• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rancangan Konfigurasi III

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 176-182)

3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.2. Analisis Rancangan Konfigurasi

4.2.2. Analisis Rancangan Konfigurasi Untuk Pekerjaan Mengoperasikan

4.2.2.2. Analisis Rancangan Konfigurasi III

Stasiun kerja pengoperasian excavator konfigurasi III adalah desain stasiun kerja yang ketinggian kursi, kemiringan sandaran kursi, dan jarak ujung kursi ke pedal mengacu kepada nilai batas tengah dari rentang yang ada pada salah satu excavator merek cukup terkenal, yaitu 46 cm untuk ketinggian kursi dari lantai tempat kaki operator berpijak, 1050 untuk kemiringan sandaran kursi, dan 30 cm untuk jarak ujung kursi ke pedal, serta disimulasikan pada persentil 5.

Postur tubuh yang terbentuk untuk menyesuaikan dengan desain stasiun kerja konfigurasi III ini adalah adalah postur duduk dengan kedua lengan bagian atas digerakkan menjauhi tubuh dan tangan menggenggam tuas kendali attachment dengan jangkauan yang maksimal dari operator, kedua kaki berada pada pedal namun tidak seluruh telapak kaki menapak pada pedal melainkan hanya bagian ujung telapak kaki saja, punggung bagian atas menyandar pada

sandaran, dan kepala tegak dengan pandangan lurus ke depan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.61 dibawah ini.

Gambar 4.61 Postur Kerja Pada Rancangan Konfigurasi III Untuk Pekerjaan Mengoperasikan Excavator

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai PEI postur kerja pada rancangan konfigurasi III pekerjaan mengoperasikan excavator yang terdiri dari hasil penilaian ergonomi berupa skor SSP, LBA, OWAS, dan RULA.

Tabel 4.13 Nilai PEI Pada Rancangan Konfigurasi III Untuk Pekerjaan Mengoperasikan Excavator Konfigurasi SSP > 90% Skor LBA OWAS RULA PEI Kode Skor Body Group Grand Score A B Konfigurasi III Ya, kecuali pergelangan kaki 674 2111 2 5 6 7 2,12

Berdasarkan hasil penilaian ergonomi pada Tabel 4.13, dapat dianalisis secara lebih mendalam dalam rangka menginterpretasikan hasil penilaian yang diperoleh. Analisis pertama dimulai dari SSP yang menunjukkan hasil lebih besar dari 90% kecuali untuk pergelangan kaki sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.62.

Gambar 4.62 Hasil SSP Postur Kerja Pada Rancangan Konfigurasi III Untuk Pekerjaan Mengoperasikan Excavator

Dari hasil SSP tersebut dapat dikatakan bahwa persentase kapabilitas yang lebih besar dari 90% untuk siku, bahu, batang tubuh, pinggul, dan lutut menandakan bahwa kegiatan bekerja mengoperasikan excavator dengan postur seperti Gambar 4.61 diatas pada dasarnya dapat dilakukan oleh sebagian besar pekerja namun hanya untuk bagian pergelangan kaki, tidak semua pekerja dapat melakukannya. Akan tetapi, perhitungan PEI akan tetap dilakukan meskipun tidak semua nilai SSP diatas 90%. Hal ini terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam tesis ini, yaitu untuk mendapatkan ergonomic assessment method yang

paling tepat, bukan hanya untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang paling ergonomis.

Analisis selanjutnya adalah untuk LBA yang menunjukkan tekanan pada bagian tulang belakang dimana memberikan nilai sebesar 674 Newton sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.63. Tekanan ini jauh dibawah batas nilai yang ditetapkan NIOSH sebesar 3400 N sehingga masih ideal bagi pekerja. Akan tetapi nilai LBA pada konfigurasi III ini lebih tinggi dari konfigurasi II. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan postur yang cukup ekstrim pada konfigurasi III untuk menyesuaikan dengan desain stasiun kerja.

Gambar 4.63 Hasil LBA Postur Kerja Pada Rancangan Konfigurasi III Untuk Pekerjaan Mengoperasikan Excavator

Berikutnya adalah analisis untuk OWAS yang menunjukkan tingkat kenyamanan postur kerja yang dirasakan pekerja selama melakukan pekerjaan. Nilai akhir OWAS yang diperoleh adalah sebesar 2 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.64. Nilai akhir sebesar 2 ini menandakan postur kerja masih membahayakan dan membutuhkan tindakan perbaikan di masa datang dan berasal dari kode OWAS 2111, yang berarti:

1. Postur batang tubuh atau punggung pekerja dalam kategori 2 yang menandakan bahwa postur punggung pekerja cenderung mengarah ke

2. Postur lengan operator dalam kategori 1 yang menandakan kedua tangan pekerja berada di bawah bahu;

3. Postur kaki dalam kategori 1 yang menandakan kaki dalam kondisi duduk; 4. Beban dalam kategori 1 yang menandakan beban yang diterima sama dengan

atau kurang dari 10 kg.

Gambar 4.64 Hasil OWAS Postur Kerja Pada Rancangan Konfigurasi III Untuk Pekerjaan Mengoperasikan Excavator

Analisis terakhir adalah analisis untuk RULA. Pada Gambar 4.65 dapat dilihat hasil RULA untuk postur kerja pada rancangan konfigurasi III untuk pekerjaan mengoperasikan excavator. Penjelasan mengenai nilai yang diberikan RULA untuk masing-masing bagian tubuh adalah sebagai berikut:

 Lengan atas

Nilai evaluasi untuk lengan bagian atas yang sebesar 2 berarti lengan bagian atas melakukan pergerakan ke arah depan dalam interval 00 hingga 200 dan digerakkan menjauhi tubuh.

 Lengan bawah

Nilai evaluasi untuk lengan bagian bawah yang sebesar 3 berarti lengan bagian bawah melakukan pergerakan ke arah depan dengan sudut lebih dari 1000 dan sedikit menyimpang ke arah luar.

 Pergelangan tangan

Nilai evaluasi untuk pergelangan tangan yang sebesar 2 berarti punggung tangan digerakkan ke arah bawah atau ke arah atas dalam interval 0 hingga 150.

 Perputaran pergelangan tangan

Nilai evaluasi untuk perputaran pergelangan tangan yang sebesar 1 berarti perputaran yang terjadi sebagian besar ada pada rentang pertengahan.

 Leher

Nilai evaluasi untuk leher yang sebesar 3 berarti leher melakukan gerakan

flexion (digerakkan ke arah depan) dalam interval 200 hingga lebih.

 Batang tubuh

Nilai evaluasi untuk batang tubuh yang sebesar 4 berarti batang tubuh mengarah ke belakang dengan sudut antara panggul dan badan adalah 900 hingga lebih, sedikit diputar dan didorong ke belakang.

Penambahan nilai RULA dipengaruhi oleh faktor penggunaan otot dan gaya. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.65, penggabungan skor dari kelompok A dan kelompok B ditambah skor dari penggunaan otot dan gaya, diperoleh grand score sebesar 7 yang berarti bahwa investigasi dan perubahan dibutuhkan saat ini juga karena pekerja melakukan pekerjaan dengan posisi kerja buruk yang menimbulkan cedera.

Gambar 4.65 Hasil RULA Postur Kerja Pada Rancangan Konfigurasi III Untuk Pekerjaan Mengoperasikan Excavator

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 176-182)

Dokumen terkait