• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis program/kegiatan yang menyebabkan keberhasilan pencapaian perjanjian kinerja;

Dalam dokumen LAKIP SETAMA 2016 full (Halaman 40-50)

AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT UTAMA

REKAPITULASI PENGUKURAN KINERJA TINGKAT ESELON I Unit Organisasi/Eselon I : Sekretariat Utama

7) Analisis program/kegiatan yang menyebabkan keberhasilan pencapaian perjanjian kinerja;

Mengacu kepada hasil sementara evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT, beberapa area perubahan yang dapat disebut menjadi penyebab keberhasilan pencapaian target dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa area perubahan yang berkontribusi terhadap keberhasilan pencapaian kinerja meliputi :

i. Manajemen perubahan ii. Penataan tata Laksana

iii. Penataan Sistem Manajemen SDM iv. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

v. Penguatan Pengawasan

Indikator Kinerja 2: Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target Opini WTP.

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) No. 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi, dan pelaporan keuangan. Secara umum, Biro Perencanaan dan Keuangan berfungsi mengkoordinir penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, verifikasi pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan atas seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPPT.

Pelaporan keuangan yang dihasilkan dapat berupa laporan keuangan kepada pihak ekstern, misalnya kepada Kementerian Keuangan sebagai pertanggungjawaban publik BPPT sebagai instansi pemerintah di depan DPR dan dapat pula berupa laporan keuangan untuk pihak intern yang berguna untuk membantu pengambilan keputusan.

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -15 Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memenuhi karateristik kualitatif yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Hal tersebut yang menjadi kaidah yang dipegang teguh Biro Perencanaan dan Keuangan dalam menyusun laporan keuangan.

Proses penyusunan laporan keuangan di Biro Perencanaan dan Keuangan BPPT diawali di Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan yang melakukan proses verifikasi dan pengujian berkas yang akan dibayar dan atau dikirim ke Kementerian Keuangan. Hal ini berkaitan dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan, agar berkas yang diproses dan dibayar telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melaksanakan proses penginputan dokumen pertanggungjawaban dan penyusunan pelaporan keuangan. Dalam membantu melaksanakan pelaporan keuangan dipergunakan aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian Keuangan.

Kegiatan di atas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan terhadap laporan keuangan satuan kerja BPPT. Salah satu kinerja BPPT tercermin dari laporan keuangan konsolidasi seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Untuk mendapatkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, maka laporan keuangan setiap satuan kerja di lingkungan BPPT juga harus baik. Untuk menyusun laporan keuangan masing-masing satuan kerja yang baik diperlukan pembinaan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT.

Pembinaan terhadap satuan kerja di lingkungan BPPT ini dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan dan masing-masing Bagiannya. Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan berkaitan dengan proses pertanggungjawaban dan administrasi keuangan yang baik serta pembinaan keperbendaharaan-nya kepada seluruh unit kerja di lingkungan BPPT. Sedangkan Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melakukan pembinaan tentang penyusunan laporan keuangan yang baik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -16 Untuk menyusun laporan keuangan yang baik juga diperlukan internal

control yang baik pula. Internal control yang baik ini harus tertuang dalam

Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah (SPIP). SPIP ini harus dilaksanakan oleh semua unsur dalam organisasi. Dengan demikian maka laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Harus disadari bahwa untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, diperlukan setiap unsur laporan keuangan masing-masing satuan kerja bekerja dengan baik. Disinilah peran Biro Perencanaan dan Keuangan sangat besar dengan melakukan penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan melakukan pembinaan terhadap seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT.

Muara akhir dari semuanya adalah diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini WTP ini akan mencerminkan kinerja keuangan suatu instansi pemerintah dan peran Biro Perencanaan dan Keuangan sangat diperlukan untuk perolehan opini WTP.

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -17 Gambar 3.4

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -18

Penyusunan Laporan Keuangan BPPT yang Transparan, Akuntabel dan Taat Peraturan

Hasil dari proses pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BPPT adalah Laporan Keuangan BPPT. Pembuatan Laporan Keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan atas aktivitas pengelolaan anggaran di BPPT.

Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan (KK,SAP,2005).

Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (KK,SAP,2005).

Melakukan Rekonsiliasi Internal Data Keuangan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan BPPT

Salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan adalah pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan. Rekonsiliasi internal data keuangan dilakukan antara data keuangan pada 18 (delapan belas) satuan kerja dan 1 (satu) Badan Layanan Umum (BLU) di lingkungan BPPT dengan data di instansi pusat.

Rekonsiliasi data dilakukan untuk menyamakan data antara data di tingkat satuan kerja (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran – UAKPA), tingkat wilayah (Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – UAPPA Wilayah dan UAPPA Eselon 1) dengan tingkat lembaga (Unit Akuntansi Pengguna Anggaran – UAPA).

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -19 Untuk tahun 2016 ini, pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan dilaksanakan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 BPPT dan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Semester 1 Tahun 2016 BPPT.

Hasil dari pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan ini adalah berupa Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang ditandatangani oleh pihak terkait, yaitu petugas penyusun laporan keuangan satuan kerja, petugas penyusun laporan keuangan lembaga, dan tim inspektorat, jika dilakukan reviu terhadap laporan keuangan yang disusun.

Tujuan dari pelaksanaan rekonsiliasi internal BPPT adalah untuk meneliti keakuratan pencatatan data akuntansi antara transaksi keuangan yang dilakukan oleh satker-satker di lingkungan BPPT dengan yang dilakukan oleh Bendahara Umum Negara dalam hal ini rekonsiliasi dilaksanakan dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (DAPK) yang dilaksanakan tiap semester.

Penyusunan Laporan Pengelolaan Verifikasi

Ruang lingkup proses verifikasi meliputi semua kegiatan yang diberikan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri dari proses verifikasi atas dokumen yang masuk, yang mencakup 5 (lima) aspek berikut : aspek ketersediaan dana/anggaran, aspek ketepatan tujuan pengeluaran, aspek kebenaran pembebanan anggaran, aspek kebenaran tagihan, dan aspek kelengkapan bukti pengeluaran dan dokumen pendukungnya, serta melakukan monitoring atas penyerapan anggaran. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan verifikasi di Biro Perencanaan dan Keuangan adalah dokumen tagihan yang telah selesai diverifikasi dengan tepat waktu, serta tercapainya pelayanan verifikasi yang optimal.

Melakukan Laporan Pengelolaan Perbendaharaan

Hasil dari proses pada layanan pengelolaan perbendaharaan adalah Pembayaran Uang Persediaan (UP), Pembayaran Langsung (LS) dan pengelolaan penggajian. Dalam hal Pembayaran Uang Persediaan (UP)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -20 dan Pembayaran Langsung (LS), dokumen yang telah diterima dari kordinator penguji Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan akan diterima oleh P3SPM untuk diklasifikasikan Bukti Kas (UP) dan SPM LS (LS) yang selanjutnya untuk ditandatangani dan diparaf lalu untuk diserahkan ke masing-masing Bendahara (Pengeluaran dan BPP) berdasarkan program kegiatan. Untuk Dokumen SPM LS akan dilengkapi dengan dokumen pendukung lainnya untuk selanjutnya langsung dikirim ke KPPN Jakarta. Setelah SPM LS diproses di KPPN Jakarta maka akan keluar SP2D dari KPPN untuk dibukukan disertai masuknya uang ke dalam rekening milik Bendahara Pengeluaran BPPT. Untuk Dokumen Bukti Kas akan diberi penomoran Bukti Kas, dibayarkan kepada yang berhak menerima oleh Bendahara dan juga dibukukan saat terjadi pembayaran. Setelah dibayarkan, maka Bukti Kas akan dibuatkan SPM GU dan dilengkapi dokumen pendukungnya untuk dikirim ke KPPN Jakarta. Proses selanjutnya menunggu SP2D keluar dari KPPN. Setelah SP2D keluar baik untuk Dokumen LS maupun UP akan dibukukan kembali oleh Bendahara kemudian di Foto Copy untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk keperluan rekonsiliasi. Jadi yang membedakan Pembayaran Uang Persedian (UP) dengan Pembayaran Langsung (LS) secara keseluruhan terdapat pada cara pembayarannya.

Pada pengelolaan penggajian yakni meliputi kegiatan Pembayaran Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PGPS), Pembayaran Uang Makan Pegawai, Pembayaran Tunjangan Kinerja, Pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas, Pembayaran kekurangan/Selisih Gaji (Rapel) dan Tunjangan- tunjangan lainnya serta layanan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran. Pada pengelolaan penggajian lebih kepada layanan untuk para pegawai BPPT.

Penyusun Laporan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil-Hasil

Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan data/informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan secara

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -21 independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan sebagai keputusan BPK.

Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan.

Setelah Rekomendasi atas LHP BPK diterima, maka dilanjutkan dengan membuat laporan dari jawaban-jawaban atau penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh BPPT sehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK.

Berdasarkan uraian penjelasan pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Biro Perencanaan dan Keuangan yang terkait kinerja laporan keuangan BPPT, diperoleh data capaian kinerja sebagai berikut.

Capaian kinerja Sekretariat Utama untuk Indikator Kinerja 2: Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target Opini WTP adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini :

Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi x 100% Target = Opini WTP x 100% = 100% Opini WTP Tabel 3.7

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IK 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -22

2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

Tabel 3.8

Perolehan Opini BPK atas Laporan Keuangan BPPT

Tahun Opini BPK 2016 WTP 2015 WDP 2014 WTP 2013 WDP 2012 WTP 2011 WTP 2010 WTP

3) Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis;

Realisasi kinerja tahun 2016, dimana BPPT memperoleh opini WTP telah sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretaris Utama Tahun 2016, yaitu Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP), dengan Opini WTP.

Selain itu, hasil penilaian Laporan Keuangan BPPT tahun 2016 ini yang memperoleh opini WTP juga sejalan dengan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Strategis Sekretaris Utama Tahun 2015-2019, dimana Indikator dan Target yang telah ditetapkan adalah Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Negara yang handal dimana Laporan Keuangan sesuai SAP dengan target WTP.

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -23

4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan

Kementerian/Lembaga lain

Realisasi hasil opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT jika dibanding dengan beberapa Kementerian/Lembaga lain dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 3.9

Perbandingan antara opini laporan keuangan BPPT dengan K/L lain

No. Kementerian/Lembaga Opini

1 KPK WTP 2 Kementerian Perdagangan WTP 3 BPPT WTP 4 LIPI WTP 5 BATAN WTP 6 BSN WTP

7 Kementerian Ristek & Dikti WDP

5) Analisis penyebab keberhasilan kinerja;

Analisis penyebab keberhasilan perolehan opini WTP sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Utama, adalah sebagai berikut:

 Komitmen dan Dukungan dari seluruh Pimpinan BPPT dan Pimpinan Satuan Kerja terhadap penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2015 (audited) yang transparan, akuntabel, taat peraturan dan tepat waktu.

 Dukungan dari tim Reviu dari Inspektorat yang telah melaksanakan tugas reviu terhadap Laporan Keuangan BPPT 2015 (unaudited) sehingga bisa terselesaikan secara efektif, efisien dan tepat waktu.

 Dukungan dari seluruh jajaran di lingkungan Satuan Kerja BPPT terhadap penyusunan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2015 (audited) terutama para petugas Sistem Akuntansi Instansi (SAI), petugas Barang Milik Negara (BMN) dan petugas Persediaan yang responsif terhadap kebutuhan data dan koreksi sesuai dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -24

Dalam dokumen LAKIP SETAMA 2016 full (Halaman 40-50)

Dokumen terkait