• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Program PMI Cabang Medan

BAB V ANALISA DATA

V. 4 Analisis Program PMI Cabang Medan

Dilihat dari kenyataan dilapangan yang peneliti dapatkan dari hasil penelusuran dokumen, pengamatan dan hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa belakangan ini nama PMI lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya karena transfusi darahnya tetapi juga respon PMI terhadap bencana di beberapa daerah. Selain menangani masalah bencana, PMI juga aktif dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dengan bebera program yang ada di PMI Cabang. Seperti program HIV & AIDS PMI Cabang yang telah berjalan tiga tahun.

PMI juga aktif melakukan kampanye pencegahan flu burung yang didukung oleh Palang Merah Amerika dan USAID yang mencakup sembilan kabupaten/kota di daerah Sumatera Utara khususnya kota Medan. Sasaran utama kampanye adalah kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak flu burung, seperti pedagang ayam, peternak unggas, ibu rumah tangga dan anak sekolah.

Diharapkan setelah program ini berjalan masyarakat sadar mengenai pentingnya hidup sehat. Program pengurangan resiko terhadap Bencana berbasis masyarakat juga dilaksanakan oleh PMI. Program ini berlangsung di lokasi kerja PMI Cabang yang didukung oleh oleh Palang Merah Denmark. Program ini sebenarnya program tahap kedua setelah tahap pertama sukses tahun lalu. Pada peristiwa Tsunami, 26 Desember 2004 yang melanda Aceh dan Sumatera Utara, gerakan Palang merah sedunia telah menunjukkan keperkasaan menolong korban bencana alam yang dahsyat tersebut.

Kegiatan pengiriman dan distribusi bantuan untuk korban Tsunami di Indonesia dan 11 negara lainnya oleh gerakan Palang Merah dilukiskan sebagai operasi bantuan kemanusiaan terbesar setalah perang Dunia II. PMI sendiri

mengerahkan 1.863 tenaga relawan Satgana (Satuan tugas penanggulangan bencana) ke lokasi bencana.

Latar belakang terbentuknya gerakan palang merah di berbagai negara pada hakikatnya didorong oleh tersentuhnya hati nurani manusia yang berbudi untuk menolong sesamanya yang sedang menderita dimana korban tidak sanggup untuk menolong dirinya sendiri lagi.

Maka federasi Internasional Palang Merah/Bulan Sabit Merah menetapkan misinya untuk tahun 2010 ” untuk mengingatkan taraf hidup bagi yang membutuhkan dengan memobilisasi kekuatan manusia”. Demikian pula PMI cabang , telah menetapkan visinya” mampu dan siap menyediakan dan memberikan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar Palang Merah Internasional”.

Bagi para relawan pelatihan-pelatihan diberikan dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat terhadap kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana. Pelatihan-pelatihan yang diberikan kemudian diikuti dengan serangkaian kegiatan, seperti baseline survey (survey perilaku sehari-hari masyarakat dan dikaitkan dengan perilaku mereka terhadap bencana), risk mapping (pemetaan daerah resiko bencana), dan participatory rural Approach (Pendekatan partisapasi masyarakat). Dari kegiatan pendekatan partisipasi masyarakat Palang Merah Cabang bekerjasama dengan Palang Merah Belanda hampir menyelesaikan proyeknya di banda Aceh dan sekarang fokus pada upaya dukungan terhadap korban gemba bumi di Nias tahun 2005.

Sebuah program yang menyeluruh dengan komponen rekonstruksi sedang dilakukan, bekerjasama dengan palang merah belgia. Kegiatan ini dilaksanakan di dua kecamatan di Nias Selatan; Gomo dan Lahusa. Kedua kecamatan ini merupakan daerah terisolasi karena akses kesana cukup sulit. Selain itu perilaku budaya setempat

kadang-kadang menyebabkan tantangan besar dan bahkan sesekali menyebabkan insiden keamanan.

Kegiatan di Nias mencakup rekonstruksi perumahan dan sekolah-sekolah, air dan sanitasi, dan program kesehatan. Hingga saat ini dua sekolah telah selesai dibangun, satu sekolah akan segera diserahkan di bulan oktober ini dan satu lagi di bulan november. 320 rumah telah dibangun dan 104 rumah lagi masih dalam proses. Beberapa dari rumah ini dibangun oleh tukang bangunan PMI Cabang Medan dan laiinya oleh masyarakat korban bencana Nias sendiri dengan menerima material bangunan dan hibah tunai.

Disamping itu, seorang kontraktor telah dikontrak untuk membangun 116 rumah lainnya sebagai tambahan dari jumlah yang telah disebutkan diatas. Jadi total rumah yang dibangun di nias oleh PMI Cabang Medan bekerjasama dengan Palang Merah Belanda adalah 548 unit yang akan terealisasi di awal tahun 2008. Proyek air dan sanitasi membantu 10 desa dengan penyediaan air bersih, toilet, dan kamar mandi. Pada saat yang bersamaan, aktivitas kebersihan diri sedang diorganisir dan pelatihan pertolongan pertama berbasis masyarakat sedang dilakukan. Lebih dari 3.000 rumah tangga telah ditolong. Proyek ini rencanakan selesai pada desember 2007.

Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan resiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.

Selain itu PMI Cabang Medan juga menyelenggarakan pelatihan untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA). Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan.

Saat ini PMI Cabang Medan adalah satu dari tiga cabang yang mendapat kerjasama dan bantuan dana dari pihak konsorsium. Kerjasama ini direncakan akan berjalan selama 30 bulan. Pada 12 bulan pertama PMI Ambulans mendapatkan 100% bantuan dana dari apa yang dibutuhkan oleh unit ambulans dari konsorsium, kemudian pada 12 bulan kedua akan medapat 80% bantuan dana, pada 6 bulan berikutnya akan mendapatkan 40% dana bantuan.

Unit ambulans PMI Cabang Medan dan konsorsium sudah berjalan selama lebih kurang 2 bulan. Hasil yang didapat pada awal-awal bulan ini adalah bentuk dan sistem kerja dari manajemen ambulans, perekrutan kru ambulans, pelatihan PP 70 Jam Pelajaraan Efektif, dan memulai sosialisasi terhadap pihak-pihak terkait yang nantinya akan bekerjasama dengan pihak ambulans Palang Merah Indonesia Cabang Medan.

Unit Ambulans PMI Sebagai Partner Masyarakat, kota Medan sebagai kota terbesar ke tiga di Indonesia memiliki tingkat ambulans yang tinggi. Dari penanganan pasien dari rumah sakit, panggilan dari rumah, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,dan lain-lain. Untuk itu PMI Cabang Medan melalui unit ambulan akan ikut andil dalam penanganan yang melibatkan ambulans. Dalam operasionalnya unit

ambulans akan membuka pintu seluas-luas bagi perusahaan-perusahaan yang mau menjalin kerjasama secara khusus dengan unit ambulans PMI Cabang Medan.

Unit Ambulans PMI Masih Membutuhkan Donasi Dari Masyarakat, sampai saat ini unit ambulans PMI Cabang Medan memiliki tiga buah ambulans, dua dalam kondisi rusak dan tidak berjalan sedangkan yang satunya lagi dalam kondisi yang juga sudah tidak layak lagi jalan namun masih juga tetap beroperasi karena harus tetap melayani panggilan masyarakat. Untuk itu sangat diharapkan bagi masyarakat untuk berperan sebagai donatur demi terus tetap berjalannya unit ambulans PMI Cabang Medan.

PMI Cabang telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai organisasi kemanusiaan, dengan menerapkan pokok-pokok kebijakan dan rencana strategis 2004-2009 yang telah dijalankan sampai saat ini. PMI juga telah memberikan sebisa mungkin dalam membantu masyarakat yang memberikan pertolongan. Untuk itu tugas pokok, visi dan misi PMI telah diterapkan di lapangan dengan semua kru relawan yang telah bertugas dengan sesuai ketrampilannya masing-masing.

BAB VI PENUTUP

VI. 1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil analisis program Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang medan yang telah dilaksankan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi yang bergerak dalam bidang jasa

sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan kesehatan lainnya yang berpegang pada prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dalam menjalankan dalam tugas dan fungsinya.

2. PMI bukan hanya mencakup bidang donor darah tetapi juga bencana, perubahan iklim,

flu burung,, dan sebagainya. PMI berusaha mengubah pemikiran di kalangan masyarakat dengan mengadakan berbagai kegiatan untuk menarik perhatian masyarakat.

3. Palang Merah Indonesia (PMI) bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik yang merata dan bermutu kepada masyarakat.

4. PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.

5. PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.

6. PMI merupakan Salah satu organisasi yang pro aktif dan reaktif

7. PMI telah membina hubungan baik dengan publik internal dan eksternalnya.

8. PMI telah memiliki peralatan komunikasi sendiri untuk mempublikasikan kegiatannya.

9. Kegiatan yang dilakukan PMI adalah untuk mengajak masyarakat menjadi sadar akan keberadaan PMI dan ikut mendukung programnya.

10.Program-program yang dilaksanakan PMI merupakan bentuk organisasi kemanusiaan yang membantu masyarakat dalam mengurangi beban masyarakat.

11.Bantuan yang diberikan PMI Cabang telah sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan dalam pokok-pokok kebijakan dan rencana strategi tahun 2004- 2009.

VI. 2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Medan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan program yang telah dijalankan untuk membantu masyarakat yaitu:

1. PMI harus tetap bekerja keras untuk meningkatkan self belonging dan loyalitas publik internal dan eksternalnya.

2. PMI harus menujukkan coorporate identity dalam dirinya ketika ia melaksanakan tugasnya.

3. PMI bisa membuat iklan layanan masyarakat tentang program kampanyenya dengan menggandeng perusahaan/lembaga/organisasi lain sebagai salah satu cara promosi dan publikasi di media massa.

4. Bantuan PMI harus diberikan secara langsung oleh tenaga PMI kepada korban bencana, tanpa perantara, sehingga dapat langsung dirasakan oleh para korban.

5. Segala kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan ole PMI Cabang Medan untuk membantu masyarakat dalam pertolongan pertama sehingga dapat memberikan inspirasi bagi segala institusi maupun lembaga untuk lebih aktif membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

6. Program yang dilaksanakan PMI dapat menjadi perlindungan bagi masyarakat untuk mengatasi atau mengurangi kendala-kendala yang terjadi terhadap masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1991. Panduan Palang Merah Merah, Markas Besar PMI, Jakarta Anonim,1993. Memperkenalkan PMI, Markas Besar PMI, Jakarta

Anonim,2005 Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategi 2004-2009, Markas Besar PMI, Jakarta

Arikunto. Suharsimi, 1985. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara, Jakarta.

Azwar, Azrul, 1989. Administrasi Kesehatan, PT Bina Rupa Aksara, Jakarta Barat. Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan

Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Koentjoroningrat, A. A Loedin, 1985. Ilmu-ilmu Sosial Dalam Pembangunan

Kesehatan, PT Gtamedia, Jakarta

Kusumaatmadja, Mochtar.2002. Konvensi-konvensi Palang Merah 1949 Mengenai Perlindungan Korban Perang. PT Alumni. Jakarta

Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian dan Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Muhidin, Syarif.1981. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Penerbit STKS. Nawawi. Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Presss.

Nurdin, Muhamad Fadhil.1989. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung: Penerbit Angkasa, Bandung

Soetarso, 1982. Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Sosial Dan Kesejahteraan Sosial, Penerbit Angkasa, Bandung.

Suharsini, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Aneka Cipta. Widodo, Erna dan Muhktar. 2000. Kontribusi Kearah Penelitian Deskriftif.

Yaogyakarta: Avyrou Website:

www.palangmerah.or.id

Dokumen terkait