• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014) SKRIPSI"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH

CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON

PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT

RATIO

, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN

OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)

PERBANKAN

(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Denok Adhiningrum

NIM: 21312012

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

i

ANALISIS PENGARUH

CAPITAL ADEQUACY RATIO

,

NON

PERFORMING FINANCING

,

FINANCING TO DEPOSIT

RATIO

, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN

OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)

PERBANKAN

(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Denok Adhiningrum

NIM: 21312012

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(4)

SALATIGA

(5)
(6)
(7)

v

HALAMAN MOTTO

ِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

َنيِرِباَّصلا َعَم َوّللا َّنِإ ِةَلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب ْاوُنيِعَتْسا ْاوُنَمآ َني

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S.

Al-Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,

Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),

Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,

(Q.S. An-Najm: 39-40)

ِلِ ْرُكْشا ِنَأ ِْيَْماَع ِفِ ُوُلاَصِفَو ٍنْىَو ىَلَع ًانْىَو ُوُّمُأ ُوْتَلََحَ ِوْيَدِلاَوِب َناَسنِْلْا اَنْ يَّصَوَو

ِإ َكْيَدِلاَوِلَو

ُيرِصَمْلا ََّلِ

Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang

tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan

kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Q.S. Al-Luqman: 14)

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini selasai atas ridho dari Sang Maha Pencipta ALLAH SWT, dan

saya persembahakan kepada:

1. Ibu saya Nur Janah dan Bapak saya Muh Tohir, terimakasih atas semua

yang telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian

menjadi orang tua yang paling bahagia.

2. Kakak saya Muhammad Fahli Yohansyah yang menemani saya berjuang

untuk membahagiakan orang tua kita.

3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang

selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. M Rijal Arosyid yang telah menemani, membantu, mendo’akan dan

memberi semangat mulai dari mengerjakan proposal skripsi, sampai

penyelesaian skripsi ini, terima kasih telah meluangkan waktu.

5. Sahabat-sahabat saya Lu’lu’il Hidayah, Alfi Barokah yang selalu

menemani saya. Serta teman-teman yang selalu memberikan keceriaan,

Putri, Azimatul, Umi Wahyu, Erma, serta teman-teman PS-S1 angkatan

tahun 2012 semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

4. Ari Setiawan, S.Pd., MM. dosen pembimbing skripsi yang telah memberi

arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.

(10)

5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan

wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

6. Ibu saya Nur Janah dan Bapak saya Muh Tohir yang telah memberikan do’a,

kasih sayang, semangat dan dukungan.

7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga angkatan 2012 terima kasih atas kebersamaan dan

kegembiraannya selama kuliah.

8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah

SWT, amiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya

pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan

segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan

mempelajarinya. Aamiin.

Salatiga, 9 Juli 2016

Penulis

(11)

ix

ABSTRAK

Adhiningrum, Denok. 2016. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, S.Pd., MM.

Penelitian ini dilatar belakangi adanya persaingan yang ketat antara bank syariah dan bank konvensional. Di mana dalam persaingan ini bank syariah dan bank konvensional saling bersaing guna mendapatkan profit yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO terhadap ROA pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia yang berjumlah 11 bank, dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10 bank. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Uji stasioneritas ditujukan untuk mengetahui apakah data layak untuk digunakan, uji statistik yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara parsial, serta uji F untuk menguji antar variabel secara bersama-sama. Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan seluruh variabel lolos dalam uji asumsi klasik. Sedangkan pada uji statistik menunjukan variabel CAR brpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, variabel NPF dan FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA, sementara variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi keempat variabel independen terhadap ROA sebesar 60.37% yang ditunjukan dari besarnya R2 sisanya 39.63% dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian.

Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing(NPF), Financing To Deposit Ratio(FDR), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional(BOPO), dan Profitabilitas (ROA)

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv

HALAMAN MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Rumusan Masalah 11

C. Tujuan Penelitian 12

D. Manfaat Penelitian 12

E. Sistematika Penulisan 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 16

A. Telaah Pustaka 16

B. Kerangka Teori 20

1. Pengertian Bank 20

(13)

xi

2. Bank Syariah 21

3. Laporan Keuangan 22

a. Pengertian Laporan Keuangan 22

b. Tujuan Laporan Keuangan 23

4. Analisis Rasio Keuangan 24

a. Pengertian Rasio Keuangan 25

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan 25

5. Profitabilitas 27

a. Pengertian Profitabilitas 27

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas 28

c. Macam-macam Rasio Profitabilitas 29

6. Capital Adequacy Ratio (CAR) 32

7. Non Performing Financing (NPF) 33

8. Financing to Deposit Ratio (FDR) 34

9. Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) 37

C. Kerangka Pemikiran 39

D. Hipotesis 40

BAB III METODE PENELITIAN 43

A. Jenis Penelitian 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 44

C. Populasi dan Sampel 44

D. Teknik Pengumpulan Data 46

E. Skala Pengukuran 46

F. Desinisi Konsep dan Operasional 47

1. Definisi Konsep 47

2. Operasional 49

3. Alat Analisis 51

BAB IV ANALISIS PENELITIAN 61

(14)

A. Diskripsi Objek Penelitian 61

1. Gambaran Umum Penelitian 61

2. Langkah-langkah Pembuatan Model Penelitian 61

3. Diskriptif Statistik 62

B. Analisis Data 63

1. Uji Stasioneritas 63

2. Uji Statistik 67

a. Uji regresi secara parsial (Uji t) 67

b. Uji regresi serempak (Uji f) 69

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) 71

3. Uji Asumsi Klasik 72

a. Uji multikolinieritas 72

b. Uji heteroskendastisitas 76

c. Uji autokorelasi 77

4. Interprestasi Data 79

C. Pembahasan 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 85

A. Kesimpulan 85

B. Saran 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 9

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia 44

Tabel 3.2 Daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan

Sampel 45

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik 63

Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) 64 Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing

(NPF) 65

Tabel 4.4 Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio

(FDR) 66

Tabel 4.5 Uji Stasioneritas Variabel biaya operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO) 66

Tabel 4.6 Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) 67

Tabel 4.7 Ringkasan Data Uji Stasioneritas

Tabel 4.8 Hasil Uji T 68

Tabel 4.9 Hasil Uji F 70

Tabel 4.10 Hasil Uji Detrerminasi 71

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen

72

Tabel 4.12 Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen 73 Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel

Dependen 74

Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel

Dependen 74

Tabel 4.15 Ringkasan Data Uji Multikolinieritas

Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskendastisitas 76

Tabel 4.17 Durbin Watson 77

Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Berganda 79

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Skala Pengukuran Durbin Watson 78

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Utama

Lampiran II Uji Deskriptif Statistik

Lampiran III Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Lampiran IV Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing

(NPF)

Lampiran V Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Lampiran VI Uji Stasioneritas Variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Lampiran VII Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Lampiran VIII Uji Statistik (Uji t, Uji f, R2)

Lamporan IX Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen

Lampiran X Uji Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen

Lampiran XI Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel Dependen

Lampiran XII Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel Dependen

Lampiran XIII Hasil Uji Heteroskendastisitas Lampiran XIV Uji autokorelasi (Durbin Watson) Lampiran XV Analisis Regresi Berganda

(18)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Keadaan sekarang memungkinkan semuanya untuk tetap bersaing.

Begitu juga dalam sektor ekonomi, seperti perbankan yang sekarang ini

mendapatkan tantangan untuk bersaing di dunia ekonomi. Terutama untuk

bank syariah, bank syariah harus mampu untuk bersaing dengan bank

konvensional yang sudah ada terlebih dahulu dibandingkan dengan bank

syariah. Bank syariah harus mampu untuk mengambil hati masyarakat,

bukan hanya untuk masyarakat muslim saja melainkan untuk semua

kalangan masyarakat. Perlu adanya strategi-strategi yang digunakan bank

syariah untuk memenangkan persaingan ini, salah satunya dengan

menawarkan produk yang jelas konsepnya serta berbagai keunggulan yang

terdapat pada suatu produk tersebut. Memenuhi semua kebutuhan dan

keinginan nasabah, selain itu dengan memberikan berbagai

fasilitas-fasilitas yang sudah ada dalam bank ditambah dengan adanya

prinsi-prinsip syariah yang membuat kalangan muslim melirik bisnis ini. Dengan

bertambahnya jumlah nasabah pada bank syariah ini akan semakin

membantu bank syariah untuk berkembang, selain itu profit yang

didapatkan oleh bank syariah juga semakin bertambah, dengan

(19)

2

sektor ekonomi, karena bank merupakan salah satu lembaga yang

berperan penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu

negara.

Pada Bank Syariah tentunya terdapat aturan-aturan atau ajaran-ajaran

Islam yang tentunya dengan tujuan untuk membantu masyarakat atau

nasabah yang membutuhkan bantuan pihak perbankan syariah. Seperti

pendapat dari Wirdyaningsih (2005:37) di dalam Islam aktivitas keuangan

dan perbankan dipandang sebagai wahana bagi masyarakat untuk

membawa mereka kepada pelaksanaan dua ajaran Al-Qur’an, yaitu prinsip

saling at-Ta’awun (memebantu dan saling bekerja sama antara anggota masyarakat untuk kebaikan) dan prinsip menghindari al-Iktinaz (menahan dan membiarkan dana menganggur dan tidak diputar untuk transaksi yang

bermanfaat).

Salah satu fungsi utama dari perbankan adalah sebagai lembaga yang

berperan menerima dana dari pihak yang kelebihan dana, kemudian dana

tersebut disalurkan kepada pihak yang kekurangan dana. Pendapat ini

didukung oleh Wirdyaningsih (2005) yang mengatakan bahwa fungsi vital

perbankan adalah sebagai lembaga yang berperan menerima simpanan dari

nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan

dana.

Bank syariah menurut Yudiana (2014:1) merupakan lembaga

(20)

terutama disektor rill. Pada umumnya pengertian bank syariah adalah

lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa

lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi

disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

Dalam Nugroho (2012) kinerja keuangan menurut Meliyanti (2007)

merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan manajemen dalam

mengelola sumber daya secara optimal. Bagi lembaga keuangan bank,

kinerja keuangan menunjukkan bagaimana orientasi manajemen dalam

menjalankan organisasinya dan mengakomodasi kepentingan manajemen

(pengurus), pemegang saham (pemilik), nasabah, otoritas moneter,

maupun masyarakat umum yang aktivitasnya berhubungan dengan

perbankan. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian

kinerja keuangan adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.

Tujuan utama dari perusahaan perbankan adalah mencapai

profitabilitas dengan maksimal. Selain itu dalam penelitian Nugroho

(2012) menurut Dendawijaya (2003) profitabilitas suatu perusahaan juga

mencerminkan dari kesehatan bank tersebut. Semakin tinggi tingkat

profitabilitas maka semakin baik kesehatan bank tersebut. Pada umumya

ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE) dan

Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari

(21)

4

(ROE) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola

modal yang tersedia untuk mendapatkan net income.

Umumnya dalam industri perbankan dalam mengukur tingkat

profitabilitas adalah Return on Asset (ROA). Pendapat ini didukung oleh Siamat (2007) yang mengatakan bahwa indikator yang digunakan untuk

mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Return on Equity

(ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA) pada industri perbankan.

Return On Asset (ROA) menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba melalui asset yang dimilikinya. Menurut Kasmir

(2014:201) return on total assets atau return in investement (ROI) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return on asset (ROA) juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola

investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian dari seluruh dana

perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil

(rendah) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya

rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi

perusahaan.

Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecakupan modal bank dalam menutupi aktiva yang mengandung resiko.

(22)

rasio yang digunakan untuk mengukur kecupukan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misal kredit yang

diberikan. Jika rasio CAR meningkat maka pendapatan juga akan

meningkat.

Salah satu fungsi dari lembaga keuangan perbankan adalah dengan

menyalurkan dana kepada masyarakat atau bisa dikatakan dengan

pembiayaan atau kredit. Kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat

merupakan salah satu sumber pendapatan bagi bank. Tetapi apabila

kreditur tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam

mengembalikan kredit akan timbul masalah yang akan dihadapi oleh

perbankan mengenai resiko kredit. Pembiayaan bermasalah dapat dihitung

dengan menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Seperti yang dikutip Alifah (2014) dari pendapat Hasibuan, rasio Non Performing Financing (NPF) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio

kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu resiko usaha bank,

yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembalian atau yang

diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh

pihak bank kepada debitur. Kredit bermaslah yang dihadapi oleh

perbankan sangat berpengaruh dengan laba yang diperoleh pihak

(23)

6

Dana yang digunakan dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat

adalah dana dari pihak ketiga atau dari pihak yang kelebihan dana. Rasio

yang digunakan untuk mengukur penyaluran dana pihak ketiga kepada

masyarakat adalah Financing to Deposit Ratio (FDR). Menurut Nugroho (2012) salah satu ukuran untuk mengetahui likuiditas bank adalah

Financing to Deposit Rasio (FDR) yaitu seberapa besar dana bank yang disalurkan kepada kreditur. Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin

meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit

dengan efektif). Begitu juga sebaliknya jika Financing to deposit ratio

(FDR) pada bank semakin menurun, maka semakin menurun pula laba

yang didapatkan oleh bank.

Menurut Ambo dalam penelitian Sulindawati dkk (2015), rasio

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah rasio

perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional.

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar BOPO maka

semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga

sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja keuangan perbakan semakin meningkat atau membaik.

Restyana (2011), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM Terhadap Profitabilitas

(24)

menunjukkan bahwa CAR, LDR, dan NIM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan NPL dan

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil

penelitian ini diharapkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan

NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam

pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat.

Fahmy (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh CAR,

NPF, BOPO dan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”

menunjukan bahwa variabel CAR berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap ROA, variabel FDR dan NPF berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keempat variabel

independen terhadap ROA adalah sebesar 38,5% yang ditunjukkan dari

besarnya Adjusted R2 , sisanya sebesar 61,5% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian.

Mitasari (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposite Ratio, Net Interest Margin dan BOPO terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”

menunjukkan bahwa Operational Cost Ratio to Operational Income

(BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan

(25)

8

terhadap Return On Asset (ROA) sedangkan Capital Adequacy Ratio

(CAR) tidak berpengaruh terhadap Return OnAsset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013

pada level of signifikan 5%. Kemampuan prediksi dari kelima variabel

tersebut terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 74.7%, sedangkan sisanya 25,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke

dalam model penelitian.

Alifah (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh CAR,

NPL, BOPO, dan LDR terhadap Profitabilitas Bank (ROA) pada

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2012”. Hasil uji t menunjukkan bahwa CAR memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 0,265 dan nilai signifikansi sebesar 0,005 sehingga CAR

berpengaruh positif terhadap ROA. NPL memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,059 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,524 sehingga NPL

tidak berpengaruh terhadap ROA. BOPO memiliki nilai koefisien regresi

-0,177 dan nilai signifikansi sebesar 0,070 sehingga BOPO tidak

berpengaruh terhadap ROA. LDR memiliki nilai koefisien regresi 0,255

dan nilai signifikansi sebesar 0,010 sehingga LDR berpengaruh positif

terhadap ROA. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL,

BOPO, dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA ditunjukkan

dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil uji

(26)

independen (CAR, NPL, BOPO dan LDR) adalah 1,72%, dan sisanya

82,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Berbeda lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012)

yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Liquiditas dan

Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

(27)
(28)

Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang masih terjadi

ketidak konsistenan dalam hasil penelitian, maka perlu dilakukan

penelitian lanjut guna memperoleh kepastian mengenai hasil dari pengaruh

CAR, NPF, FDR dan BOPO terhadap perubahan laba pada perbankan.

Alasan penulis memilih keempat variabel tersebut karena merupakan

indikator umum dalam perolehan laba pada perusahaan perbankan. Penulis

memilih studi kasus pada Bank Umum Syariah karena saat ini peran Bank

Umum Syariah semakin dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia terutama

dalam produk pembiayaan yang jauh berbeda dengan bank konvensional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh Capital Adquacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendpaatan Operasional (BOPO)

terhadap profitabilitas (ROA) bank. Adapun permasalah pokok yang

diangkat dalam penelitian ini, dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas (ROA)?

2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas (ROA)?

(29)

12

4. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas?

2. Menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas?

3. Menganalisis pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas?

4. Menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperluas

pemahaman mengenai rasio keuangan perbankan.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi

atau referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rasio

(30)

3. Bagi Perusahaan Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

pembuatan keputusan untuk memaksimalkan profitabilitas perbankan.

4. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam Bank.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang

terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi

ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

Dalam bab pertama ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang

menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori

maupun fakta yang ada dan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang

menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi

mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang

memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian

merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai berdasarkan pada latar

belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada

bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai

ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam

(31)

14

Pada bab kedua ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran

teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu

dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan

dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari

tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah

penelitian.

Di bab yang ketiga akan menguraikan variabel penelitian dan

efisiensi operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan

dalam penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara

operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan

dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode

pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data

yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data

mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan

dalam penelitian.

Bagian bab yang keempat ini menjelaskan tentang diskripsi objek

penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam

penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan

bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah

(32)

serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan

intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.

Bagian akhir dalam penelitian ini berisi kesimpulan, saran, dan

keterbatasan penelitian. Yang selanjutnya dilengkapi dengan daftar pustaka

(33)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Penelitian tentang tingkat profitabilitas pada perbankan telah banyak

dilakukan diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Buyung

Nusantara (2009) dengan judul Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan

BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik

dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007).

Dari hasil analisis menunjukan bahwa data NPL, CAR, LDR, dan BOPO

secara parsial signifikan terhadap ROA bank go publik pada level of

signifikan kurang dari 5%. Sedangkan pada bank non go public, hanya

LDR yang berpengaruh signifikan. Hasil pengujian menghasilkan nilai

Chow test (3,372) > F tabel (1,96). Hal ini berarti terdapat perbedaan

pengaruh yang signifikan dari pengaruh 4 variabel bebas tersebut terhadap

ROA pada bank go publik dan bank non go publik.

Dalam penelitan Sarah Zahrotul Khotimah (2011) dengan judul

Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR Terhadap

Perubahan Laba Pada Bank Devisa di Indonesia Tahun 2005-2008. Dari

hasil analisis menunjukan hasil secara parsial bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan, dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh

(34)

Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba bank devisa tahun 2005-2008 pada level of signifikan 5%. Kemudian hasil

estimasi regresi berganda menunjukkan kemampuan prediksi 5 variabel

bebas tersebut terhadap perubahan laba sebesar 34,2% sedangkan sisanya

yaitu sebesar 65,8 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.

Yonira Bagiani Alifah (2014) melakukan penelitian dengan tujuan

untuk menguji secara empiris pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdafar di

Bursa Efek Indonesia. Hasil uji T menunjukan bahwa CAR memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,265 dan nilai signifikan sebesar 0,070 sehingga

CAR berpengaruh positif terhadap ROA. NPL memiliki nilai koefisien

rehresi sebesar 0.059 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,542 sehingga

NPL tidak berpengaruh terhadap ROA. BOPO memiliki nilai koefisien

regresi -0,177 dan nilai signifikan sebesar 0,070 sehingga BOPO tidak

berpengaruh pada ROA. LDR memiliki koefisien regresi 0,25 dan nilai

signifikan sebesar 0,010 sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA ditunjukan dengan nilai

signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil uji adjusted R2

(35)

18

(CAR, NPL, BOPO dan LDR) adalah 1,72% dan sisanya 82,8%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Siti Sumiati (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh

CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROA)

Pada Bank Muamalat Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukan dari

kelima variabel yang diteliti CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO hanya

terdapat dua variabel saja yang berpengaruh terhadap ROA pada Bank

Muamalat yaitu LDR dan NIM, sehingga penelitian selanjutnya perlu di

triming karena masih terdapat tiga variabel yang tidak signifikan, dengan

demikian penelitian selanjutnya hanya menggunakan dua variabel yang

signifikan yaitu LDR dan NIM, dan hasilnya kedua variabel tersebut

berpengaruh secara positif terhadap ROA dan LDR 0,301 dan NIM 0,758.

Diyah Pamularsih (2014) tentang Pengaruh LDR, NPL, NIM,

BOPO, CAR, dan Suku Bunga Terhadap Profitabilitas pada sektor

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

2009-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA. Dengan hipotesis pertama yang menunjukan CAR mempengaruhi ROA (Ditolak). Ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menunjukan LDR mempengaruhi ROA (Diterima). Ada pengaruh

(36)

ROA (Ditolak). Ada pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua

yang menunjukkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) mempengaruhi ROA (Diterima). Tidak ada pengaruh Suku Bunga

terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis hipotesis kedua yang

menunjukkan suku bunga mempengaruhi ROA (Ditolak).

Penelitian yang dilakukan oleh Julita (2012) dengan tujuan

mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh antara Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) baik secara parsial maupun silmutan terhadap Profitabilitas (ROA) pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil dari

penelitian ini membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh terhadap Retrun On Asset (ROA). Namun Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA). Sedangkan secara simultan penelitian membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian

terdahulu terletak pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini obyek yang

digunakan adalah Bank Umum Syariah sedangkan pada

penelitian-penelitian terdahulu banyak menggunakan perusahaan perbankan yang

(37)

20

penelitian ini hanya variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO. Pada penelitian

ini laporan keuangan yang digunakan mulai dari periode 2010 sampai

2014, menggunakan lima periode terakhir karena dapat digunakan untuk

mempermudah prediksi perolehan bank pada tahun selanjutnya.

B. Kerangka Teori 1. Pengertian Bank

Menurut Rindjin (2000:12) dari lintasan sejarah timbulnya bank, telah

dapat diperoleh gambaran tentang apa yang disebut bank, mulai dari

bentuknya yang bersifat embrional sebagai usaha tukar menukar uang,

kemudian berkembang untuk menerima simpanan, memberikan pinjaman,

perantara dalam lalu lintas pembayaran sampai pada tahap yang modern,

yaitu menciptakan uang.

Dalam UU no.7/1992 antara lain disebutkan bahwa bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak. UU no.7/1992 disempurnakan dengan UU

no.10/1998 antara lain disebutkan, bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari penjelasan mengenai bank diatas dapat disimpulkan bank adalah

badan usaha yang berfungsi sebagai perantara keuangan yaitu dengan

(38)

tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta memberikan

jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

2. Bank Syariah

Bank syariah menurut Meilita (2012) merupakan lembaga keuangan

yang berdasarkan prinsip syariah, fungsi utamanya adalah sebagai

penghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan dana lagi

kepada masyarakat atau dengan kata lain fungsi bank syariah adalah

sebagai perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

masyarakat yang kekurangan dana. Adapun dana masyarakat tersebut

tersebut berasal dari sumber pihak ketiga atau yang disebut dengan dana

masyarakat yaitu Giro, Tabungan dan Deposito berdasarkan prinsip

Mudharabah atau Wadiah.

Sedangkan menurut Sofyan (2012:108) bank syariah adalah bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah bersumber dari Al-Qur’an dan Al

-Hadist, yaitu tidak menggunakan instrumen bunga (riba) dan

memposisikan kesetaraan antara pihak bank dan nasabah dalam melalukan

berbagai transakasi. Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai

syariah, bank syariah menerapkan sistem lost and profit sharing dan pengambilan keuntungan. Bank syariah lahir sebagai solusi alternatif

perdebatan tentang bunga bank sebagai riba.

Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, bank syariah

menjalankan kegiatan operasinya dengan berdasarkan ketentuan Al-Hadist

(39)

22

di dalam bank syariah ketentuan atau pembagian keuntungan disebutkan

sebagai bagi hasil. Dalam penelitian ini bank syariah menjadi objek pada

penelitian, tepatnya terhadap bank umum syariah yang ada di Indonesia.

Digunakannya bank syariah dalam penelitian ini karena pada tahun

penelitian bank syariah mengalami peningkatan yang cukup pesat

dibandingkan dengan tahun sebelum penelitian ini. Dan pada tahun

sebelum penelitian bank syariah yang ada di Indonesia mulai bermunculan.

3. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut Kasmir (2010:66) adalah laporan

yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau

dalam suatu periode tertentu. Menganalisis laporan keuangan

merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan

dalam suatu periode. Di dalam laporan keuangan juga dapat

diketahui bagaimana kondisi dan posisi suatu perusahaan saat ini.

Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang harus

dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat

berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan

yang dimilikinya serta untuk memanfaatkan peluang yang ada dan

menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul

sekarang dan di massa yang akan datang.

Salah satu sumber informasi penilian kinerja perusahaan

(40)

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, dapat dihitung rasio-rasio

keuangan seperti rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan

lainnya. Dalam Wismaryanto (2015) menurut Wulandari (2011)

tujuan adanya laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan

dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk

melakukan investasi, evaluasi, dan perencanaan.

Laporan keuangan menggambarkan secara ringkas mengenai

apa saja yang terjadi di dalam manajemen perusahaan, khususnya

pada hal mengenai arus keluar masuknya keuangan di dalam

perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Laporan keuangan dapat

dijadikan sebagai tolak ukur apakah suatu perusahaan itu sehat

dalam segi financial, atau sebaliknya. Laporan keuangan inilah juga

dapat dijadikan sebagai bahan analisis bagi investor dalam

menanamkan sahamnya.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan secara umum menurut

Kasmir (2014:11) untuk memberikan informasi keuangan suatu

perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.

Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan

keuangan yaitu:

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)

(41)

24

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5) Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode.

7) Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.

8) Informasi keuangan lainnya.

4. Analisis Rasio Keuangan

Dengan diperolehnya suatu laporan keuangan pada perusahaan,

akan dapat diketahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan

secara menyeluruh. Kemudian setelah diperoleh suatu laporan

keuangan maka perlu dilakukannya analisis agar kita bisa mengerti

dan paham atas posisi keuangan yang sedang terjadi pada perusahaan

saat ini.

Hasil dari analisis laporan keuangan juga akan memberikan

informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Laporan keuangan juga akan memperlihatkan aktiva apa saja yang

(42)

sudah dilakukan tersebut tertuang dalam angka-angka, baik dalam

bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing lain.

Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti jika dibandingkan antara

angka-angka yang ada dalam suatu laporan keuangan itu sendiri atau

antar laporan keuangan. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan

posisi keuangan suatu perusahaan tersebut dan pada akhirnya kita

dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut.

Perbandingan tersebut adalah analisis rasio keuangan.

a. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2014:104) rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada pada laporan keuangan

dengan cara membagi suatu angka dengan angka yang lain.

Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan

komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang

ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode

maupun beberapa periode.

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan:

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban

(43)

26

perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain rasio

yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau

rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayaai

dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

2) Rasio Laverage (Laverage Ratio)

Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa

sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah

pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih

menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah

digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini

laverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang. Artinya besarnya utang yang digunakan perusahaan untuk

membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal

sendiri.

3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan,

penagihan utang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil

pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih

(44)

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga

memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang

ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari

pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik

apabila mampu memenuhi target laba yang telah diterapkan dengan

menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya.

5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan

perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang

dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan

per saham dan dividen per saham.

6) Rasio Penilian (Valuation Ratio)

Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen

menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti

rasio harga saham terhadap pendapatan, rasio nilai pasar saham

terhadap nilai buku.

5. Profitabilitas

a. Pengertian Profitabilitas

Rasio profitabilitas sering disebut dengan rasio rentabilitas.

(45)

28

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efisiensi

manajemen suatu perusahaan.

Analisis rasio profitabilitas menurut Dendawijaya

(2009:118) adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat

efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam katagori ini dapat pula

digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan,

maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2014:196):

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri

5) Untuk mengukur produktivitas suatu dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan

(46)

Manfaat yang diperoleh adalah untuk:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri

5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

c. Macam-macam Rasio Profitabilitas

Analisis rasio profitabilitas suatu bank menurut

Dendawijaya (2009:118) pada bab ini antara lain sebagai berikut:

1) Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin

baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

2) Return On Equity (ROE)

(47)

30

Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Return On Equiy (ROE) ini merupakan indikator rasio yang

amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang

dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti

terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.

Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga

saham bank.

3) Rasio Maya (Beban) Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya

operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

4) Net Profit Margin (NPM) Ratio

ROE= Laba Bersih- x 100% x100%

Modal Sendiri

BOPO= Biaya (Beban) Operasional X 100%

(48)

Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang

diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima

dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut.

Rasio NPM ini mengacu kepada pendapatan operasional

bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang

dalam praktiknya memiliki berbagai resiko, seperti resiko kredit

(kredit bermasalah dan macet), bunga (negative spead), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas).

Rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas pada

penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Perlu dicatat, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank

Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on assets (ROA) dan tidak memasukan unsur return on equity

(ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan

pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas

suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian

besar berasal dari dan simpanan masyarakat. Apabila rasio ini

mengalami peningkatan maka profitabilitas perusahaan juga akan NPM=

Laba Bersih

Pendapatan Operasional

(49)

32

meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan

profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.

6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendawijaya (2009:121) adalah rasio yang memeperlihatkan seberapa jauh aktiva

bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga,

tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di

samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung

atau menghasilkan resiko, misal kredit yang diberikan. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Capital adequacy ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai

kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang

mengandung resiko.

Dendawijaya (2009:40) menyatakan bahwa, ketentuan tentang

modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti

standar Bank for International Settlements (BIS). Sejalan dengan CAR =

Modal Bank

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

(50)

standar tersebut, dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Febuari

1991 (Pakfeb 1991), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum

menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang

menurut resiko (ATMR). Ketentuan presentase harus telah terpenuhi

selambat-lambatnya pada akhir 1993. Presentase kebutuhan modal

minimum yang diwajibkan menurut Bank for International Settlements (BIS) ini desebut capital adequacy ratio (CAR). Dengan demikian, capital adequacy ratio (CAR) minimum bagi bank-bank umum di Indonesia adalah 8%.

7. Non Performing Financing (NPF)

Menurut Riqul dan Imron (2015) Non Performing Financing

(NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola

pembiayaan bermasalah yang diberikan bank. Pembiayaan bermasalah

adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan

macet. Semakin besar non performing financing (NPF)

mengakibatkan semakin menurunnya return on asset (ROA).

Kredit bermasalah yang dimiliki oleh perbankan menurut

Wismaryanto (2015) kredit yang masuk dalam golongan kurang

lancar, diragukan, dan macet. Kredit merupakan kredit yang diberikan

kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit

bermasalah menggambarkan situasi dimana pengembalian kredit

(51)

34

Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan dalam perusahaan perbankan untuk mengukur sejauhmaa kemampuan

manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang

diberikan oleh bank. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang

dalam pembayaran atau pengembaliannya kurang lancar, diragukan,

atau bahkan macet.

Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPF gross kurang dari

5%. Rasio NPF sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

dapat dihitung dengan rumus :

8. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposito Ratio (FDR) menurut Dendawijaya (2009:59) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang

disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai

sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,

dana yang dihimpun bank dalam penerapan rasio tersebut adalah dana

masyarakat atau dana pihak ketiga, Kredit Liquiditas Bank Indonesia

atau KLBI (jika ada), dan modal inti bank. Financing to deposit ratio

(FDR) dianggap sebagai tolak ukur untuk menilai kesehatan suatu

bank dilihat dari segi likuiditasnya.

NPF= Kredit Bermasalah

Total Kredit

(52)

Sedangkan menurut Kasmir (2014:225) Financing to deposit ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah

dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

Lebih jelasnya rasio FDR adalah rasio yang membandingkan

seluruh jumlah dana yang disalurkan oleh pihak bank dengan dana

yang diterima oleh bank dari masyarakat.

Dendawijaya (2009:116) merumuskan penilian likuiditas

sebagai berikut:

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,

termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai

berikut:

1. KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) (jika ada)

2. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat

3. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3

bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi

4. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu

lebih dari 3 bulan

5. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu

lebih dari 3 bulan FDR =

Jumlah Kredit yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga

(53)

36

6. Modal pinjaman

7. Modal inti. Modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor

pemilik bank, aigo saham (terutama untuk bank yang telah go publik), berbagai cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham bank), serta laba tahun

berjalan.

Financing to deposit ratio (FDR) tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh

penarikan kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban

bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik

kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan

kredit.

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin

rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini

disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai

kredit menjadi semakin besar.

Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank

Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk rasio FDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0,

(54)

2. Untuk rasio FDR di bawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya

likuiditas bank tersebut dinilai sehat.

Financing to deposto ratio (FDR) juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagai praktisi

perbankan menyepakati bahwa batas aman dari financing to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%.

9. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Prasetyo, Binastuti, dkk (2014) rasio ini sering juga

disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti

semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang

bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank ada dalam kondisi

bermasalah semakin kecil.

Secara sederhana efisiensi operasional menurut Dwi dan

Darmayanti (2015) adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola

input menjadi output dengan efisien. Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasinya. Rasio BOPO merupakan rasio perbandingan

antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dimana jika

tingkat BOPO yang dihasilkan semakin rendah maka kinerja

(55)

38

menunjukkan bahwa bank lebih efisien dalam menggunakan sumber

daya yang ada untuk kegiatan operasionalnya sehingga profitabilitas

semakin meningkat.

Sedangkan menurut Khotimah (2011) biaya operasional

merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka

menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya

tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional

merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang

diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan

operasi lainnya.

Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam

melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini menunjukan

bahwa semakin efisien pihak perbankan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. Sebaliknya, jika rasio ini semakin besar maka

semakin tidak efisien pihak perbankan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya.

Menurut Dendawijaya (2009:119) rasio biaya operasional

adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan

operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO=

Biaya (Beban) Operasional

Pendapatan Operasional

(56)

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

landasan teori, dan penelitian terdahulu maka dalam penelitian ini

hipotesis yang akan digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas yang

berpengaruh terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut :

D. Hipotesis

Hipotesis menurut Sumanto (2014:51) adalah penjelasan yang

(57)

40

atau akan terjadi. Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau

perbedaan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih dengan

pernyataan yang singkat, jelas dan tidak banyak interpretasi.

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Wityasari (2014) menyatakan

bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap ROA pada bank umum

konvensional go public periode 2009-2013. Kemudian penelitian

tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Mubarok

(2010) bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapat profitabilitas pada sektor perbankan yang

go public di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian diatas,

maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat profitabilitas.

2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Tingkat Profitabilitas.

Pada penelitian yang dilakukan Fitriyana (2011) oleh secara

parsial variabel NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA pada bank

umum konvensioal di Indonesia periode 2006-2010. Begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmy (2014) yang mengatakan

(58)

terhadap return on asset (ROA). Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat profitabilitas.

3. Pengaruh Financing to deposit Ratio (FDR) terhadap Tingakat Profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014)

menunjukan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2009)

menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA pada

Bank Muamalat Indonesia. Maka dari itu peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

H3 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat profitabilitas.

4. Pengaruh Biaya Operasioal pada Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Tingkat Profitabilitas.

Pada penelitian Regina (2012) BOPO secara parsial

berpengangaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Bank

Umum yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Widianata (2012) menyatakan

bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap

(59)

42

Bank Indonesia Periode Tahun 2009-2011. Maka dari itu penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO)

(60)

43

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian

kuantitatif menurut Martono (2011:20) dilakukan dengan mengumpulkan

data berupa angka, kemudian data yang berupa angka tersebut diolah dan

dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah yang berada dibalik

angka-angka tersebut.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, menurut Supardi (2005:115) purposive sampling merupakan teknik non probability sampling yang lebih tinggi kualitasnya

dan merupakan pengembagan atau penyempurnaan dari metode-metode

sebelumnya, dimana peneliti telah membuat kisi-kisi atau batas-batas

berdasarkan ciri-ciri subjek yang akan dijadikan sampel penelitan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Bawono (2006:29) mengatakan data sekunder adalah data yang diperoleh

secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa

lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah,

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.2 Daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan Sampel
Tabel 4.7 Ringkasan Data Uji Stasioneritas
Tabel 4.8 di atas merupakan hasil uji statistik. Terdiri dari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Widoto, Andita Anggraeni Widoto. Studi Korelasi antara Kecemasan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris dan Prestasi Kemampuan Berbicara pada Mahasiswa Semester Dua

revealed the essential meaning of the Quran and brought out the meaning to be a guidance for the spiritual seeker (salik) to obtain Knowledge of God (ma’rifatullah). Artikel ini

Berdasarkan keputusan yang diperolehi daripada pembangunan dan pengujian topologi, saiz kekisi 0.380m dan jarak ke akses paling hampir digunakan dalam analisa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perilaku kepemimpinan dalam pelaksanaan program kerja budaya organisasi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah

[r]

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah diberikan kepad penulis sehingga berhasil menyelesaikan penyusunan laporan skripsi yang

Arahan Kebijakan & Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya|3- 13  pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan masyarakat; dan  pengembangan kawasan