jumlah desa yang telah mengisi Buku profil desa/kelurahan atau sejak 2014 berubah menjadi jumlah desa yang telah online dibandingkan dengan jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang, dan pada tahun 2014 telah ditetapkan capaian kinerja sebesar 34 % dengan asumsi kemampuan sumber daya dan sumber dana yang teralokasi pada kegiatan tersebut.

(22)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada dasarnya program dan kegiatan yang telah direncanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sudah dilaksanakan sesuai dengan waktu, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan capaian kinerja masing-masing program dan kegiatan sebesar 100%.

Adapun capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2014 Tabel 3.1

Capaian Kinerja Organisasi 2014

No Indikator Kinerja 2014

Target Realisasi Capaian

(1) (2) (9) (10) (11)

1 Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber daya

Pelaku Kelompok Kerja. 87% 87% 100% 2 Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok

Masyarakat. 5% 5% 100%

3 Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat

pembangunan desa 100% 100% 100% 4 Meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia

pengurus LPMD 11% 11% 100% 5 Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok

Pemanfaat SIP 25% 25% 100% 6 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa 100% 100% 100% 7 Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok

Usaha Wanita Perdesaan. 10% 10% 100%

8 Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten Malang. 100% 100% 100% 9 Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan

(23)

Keterangan :

- Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara target dan realisasi masing-masing indikator adalah sama, hal ini menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan yang direncanakan yaitu sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan sumberdaya yang ada sehingga capaian kinerja adalah 100%

- Jika dibandingkan secara kwantitatif dengan tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2013 maka prosentase adalah sama, hal ini terjadi dikarenakan anggaran yang tersedia untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dan aparatur pemerintah desa memiliki jumlah sasaran (volume pekerjaan) yang sama yaitu hanya sebagian kecil dibandingkan dengan jumlah masyarakat, kelembagaan, maupun aparatur desa yang harus dilatih.

- Jika dibandingkan dengan target yang ada di dalam Review Renstra Badan Pemberdayaan tahun 2011-2015 dengan target pada penetapan kinerja tahun 2014 sudah sesuai.

- Adapun hasil pengukuran kinerja masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Keaktifan Pelaku pada Kapasitas SDM dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi dengan sasaran yang ditentukan adalah Pelaku PNPM di 26 Kecamatan, Aparatur Pemerintah Desa dan UPKu ex. Gerdu Taskin sejumlah 110 UPKu. Kegiatan pelatihan PNPM dilaksanakan setiap tahun dengan peserta tingkat desa dan tingkat kecamatan lokasi, kajian LKM hanya dilaksanakan di 109 UPKu karena 1 UPKu merupakan usaha peternakan kambing boer bukan simpan pinjam sehingga tidak masuk dalam Kajian LKM dan Pelatihan Aparatur Pemdes serta Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa dilaksanakan secara bergilir setiap tahunnya.

(24)

b. Prosentase Produktifitas Pemanfaatan TTG, Peningkatan produktifitas melalui pemberian alat-alat teknologi tepat guna kepada lembaga desa seperti TP PKK dan Karang Taruna. Targetnya adalah @ 5 lembaga di 390 desa/kelurahan. Sampai dengan akhir tahun 2014 sudah 96 lembaga di 48 desa.

c. Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan budaya gotong royong, Keaktifan masyarakat dilihat dari pelaksanaan gotong royong masyarakat desa/ kelurahan yang dilaksanakan setahun sekali. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dan setiap tahun juga dilaksanakan pencanangan gotong royong masyarakat tingkat Kabupaten Malang dengan menunjuk salah satu desa sebagai lokasi pencanangan. Dan diikuti oleh semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang.

d. Peningkatan kelembagaan masyarakat desa, Pelatihan LPMD telah dilaksanakan mulai Tahun 2012 s/d 2014. Tahun 2011 tidak dilaksanakan karena keterbatasan anggaran, dan tahun 2012 mulai dilaksanakan karena pada tahun 2012 kegiatan SMPP (Sistem Manajemen Pembangunan Partisipatif) tidak dianggarkan. Sampai dengan tahun 2014 sudah 44 desa dari 390 desa/ kelurahan di Kabupaten Malang.

e. Prosentase pemanfaatan sistem informasi posyandu (SIP), Pembinaan bagi pengurus posyandu tingkat Kecamatan dan Desa/ Kelurahan. Sasarannya adalah pengurus posyandu di 390 desa/ kelurahan, sampai dengan tahun 2014 sudah 99 desa/ kelurahan yang telah mengikuti pembinaan pemanfaatan Sistem Informasi Posyandu (SIP).

f. Prosentase BUMDes yang terbentuk, BUMDes dalam hal ini adalah BUMDes yang pembentukannya difasilitasi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang. Sampai dengan Desember 2014 sudah 26 BUMDes yang terbentuk.

(25)

g. Prosentase peningkatan peran wanita pedesaan, Kegiatannya berupa pemberian bantuan peralatan guna menunjang kegiatan ekonomi kelompok wanita perdesaan. Sasarannya adalah kelompok perempuan di perdesaan sejumlah 780 kelompok perempuan di 390 Desa kelurahan. Sampai dengan Desember 2014 sudah 80 Kelompok yang sudah mendapat bantuan dari kegiatan ini.

h. Keaktifan masyarakat dalam pembangunan desa, Pelaksanaan Lomba Desa setiap Tahun melibatkan seluruh desa di wilayah Kabupaten Malang sejumlah 378 Desa dan 100% ikut berpartisipasi.

i. Tersedianya database desa/ kelurahan, Pengisian profil desa secara online sejak tahun 2014, sampai dengan Desember 2014 masih 151 desa/ kelurahan yang telah menginput dari 390 desa/ kelurahan.

(26)

Tabel 3.2

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2013 – 2014

No Sasaran strategis Indikator kinerja Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber daya

Pelaku Kelompok Kerja. Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber daya Pelaku Kelompok Kerja.

87% 87% 100% 87% 87% 100%

2. Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok

Masyarakat. Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok Masyarakat.

5% 5% 100% 5% 5% 100%

3. Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat

pembangunan desa Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa

100% 100% 100% 100% 100% 100% 4. Meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia

pengurus LPMD Meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia pengurus LPMD

11% 11% 100% 11% 11% 100%

5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok

Pemanfaat SIP Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Pemanfaat SIP

25% 25% 100% 25% 25% 100%

6. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa 100% 100% 100% 100% 100% 100% 7. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok

Usaha Wanita Perdesaan. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Usaha Wanita Perdesaan.

10% 10% 100% 10% 10% 100%

8. Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten

Malang. Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten Malang.

100% 100% 100% 100% 100% 100% 9. Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan

Desa Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan Desa

(27)

3. Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2011 – 2014 dengan target Renstra Tabel 3.3

Perbandingan antara target, realisasi dan capaian kinerja Tahun 2011 – 2014 dengan target Renstra

No Sasaran

strategis

Indikator kinerja

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Renstra

Target Realisa

si Capaian Target Renstra

Capaian Target Realis asi Capaia n Target Renstra Capaian 1 2 3 4 5 7 7 7 9 10 11 12 13 14 15 16 1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber daya Pelaku Kelompok Kerja. Meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber daya Pelaku Kelompok Kerja. 87% 87% 100% 87% 87% 100% 87% 87% 100% 87% 87% Pelat Aparatur Pemdes 10 ds, PNPM 26 Kec, 545 LKM 2. Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok Masyarakat. Meningkatkan nilai tambah bagi kelompok Masyarakat. 5% 5% 100% 5% 5% 100% 5% 5% 100% 5% 5% 120 klp 3. Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa Meningkatkan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 390 ds/kel 4. Meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia pengurus LPMD Meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia pengurus LPMD 11% 11% 100% 11% 11% 100% 11% 11% 100% 11% 11% 40 ds

(28)

5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Pemanfaat SIP Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Pemanfaat SIP 25% 25% 100% 25% 25% 100% 25% 25% 100% 25% 25% 35 desa 6. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Desa 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 10 BUMDes yg sudah terbentuk dan 10 BUMDes baru dibentuk 7. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Usaha Wanita Perdesaan. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kelompok Usaha Wanita Perdesaan. 10% 10% 100% 10% 10% 100% 10% 10% 100% 10% 10% 10 desa 8. Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten Malang. Terpilihnya Desa Berprestasi di Kabupaten Malang. 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 390 desa/kel 9. Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan Desa Data dasar masukan untuk kebijakan Pembagunan Desa 34% 34% 100% 34% 34% 100% 34% 34% 100% 34% 34% 390 desa/kel

(29)

4. Perbandingan Realisasi kinerja Tahun 2014 dengan standar Nasional.

Sampai dengan akhir 2014 Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang belum mempunyai kinerja dengan standar Nasional

B. Analisa Penyebab Keberhasilan atau penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan

1. Analisa penyebab keberhasilan

Capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat sejak tahun 2011 hingga saat ini bertujuan mewujudkan kemandirian masyarakat dilaksanakan dengan pola pembinaan, pelatihan bagi masyarakat dan aparatur Pemerintah Desa serta diberikan bantuan peralatan untuk kelompok-kelompok masyarakat khususnya bagi desa-desa berprestasi. Sesuai dengan tugas pokok fungsi dan kewenangan organisasi, Badan Pemberdayaan Masyarakat memiliki visi Terwujudnya Kemandirian Masyarakat yang berbasis kepada pembangunan manusia seutuhnya menuju kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilaksanakan dalam rangka mendukung visi Pemerintahan Kabupaten Malang Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB.

Indikator Capaian Outcomes urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana Review Dokumen RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2014 dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 3.4

Indikator Capaian Outcomes urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2011-2014 (sesuai RPJMD Kab. Malang)

NO Indikator 2011 2012 2013 2014

1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga

pemberdayaan masyarakat (LPM)

14 8 18 19

2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

424 424 424 424

3 LPM Berprestasi

- Posyandu Aktif 2.783 2.766 2.809 2.816 - Jumlah Penurunan Angka

Kemiskinan

(30)

- Jumlah Desa Tertinggal & Juml Ds sangat tertinggal

110 48 +3 33+2 15+1

4 Peningkatan jumlah BUMDES aktif

- - - 26

5 Peningkatan jumlah pasar (yang dikelola) desa

- - - 85

6 Identifikasi jenis-jenis TTG 14 Unit 42 Unit 15 Paket 15 Unit 7 Jumlah desa yang

berprestasi

4 4 3 4

8 Identifikasi jumlah SDD 1 Pelatihan 1 Pelatihan 1 Pelatihan 1 Pelatihan 9 Swadaya Masyarakat

terhadap Program

pemberdayaan masyarakat

31.810.154.591 36.971.859.579 50.645.890.700 77.771.223.600

10 Jumlah desa yang sudah mempunyai RPJMDes

- - - 196 Desa

11 Identifikasi jumlah POKJANAL

33 33 33 33

12 Rata – rata Jumlah atau tingkat kehadiran Musrenbang Desa

90 % 90 % 90 % 90 %

13 Jumlah desa yang memiliki profil dan monografi desa

390 390 126 228

14 Jumlah aparat

pemerintahan desa yang mengikuti pelatihan 10 33 60 60 15 Jumlah pelatihan 4 (PNPM) 1 (Pemdes) 4 (PNPM) 1 (Pemdes) 5 (PNPM) 4 (Pemdes) 10 (PNPM) 4 (Pemdes) 16 Jumlah perdes yang

dihasilkan

17 PKK Aktif 424 424 424 424

18 Jumlah organisasi/

kelompok perempuan aktif

33 33 33 33 19 Jumlah partisipasi perempuan dalam MUSREMBANGDES 30 % 30 % 30 % 30 % 20 Jumlah Koperasi perempuan 390 390 390 390

21 Jumlah home industry/ kelompok usaha *perempuan

10 30 25 20

Keterangan :

 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat , yang benar-benar dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2010 dan tahun 2011 adalah pelatihan tentang SMPP(Sistem Menejemen Pembangunan Partisipatif), dan sejak tahun 2012 sampai sekarang diganti dengan pelatihan kelembagaan LPMD dan KPM ;

 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK dilakukan dengan melakukan pembinaan pada Tim Penggerak PKK Tingkat : Kabupaten, Kecamatan dan Desa ;

(31)

 LPM berprestasi : 1) Posyandu aktif ditandai dengan aktifitas pelaksanaan fungsi posyandu dimana BPM berperan sebagai sekretaris Pokjanal Posyandu tingkat Kabupaten, 2) Jumlah Penurunan angka kemiskinan berdasar pada hasil PPLS BPS 2008. 3) Jumlah Desa Tertinggal dilakukan dengan cara self assessment yang menghasilkan jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal

 Peningkatan jumlah BUMDes diartikan dari perkembangan jumlah BUMDes yang sudah memiliki Badan Hukum.

 Peningkatan jumlah pasar (yang dikelola) desa diartikan dari perkembangan jumlah pasar desa yang aktif.

 Identifikasi jenis-jenis TTG diartikan dengan jumlah TTG yang diberikan kepada kelompok Masyarakat khususnya pada desa-desa berprestasi.

 Jumlah desa yang berprestasi diartikan dengan desa-desa pemenang lomba desa.

 Identifikasi jumlah SDD diartikan dengan pelatihan untuk pelestarian sumber daya desa, sedangkan proses identififikasi SDD sudah termasuk dalam penyusunan profil desa.

 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat diartikan dengan perolehan dana dari masyarakat yang diperuntukkan bagi pembangunan di tingkat desa.

 Jumlah desa yang sudah mempunyai RPJMDes diartikan dari jumlah desa yang sudah menyusun RPJMDes dan memperoleh verifikasi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, yang dilaksanakan sebagai upaya untuk mempersiapkan pelaksanaan Dana Untuk Desa sebagaimana bentuk implementasi dari UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

 Identifikasi jumlah POKJANAL, diartikan dengan jumlah POKJANAL POSYANDU yang ada di tingkat Kecamatan.

 Rata – rata Jumlah atau tingkat kehadiran Musrenbang Desa, diartikan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan Desa.

(32)

 Jumlah desa yang memiliki profil dan monografi desa, diartikan bahwa pada tahun 2010-2012 profil desa masih dilakukan secara manual, sedangkan pada tahun 2013 sudah dilaksanakan secara online.

 Jumlah aparat pemerintahan desa yang mengikuti pelatihan, diartikan bahwa aparatur pemerintah Desa pemenang lomba Desa setiap tahun akan diberikan pelatihan dalam rangka penguatan kapasitas SDM Aparat.

 Jumlah Pelatihan yang diberikan pada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan serta bagi Aparatur Pemerintah Desa.

 Jumlah Perdes yang dihasilkan : ada di Bagian Tapemdes.

 PKK Aktif : cukup jelas.

 Jumlah Organisasi/Kelompok Perempuan : diartikan dengan GOW di masing-masing Kecamatan.

 Jumlah partisipasi perempuan dalam MUSREMBANGDES : dicerminkan pada delegasi desa yang dikirim untuk mengikuti musrenbang tingkat kecamatan.

 Jumlah Koperasi perempuan, diartikan dengan keberadaan KOPWAN di masing-masing Desa.

 Jumlah home industri/ kelompok usaha *perempuan, diartikan dengan kelompok perempuan yang sudah menerima pelatihan dan bantuan peralatan.

2. Analisa penyebab penurunan

Capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang cenderung tetap namun tidak menurun, hal ini disebabkan terbatasnya jumlah SDM Aparatur, luas wilayah yang sangat besar dibanding dengan ketersediaan anggaran yang sangat terbatas. Dari capaian 9 indikator utama Badan Pemberdayaan Masyarakat hanya 3 indikator yang dapat ditargetkan tercapai 100 % adalah 1) terlaksananya Bulan Bakti Gotong Royong, 2) terlaksananya lomba desa dan 3) cakupan pelaksanaan Pokjanal POSYANDU yaitu target peserta adalah 390 desa/kelurahan di kabupaten Malang, sedangkan untuk kegiatan yang lain hanya dapat ditargetkan kurang dari 10%.

(33)

3. Alternatif solusi

Alternatif solusi yang digunakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang adalah dengan menggunakan 4 strategi yaitu :

 Strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yang meliputi a;

 Optimalisasi Pelaksanaan Program dari Pemerintah Pusat dan Provinsi didukung oleh SKPD, PT/LSM dan Partisipasi Masyarakat;  Dengan Tupoksi dan Kewenangan Badan Pemberdayaan

Masyarakat dapat melaksanakan Koordinasi dengan SKPD lain didukung oleh Keputusan Bupati Malang No. 180/ 204/KEP /421.031/ 2010 tentang Tim Koordinasi Penanganan Kemiskinan Daerah;

 Sarana dan Prasarana serta Anggaran untuk dapat melaksanakan, mengkoordinasikan dan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka memfasilitasi kegiatan bagi masyarakat;

 Dengan kekuatan yang ada dapat meningkatkan Partisipasi Masyarakat.

 Strategi menekan atau meminimalisir kelemahan untuk memanfaatkan peluang, yang meliputi :

 Pemenuhan jumlah Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana gunan terlaksananya Program-Program Pemetintah Pusat dan Provinsi, Kegiatan Kelompok Kerja Nasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Koordinasi Lintas Sektor dan Perguruan Tinggi/ LSM;

 Pemenuhan Anggaran dalam rangka melaksanakan Program sebagai Pengungkit Partisipasi Masyarakat.

 Strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman; yang meliputi :

 Dengan Sumber Daya Manusia dan Sarana serta Prasarana yang ada mampu mengatasi dan menjangkau luas wilayah berikut kondisi geografisnya;

 Dengan Tugas Poko dan Fungsi serta Kewenangan dapat mengefektifkan koordinasi lintas sektor dalam rangka mengentaskan Rumah Tangga Miskin dan meningkatkan Sumber Daya Manusia Masyarakat;

(34)

 Dengan Anggaran yang tersedia mampu mengurangi tingginya Rumah Tangga Miskin dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Masyarakat khususnya di Desa Tertinggal dan Dusun Terpencil;

 Dengan Anggaran Badan Pemberdayaan Masyarakat maupun Bantuan Langsung Masyarakat mampu meningkatkan partisipasi.

 Strategi menekan atau meminimalisir kelemahan untuk mengatasi ancaman, yang meliputi :

 Pemenuhan kuantitas Sumber Daya Manusia yang dapat melakukan koordinasi lintas sektor sehingga mampu mengatasi kendala baik Luas wilayah dan Kondisi Geografis untuk mengurangi Rumah Tangga Miskin khususnya yang ada di Desa Tertinggal dan Dusun Terpencil;

 Terpenuhinya sarana dan prasarana serta anggaran sehingga dapat mempermudah koordinasi lintas sektorserta dapat memfasilitasi peningkatan Sumber Daya Manusia Masyarakat sehingga dapat mengurangi jumlah Rumah Tangga Miskin khususnya yangada di Desa Tertinggal dan Dusun Terpencil.

4. Faktor Internal dan Eksternal Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang

Kekuatan

 Kualitas Sumber Daya Manusia pada Badan Pemberdayaan Masyarakat;

 Tugas Pokok dan Fungsi serta Kewenangan;  Anggaran

Kelemahan

 Kuantítas Sumber Daya Manusia kurang;

 Kuantiítas Sarana dan Prasarana yang kurang memadai;

Peluang

 komitmen dan Dukungan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap pemberdayaan masyarakat desa

 Peraturan Bupati Malang No. 43 Tahun 2008 tentang Koordinasi Lintas Organisasi Perangkat Daerah;

(35)

 Keputusan Bupati Malang No. 180/ 204/KEP /421.031/ 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah;

 Dukungan dari Perguruan Tinggi/ LSM;  Partisipasi Masyarakat Cukup Tinggi.

Tantangan

 Luas Wilayah , jumlah penduduk dan Kondisi Geografis;  Koordinasi Lintas Sektoral Lemah;

 Tingginya jumlah Rumah Tangga Miskin;

 Masih adanya Desa Tertinggal dan Dusun Terpencil;

 Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia Masyarakat baik individu maupun kelompok

C. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya 1. Sumber daya Manusia

Dilihat dari tingkat pendidikannya maka SDM aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sudah cukup baik karena 63,3 % (21 0rang) adalah lulusan Perguruan Tinggi (D1-S2), namun demikian secara jumlah SDM aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang per 31 Desember 2014 sebanyak 33 orang (seharusnya 34 orang, meninggal 1 orang) ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan luas wilayah sasaran kegiatan serta diperpberat dengan terbtasnya jumlah anggaran yang tersedia sehingga banyak target kinerja tidak optimal.

2. Sumber daya Anggaran

Anggaran pada DPA Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang telah sesuai dengan program dan kegiatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan secara efektif efisien.

(36)

D. Analisis program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja.

Penetapan Kinerja ditentukan berdasarkan besarnya alokasi anggaran yang disusun Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang pada awal tahun anggaran, namun demikian jumlah anggaran yang terealisasi seringkali berubah pada awal penetapan DPA maupun pada proses PAK berdasarkan kebijakan anggaran yang ada di Kabupaten Malang

Penggunaan anggaran untuk mendukung kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.841.599.100,- jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun

2013 yaitu sebesar Rp. 1.583.196.950,- atau meningkat sebesar Rp. 258.402.150,- (16%) dibanding tahun 2013. Secara rinci dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 10

Realisasi Anggaran untuk capaian kinerja tahun 2013-2014

No Indikator Kinerja Anggaran

2013 2014

(1) (2) (5) (6)

1 Meningkatnya Rasio Keaktifan Pelaku pada kapasitas Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi.

574.970.500 826.398.500

2 Meningkatnya Rasio Produktifitas Pemanfaatan TTG 243.226.000 195.059.600 3 Meningkatnya Keaktifan Masyarakat untuk melestarikan

budaya gotong royong

166.234.950 170.000.000 4 Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat desa 70.000.000 70.000.000 5 Meningkatnya Rasio Pemanfaatan Sistem Informasi

Posyandu (SIP)

91.750.000 134.360.000 6 Meningkatnya Pendapatan Asli Desa (PAD) 144.798.000 150.000.000

7 Meningkatnya Rasio Peningkatan Peran Wanita Desa 100.175.000 79.055.000 8 Meningkatnya Keaktifan Masyarakat dalam Pembangunan

Desa

145.622.500 166.726.000 9 Meningkatnya Ketersediaan Database Desa/ Kelurahan. 46.420.000 50.000.000

(37)

Dari tabel diatas maka dilihat dari sisi besar anggaran yang mendukung capaian 9 indikator kinerja utama jika dibandingkan dengan tahun 2013 maka mengalami

peningkatan, namun jika dilihat dari volume kegiatan yang dilaksanakan adalah tetap. Tabel 11

Pagu Program Masyarakat dan Realisasi Anggaran Tahun 2014

No Uraian Pagu Realisasi Sisa

Rp. Rp. % Rp.

1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

981.367.100 952.442.100 97,05 28.925.000 2. Program Pengembangan Lembaga

Ekonomi Perdesaan 350.577.000 350.576.000

99,99 1.000 3. Program Peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam membangun desa

408.726.000 407.526.000 99,71 1.200.000 4. Program Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pemerintah Desa 52.000.000 52.000.000

100 -

5. Program Peningkatan Peran

Perempuan di Perdesaan 79.055.000 79.055.000

100 -

6. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

400.029.400 391.652.666 97,91 8.376.731 7. Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

54.765.500 52.716.400 96,26 2.049.100 8. Program peningkatan Sumber daya

Aparatur

9.500.000 7.000.000 73,68 2.500.000 9. Program Peningkatan dan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

13.980.000 13.980.000 100 - Jumlah 2.350.000.000 2.306.948.169 98,17 43.051.831

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa anggaran yang mendukung program Badan Pemberdayaan Masyarakat tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp. 2.350.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 2.306.948.169,- atau sebesar 98,17%.

Tabel 12

Permasalahan dan hambatan Program Badan Pemberdayaan Masyarakat

NO. U R A I A N PERMASALAHAN /HAMBATAN SOLUSI

1. Program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat Perdesaan.

1.1 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan

Dana AP (sharing APBD) tidak mencapai 5% sehingga cakupan operasional pelaku program terbatas.

Cakupan program secara

sampling. 2.2 Penyelenggaraan Diseminasi

Informasi Bagi Masyarakat Desa (Pendataan dan Pengolahan Data Profil Desa/Kel).

Kurangnya pemahaman Pokja Profil Desa tentang IT.

Perlu adanya pelatihan guna peningkatan pemahaman IT.

2 Program Pengembangan Lembaga

Ekonomi Pedesaan.

2.1 Pelatihan / Pembinaan Ketrampilan Manajemen BUMDes

Desa belum memahami tentang BUMDes serta SDM yang belum mencukupi

Dilaksanakan Bintek.

(38)

2.2 Fasilitasi Permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Perdesaan

Anggaran terbatas Penguranganan atau penghematan waktu

pelaksanaan dan pengurangan personil

3 Program Peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam Membangun Desa.

3.1 Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa (Pelatihan Pengeloaan dan Pelestarian Sumber Mata Air).

Anggaran terbatas Pengambilan secara sampling 3.2 Pelaksanaan Musyawarah

Pembangunan Desa (Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat)

Ketersediaan Anggaran untuk pameran terbatas, Lokasi kegiatan yang jauh juga menjadi masalah (pendanaan/anggaran) Melakukan kegiatan sesuai yang ada, seharusnya pemerintah memberikan anggaran yang cukup 3.3 Pemberian Stimulan

Pembangunan Desa (Lomba Desa/Kelurahan).

Kurangnya antusias desa dalam mengikuti lomba desa

Perlu ada pembinaan aparatur desa yang ada di desa

4 Program Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pemerintah Desa

4.1 Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang

Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Sebagian desa belum

melaksanakan sesuai tupoksinya.

Perlu adanya pembinaan aparatur pemerintah desa.

5 Program Peningkatan Peran

Perempuan di Perdesaan.

5.1 Pelatihan Perempuan di Perdesaan dalam Bidang Usaha Ekonomi Produktif.

Cakupan sasaran masih sedikit Peningkatan cakupan sasaran dengan penambahan anggaran.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

6.1. Penyediaan Jasa Surat menyurat. Penyampaian Surat terkadang terlambat.

Pengiriman surat dengan nomor agenda menyusul. 6.2. Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik. 6.3. Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan

6.4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.

6.5. Penyediaan Alat Tulis Kantor. Tempat penyimpanan ATK masih belum memenuhi kebutuhan.

Pembelian ATK bertahap. 6.6. Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan.

- -

6.7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor.

- -

6.8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan.

- -

6.9. Penyediaan Bahan Logistik Kantor. - -

(39)

Minuman.

6.11 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah.

Kegiatan sering tidak sama dengan realisasi

Pengembalian bila lebih dan PAK bila kurang 6.12 Rapat-rapat Koordinasi dan

Konsultasi ke Dalam Daerah.

Kegiatan sering tidak sama dengan realisasi

Pengembalian bila lebih dan PAK bila kurang

7 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

7.1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor.

Belum terpenuhi kebutuhan karena anggaran minim Pengadaan secara bertahap. 7.2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor. - - 7.3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.

Sebagian kendaraan surat-suratnya ada di DPPKA, sehingga untuk mengurus Administrasi kendaraan harus melalui DPPKA terlebih dahulu. Mengajukan proses pengurusan administrasi kendaraan 5 tahunan lebih awal. 7.4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor.

Standar harga terbatas, tidak semua perlengkapan kantor diservis.

Perbaikan bertahap.

8 Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur.

8.1 Pendidikan dan Pelatihan Formal Anggaran terbatas, kegiatan bintek banyak.

Penambahan Anggaran

9 Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

9.1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.

Terbatasnya personil dan anggaran Penambahan staf dan anggaran 9.2 Penyusunan Laporan Keuangan

Semesteran.

9.3 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun.

(40)

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan pemberdayaan masyarakat yang dipercayakan kepada Pemerintah, dan juga merupakan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja dan alat pendukung terwujudnya good

governance. Dalam Pengukuran Kinerja (PK), LKj ini berfungsi sebagai media pertanggung

jawaban kepada publik tentang keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dari hasil penilaian, keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur melalui 9 indikator kinerja utama Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang Tahun

2014 dapat dikatakan sangat baik karena penetapan kinerja 2014 dapat dicapai sesuai rencana.

Dalam upaya pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang mengalami beberapa hambatan dan kendala. Hambatan dan kendala yang dijumpai dalam pencapaian target kinerja selain hambatan dan permasalahan masing-masing program tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan, jumlah staf yang mendukung dibanding volume pekerjaan yang ada masih belum memadai ;

2. Belum mantapnya koordinasi antar SKPD serta adanya tumpang tindih kegiatan dengan yang SKPD terkait dengan pelaksanaan kegiatan, sebagai contoh adalah a) penanganan BUMDes dan pembinaan Aparatur Desa juga dilaksanakan oleh Bagian Tapemdes, sehingga pencapaian target menjadi sulit untuk dihitung, b) pola pembinaan yang berbeda menimbulkan kebingungan di tingkat Desa.

Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut di atas diperlukan upaya-upaya penangulangan antara lain sebagai berikut :

(41)

1. Peningkatan dan pemantapan koordinasi, sinkronisasi program dan kegiatan dengan SKPD terkait.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, seminar dan semacamnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 ini merupakan laporan pertanggunjawaban Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demikian untuk menjadikan maklum.

Malang, 31 Januari 2015

KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN MALANG

Drs. EKO SUWANTO Pembina Tk. I NIP. 19580225 198502 1 002

(42)

LAMPIRAN – LAMPIRAN

PerjanjianKinerja ……… lampiran 1

PengukuranKinerja ……… lampiran2

RencanaKinerjaTahunan (RKT) ……… lampiran3

Gambar

Tabel 3  Eselonisasi
tabel dibawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pengalihan Harta Wajib Pajak ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesi dan Penempatan pada

Berdasarkan hasil dari simulasi yang telah dilakukan dimana nilai tegangan resultan dan defleksi maksimum yang timbul pada struktur Hydraulic Lifting Machine yaitu

Data tentang temuan aktivitas dalam pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa setelah dianalisis menunjukkan bahwa ada peningkatan ‘tanggung jawab dan kemandirian’ pada

Dalam penelitian mengenai Kegagalan Pemberantasan Yakuza dari Sistem Ekonomi dan Politik Jepang melalui Implementasi Organized Crime Countermeasure Law (Botaiho) pada tahun

Seberapa besar pengaruh faktor keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, faktor akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, faktor partisipasi, dan faktor

Dengan memperhitungkan BPP dari masing- masing jenis pembangkit di Sulawesi Barat dan perbandingan pasokan energi, dapat disimpulkan bahwa setelah pembangunan PLTU

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, kompetensi pengelola keuangan dan akuntabilitas baik secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh terhadap

Sampling Sinyal waktu Diskrit Sinyal waktu Kontinyu Kuantisasi Sinyal Digital Sinyal waktu Diskrit. Aplikasi Sinyal Waktu Kontinyu dan Sinyal