• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PUISI KD 16

C. Analisis puisi siswa

Puisi adalah sebagai salah satu cabang sastra, dimana cabang sastra merupakan bagian dari seni. Di dalam kehidupan ini alangkah indahnya apabila ada keseimbangan antara jasmani dan rohani. Bahasa merupakan medium dalam satsra karena apa yang kita rasakan dalam kehidupan dapat dituangkan ke dalam salah satu karya sastra dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Apa yang kita rasakan dan yang ada dalam pikiran kita dapat dituangkan kedalam tulisan yang berupa puisi. Sehingga puisi dapat dikatakan sebagai curahan hati si penyairnya. Agar puisi itu bernilai dan bermakna maka puisi yang dituangkan harus menggunakan bahasa yang padat makna.

Puisi yang bermakna adalah puisi yang pada dasarnya memiliki 4 makna atau arti yaitu, pokok pembicaraan, nada, perasaan, dan itikad penyairnya. Dimana hakikat dan tujuan puisi adalah penikmatan dan penghayatan terhadap puisi untuk memperkaya batin puisi. Dengan merelevansikan puisi dalam kehidupan kita maka kebermaknaan hidup dapat kita peroleh lewat sebuah karya, yakni puisi. Puisi yang baik adalah puisi yang menggunakan bahasa yang padat makna dan bersesuaian dengan isi dari puisi.

Nama Lengkap : Aam Muharam Kelas : 10.1

Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No Absen/ kode : 01

Nabi Muhammad SAW

Nabiku Muhammadku

Nabiku kou adalah panutanku Idola di dalam hatiku

Kou pahlawan bagi semua umatmu

Walau kita tak pernah bertemu Tapi aku bangga padamu

Kou telah pertaruhkan nyawa untuk umatmu Hingga aku tahu Tuhanku

Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar Walau banyak yang menentang ajaranmu Kou tetap berjuang

Lelah dan letih tak pernah kou rasakan Hanya untuk umatmu

Caci dan maki kou anggap ujian Wahai Muhammadku koulah seruanKu

Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:

1. Tema

Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”.

Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.

Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu seorang Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW

Nabiku Muhammadku

Nabiku kou adalah panutanku Idola di dalam hatiku

Kou pahlawan bagi semua umatmu

2. Perasaan (Feeling)

Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga terhadap seseorang yang paling besar dan merupakan panutan bagi umat muslim.

Nabiku muhammadku

Nabiku kou adalah panutanku Idola di dalam hatiku

Kou pahlawan bagi semua umatmu

3. Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang

dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap

menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.

untuk umatmu

Nada dalam puisi di atas adalah menasihati pada umat yang lain atau sesama manusia agar mencontoh pribadi Nabi Muhammad SAW

Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar

Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.

Suasana dalam puisi di atas adalah kekaguman dan rasa bangga si aku liris kepada Nabi Muhammad SAW

Tapi aku bangga padamu Kou telah pertaruhkan nyawa 4. Pesan (Amanat)

Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang

hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak

disampaikan penyair”.

Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Agar Nabi Muhammad itu dijadikan panutan oleh umatnya.

Kou pahlawan bagi semua umatmu Wahai muhammadku koulah seruanku 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah:

1). Shaleh

Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup 2). Berjiwa besar

Kou pahlawan bagi semua umatmu 3). Mencontoh yang baik

Nabiku kou adalah panutanku

6. Diksi

Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.

Dilihat dari unsur-unsurnya dan pemilihan kata yang digunakan puisi tersebut menggunakan bahasa sehari-hari namun bernilai dan bermakna bagi orang yang membacanya.

Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar Walau banyak yang menentang ajaranmu

Kou tetap berjuang 7. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.

Imaji penglihatan

Hingga aku tahu Tuhanku

Lelah dan letih tak pernah kou rasakan Imaji pendengaran

Caci dan maki kou anggap ujian 8. Rima

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Pada bait pertama berima a-a-a-a, pada bait ke-2 berima a-a-a-a, pada bait ke-3 berima a-b-a-b, pada bait ke-4 berima a-b-a-b.

9. Tipografi

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.

Puisi tersebut berbentuk konvensional.

Judul ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________

_________________ _________________ _________________ _________________ _________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________

Nama Lengkap : Ade Yulianty Kelas : 10.1

Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No Absen/ Kode : C2

KARTINI

Namamu harum, seharum jasamu Tekadmu kuat, sekuat jiwamu Kou berjuang untuk kami Putri di negeri pertiwi

Kami bangga mengenalmu

Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi

Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati

Kami tak takut lagi untuk beradu

Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju

Walau tantangan demi tantangan terus datang silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti

Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:

Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject

-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut

mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.

Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idolanya yaitu kartini yang merupakan pahlawan yang telah mebela hak-hak wanita.

KARTINI

Namamu harum, seharum jasamu Tekadmu kuat, sekuat jiwamu Kou berjuang untuk kami Putri di negeri pertiwi 2. Perasaan (Feeling)

Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.

Perasaan yang ada adalah perasaan bangga dan kagum pada pahlawan kita. Kami bangga mengenalmu

Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi

Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati 3. Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, apakah dia ingin

bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.

Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas dalam menyampaikan perasaan bangga dan semangat dalam menghadapi rintangan dalam hidup.

Kami tak takut lagi untuk beradu

Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju

Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti

Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi diatas adalah terharu dan bahagia

Kami bangga mengenalmu

Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi

Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati

4. Pesan (Amanat)

Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”.

Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sekarang kaum perempuan tidak takut lagi untuk beremansipasi karena ada kesamaan gender.

Kami tak takut lagi untuk beradu

Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju

Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti

5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1) Menghargai orang lain

Namamu harum, seharum jasamu Tekadmu kuat, sekuat jiwamu Kou berjuang untuk kami Putri di negeri pertiwi 2) Berjiwa besar

Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti

3) Berani berjuang

Kami tak takut lagi untuk beradu

Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju

Walau tantangan demi tantangan terus datang silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti

6. Diksi

Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.

Pilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari namun bermakna. Dan juga menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan.

Namamu harum seharum jasamu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi 7. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.

Imaji penglihatan:

Kami tak takut lagi untuk beradu

Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju

Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti

8. Rima

Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.

Bait pertama, kedua dan ketiga bait diatas berima: a-a-b-b. dan adanya asonansi antara /a/ dan /u/ pada kata: jasamu, jiwamu, kami, pertiwi, mengenalmu, mengenangmu, lagi, hati, beradu, maju, berganti dan berarti. Pilihan kata-kata itu sangat tepat digunakan untuk mengungkapkan rasa bangga dan kagum terhadap pahlawan.

Kami bangga mengenalmu

Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi

9. Tipografi

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.

Puisi tersebut disusun dalam bentuk bait-bait.

Judul _______________________ _______________________ _______________________ _______________________ ____________________________ ____________________________ _____________________________ _____________________________ ________________________ ________________________ ________________________ _________________________

Nama Lengkap : Afra Auliani Abidin Kelas : 10.1

Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No Absen/ Kode : C3

Kabut di kala Senaja

Aku tak lagi melihatmu Tak lagi menyentuhmu Dan tak lagi mendengarmu

Kamu hilang,

Entah kemana kamu menghilang

Bagai kabut di kala senja

Bagai embun di pagi hari

Membasahi pipi ketika ku mengingatmu

Aku selalu mencarimu, tapi pencarianku sia-sia Mencarimu tanpa arah

Didalam ruang kabut yang tebal Tak ada matahari

Tak ada sinar cahaya Semua terasa hampa

Tidak gelap tidak juga terang

Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan

Ketika kou menghilang

Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema

Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”.

Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.

Tema puisi diatas adalah tentang suatu keadaan yang diibaratkan oleh si aku liris ketika si kou menghilang dari hidupnya.

Tidak gelap tidak juga terang

Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan

2. Perasaan (Feeling)

Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut

bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.

Perasaan yang dirasakan oleh si aku liris adalah perasaan kegelisahan dan kesedihan yang teramat dalam karena dia kehilangan si kou yang dalam puisi ini si kou sebagai orang yang dibicarakan.

Tak ada matahari Tak ada sinar cahaya Semuanya terasa hampa 3. Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang

dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap

menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.

Nada penyair dalam puisi itu adalah bersikap lugas mengutarakan kegelisahannya ditinggal si kou.

Kamu hilang,

Entah kemana kamu menghilang Bagai kabut dikala senja

Tertutup rapat oleh awan tipis tapi mengkaburkan

Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasan yang ada adalah rasa iba dan sedih.

Tak ada matahari Tak ada sinar cahaya Semua terasa hampa 4. Pesan (Amanat)

Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”.

Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.

Pesan dalam puisi ini adalah bahwa si sku liris ingin menyampikan perasaan yang ia rasakan saat ia ditinggal pergi oleh pacarnya.

Tidak gelap tidak juga terang

Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan

Ketika kou menghilang

5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1) Rasa cinta dan saying

Tidak gelap tidak juga terang

Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan

Ketika kou menghilang

2) Berusaha keras tidak pantang menyerah

Aku selalu mencarimu, tapi pencarianku sia-sia Mencarimu tanpa arah, bagaikan mencarimu Di dalam ruang kabut yang tebal

6. Diksi

Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.

Pemilihan kata dalam puisi ini menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi ada juga kalimat yang bermajas personifikasi:

Bagai embun di pagi hari

Membasahi pipi ketika ku mengingatmu Tidak gelap. Tidak juga terang

Warna kabut dikala senja memenuhi penglihatanku 7. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.

Imaji penglihatan:

Tertutup oleh awan tipis tapi mengkaburkan Bagai embun di pagi hari

Membasahi pipi ketika ku mengingatmu Tak ada matahari

Tak ada sinar cahaya Semuanya terasa hampa 8. Rima

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.

Tidak ada rima dalam puisi ini. Namun terdapat pengulangan pronominal persona mu dalam puisi tersebut seperti terlihat pada kata; mengingatmu, mendengarmu, melihatmu dan menyentuhmu jadi jelas sudah dari pengulangan pronominal persona mu bahwa yang diajak bicara dalam puisi tersebut adalah si mu yang berarti bagi si aku.

9. Tipografi

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.

Puisi tersebut berbentuk konvensional. ______________ ______________ ______________ _________________ _________________ _________________ __________________ ________________ ________________

___________________ ___________________ ___________________ ________________ ________________ ________________ ____________________ ____________________ ____________________

Nama Lengkap : Angga Yogaswara Kelas : 10.1

Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No absen/ Kode : C4

Tokoh Idola

Nafasku adalah senyummu

Detak jantungku adalah semangatmu Inspirasiku adalah jiwamu

Kekuatanku adalah dirimu

Semua yang ada dalam jiwaku hanyalah tentang dirimu Kisah yang ku tulis, lagu yang kunyanyikan

Semua mengisahkan tentang dirimu

Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku

Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku

Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:

1. Tema

Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”.

Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.

Tema puisi di atas adalah tentang tokoh idola yang menjadi insprirasi si aku dalam mengarungi hidup ini.

Tokoh Idola

Nafasku adalah senyummu

Detak jantungku adalah semangatmu Inspirasiku adalah jiwamu

Kekuatanku adalah dirimu 2. Perasaan (Feeling)

Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut

bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.

Perasaan yang ada adalah rasa kebanggaan si penulis tentang tokoh idolanya. Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu

Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku 3. Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap

lugas…”.

Nada dalam puisi tersebut bersikap lugas dalam menyampaikan rasa kagumnya terhadap tokoh idola. Dan si penyair menggunakan pilihan kata yang konotatif.

Nafasku adalah senyummu

Detak jantungku adalah semangatmu Inspirasiku adalah jiwamuatmu

Kekuatanku adalah dirimu

Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.

Suasana puisi tersebut adalah rasa penasaran untuk mengetahui tokoh idola si aku liris karena didalam pusi tersebut si aku liris tidak menyebutkan siapa idolanya.

Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku Oh idolaku…..koulah penuntunku

4. Pesan (Amanat)

Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan

atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau,

pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.

Pesan dari puisi diatas adalah bahwa sang idola itu adalah penuntun si aku liris dan inspirasi si aku liris tak akan habis karena kehadiran tokoh idolanya

Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku

Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku Oh idolaku…..koulah penuntunku

5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah

1). Menghargai prestasi orang lain

Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku 2). Meniru kebaikan orang

Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu 3). Berpikir positif

Inspirasiku adalah jiwamu 4). Produktif

6. Diksi

Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.

Pemilihan kata yang digunakan menggunakan bahasa sehari-hari dan ada juga kalimat yang bermajas. Kalimat yang bermajas hiperbola ini terdapat dalam kalimat:

Nafasku adalah senyummu

Detak jantungku adalah semangatmu Kekuatanku adalah dirimu

Inspirasiku adalah jiwamu 7. Pengimajian

Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.

Imaji penglihatan

Keindahanku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu

Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku

8. Rima

Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.

Bait pertama berima: a, bait ke-2 berima: a-b-a, bait ke-3 berima: a-a-a-a. Semua menggambarkan kekaguman si aku kepada si kamu sebagai orang yang diajak bicara, yang terdapat dalam kata: senyummu, semangatmu, dirimu, jiwamu, dirimu, dirimu, kehadiranmu, bagiku, penuntunku. Jelas sudah dari

pengulangan pronominal mu menegaskan betapa si aku mempunyai kebanggan terhadap mu. Dan kehadiran mu memengaruhi kehidupan si aku liris.

9. Tipografi

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.

Puisi tersebut berbentuk konvensional.

Judul ______________ ______________ ______________ ______________ _____________________ _____________________ ______________________ ________________ ________________ ________________ ________________

Nama Lengkap : Asep Saepulloh Kelas : 10.1

Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No absen/ Kode : C6

Nabi Muhammad Saw

Wahai Nabi ku

Kou maha bijaksana Kou pemimpin kami

Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu

Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua

Kou utusan Tuhan yang terakhir Dan tiada penggantimu lagi Hanya kou nabi terakhir

Dokumen terkait