• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Fly Rock dengan geometri Metode C.J. Konya

5.1 Analisis Radius Lempar Aktual Menurut Rhicard and Moore

Dari hasil pengolah geometri dan fly rock aktual maka di dapatkan nilai hasil perhitungan geometri aktual burden 2,2 m untuk peledakan 1, 2,1 m untuk peledakan 2, dan 2,4 m untuk peledakan 3. Spacing 1,8 m untuk peledakan 2, 1,9 untuk peledakan 2, dan 1,7 untuk peledakan 3. stemming 1,5 m untuk peledakan 1, 1,3 untuk peledakan 2, dan 1,4 untuk peledakan 3. dengan kedalaman lubang ledak 5,7 m untuk peledakan 1, 5,9 untuk peledakan 2, dan 5,8 untuk peledakan 3.

Isian bahan peledak 4,4 m untuk peledakan 1, dan 4,3 untuk peledakan 2, dan 4,5 untuk peledakan 3. Dan diameter lubang tembak 3 inch untuk ke 3 peledakannya.

Dan radius lemparan fly rock aktualnya 204 m untuk peledakan 1, 194 m untuk peledakan 2, dan 107 m utuk peledakan 3. Berdasarkan kepmen 1827 tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik, disebut bahwah jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas pertambangan 300 m, serta bagi manusia 500 m. Berdasarkan data yang dikumpul, terdapat pada peledakan pertama dan kedua yang melewati radius aman yang telah ditetapkan pada kepmen 1827, dimana untuk menentukan radius aman dari fly rok tersebut adalah 2 kali lemparan terjauh dari fly rock tersebut. Bisa dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1 Geometri dan fly rock peledakan aktual No Kondisi

Lubang

Geometri Peledakan (m) Fly rock (m) dipengaruhi oleh adanya kelebihan pengisian bahan peledak sehingga kolom stemming menjadi lebih dangkal. Selain itu, penurunan ketinggian stemming pada kondisi lubang ledak basah dikarenakan material stemming sebagian yang digunakan adalah cutting pengeboran. Dengan kondisi tersebut, maka derajat pengungkungan (degree of confinent) akan menurun sehingga berpotensi terjadinya fly rock.

Persiapan lokasi peledakan yang kurang baik dapat menyebabkan potensi bahaya fly rock. Hal ini disebabkan spoil spoil hasil sisa peledakan pada saat persiapan tidak dibersihkan atau disingkirkan sehingga dapat terlempar ketika peledakan dilakukan dan berpotensi menjadi fly rock.

Disamping itu, kurang baiknya penanganan lubang ledak seperti tidak adanya identitas kedalaman lubang serta kondisi lubang mengakibatkan pengisian bahan peledak hanya dilakukan berdasarkan perkiraan. Sedangkan pada kondisi lubang ledak basah, penggunaan liner sering mengakibatkan kelebihan pengisian bahan peledak sehingga kolom stemming menjadi lebih dangkal. Selain itu, pada kondisi

lubang basah sering dibiarkan dalam keadaan stemming kurang padat sehingga pengungkungan menjadi tidak sempurna dan berpotensi fly rock.

5.2 Analisis Geometri Ideal Menurut R.L.Ash dan C.j Konya 1. Pengolahan data menggunakan metode R.L.Ash

Dari pengolahan menggunakan persamaan metode R.L.Ash maka didapatkan geometri peledakan dengan nilai burden 2 m, spasi 3 m, stemming 1 m, kedakaman lubang 6 m, kolom isian 5 m, dan diameter lubang ledak 3 inch.

2. Pengolahan data menggunakan metode C.j Konya

Dari pengolahan menggunakan persaman metode C.j Konya maka didapatkan geometri peledakan dengan nilai burden 2 m, spasi 2,28 m, stemming 2 m, kedakaman lubang 6 m, kolom isian 4 m, dan diameter lubang ledak 3 inch. Dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini.

Tabel 5.2 geometri teoritis dan radius lempar fly rock

No Geometri Peledakan Fly Rock (m)

B S T H PC D Face

Burst

Cratering

1 R.L.Ash 2 3 1 6 5 3 65,07 393

2 C.J Konya 2 2,28 2 6 4 3 55,29 97,86

Dari tabel diatas maka dapat diprediksi fly rock yang memiliki jarak yang paling pendek dan baik adalah menggunakan teori C.j Konya yaitu dengan nilai stemming 2 meter dengan fly rock prediksi 97,86 m untuk cratering dan 55,29 m untuk face burst. Sehingga jarak radius aman di perusahaan PT. Bintang Sumatra Pacific dapat dikurangi dari 408 m menjadi dua kali 97,86 m yaitu sebesar 195,75 m.

5.3 Analisis Radius Aman Fly Rock Berdasarkan Geometri Usulan 1. Geometri peledakan pertama

Dari hasil penelitian penulis mendapatkan geometri peledakan dimana nilai burden 2,2 m, spasi 1,8 m, stemming 1,3 m, kedalaman lubang tembak 5,7 m, kolam isian 4,4 m dan diameter 3 inch

2. Geometri peledakan kedua

Dari hasil penelitian penulis mendapatkan geometri peledakan dimana nilai burden 2,1 m, spasi 1,9 m, stemming 1,3 m, kedalaman lubang tembak 5,9 m, kolam isian 4,3 m dan diameter 3 inch

3. Geometri peledakan ketiga

Dari hasil penelitian penulis mendapatkan geometri peledakan dimana nilai burden 2,4 m, spasi 1,7 m, stemming 1,4 m, kedalaman lubang tembak 5,8 m, kolam isian 4,5 m dan diameter 3 inch

4. Geometri usulan

Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan maka penulis mengusulkan geometri peledakan menurut metode C.j Knya dimana nilai burden 2 m, spasi 2,28 m, stemming 2 m, kedalaman lubang tembak 6 m, kolam isian 4 m dan diameter 3 inch. Dapat dilihat pada tebel 5.3 dibawah ini.

Tabel 5.3 Geometri usulan dan geometri aktual

No Geometri Peledakan Fly Rock (m)

B S T H PC D Hasil

Face Burst Cratering

55,29 97,86

Dari tabel diatas ada beberapa rencana untuk meminimalisir jarak lemparan batuan di lapangan, yaitu menutup lubang ledak (stemming) dengan sepadat mungkin dan memilih ukuran material stemming dengan pas atau tidak terlalu besar, setelah dilakukannya penutupan stemming dengan padat, kemudian perubahan geometri peledakan. Perubahan geometri peledakan perlu dilakukan uji coba untuk menghasilkan jarak lemparan batuan yang lebih kecil. Parameter geometri peledakan yang diubah adalah stemming. Hal ini dilakukan karena secara statistik stemming memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap jarak lemparan batuan. Selain itu secara teoritis stemming juga memegang peranan penting untuk mengunci energi di dalam lubang ledak agar optimal dalam memberai material ke arah samping dan memperkecil potensi energi keluar dari lubang ledak yang dapat menimbulkan fly rock.

Terdapat beberapa pengaruh yang di hasilkan dari beberapa kali pengambilan data peledakan dan fly rock di lapangan yang pertama face burst, face burst terjadi saat kondisi area peledakan memiliki jenjang yang mana jarak burden pada baris depan peledakan terlalu dekat dengan free face. Dan yang ke dua itu cratering, cratering terjadi saat tinggi stemming yang terlalu pendek serta terdapatnya bidang lemah pada lubang ledak. Bidang lemah tersebut biasanya merupakan material broken dari hasil peledakan sebelumnya. Berdasarkan kondisi tersebut maka fly rock dapat terlempar ke segala arah dari lubang ledak yang di inisiasi.

71

Hasil penelitian tentang analisis pengaruh geometri peledakan terhadap fly rock hasil peledakan di P.T Bintang Sumatra Pacific, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan antara lain:

1. Radius lempar menurut Rhicard and moore diperoleh nilai radius lempar fly rock sebesar 204 m untuk peledakan pertama, 194 m untuk peledakan ke dua, dan 107 m untuk peledakn ke tiga. Sesuai dengan ketetapan mentri ESDM yaitu radius aman alat 300 m dan radius aman manusia 500 m.

Maka dinyatakan radius aman pada PT. Bintang Sumatra Pacific masih dalam masalah. Dimana cara menentukan radius aman dari fly rock yaitu dua kali lemparan terjauh nya.

2. Geometri ideal untuk mendapatkan fly rock dalam radius aman pada PT.

Bintang Sumatra Pacific yaitu berdasarkan C.J Konya diperoleh nilai Burden: 2 m, spasi: 2,28 m, stemming: 2 m, Kedalaman lubang: 6m, isian: 4,4 m, dan diameter lubang ledak: 3 inch.

3. Radius aman fly rock berdasarkan geometri usulan yaitu stemming 2 m, dan burden awal nya 2 m diperoleh nilai radius aman sebesar 195,72 m.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan pada P.T Bintang Sumatra Pacific antara lain:

1. Radius lempar dari fly rock masih melewati ambang batas yang ditetapkan oleh ESDM, agar radius fly rock sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan oleh ESDM, maka diperlukan peninggian kolam stemming, karena terjadinya radius fly rock yang jauh itu diakibatkan oleh stemming.

2. Geometri peledakan masih belum optimal, khususnya pada kolam stemming, oleh karena itu perluna perhitungan rancangan geometri ulang, agar fly rock dalam ambang batas.

3. Radius aman fly rock yaitu perhitungan geometri menurut C.J Konya dimana nilai stemming 2 m, dan burden awal 2 m.

Teknologi Pertambangan Volume 1 Nomor 1 Periode Maret – Agustus 2015 Arsandi Mukti. 2016. Mekanisme Pecahnya Batuan. https://muktiarsandi.word

press.com (diakses tanggal 25 juni 2020)

Aulia Himmatul Putri. dkk. 2017 Analisis Arah dan Jarak Lemparan Fly Rock Akibat Kegiatan Peledakan di PT Dahana Jobsite PT Adaro Indonesia, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Program Studi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung

Ervil Riko. dkk. 2019. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang. Padang: STTIND Padang

Havis Abdurrachman, dkk. 2015. Analisis Flyrock ntuk Mengurangi Radius Aman Alat pada Peledakan Overburden Penambangan Batubara.

Proceeding Seminar Nasional Kebumian Ke-8 Academia-Industry Linkage 15-16 Oktober 2015 Graha Sabha Pramana

Hendra Romie.2015.Pola Peledakan.https://www.slideshare.net/mobile (diakses tanggal 3 februari 2020)

Kementrian ESDM 1827. 2018. Tentang pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik. Mentri Energi Dan Sumber Daya Minerel Rpublik Indonesia.

Konya, C.J. 1991. Rock Blasting and Overbreak Control; Precision Blasting Services. U.S. Department of Transportation Federal Highway Administration, Contract No. DTFH61-90R00058, (NTIS No. PB 97-186548)

Koesnaryo1988. Bahan Peledak dan Metode Peledakan. Fakultas Tambang UPN “veteran” Yogyakarta.

Monjezi M. dkk. 2010 Prediction of flyrock and backbreak in open pit blasting operation: a neuro-genetic approach. Saudi Society for Geosciences

Richard, Alan B.,Adrian J.Moore. 2005. Golden Pike Cut Back Fly Rock Control and Calibration of a Predictive Model. Terrock Consulting Engneers, Australia.

Saptono Singgih, 2006. Teknik Peledakan. Jurusan Teknik Pertambangan , Fakultas Teknologi Mineral, UPN “ veteran” Yogyakarta

Suryadi. dkk. 2019. Analisis Geometri Peledakan untuk Meminimalisir Jarak Lemparan Batuan (Flyrock) pada Peledakan Tambang Terbuka PT Ansar Terang Crushindo II Pangkalan Sumatera Barat Dengan Visualisasi menggunakan Drone DJI Phantom 4. Jurusan Teknik Pertambangan FT Universitas Negeri Padang

Usman Arief. dkk. 2015. Kajian Radius Aman Alat Gali Muat Terhadap Fly Rock Peledakan Pada Pit 4500 Blok 12 Pt. Trubaindo Coal Mining Kitai Barat Kalimantan Timur. Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia

LAMPIRAN

Cratering



Diameter 3 inch

Kedalaman lubang 6 m

Adjusment Factor terhadap bahan peledak (AF1)

AF 1 =

 

Adjusment Factor terhadap densitas batuan (AF2)

AF2 =

B = 12

= 12

271 , 26

= 6,56 feet = 1,968 m

Maka burden yang diambil 2 m 2. Spasi (S)

S = Ks x B = 1,5 x 2 = 3 m 3. Stemming (T)

T = Kt x B = 0,5 x 2 = 1

4. Subdrilling (J) J = Kj x B = 0,3 x 2 = 0,6 m 5. Kolom isian bahan peledak (PC)

PC = H – T = 6 – 1 = 5 m

Diameter Lubang Ledak : 3 inch

Peledakan direncanakan dilakukan berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequenced single row blastholes).

S = 1,4 x B

PC = L – T = 6 – 1,4 = 4.6 m h. Loading density

Adapun loading density dapat dilihat pada tabel densitas bahan peledak yaitu 5,29 kg/m dengan diameter lubang ledak 3 inchi.

i. Volume peledakan V = B x S x H = 2 x 2,8 x 6 = 27.36 m3/lubang j. Nilai Powder Factor

PF = (de x Pc) / v = ( 3 x 4,6) / 16 = 0,86 kg/m3

Cratering

Cratering

Gambar 1 GPS

Gambar 2 Pengambilan titik koordinat fly rock

Gambar 3 Pengukuran dimensi fly rock

Gambar 4 Pengukuran kedalaman stemming

Gambar 5 Lokasi pemboran

Gambar 6 Mata bor

Gambar 7 Pemasangan dynamid dengan detonator

Gambar 8 Kegiatan pemboran

Gambar 9. Kabel induk

Gambar 10 Blasting Machine

Gambar 11 Ohm meter

Gambar 12 Detonator

Gambar 12 Fly rock mengenai mes

Nama : NOVRIANTO NPM : 1610024427065 Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul:

”Analisis Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Fly Rock Hasil Peledakan di PT. Bintang Sumatra Pacific Kec. Pangkalan Kab. Lima Puluh Kota”

Adalah benar benar hasil karya sendiri atau bukan merupakan plagiat skripsi orang lain. Apabila kemudian hari dari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar sarjananya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 06 Agustus 2019 Pembuat Pernyataan

NOVRIANTO

Dokumen terkait