• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP SETAMA 2016 full

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP SETAMA 2016 full"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tim Penyusun

Pengarah :

Dr.Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng. Sekretaris Utama

Penanggungjawab :

Ir. Makmuri, MM.

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Ketua :

Ir. Irshan Zainuddin, M.Si.

Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja

Sekretaris :

Rizky Agung Wibowo, SE, ME.

Kepala Sub Bagian Pelaporan Kinerja

Anggota :

Drs. Rachmat Priambudi, MM.

Dr. Lindawati Wardani, BSEE., M.Tel.Eng. Drs. Walji Sugita, ME.

Drs. Dedy Roesmajadi, MM. Restuadi, SE, M.Si.

(3)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya Unit Kerja Sekretariat Utama dapat menyelesaikan penyusunan salah satu kewajibannya yaitu laporan Kinerja Tingkat Eselon I. Laporan Kinerja ini merupakan salah satu dari enam komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan diwajibkan kepada seluruh instansi pemerintah secara nasional baik untuk pemerintah Pusat (Kementerian dan Lembaga) maupun Daerah.

Kewajiban menyusun laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan amanat pemerintah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka setiap Instansi Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, diwajibkan untuk menyusun laporan kinerjanya. Sehubungan dengan amanat tersebut Unit Kerja Sekretariat Utama menyusun Laporan Kinerja Tahun 2016 ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Sekretaris Utama kepada Kepala BPPT atas pelaksanaan tugas pokok melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretaris Utama Tahun 2016.

Laporan Kinerja Sekretariat Utama (Setama) Tahun 2016 ini berisi mengenai pencapaian 1 (satu) sasaran kinerja Sekretariat Utama, yaitu :

 Sasaran Strategis : Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang

Bersih, Akuntabel dan Berkinerja Tinggi; dengan 3 (tiga) indikator kinerja yang digunakan yaitu:

1. Indeks Reformasi Birokrasi, dengan target BB;

2. Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target WTP;

(4)
(5)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Sekretariat Utama berpedoman pada Rencana Strategis BPPT Tahun 2015-2019, Rencana Strategis Sekretariat Utama 2015-2019 dan ketentuan-ketentuan terkait sistem AKIP khususnya ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Presiden melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan ketentuan yang diatur oleh Kementerian PAN dan RB melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara keseluruhan capaian kinerja Sekretariat Utama pada tahun 2016 dapat tercapai dengan baik. Sasaran yang terdapat dalam perjanjian kinerja menunjukkan hasil yang baik dengan tercapainya target sasaran sesuai yang ditetapkan. Adapun gambaran capaian kinerja sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut :

 Sasaran Strategis : Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih,

Akuntabel dan Berkinerja Tinggi; dengan 3 (tiga) indikator kinerja yang digunakan yaitu:

1. Indeks Reformasi Birokrasi, dengan target BB (>70-80). Berdasarkan hasil evaluasi sementara oleh Kementerian RB dan PAN nilai yang diperoleh adalah 73,47 (BB) dengan demikian target nilai BB tercapai, capaian kinerjanya 100%;

2. Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target WTP. Target tercapai dengan perolehan opini WTP, capaian kinerjanya 100%;

(6)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 iv 1.1.1 Latar Belakang Organisasi

I – 1

2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis BPPT Tahun 2015-2019

2.1.2 Rencana Strategis Sekretariat Utama Tahun 2015-2019

II – 1 II – 1

II – 4 2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setama Tahun 2016 II – 9 2.3. Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Utama Tahun 2016 II – 9

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT UTAMA TAHUN 2016 III – 1

3.1. Capaian Kinerja

3.1.1 Pengukuran Kinerja

III – 1 III – 1 3.1.2 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan IKU

(7)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Utama I – 4

Gambar 1.2 Komposisi SDM Setama Berdasarkan Tingkat Pendidikan I – 5 Gambar 1.3 Komposisi SDM Setama Berdasarkan Jabatan Fungsional I – 6

Gambar 3.1 Kontribusi BPPT Dalam Sistem Bisnis III – 5

Gambar 3.2 Peluang Kontribusi BPPT Dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional

III – 6

Gambar 3.3 Peningkatan Kontribusi Teknologi Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional

III – 7

Gambar 3.4 Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan BPPT Tahun 2015 III – 17 Gambar 3.5 Peningkatan Capaian Kinerja Menuju Target Akhir Sesuai

Dokumen Renstra

(8)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Distribusi SDM SETAMA Berdasarkan Tingkat Pendidikan I – 5 Tabel 1.2 Distribusi SDM SETAMA berdasarkan Jabatan Fungsional I – 6

Tabel Tabel

2.1 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program 2.2 Rencana Kinerja Tahunan Tingkat Eselon I

II – 8 II – 10

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tingkat Eselon I II – 11

Tabel 3.1 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon I III – 2

Tabel 3.2 Hasil Evaluasi Sementara RB BPPT III – 10

Tabel 3.3 Perbandingan Antara Target dengan Realisasi Kinerja IK 1 III – 11 Tabel 3.4 Perbandingan Antara Capaian Target Tahun ini Dengan Tahun

Sebelumnya

III – 11

Tabel 3.5 Target Nilai RB Dalam Renstra Setama 2015-2019 III – 12 Tabel 3.6 Penyebab Keberhasilan Pencapaian Target Nilai RB III – 13

Tabel 3.7 Perbandingan Antara Target dengan Realisasi Kinerja IK 2 III – 21 Tabel

Tabel

3.8 Perolehan Opini BPK Atas Laporan Keuangan BPPT

3.9 Perbandingan Antara Opini Laporan Keuangan BPPT Dengan

K/L Lain

III – 22 III – 23

Tabel 3.10 Hasil Penilaian AKIP BPPT III – 28

Tabel 3.11 Perbandingan Antara Target dengan Realisasi Kinerja IK 3 III – 29

Tabel 3.12 Nilai Evaluasi AKIP BPPT Per Tahun III – 29

(9)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Umum Organisasi

1.1.1. Latar Belakang Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada unit kerja-unit kerja di lingkungan BPPT. Sekretariat Utama merupakan salah satu dari enam Unit Organisasi (Tingkat eselon I) di BPPT yang mengalami perubahan pada Unit Kerja/Biro setingkat Eselon II yang dibawahinya. Empat biro yang berada di lingkungan Sekretariat Utama tersebut adalah Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Biro Hukum, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, dan Biro Umum. Selain empat biro tersebut terdapat empat Unit Kerja setingkat Eselon II yang secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretariat Utama, yaitu Inspektorat, Pusat Pelayanan Teknologi, Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Pusat Manajemen Informasi.

(10)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -2 daerah dan mitra lainnya), dan berbagai kegiatan administratif lainnya yang ditujukan untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, dan selalu berupaya untuk dapat menunjukkan kinerja terbaiknya, terutama dalam melaksanakan penugasan dari Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sesuai dengan yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris Utama.

Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Sekretaris Utama pada tahun 2016 adalah Laporan Kinerja Sekretaris Utama tahun 2016, dimana hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP, Penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas akuntabilitas kinerja secara berjenjang dengan tingkatan Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja; Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi; dan Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan. Laporan kinerja merupakan salah satu dari enam komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang berlaku dan diwajibkan kepada seluruh instansi pemerintah secara nasional baik untuk Pemerintah Pusat (Kementerian dan Lembaga) maupun Pemerintah Daerah.

(11)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -3 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja bertujuan untuk : (1) Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan (2) Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Oleh karena itu Sekretaris Utama sebagai salah satu Unit Organisasi Eselon I dibawah BPPT menyusun Laporan Kinerja tahun 2016 ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Sekretaris Utama kepada Kepala BPPT dan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya atas pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretaris Utama melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretaris Utama Tahun 2016.

1.1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

1. Kedudukan

Sekretariat Utama merupakan salah satu dari enam Unit Organisasi di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPPT.

2. Tugas

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT, tanggal 14 September 2015, Bab IV, Bagian Kesatu, pasal 7, Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya di lingkungan BPPT. 3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:

- Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan intergrasi di lingkungan BPPT;

(12)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -4 - Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi

dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, hukum, kerja sama, kehumasan, persuratan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga BPPT;

- Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan dan dokumen hukum lainnya yang berkaitan dengan tugas BPPT; - Pengkoordinasian penyusunan laporan BPPT.

1.1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 009 Tahun 2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BPPT, tanggal 14 September 2015, organisasi BPPT terdiri dari 6 unit organisasi (5 Deputi dan 1 Setama). Sesuai Lampiran Peraturan Kepala BPPT tersebut di atas, susunan organisasi Sekretariat Utama adalah seperti berikut :

Gambar 1.1

(13)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -5

1.1.4 Sumber Daya Manusia

Sekretariat Utama mempunyai sumber daya manusia (SDM) per Desember 2016 secara keseluruhan berjumlah 364 orang yang disajikan dalam tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Distribusi SDM SETAMA Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(14)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -6 Distribusi SDM SETAMA berdasarkan Jabatan Fungsional dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2

Distribusi SDM SETAMA berdasarkan Jabatan Fungsional

Per Desember 2016

Jabatan Fungsional Tertentu SETAMA Total

Analis Kepegawaian 13

Arsiparis 42

Dokter Gigi 1

Peneliti 2

Pengendali Dampak Lingkungan 1 Perancang Perundang-undangan 2

Komposisi SDM SETAMA berdasarkan Jabatan Fungsional Per Desember 2016

(15)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 I -7

1.2. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Sekretariat Utama BPPT Tahun 2016 berisi 4 Bab yaitu : Bab I. Pendahuluan

Berisi penjelasan umum organisasi (latar belakang organisasi, kedudukan, tugas, fungsi, struktur organisasi dan sumberdaya manusia), dan sistematika penyajian.

Bab II. Perencanaan Kinerja

Berisi Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setama Tahun 2016, dan Perjanjian Kinerja (PK) Setama Tahun 2016.

Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Berisi Capaian Kinerja (Pengukuran Kinerja dan Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama) dan Realisasi Anggaran.

Bab IV. Penutup

(16)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -1

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis BPPT Tahun 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, selanjutnya disebut RPJP Nasional, ditetapkan untuk memberikan arah dan merupakan acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif.

Dalam mengisi RPJP Nasional tersebut, Pemerintah telah menyusun RPJM ke-1, RPJM ke-2 dan pada RPJM ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

(17)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -2 Rencana Strategis merupakan suatu proses rencana yang berorientasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan berbagai kekuatan/potensi, hambatan dan peluang yang ada atau mungkin timbul. Dokumen Renstra memuat visi, misi, tujuan dan sasaran serta kebijakan dan program yang realistis selama periode 2015-2019. Renstra BPPT 2015-2019 disusun berdasarkan RPJMN 2015-2019. Penyusunan rencana strategis BPPT dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana strategis Sekretariat Utama mengacu dan sejalan dengan dokumen Renstra BPPT 2015-2019. Selanjutnya dokumen Renstra ini menjadi acuan masing-masing Unit Kerja di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat, Pusat Pelayanan Teknologi, Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Pusat Manajemen Informasi dalam menyusun rencana kegiatan dan anggaran. Renstra Sekretariat Utama BPPT 2015-2019 dalam implementasi setiap tahunnya dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan (Renja), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Perjanjian Kinerja (PK) dalam kurun waktu 2015- 2019.

Visi BPPT

Dalam rangka pencapaian Pembangunan Jangka Menengah khususnya untuk periode 2015-2019 maka visi BPPT adalah :

“Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”.

Misi BPPT

Upaya untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan melalui enam misi sebagai berikut :

(18)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -3 2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang

menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam.

3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi.

4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi informasi, energi, industri kimia, dan material.

5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.

6. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi.

Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program-program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi.

Sasaran Strategis

(19)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -4

Sasaran Strategis 1:

Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan

kemandirian bangsa.

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Inovasi yang dihasilkan,

2. Jumlah Rekomendasi yang dimanfaatkan.

Sasaran Strategis 2:

Terwujudnya layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.

Indikator Kinerja Sasaran Srategis 2 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Layanan Teknologi,

2. Indeks Kepuasan Masyarakat.

Sasaran Strategis 3:

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi.

Indikator Kinerja Sasaran Srategis 3 adalah sebagai berikut : 1. Indeks Reformasi Birokrasi,

2. Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK, dan 3. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja.

2.1.2 Rencana Strategis Sekretariat Utama Tahun 2015 – 2019

Memperhatikan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin muncul di kemudian hari, Sekretariat Utama wajib untuk membuat Rencana Strategis Sekretariat Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode tahun 2015-2019.

Untuk memenuhi pencapaian target BPPT yang dituangkan dalam Visi Misi BPPT, maka Misi yang terkait dengan Sekretariat Utama yaitu

“Melaksanakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Melalui Reformasi

(20)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -5

Tujuan :

Dalam rangka mencapai Sasaran Strategis “Terwujudnya

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja

tinggi” maka Tujuan Program di Sekretariat Utama adalah:

“Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi”.

Kinerja Utama dan Indikator

Tujuan Sekretariat utama yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi dan layanan teknologi, akan dicapai dengan sasaran :

“Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi”.

Pencapaian tujuan ini diukur dengan beberapa Indikator yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama:

1. Indeks Reformasi Birokrasi:

Ukuran Kinerja Sekretariat Utama terhadap kontribusi Reformasi Birokrasi BPPT dengan melakukan perubahan terhadap unsur-unsur Reformasi Birokrasi (8 area perubahan).

2. Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP):

Ukuran Kinerja Sekretariat Utama terhadap kontribusi dalam rangka pengelolaan keuangan dan aset negara yang meliputi ketaatan terhadap peraturan, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan. 3. Nilai evaluasi pelaksanaan SAKIP:

(21)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -6

Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program

Untuk mencapai tujuan program Sekretariat Utama, disusunlah sasaran program sebagai berikut :

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih,

akuntabel dan berkinerja tinggi”.

Ukuran keberhasilan atas program yang dilaksanakan sesuai tugas dan fungsi Sekretariat Utama dirincikan sesuai penjelasan di bawah ini:

 Indeks Reformasi Birokrasi, meningkatkan pengelolaan Sumberdaya manusia dan fasilitas untuk mendukung reformasi birokrasi dan layanan masyarakat, dicapai melalui peningkatan kualitas tata kelola birokrasi dan layanan masyarakat yang diindikasikan dengan (1) nilai Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan target nilai BB, dan (2) nilai indeks kepuasan masyarakat B.

 Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi, dicapai melalui terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi yang diindikasikan dengan (1) Penilaian atas laporan keuangan yang akuntabel oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan target

WTP, dan (2) terwujudnya penyelenggaraan administrasi kepemerintahan yang berkinerja, berkualitas dan akuntabel melalui pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan target Nilai Evaluasi AKIP BB.

(22)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -7 Keterkaitan antara sasaran strategis lembaga, tujuan program, sasaran program dan indikator kinerja unit organisasi Sekretariat Utama tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 2.1 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program.

Sedangkan proses aktivitas yang berlangsung di Sekretariat Utama dilaksanakan sesuai fungsi Sekretariat Utama sebagai berikut:

1. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BPPT; 2. pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis

BPPT;

3. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksanan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga BPPT;

4. pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas BPPT;

(23)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -8 Tabel 2.1

Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program

Sasaran Strategis Tujuan Program Sasaran Program Indikator Kinerja

(24)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -9

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretaris Utama Tahun 2016

Berdasarkan PermenPAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Evaluasi AKIP Tahun 2012, disebutkan bahwa komponen Perencanaan Kinerja mempunyai Sub Komponen Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja.

Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan sasaran-sasaran kinerja program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Rencana Kinerja Tahunan Sekretaris Utama tahun 2016 disajikan dalam tabel 2.2.

2.3. Perjanjian Kinerja (PK) Sekretaris Utama Tahun 2016

(25)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -10 Tabel 2.2

Rencana Kinerja Tahunan Tingkat Eselon I

Nama Eselon I : Sekretariat Utama (Setama)

Tahun Anggaran : 2016

No Sasaran Program Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1 Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih,

Akuntabel dan Berkinerja Tinggi

Indeks Reformasi Birokrasi BB

Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP)

WTP

(26)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 II -11 Tabel 2.3

Perjanjian Kinerja Tingkat Eselon I

Nama Eselon I : Sekretariat Utama (Setama)

Tahun Anggaran : 2016

No Sasaran Program Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1 Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih,

Akuntabel dan Berkinerja Tinggi

Indeks Reformasi Birokrasi BB

Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP)

WTP

Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP BB

Jumlah Total Anggaran : Rp. 540.399.950.000,-

Program :

1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPPT. 2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPPT

(27)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -1

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT UTAMA

3.1 Capaian Kinerja

3.1.1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program ditetapkan dalam mewujudkan tujuan dan visi instansi pemerintah. Proses ini berupa penilaian pencapaian setiap target kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan Sekretariat Utama dalam pencapaian tujuan.

(28)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -2

3.1.2. Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan IKU

Berikut ini disajikan rekapitulasi atas pengukuran kinerja Sekretariat Utama (Eselon I).

Tabel 3.1

REKAPITULASI PENGUKURAN KINERJA TINGKAT ESELON I

Unit Organisasi/Eselon I : Sekretariat Utama

Tahun Anggaran : 2016

Sasaran Program Indikator Kinerja Target Satuan Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

TerwujudnyaPenyelenggara an Pemerintah yang Bersih, Akuntabel dan Berkinerja Tinggi

Indeks Reformasi Birokrasi BB Nilai BB 100

Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan

BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP) WTP Opini Opini WTP 100

Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP BB Nilai BB 100

(29)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -3

3.1.2.1 Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Program

Pengukuran Capaian Sasaran Program yaitu TerwujudnyaPenyelenggaraan Pemerintah yang Bersih, Akuntabel dan Berkinerja Tinggi; dengan tiga Indikator kinerja yang digunakan yaitu :

1. Indeks Reformasi Birokrasi, dengan target BB.

2. Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target WTP.

3. Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP, dengan target BB.

Penjelasan Capaian masing-masing Indikator Kinerja adalah sebagai

berikut:

Indikator Kinerja 1: Indeks Reformasi Birokrasi, dengan target BB.

Reformasi Birokrasi merupakan suatu perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama yang menyangkut aspek kelembagaan, sumber daya aparatur, ketatalaksanaan (business process), pengawasan, akuntabilitas, dan pelayanan publik sehingga mampu meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas, transparansi, disiplin, dan etos kerja pegawai.

Gelombang globalisasi dan lingkungan strategis mengakibatkan perubahan ekspektasi internal maupun eksternal atas kinerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Laju perubahan atas tuntutan tersebut berakibat pada semakin sulitnya organisasi dalam memenuhi harapan internal dan eksternal sehingga teridentifikasi berbagai permasalahan yang mendasar sebagai berikut:

1. Kontribusi BPPT dalam penanggulangan berbagai krisis nasional masih belum memberikan dampak yang signifikan untuk memperkuat fungsi dan peran BPPT secara nasional;

2. Perencanaan program BPPT masih tampak kurang fokus pada satu kesatuan visi, misi, tujuan dan sasaran;

(30)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -4 mencapai sukses dalam kerangka tata kerja kerekayasaan belum optimal;

4. Sistem penghargaan berdasarkan kinerja dalam asas keadilan belum sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan;

5. Budaya organisasi yang mampu mewadahi dan meningkatkan komitmen para pegawai dalam melaksanakan tupoksi belum diterapkan secara efektif;

Permasalahan tersebut diatasi melalui strategi reformasi birokrasi.

Reformasi birokrasi adalah suatu program perubahan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dengan demikian program reformasi birokrasi akan selalu berhadapan dengan tingginya resistensi dari dalam organisasi yang merupakan tantangan bagi manajemen perubahan.

Bagi BPPT reformasi birokrasi memang bukan suatu pilihan, melainkan suatu keharusan. Sehingga perlu dipersiapkan Program Reformasi Birokrasi BPPT secara holistik. Tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi perlu mempertimbangkan 5 faktor pencapaian sukses sebagai berikut:

1. Adanya dukungan Manajemen Puncak (sponsorship);

2. Adanya Keterlibatan Semua Pegawai (employee involvement); 3. Ketersedian Saluran Komunikasi;

4. Adanya Dukungan Budaya Organisasi; dan 5. Keberadaan Agen Perubahan.

BPPT adalah Lembaga Pemerintah dalam satu kesatuan sistem Pemerintahan RI yang melaksanakan Tugas Pemerintahan/ Pelayanan Publik melalui Perekayasaan Teknologi. Dalam penguatan posisinya, BPPT diharapkan mampu menjalankan tugas secara efektif dalam sistem pemerintahan dan berperan:

(31)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -5 2. Sebagai Mitra Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam

memberikan input bagi Kebijakan dan Program pemerintah dalam hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan.

3. Sebagai Mitra Industri BUMN/BUMND dan Swasta Nasional dalam mengembangkan dan meningkatkan daya saing melalui rantai pertambahan nilai pada proses industri (industrial value added chain).

Peran BPPT dalam sistem pemerintahan tersebut harus menjadi elemen penting dalam kajian dan perumusan Konsep Dasar Blue-Print Birokrasi BPPT 2025.

Gambar 3.1

Kontribusi BPPT Dalam Sistem Bisnis

(32)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -6 Ketigabelas layanan teknologi tersebut di atas menghasilkan 3 nilai layanan sebagai berikut:

1. Technology State of The Art

Berkontribusi dalam melahirkan teknologi unggul untuk berbagai kepentingan bagi para pemangku kepentingan

2. Membangun kemandirian Bangsa

Berkontribusi dalam program subtitusi teknologi untuk memperkecil ketergantungan dalam rangka meningkatkan kemandirian bangsa

3. Meningkatkan Daya Saing Industri

Berkontribusi dalam program peningkatan rantai pertambahan nilai untuk meningkatkan daya saing industri

Peluang kontribusi keterlibatan dan peran BPPT dalam tugas Perekayasaan Teknologi perlu dirumuskan dalam perspektif Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagaimana yang tergambar pada diagram di bawah ini.

Gambar 3.2

Peluang Kontribusi BPPT Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional

Peran BPPT dalam pembangunan ekonomi nasional diwujudkan melalui peluang peningkatkan kontribusi teknologi sebagai salah satu komponen pertumbuhan ekonomi (GDP), sebagaimana berikut :

1. Factor Driven/RPJM ke-1 (2005-2009)

(33)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -7 tergantung pada faktor sumber daya alam, peluang kontribusi BPPT dilakukan melalui partisipasi penataan sistem dan roadmap pengembangan industri nasional dalam upaya peningkatan daya saing nasional.

2. Factor Efficiency Driven/RPJM ke-2 (2010-2014) s.d RPJM ke-3 (2015-2019).

Pada kondisi dimana pertumbuhan ekonomi nasional sudah mulai bertumpu pada faktor teknologi, peluang kontribusi BPPT dilakukan melalui pembangunan jejaring kemitraan sistem pemerintahan dan industri dalam rangka peningkatan daya saing nasional untuk memacu tumbuh dan kembangnya industri nasional melalui proses Perekayasaan Teknologi, proses Alih Teknologi, proses Komersialisasi Teknologi dan proses Audit Teknologi.

3. Innovation Driven/RPJM ke-4 (2020-2024)

Pada kondisi dimana pertumbuhan ekonomi nasional telah bertumpu pada kemampuan IPTEK yang makin maju dalam sistem inovasi nasional untuk menciptakan keunggulan kompetitif, peluang kontribusi BPPT adalah membangun kemitraan internasional untuk kepentingan peningkatan daya saing nasional dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 3.3

(34)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -8 Pada akhir fase transisi pembangunan eknonomi nasional (Innovation Driven), kontribusi teknologi pada komponen pertumbuhan ekonomi diharapkan akan meningkat mencapai 3 % dari kondisi awal yang hanya sebesar 1,2 %.

Uraian tentang dasar-dasar kepentingan positioning, peran dan peluang kontribusi BPPT dalam perspektif Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional menjadi konsep dasar kajian Postur Birokrasi BPPT 2025.

Kajian kesenjangan antara kondisi saat ini (Tahun 2015) dan kondisi yang diharapkan pada Postur Birokrasi 2025 adalah area perubahan dan pengembangan yang menjadi dasar strategi Reformasi Birokrasi di BPPT untuk mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance).

Program Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPP) merupakan amanat UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJN 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2011 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014. Selain menjalankan amanat tersebut di atas, Reformasi Birokrasi bagi BPPT merupakan suatu kebutuhan dalam melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama yang menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya aparatur sehingga mampu meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas, transparansi dan akuntabilitas birokrasi serta disiplin dan etos kerja pegawai dan pelayanan prima.

(35)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -9 konkrit perbaikan kualitas penyelenggaraan birokrasi melalui 8 (delapan) area perubahan, yaitu :

1. Program manajemen perubahan 2. Penguatan sistem pengawasan 3. Penguatan akuntabilitas kinerja 4. Penguatan kelembagaan 5. Penataan tatalaksana

6. Penguatan sistem manajemen SDM 7. Penataan peraturan perundang-undangan 8. Penguatan kualitas pelayanan publik,

dengan sasarannya adalah :

- Birokrasi yang bersih dan akuntabel - Birokrasi yang efektif dan efisien

- Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Upaya-upaya perbaikan penyelenggaraan birokrasi di BPPT membutuhkan waktu, dan bukan sesuatu yang bersifat instan. Strategi dalam upaya menjaga kesinambungan pelaksanaan program reformasi birokrasi di lingkungan BPPT adalah sebagai berikut:

1. Memelihara dan atau meningkatkan/memperkuat area perubahan yang sudah mencapai kemajuan, sehingga terjadi perbaikan berkelanjutan. 2. Melanjutkan upaya-upaya perubahan dengan melanjutkan

langkah-langkah perubahan positif yang sedang berlangsung terhadap seluruh aspek-aspek dalam area perubahan secara konsisten sebagai upaya untuk mempercepat keberhasilannya.

3. Mengidentifikasi masalah lain dan mencari solusi pemecahannya untuk menjawab secara cepat berbagai permasalahan baru yang muncul dalam penyelenggaraan pemerintahan.

(36)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -10 Adapun hasil capaian pelaksanaan program Reformasi Birokrasi BPPT pada tahun 2016, sebagai hasil evaluasi sementara oleh Kementerian PAN dan RB adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Hasil Evaluasi Sementara RB BPPT

No Area Hasil yang Diharapkan Nilai maks

Nilai sementara

A. Komponen Pengungkit : 60 43,65

1 Manajemen Perubahan persamaan persepsi, komitmen, onsistensi serta keterlibatan seluruh pegawai

5 3.78 2 Penataan Peraturan

Perundang-undangan

kualitas regulasi yang lebih tertib,harmonis dan kondusif

5 2.71 3 Penataan Dan

Penguatan Organisasi

ketepatan ukuran, ketepatan fungsi, dan sinergisme kelembagaan

6 4.18 4 Penataan Tatalaksana penerapan sistem, proses & prosedur kerja

yg jelas, efektif & efisien

5 3.76 5 Penataan Sistem

Manajemen SDM

SDM yang profesional, netral, dan sejahtera

Penyelenggaraan pemerintah yg bersih dan bebas KKN

12 7.50 8 Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

6 3.89

B. Komponen Hasil 40 29,82

1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 20 14.36 2 Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 10 7.46 3 Kualitas pelayanan publik 10 8,0

TOTAL 100 73,47

BB

Berdasarkan uraian capaian pelaksanaan program Reformasi Birokrasi BPPT tahun 2016 tersebut di atas, maka penjelasan Capaian kinerja Sekretariat Utama untuk Indikator Kinerja 1.: Indeks Reformasi Birokrasi, dengan target BB, adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini :

(37)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -11 Tabel 3.3

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IK 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Indeks Reformasi Birokrasi BB BB 100%

2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun

ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

Hasil evaluasi Kementerian PAN dan RB terhadap pelaksanaan RB BPPT tahun 2016 telah mengalami peningkatan dibanding nilai pada tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 3.4

Perbandingan antara capaian target tahun ini dengan tahun sebelumnya

Tahun Penilaian /

Tahun Pelaksanaan Nilai Capaian

2014 / 2013 55 CC

2015 / 2014 67,58 B

2016 / 2015 73,47 *) BB

*) Hasil Penilaian Sementara

3) Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

perencanaan strategis;

Realisasi kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi BPPT sesuai hasil evaluasi sementara Kementerian PAN dan RB tahun 2016 sebesar 73,47 ini sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana strategis Sekretariat Utama, yaitu nilai 73 pada tahun 2016.

(38)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -12 Tabel 3.5

Target Nilai RB dalam Renstra Setama 2015-2019

Tahun Target Kategori

2015 70 B

2016 73 BB

2017 76 BB

2018 79 BB

2019 82 BB

4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan

Kementerian/Lembaga lain;

Mengingat hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT tahun ini masih bersifat penilaian sementara, dan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian/Lembaga lainnya juga belum diterbitkan oleh Kementerian PAN dan RB, maka pada LAKIP Sekretariat Utama ini perbandingan realisasi kinerja RB BPPT dengan Kementerian/Lembaga lain tidak dapat ditampilkan.

5) Analisis penyebab keberhasilan kinerja;

Mengacu kepada hasil sementara evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT, beberapa hal yang dapat disebut menjadi penyebab keberhasilan pencapaian target dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa area perubahan yang mengalami peningkatan kinerjanya meliputi :

i. Manajemen perubahan ii. Penataan tata Laksana

iii. Penataan Sistem Manajemen SDM iv. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

(39)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -13 Tabel 3.6

Penyebab Keberhasilan Pencapaian Target Nilai RB

No Area Nilai

1 Manajemen Perubahan 5 3.53 3.78 Sosialisasi dokumen roadmap sudah terlaksana, Agen Perubahan sudah

4 Penataan Tatalaksana 5 3.47 3.76 Peta proses bisnis dan SOP sudah disusun pada beberapa unit kerja.

5 Penataan Sistem Manajemen SDM

15 12.36 13.74 Penerapan proses penerimaan cpns dengan CAT, promosi jabatan terbuka, kode etik BPPT untuk penetapan sanksi pegawai.

6 Penguatan

Akuntabilitas Kinerja

6 3.53 4.02 Peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja sudah dilakukan. Pemantauan kinerja sudah mulai menggunakan elektronik. 7 Penguatan

Pengawasan

12 6.50 7.50 BPPT telah menetapkan unit kerja pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

6 3.89 3.89

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

a. Analisis efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

- Optimalisasi penggunaan SDM pada posisi dan kompetensi yang sesuai

- Melaksanakan koordinasi secara berkala terkait area yang menjadi perhatian

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya anggaran - Perencanaan kegiatan dilakukan secara matang

(40)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -14

7) Analisis program/kegiatan yang menyebabkan keberhasilan

pencapaian perjanjian kinerja;

Mengacu kepada hasil sementara evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT, beberapa area perubahan yang dapat disebut menjadi penyebab keberhasilan pencapaian target dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa area perubahan yang berkontribusi terhadap keberhasilan pencapaian kinerja meliputi :

i. Manajemen perubahan ii. Penataan tata Laksana

iii. Penataan Sistem Manajemen SDM iv. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

v. Penguatan Pengawasan

Indikator Kinerja 2: Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target Opini WTP.

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) No. 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi, dan pelaporan keuangan. Secara umum, Biro Perencanaan dan Keuangan berfungsi mengkoordinir penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, verifikasi pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan atas seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPPT.

(41)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -15 Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memenuhi karateristik kualitatif yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Hal tersebut yang menjadi kaidah yang dipegang teguh Biro Perencanaan dan Keuangan dalam menyusun laporan keuangan.

Proses penyusunan laporan keuangan di Biro Perencanaan dan Keuangan BPPT diawali di Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan yang melakukan proses verifikasi dan pengujian berkas yang akan dibayar dan atau dikirim ke Kementerian Keuangan. Hal ini berkaitan dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan, agar berkas yang diproses dan dibayar telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melaksanakan proses penginputan dokumen pertanggungjawaban dan penyusunan pelaporan keuangan. Dalam membantu melaksanakan pelaporan keuangan dipergunakan aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian Keuangan.

Kegiatan di atas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan terhadap laporan keuangan satuan kerja BPPT. Salah satu kinerja BPPT tercermin dari laporan keuangan konsolidasi seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Untuk mendapatkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, maka laporan keuangan setiap satuan kerja di lingkungan BPPT juga harus baik. Untuk menyusun laporan keuangan masing-masing satuan kerja yang baik diperlukan pembinaan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT.

(42)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -16 Untuk menyusun laporan keuangan yang baik juga diperlukan internal

control yang baik pula. Internal control yang baik ini harus tertuang dalam

Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah (SPIP). SPIP ini harus dilaksanakan oleh semua unsur dalam organisasi. Dengan demikian maka laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Harus disadari bahwa untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, diperlukan setiap unsur laporan keuangan masing-masing satuan kerja bekerja dengan baik. Disinilah peran Biro Perencanaan dan Keuangan sangat besar dengan melakukan penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan melakukan pembinaan terhadap seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT.

(43)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -17 Gambar 3.4

(44)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -18

Penyusunan Laporan Keuangan BPPT yang Transparan, Akuntabel dan Taat Peraturan

Hasil dari proses pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BPPT adalah Laporan Keuangan BPPT. Pembuatan Laporan Keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan atas aktivitas pengelolaan anggaran di BPPT.

Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan (KK,SAP,2005).

Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (KK,SAP,2005).

Melakukan Rekonsiliasi Internal Data Keuangan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan BPPT

Salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan adalah pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan. Rekonsiliasi internal data keuangan dilakukan antara data keuangan pada 18 (delapan belas) satuan kerja dan 1 (satu) Badan Layanan Umum (BLU) di lingkungan BPPT dengan data di instansi pusat.

(45)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -19 Untuk tahun 2016 ini, pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan dilaksanakan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 BPPT dan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Semester 1 Tahun 2016 BPPT.

Hasil dari pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan ini adalah berupa Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang ditandatangani oleh pihak terkait, yaitu petugas penyusun laporan keuangan satuan kerja, petugas penyusun laporan keuangan lembaga, dan tim inspektorat, jika dilakukan reviu terhadap laporan keuangan yang disusun.

Tujuan dari pelaksanaan rekonsiliasi internal BPPT adalah untuk meneliti keakuratan pencatatan data akuntansi antara transaksi keuangan yang dilakukan oleh satker-satker di lingkungan BPPT dengan yang dilakukan oleh Bendahara Umum Negara dalam hal ini rekonsiliasi dilaksanakan dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (DAPK) yang dilaksanakan tiap semester.

Penyusunan Laporan Pengelolaan Verifikasi

Ruang lingkup proses verifikasi meliputi semua kegiatan yang diberikan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri dari proses verifikasi atas dokumen yang masuk, yang mencakup 5 (lima) aspek berikut : aspek ketersediaan dana/anggaran, aspek ketepatan tujuan pengeluaran, aspek kebenaran pembebanan anggaran, aspek kebenaran tagihan, dan aspek kelengkapan bukti pengeluaran dan dokumen pendukungnya, serta melakukan monitoring atas penyerapan anggaran. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan verifikasi di Biro Perencanaan dan Keuangan adalah dokumen tagihan yang telah selesai diverifikasi dengan tepat waktu, serta tercapainya pelayanan verifikasi yang optimal.

Melakukan Laporan Pengelolaan Perbendaharaan

(46)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -20 dan Pembayaran Langsung (LS), dokumen yang telah diterima dari kordinator penguji Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan akan diterima oleh P3SPM untuk diklasifikasikan Bukti Kas (UP) dan SPM LS (LS) yang selanjutnya untuk ditandatangani dan diparaf lalu untuk diserahkan ke masing-masing Bendahara (Pengeluaran dan BPP) berdasarkan program kegiatan. Untuk Dokumen SPM LS akan dilengkapi dengan dokumen pendukung lainnya untuk selanjutnya langsung dikirim ke KPPN Jakarta. Setelah SPM LS diproses di KPPN Jakarta maka akan keluar SP2D dari KPPN untuk dibukukan disertai masuknya uang ke dalam rekening milik Bendahara Pengeluaran BPPT. Untuk Dokumen Bukti Kas akan diberi penomoran Bukti Kas, dibayarkan kepada yang berhak menerima oleh Bendahara dan juga dibukukan saat terjadi pembayaran. Setelah dibayarkan, maka Bukti Kas akan dibuatkan SPM GU dan dilengkapi dokumen pendukungnya untuk dikirim ke KPPN Jakarta. Proses selanjutnya menunggu SP2D keluar dari KPPN. Setelah SP2D keluar baik untuk Dokumen LS maupun UP akan dibukukan kembali oleh Bendahara kemudian di Foto Copy untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk keperluan rekonsiliasi. Jadi yang membedakan Pembayaran Uang Persedian (UP) dengan Pembayaran Langsung (LS) secara keseluruhan terdapat pada cara pembayarannya.

Pada pengelolaan penggajian yakni meliputi kegiatan Pembayaran Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PGPS), Pembayaran Uang Makan Pegawai, Pembayaran Tunjangan Kinerja, Pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas, Pembayaran kekurangan/Selisih Gaji (Rapel) dan Tunjangan-tunjangan lainnya serta layanan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran. Pada pengelolaan penggajian lebih kepada layanan untuk para pegawai BPPT.

Penyusun Laporan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil-Hasil

Pemeriksaan

(47)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -21 independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan sebagai keputusan BPK.

Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan.

Setelah Rekomendasi atas LHP BPK diterima, maka dilanjutkan dengan membuat laporan dari jawaban-jawaban atau penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh BPPT sehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK.

Berdasarkan uraian penjelasan pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Biro Perencanaan dan Keuangan yang terkait kinerja laporan keuangan BPPT, diperoleh data capaian kinerja sebagai berikut.

Capaian kinerja Sekretariat Utama untuk Indikator Kinerja 2: Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP), dengan target Opini WTP adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini :

Prosentase

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IK 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT (kesesuaian dengan SAI dan SAP)

(48)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -22

2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun

ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

Tabel 3.8

Perolehan Opini BPK atas Laporan Keuangan BPPT

Tahun Opini BPK

2016 WTP

2015 WDP

2014 WTP

2013 WDP

2012 WTP

2011 WTP

2010 WTP

3) Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

perencanaan strategis;

Realisasi kinerja tahun 2016, dimana BPPT memperoleh opini WTP telah sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretaris Utama Tahun 2016, yaitu Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP), dengan Opini WTP.

(49)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -23

4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan

Kementerian/Lembaga lain

Realisasi hasil opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT jika dibanding dengan beberapa Kementerian/Lembaga lain dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 3.9

Perbandingan antara opini laporan keuangan BPPT dengan K/L lain

No. Kementerian/Lembaga Opini

1 KPK WTP

2 Kementerian Perdagangan WTP

3 BPPT WTP

4 LIPI WTP

5 BATAN WTP

6 BSN WTP

7 Kementerian Ristek & Dikti WDP

5) Analisis penyebab keberhasilan kinerja;

Analisis penyebab keberhasilan perolehan opini WTP sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Utama, adalah sebagai berikut:

 Komitmen dan Dukungan dari seluruh Pimpinan BPPT dan Pimpinan Satuan Kerja terhadap penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2015 (audited) yang transparan, akuntabel, taat peraturan dan tepat waktu.

 Dukungan dari tim Reviu dari Inspektorat yang telah melaksanakan tugas reviu terhadap Laporan Keuangan BPPT 2015 (unaudited) sehingga bisa terselesaikan secara efektif, efisien dan tepat waktu.

(50)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -24

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

a. Analisis efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

- Alokasi dan penempatan SDM yang menangani laporan keuangan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan

- Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan seluruh Satker yang terkait

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya anggaran - Perencanaan kegiatan dilakukan secara matang

7) Analisis program/kegiatan yang menyebabkan keberhasilan

pencapaian perjanjian kinerja

Beberapa kegiatan yang menjadi penunjang keberhasilan pencapaian target adalah diantaranya:

- Sosialisasi tentang SAI dan SAP kepada seluruh unit kerja/satuan kerja

- Rekonsiliasi laporan keuangan secara terpadu dengan seluruh unit kerja/satuan kerja.

Indikator Kinerja 3: Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP, dengan target BB.

(51)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -25 Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang dengan tingkatan: Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja; Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi; dan Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga. Penyelenggaraan SAKIP meliputi : Rencana Strategis; Perjanjian Kinerja; Pengukuran Kinerja; Pengelolaan Data Kinerja; Pelaporan Kinerja; dan Reviu dan Evaluasi Kinerja.

Tujuan Sistem AKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Sedangkan sasaran dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah:

1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah.

3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Penyelenggaraan SAKIP ini dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah laporan kinerja yang berkualitas serta selaras dan sesuai dengan tahapan-tahapan meliputi :

1. Rencana Strategis

(52)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -26 menjadi dokemen perencanaan untuk arah pelaksanaan program dan kegiatan dan menjadi landasan dalam penyelenggaraan SAKIP.

2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja selain berisi mengenai perjanjian penugasan/pemberian amanah, juga terdapat sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang diperjanjikan untuk dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun serta memuat rencana anggaran untuk program dan kegiatan yang mendukung pecapaian sasaran strategis.

3. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan langkah untuk membandingkan realisasi kinerja dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam lembar/dokumen perjanjian kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan. Pengukuran kinerja dilakukan oleh penerima tugas atau penerima amanah pada seluruh instansi pemerintah.

4. Pengelolaan Kinerja

Pengelolaan kinerja merupakan proses pencatatan/registrasi, penatausahaan dan penyimpanan data kinerja serta melaporkan data kinerja. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan kebutuhan instansi pemerintah sebagai kebutuhan manajerial, data/laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah.

5. Pelaporan Kinerja

(53)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -27 Laporan Kinerja Interim dan Laporan Kinerja Tahunan. Laporan Kinerja Tahunan paling tidak memuat perencanaan strategis, pencapaian sasaran strategis instansi pemerintah, realisasi pencapaian sasaran strategis dan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja.

6. Reviu dan Evaluasi Kinerja

Reviu merupakan langkah dalam rangka untuk meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan. Reviu tersebut dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan hasil reviu berupa surat pernyataan telah direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Sedangkan evalusi kinerja merupakan evaluasi dalam rangka implementasi SAKIP di instansi pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pelaksanaan evaluasi berpedoman Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan hasil evaluasi sementara yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPPT tahun 2015, diperoleh hasil nilai 70,20 (BB).

(54)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -28 berorientasi pada hasil BPPT sudah menunjukkan hasil yang baik namun demikian masih memerlukan beberapa perbaikan.

Rincian hasil penilaian sementara oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPPT tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10

Hasil Penilaian AKIP BPPT

Komponen Yang Dinilai 2015 2016

(sementara)

Tingkat Akuntabilitas Kinerja B BB

Hasil evaluasi ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja yaitu Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP, dengan target BB.

Capaian kinerja Sekretariat Utama untuk Indikator Kinerja 3 : Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP, dengan target BB, adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini :

(55)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -29 Tabel 3.11

Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja IK 3

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Nilai Evaluasi Pelaksanaan

SAKIP BB BB 100

2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun

ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

Table 3.12

Nilai Evaluasi AKIP BPPT per Tahun

Tahun Nilai AKIP

2016 70,20 BB

2015 68,14 B

2014 67,07 B

2013 65,14 B

2012 62,39 CC

2011 61,90 CC

2010 61,59 CC

3) Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

Perencanaan Strategis;

Realisasi kinerja tahun 2016 sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja BPPT 2016, yaitu Nilai Evaluasi Pelaksanaan SAKIP BPPT, dengan target BB (>70-80).

(56)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -30 Target Nilai Evaluasi AKIP yang telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Strategis BPPT 2015-2019 adalah sebagai berikut :

- Target Nilai AKIP Kategori B pada Tahun 2015 - Target Nilai AKIP Kategori BB pada Tahun 2016 - Target Nilai AKIP Kategori BB pada Tahun 2017 - Target Nilai AKIP Kategori BB pada Tahun 2018 - Target Nilai AKIP Kategori BB pada Tahun 2019

Gambar 3.5

Peningkatan Capaian Kinerja

Menuju Target Akhir Sesuai Dokumen Renstra

4) Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan

Kementerian/Lembaga lain

Mengingat hasil evaluasi AKIP BPPT tahun ini masih bersifat penilaian sementara, dan hasil evaluasi AKIP Kementerian/Lembaga lainnya juga belum diterbitkan oleh Kementerian PAN dan RB, maka pada LAKIP Sekretariat Utama ini perbandingan realisasi kinerja pelaksanaan AKIP BPPT dengan Kementerian/Lembaga lain tidak dapat ditampilkan.

5) Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja;

(57)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -31  Komitmen dan dukungan yang kuat dari Pimpinan BPPT terhadap

penyelenggaraan SAKIP di lingkungan BPPT.

 Komitmen dan dukungan dari seluruh Pimpinan dan Manajemen

Unit Kerja terhadap penyelenggaraan SAKIP di lingkungan BPPT dan di Unit kerja.

 Dukungan pihak-pihak eksternal yang terkait dengan penyelenggaraan SAKIP di lingkungan BPPT.

 BPPT, yang dalam hal ini diwakili oleh Sekretariat Utama, memiliki

SDM yang kompeten dalam penyelenggaraan SAKIP di BPPT, yang meliputi : penyusunan Rencana strategis; penetapan Perjanjian Kinerja; pelaksanaan Pengukuran Kinerja; Pengelolaan data Kinerja; Pelaporan Kinerja;dan Reviu dan evaluasi Kinerja.

6) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

b. Analisis efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia

- Alokasi dan penempatan SDM yang menangani laporan akuntabilitas kinerja di unit kerja/satuan kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan

- Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan seluruh Satker yang terkait

c. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya anggaran - Perencanaan kegiatan dilakukan secara matang

7) Analisis program/kegiatan yang menyebabkan keberhasilan

pencapaian perjanjian kinerja

Mengacu kepada hasil sementara evaluasi AKIP di BPPT, beberapa kegiatan yang menjadi penunjang keberhasilan pencapaian target adalah diantaranya:

- Sosialisasi tentang Peraturan perundang-undangan terkait SAKIP kepada seluruh unit kerja/satuan kerja

(58)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -32

3.2 Realisasi Anggaran

Anggaran Sekretariat Utama BPPT pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 588.753.789.000,- dengan realisasi akhir penggunaan anggaran sebesar Rp. 565.175.042.794,-, sehingga dengan demikian prosentase capaian realisasi penggunaan anggaran adalah sebesar 96%.

Tabel 3.13

Realisasi Anggaran (Dalam Ribuan Rupiah)

Pagu

Anggaran

Realisasi

Anggaran

Prosentase

Capaian (%)

588.753.789.000 565.175.042.794 96

3.3 Kinerja Lainnya

(59)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -33 3.3.2 Penghargaan dari Kementerian Keuangan atas Keberhasilan BPPT

Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan Capaian standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.

(60)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -34 3.3.4 Penghargaan dari Komisi Informasi Puisat kepada BPPT sebagai

Peringkat 5 Kategori Lembaga Negara & Lembaga Negara Non Kementerian, pada Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2016.

(61)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -35 3.3.6 Penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada

BPPT sebagai Peringkat 2 Kelompok Lembaga Pemerintah Non Kementerian, pada Pemeringkatan e-Government Indonesia (PEGI).

No LPNK

DIMENSI NILAI

RATA-RATA

KATEGORI

KEBIJAKAN KELEMBAGAAN INFRASTRUKTUR APLIKASI PERENCANAAN

1 BPS 3.30 3.20 3.40 3.50 3.40 3.36 BAIK

2 BPPT 3.40 3.40 3.53 3.23 3.20 3.35 BAIK

3 BIG 3.30 3.50 3.40 2.90 3.10 3.24 BAIK

4 BMKG 3.33 3.13 3.00 3.20 3.27 3.19 BAIK

5 LKPP 3.53 2.23 3.07 3.80 2.87 3.16 BAIK

3.3.7 Penghargaan dari Direktorat Keamanan Informasi - Kementerian Komunikasi dan Informartika kepada BPPT sebagai Peringkat 2 dari 57 instansi pemerintah dan BUMN, pada Pemeringkatan Keamanan Informasi (KAMI).

PERINGKAT LEMBAGA

1 Batan

2 BPPT

3 IDSIRTI/CC

(62)

LKIP Sekretariat Utama - 2016 III -36 3.3.8 BPPT ditunjuk oleh BKN sebagai LPNK pertama yang akan

menerapkan proses Kenaikan Pangkat dan Pensiun Otomatis (KPPO).

KPPO adalah layanan berbasis online yang akan mempermudah setiap PNS dalam mengajukan usulan pangkat reguler dan pensiun, tanpa banyak menyiapkan persyaratan dokumen -less paper- sehingga seluruh proses berjalan dengan singkat.

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 1.2
tabel 1.2 berikut :
Tabel 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang ditindaklanjuti dengan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2015 disusun berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang

7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi