• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Kerangka Teori 1 Pengertian Bank

4. Analisis Rasio Keuangan

Dengan diperolehnya suatu laporan keuangan pada perusahaan, akan dapat diketahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan secara menyeluruh. Kemudian setelah diperoleh suatu laporan keuangan maka perlu dilakukannya analisis agar kita bisa mengerti dan paham atas posisi keuangan yang sedang terjadi pada perusahaan saat ini.

Hasil dari analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Laporan keuangan juga akan memperlihatkan aktiva apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode, aktiva yang

sudah dilakukan tersebut tertuang dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing lain. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti jika dibandingkan antara angka-angka yang ada dalam suatu laporan keuangan itu sendiri atau antar laporan keuangan. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan tersebut dan pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan tersebut adalah analisis rasio keuangan.

a. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2014:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada pada laporan keuangan dengan cara membagi suatu angka dengan angka yang lain. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang

ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan: 1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun didalam

26

perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayaai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

2) Rasio Laverage (Laverage Ratio)

Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini

laverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal sendiri.

3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan utang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset yang dimilikinya.

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah diterapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya.

5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan dividen per saham.

6) Rasio Penilian (Valuation Ratio)

Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan, rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

5. Profitabilitas

a. Pengertian Profitabilitas

Rasio profitabilitas sering disebut dengan rasio rentabilitas. Menurut Kasmir (2014:196) rasio profitabilitas merupakan rasio

28

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efisiensi manajemen suatu perusahaan.

Analisis rasio profitabilitas menurut Dendawijaya (2009:118) adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam katagori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2014:196): 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

5) Untuk mengukur produktivitas suatu dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

Manfaat yang diperoleh adalah untuk:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

c. Macam-macam Rasio Profitabilitas

Analisis rasio profitabilitas suatu bank menurut Dendawijaya (2009:118) pada bab ini antara lain sebagai berikut:

1) Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

2) Return On Equity (ROE)

30

Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Return On Equiy (ROE) ini merupakan indikator rasio yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.

3) Rasio Maya (Beban) Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

4) Net Profit Margin (NPM) Ratio

ROE= Laba Bersih- x 100% x100%

Modal Sendiri

BOPO= Biaya (Beban) Operasional X 100%

Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Rasio NPM ini mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai resiko, seperti resiko kredit (kredit bermasalah dan macet), bunga (negative spead), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas).

Rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas pada penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Perlu dicatat, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on assets (ROA) dan tidak memasukan unsur return on equity

(ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dan simpanan masyarakat. Apabila rasio ini mengalami peningkatan maka profitabilitas perusahaan juga akan

NPM=

Laba Bersih Pendapatan Operasional

32

meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.

Dokumen terkait