• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisis Proses Usaha UMKM Krakal Desaign Dalam

Dari tinjauan teoritis pada bab II tentang proses yang telah dikaitkan dengan pengembangan masyarakat, maka penulis akan menggunakannya sebagai analisis untuk melihat proses UMKM Krakal Desaign dalam pemberdayaan ekonomi keluarga.

a) Proses memfasilitasi Ibu-ibu rumah tangga di desa Troso Konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh individu dalam masyarakat terhadap seseorang dan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur masyarakat. Dalam hal ini Krakal desaign menpunyai kewajiban dan tugas-tugas untuk memberikan bimbingan

dan pelayan kepada para ibu-ibu penenun agar mampu mengembangkan bakat dan kemampuan nya serta mandiri dan berperan aktif di lingkungan masyarakat sekitar.

Dalam menjalankan tugas-tugas Krakal Desaign memberikan fasilitas pelatihan dan pendampingan, serta menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan untuk para penenun dan menyediakan bahan-bahan yang digunakan dalam melakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan.

Dengan adanya program pelatihan, para ibu-ibu bisa mempelajari keterampilan sesuai dengan kemampuan nya masing-masing. Selain itu, dengan cara mengarahkan ibu-ibu untuk -mengikuti pelatihan akan terlihat kemampuan yang dimiliki dengan pelatihan yang telah dipilih dan ikuti. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang penenun ibu Rukana:

“Kami semua ini di latih dulu sesuai dengan kemampuan yang sudah kami bilang ke bapak dan ibu mbak. Setelah itu kita dikelompokan sesuai dengan kemampuan kita. Saya merasa senang aja sih mbak dengan adanya pelatihan ini kan makin keliatan potensi dari diri kita”...(wawancara dengan ibu Rukana, 2019)

Saat diadakan pelatihan, kelihatan kemampuan dari ibu-ibu ini. Karena ibu-ibu ini menyukai dengan adanya pelatihan yang diberikan, terlihat dari antusias ibu-ibu ketika mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dan menyelesaikan pelatihan tersebut. Bahkan mereka juga mengerjakan nya dirumah sehingga di pertemuan

berikutnya mereka bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Dengan menyediakan berbagai pelatihan ini merupakan cara Krakal Desaign untuk lebih menggali kemampuan dan bakat yang sudah dimiliki dengan minat dari ibu-ibu tersebut.

Peneliti juga melihat, ibu-ibu yang biasanya menganggur dirumah saja. Padahal kemampuan dan bakat dari ibu-ibu sangat kompeten dan bisa menghasilkan pendapatan dan membantu perekonomian mereka sendiri. Dan sebenarnya ibu-ibu ini ingin sekali mengembangkan bakat dan kemampuan mereka tetapi mereka sendiri pun juga bingung karena tidak ada lembaga yang ingin mengajak mereka untuk mengembangkan kemampuan dan bakat mereka. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh salah satu penenun yang bekerja di Krakal desaign cukup lama ibu Lasmi:

“saya dulu ya nganggur saja mbak dirumah, cuman ngandelin uang suami dan ngatur uang suami biar bisa pas buat kehidupan sehari-hari. Saya juga kasihan mbak ngelihat suami kerja sendiri sebenarnya saya juga pengen bantu suami cuman ya saya bingung harus mulai dari mana. Apalagi saya cuman lulusan SLTP mbak, di desa paling mentok ya jadi tukang nali, cuman semua tempat tenun itu jarang yang ngadain pelatihan seperti Krakal desaign. Jadi pas saya diajak sama ibu buat ikut pelatihan di Krakal Desaign saya sangat senang dan langsung tertarik mbak. Dulu pas saya sekolah saya sih sudah bisa nali dan mewarnai kain mbak, jadinya pas diajak ibu saya memilih di

tenun aja mbak saya juga ngerasa mampu dan bisa yaudah saya niat kerja buat keluarga dan bantu suami. Alhmdulillah sudah 9 tahun saya menjadi pegawai bapak sampe saat ini mbak”... (Wawancara dengan Ibu Lasmi, 2019)

Dalam ungkapan yang disampaikan bahwa ibu Lasmi awalnya ini masih bingung untuk mengembangkan kemampuan dan bakat mereka. Hal yang sama juga dialami oleh penenun lain seperti ibu Mina dan ibu Nur mereka juga pengen kemampuan mereka ini dikembangkan karena di saat itu banyak pengusaha tenun tapi tidak mengadakan pelatihan seperti yang dilakukan Krakal Desaign. Sebagaimana yang diungkapan oleh ibu Nur dan ibu Mina:

“Dulu kami masih sangat bingung mbak, punya kemampuan mengikat tali karna pas disekolah kan sudah diajarkan cuman ya gtu mbak gk begitu mahir lupa-lupa ingget. Dan dulu banyak pengusaha tenun cuman jarang yang ada ngadain pelatihan jadinya ya kami gk pede aja mbak kalau mau lamar kerja di tempat tenun mereka. Sampai saat itu ibu datang kerumah saya kebetulan kita tetangga. Pas banget ibu langsung nawarin buat ikut pelatihan di Krakal Desaign saya sama ibu Nur ya langsung semangat mbak. Bapak sama ibu baik banget kekita, mulai dari awal banget kita diajari pelan-pelan dan bapak juga gk galak cuman tegas sifat bapak ini yang buat sama ibu Nur betah bekerja bareng di Krakal Desaign”. (Wawancara bersama ibu Lasmi dan ibu Nur, 2019)

Pada awal pembagian pelatihan, ibu-ibu ini sudah memberikan data sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Dalam pengelompokan tersebut ibu-ibu belajar

dari awal. Karena proses yang paling awal adalah menali benang maka para ibu-ibu yang sudah masuk di kelompok menali langsung diarahkan dengan mengikat benang yang sudah disiapkan. Kemampuan setiap penenun itu berbeda ada yang cepat dan ada yang agak lama. Bapak Lilik memaklumi hal tersebut asal para penenun ini semangat pasti lama kelamaan akan cepat dan mengikuti teman-teman nya juga. Tetapi para warga ini sangat semangat sehingga bapak Lilik merasa sangat senang. Bapak Lilik tidak merekrut penenun banyak cukup beberapa saja yang dikira penenun ini mampu. Jika banyak pekerja takut nya malah nanti tidak maksimal dan takut nya kurang dalam membantu perekonomian ibu-ibu ini.

Selain itu, pelatihan ini juga mampu membangkitkan semangat ibu-ibu untuk menjalani kehidupan yang semakin maju dan baik, melalui pelatihan ini ibu-ibu juga saling membantu satu sama lain, saling gotong royong, berinteraksi dengan sesama penenun dan saling mengenal lebih jauh lagi. Sebelumnya para penenun ini tidak bisa mengembangkan kemampuan dan bakat mereka sehingga belum bisa membantu perekonomian keluarga mereka. Hal tersebut berdampak negatif bagi pola pikir ibu-ibu setempat, yang mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri, takut dalam melakukan berbagai hal dan malu untuk berinteraksi dengan orang lain.

Dengan memfasilitasi ibu-ibu melalui pelatihan yang di berikan, adalah salah satu cara Krakal Desaign untuk membantu memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang menganggur. Dalam hal ini Krakal Desaign berperan sebagai wadah bagi ibu-ibu untuk bisa tetap berproses, berkreasi dan menyadarkan akan potensi yang dimiliki. b) Proses Membangkitkan Kesadaran dan Membagi

Pengetahuan

Dalam hal ini, Krakal Desaign tidak hanya melakukan pemberdayaan bagi ibu-ibu saja. Krakal Desaign juga melakukan pendampingan, pendampingan dilakukan ketika penenun sudah melewati masa pelatihan dan pendampingan di lakukan oleh istri bapak Lilik ibu Suwarni. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh ibu Suwarni:

“kalau untuk pendampingan sendiri biasanya saya sendiri mbak. Soalnya kan bapak sibuk ngurus beli bahan dan takutnya gk maksimal akhirnya saya saja. Dan juga gak begitu butuh juga kalau pendamping, ibu-ibu sini itu pada mandiri dan pada semangat semua. Setelah selesai pelatihan ya mbak, mereka ini langsung pada cekatan ngambil kerjaan terus mereka kerjakan sesuai waktu yang udah ditentuim sama bapak. Paling kalau benang nya terlilit, atau warna nya agak beda atau gk mereka salah ngasih warna baru deh mereka minta dampingan. Saya pun gk masalah sih kapan pun mereka butuhkan saya untuk dampingan saya siap saja mbak”...(wawancara ibu Suwarni,2019)

Para ibu-ibu ini sangat mandiri karena mereka sebenarnya tidak ingin merepotkan bapak Lilik. Tetapi

Krakal Desaign tetap memberikan pendampingan kepada para penenun selain tujuan nya untuk bisa memantau dari hasil kerja dari para penenun, memberikan rasa nyaman kepada para penenun itu juga salah satu tujuan Krakal Desaign agar penenun betah dan memiliki rasa tanggung jawab ketika bekerja. Sebagaimana yang telah diungkapkan bapak Lilik selaku pemilik Krakal Desaign:

“Sebenarnya para ibu-ibu ini ngerasa pendampingan gk butuh-butuh banget mbak, cuman menurut saya ini sangat penting bagi saya. Saya kan bisa mengawasi mereka meskipu melalui istri saya tetapi saya bisa memantau kerja mereka bagaimana. Kalau mereka salah ngasih warna pada benang kan mereka tetap butuh. Jadi biasa nya seminggu sekali istri dateng kerumah mereka masing-masing dan melakukan pendampingan. Nah biasanya untuk waktu sih tergantung istri mbak. Tetapi pasti seminggu sekali, kan kalau saya sudah gk mungkin saya sibuk dengan belanja barang dan ngirim barang ke konsumen. Alhamdulillah sejauh ini para penenun saya sih pada nurut-nurut dan dan sopan dan cekatan mbak kalau kerja” (wawancara bpk Lilik, 2019)

Sesuai yang dikatakan oleh bapak Lilik tentang pendampingan yang dilakukan. Bahwa para ibu-ibu sangat mandiri dan cekatan. Namun dikarenakan proses pendampingan sangat diperlukan maka bapak Lilik tetap mengontrol pekerjaan mereka setaip seminggu sekali. Serta dengan melakukan pendampingan Krakal Desaign juga bisa mengetahui apakah pemberdayaan yang mereka lakukan ini sudah mampu membantu para penenun untuk mengatasi masalah perekonomian keluarga tau belum,

dan juga program pendampingan ini memberikan rasa kekeluargaan antara penenun dan pemilik Krakal Desaign.

Dengan adanya pelatihan ini bisa memotivasi dan mendukung ibu-ibu untuk terus bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Selain itu juga ibu suwarni mengungkapkan tentang pendampingan sebagai berikut:

“oh iya mbak kalau di tenun itu kan bukan hanya nenun trus udah kan, tetapi banyak teknik-tekniknya. Sebenarnya teknik ini memang rumit dan harus telaten saya berpikir mungkin ibu-ibu ini merasa sungkan juga kalau sering sambat ke saya. Makanya saya dan bapak tetap mengadakan pendampingan ke mereka. Soalnya kan biasanya kejadian yang terduga bisa saja terjadi mbak. Nah saya dan bapak sepakat kalau tetap melakukan ke penenun, meskipun mereka sudah bekerja di Krakal Desaign sudah lama tetapi harus di dampingi. Wong kadang mereka masih suka salah masukin benang jadi salah warna nah disitu kami bantu. Kalau mereka sendiri sih saya rasa sungkan tapi kan gak noleh gitu bagaimana pun mereka itu pekerja kami jadi kami harus melayani mereka juga kan mbak’’...(wawancara ibu Suwarni,2019)

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa Bapak Lilik sebagai pendamping untuk membantu ibu-ibu dalam mengarahkan pekerjaannya pada pelatihan yang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang mereka miliki dan juga mereka bisa memahami masalah yang dialami sehingga ibu-ibu ini juga membutuhkan pendampingan untuk diberikan dukungan dan motivasi

agar ibu-ibu tetap bersemangat dalam melakukan pekerjaan nya.

Selain itu, pendamping juga sebagai motivator. Yang dimaksud dengan motivator adalah orang yang mau berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan dan juga keterampilannya. Hal ini pada intinya dilaksanakan untuk melaksanakan fungsi motivasi juga.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dilakukan Krakal Desaign dalam pemberdayaan ekonomi keluarga adalah dengan cara memfasilitasi ibu-ibu di Desa Troso dengan memberikan mereka dukungan pelatihan, serta pembinaan dan fasilitas untuk menunjang kegiatan pelatihan. Krakal Desaign juga memberikan motivasi dan berbagi pengalaman serta pendampingan dengan memahami masalah yang dialami oleh ibu-ibu. Serta dapat mengembangkan kemampuan yang sesuai dengan kemapuan dan bakat yang dimiliki. Dalam hal ini Krakal Desaign juga sebagai wujud perubahan untuk ibu-ibu menjadi lebih baik, dengan memberikan pengarahan dan dukungan berupa motivasi melalui pelatihan keterampilan.

Hal ini sesuai dengan teori Isbandi Rukminto dimana tahap-tahap yang ada di pemberdayaan menjadi sebuah proses dalam pemberdayaan itu sendiri yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

B. Analisis Proses Pemberdayaan Ibu-ibu melalui Pelatihan

Dokumen terkait