i
ANALISIS PENGARUH
CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON
PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT
RATIO
, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN
OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)
PERBANKAN
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
Denok Adhiningrum
NIM: 21312012
JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
ANALISIS PENGARUH
CAPITAL ADEQUACY RATIO
,
NON
PERFORMING FINANCING
,
FINANCING TO DEPOSIT
RATIO
, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN
OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)
PERBANKAN
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
Denok Adhiningrum
NIM: 21312012
JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SALATIGA
v
HALAMAN MOTTO
ِذَّلا اَهُّ يَأ اَي
َنيِرِباَّصلا َعَم َوّللا َّنِإ ِةَلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب ْاوُنيِعَتْسا ْاوُنَمآ َني
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S.
Al-Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,
Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
(Q.S. An-Najm: 39-40)
ِلِ ْرُكْشا ِنَأ ِْيَْماَع ِفِ ُوُلاَصِفَو ٍنْىَو ىَلَع ًانْىَو ُوُّمُأ ُوْتَلََحَ ِوْيَدِلاَوِب َناَسنِْلْا اَنْ يَّصَوَو
ِإ َكْيَدِلاَوِلَو
ُيرِصَمْلا ََّلِ
Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Q.S. Al-Luqman: 14)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini selasai atas ridho dari Sang Maha Pencipta ALLAH SWT, dan
saya persembahakan kepada:
1. Ibu saya Nur Janah dan Bapak saya Muh Tohir, terimakasih atas semua
yang telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian
menjadi orang tua yang paling bahagia.
2. Kakak saya Muhammad Fahli Yohansyah yang menemani saya berjuang
untuk membahagiakan orang tua kita.
3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang
selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. M Rijal Arosyid yang telah menemani, membantu, mendo’akan dan
memberi semangat mulai dari mengerjakan proposal skripsi, sampai
penyelesaian skripsi ini, terima kasih telah meluangkan waktu.
5. Sahabat-sahabat saya Lu’lu’il Hidayah, Alfi Barokah yang selalu
menemani saya. Serta teman-teman yang selalu memberikan keceriaan,
Putri, Azimatul, Umi Wahyu, Erma, serta teman-teman PS-S1 angkatan
tahun 2012 semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam
ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Ari Setiawan, S.Pd., MM. dosen pembimbing skripsi yang telah memberi
arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
6. Ibu saya Nur Janah dan Bapak saya Muh Tohir yang telah memberikan do’a,
kasih sayang, semangat dan dukungan.
7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga angkatan 2012 terima kasih atas kebersamaan dan
kegembiraannya selama kuliah.
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu
dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah
SWT, amiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya
pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 9 Juli 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
Adhiningrum, Denok. 2016. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, S.Pd., MM.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya persaingan yang ketat antara bank syariah dan bank konvensional. Di mana dalam persaingan ini bank syariah dan bank konvensional saling bersaing guna mendapatkan profit yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO terhadap ROA pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia yang berjumlah 11 bank, dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10 bank. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Uji stasioneritas ditujukan untuk mengetahui apakah data layak untuk digunakan, uji statistik yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara parsial, serta uji F untuk menguji antar variabel secara bersama-sama. Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh variabel lolos dalam uji asumsi klasik. Sedangkan pada uji statistik menunjukan variabel CAR brpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, variabel NPF dan FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA, sementara variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi keempat variabel independen terhadap ROA sebesar 60.37% yang ditunjukan dari besarnya R2 sisanya 39.63% dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian.
Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing(NPF), Financing To Deposit Ratio(FDR), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional(BOPO), dan Profitabilitas (ROA)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
HALAMAN MOTTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Rumusan Masalah 11
C. Tujuan Penelitian 12
D. Manfaat Penelitian 12
E. Sistematika Penulisan 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA 16
A. Telaah Pustaka 16
B. Kerangka Teori 20
1. Pengertian Bank 20
xi
2. Bank Syariah 21
3. Laporan Keuangan 22
a. Pengertian Laporan Keuangan 22
b. Tujuan Laporan Keuangan 23
4. Analisis Rasio Keuangan 24
a. Pengertian Rasio Keuangan 25
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan 25
5. Profitabilitas 27
a. Pengertian Profitabilitas 27
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas 28
c. Macam-macam Rasio Profitabilitas 29
6. Capital Adequacy Ratio (CAR) 32
7. Non Performing Financing (NPF) 33
8. Financing to Deposit Ratio (FDR) 34
9. Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) 37
C. Kerangka Pemikiran 39
D. Hipotesis 40
BAB III METODE PENELITIAN 43
A. Jenis Penelitian 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 44
C. Populasi dan Sampel 44
D. Teknik Pengumpulan Data 46
E. Skala Pengukuran 46
F. Desinisi Konsep dan Operasional 47
1. Definisi Konsep 47
2. Operasional 49
3. Alat Analisis 51
BAB IV ANALISIS PENELITIAN 61
A. Diskripsi Objek Penelitian 61
1. Gambaran Umum Penelitian 61
2. Langkah-langkah Pembuatan Model Penelitian 61
3. Diskriptif Statistik 62
B. Analisis Data 63
1. Uji Stasioneritas 63
2. Uji Statistik 67
a. Uji regresi secara parsial (Uji t) 67
b. Uji regresi serempak (Uji f) 69
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) 71
3. Uji Asumsi Klasik 72
a. Uji multikolinieritas 72
b. Uji heteroskendastisitas 76
c. Uji autokorelasi 77
4. Interprestasi Data 79
C. Pembahasan 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 85
A. Kesimpulan 85
B. Saran 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 9
Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia 44
Tabel 3.2 Daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan
Sampel 45
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik 63
Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) 64 Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing
(NPF) 65
Tabel 4.4 Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio
(FDR) 66
Tabel 4.5 Uji Stasioneritas Variabel biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) 66
Tabel 4.6 Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) 67
Tabel 4.7 Ringkasan Data Uji Stasioneritas
Tabel 4.8 Hasil Uji T 68
Tabel 4.9 Hasil Uji F 70
Tabel 4.10 Hasil Uji Detrerminasi 71
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen
72
Tabel 4.12 Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen 73 Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel
Dependen 74
Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel
Dependen 74
Tabel 4.15 Ringkasan Data Uji Multikolinieritas
Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskendastisitas 76
Tabel 4.17 Durbin Watson 77
Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Berganda 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Skala Pengukuran Durbin Watson 78
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Data Utama
Lampiran II Uji Deskriptif Statistik
Lampiran III Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Lampiran IV Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing
(NPF)
Lampiran V Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)
Lampiran VI Uji Stasioneritas Variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Lampiran VII Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Lampiran VIII Uji Statistik (Uji t, Uji f, R2)
Lamporan IX Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen
Lampiran X Uji Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen
Lampiran XI Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel Dependen
Lampiran XII Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel Dependen
Lampiran XIII Hasil Uji Heteroskendastisitas Lampiran XIV Uji autokorelasi (Durbin Watson) Lampiran XV Analisis Regresi Berganda
1
A. Latar Belakang Penelitian
Keadaan sekarang memungkinkan semuanya untuk tetap bersaing.
Begitu juga dalam sektor ekonomi, seperti perbankan yang sekarang ini
mendapatkan tantangan untuk bersaing di dunia ekonomi. Terutama untuk
bank syariah, bank syariah harus mampu untuk bersaing dengan bank
konvensional yang sudah ada terlebih dahulu dibandingkan dengan bank
syariah. Bank syariah harus mampu untuk mengambil hati masyarakat,
bukan hanya untuk masyarakat muslim saja melainkan untuk semua
kalangan masyarakat. Perlu adanya strategi-strategi yang digunakan bank
syariah untuk memenangkan persaingan ini, salah satunya dengan
menawarkan produk yang jelas konsepnya serta berbagai keunggulan yang
terdapat pada suatu produk tersebut. Memenuhi semua kebutuhan dan
keinginan nasabah, selain itu dengan memberikan berbagai
fasilitas-fasilitas yang sudah ada dalam bank ditambah dengan adanya
prinsi-prinsip syariah yang membuat kalangan muslim melirik bisnis ini. Dengan
bertambahnya jumlah nasabah pada bank syariah ini akan semakin
membantu bank syariah untuk berkembang, selain itu profit yang
didapatkan oleh bank syariah juga semakin bertambah, dengan
2
sektor ekonomi, karena bank merupakan salah satu lembaga yang
berperan penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu
negara.
Pada Bank Syariah tentunya terdapat aturan-aturan atau ajaran-ajaran
Islam yang tentunya dengan tujuan untuk membantu masyarakat atau
nasabah yang membutuhkan bantuan pihak perbankan syariah. Seperti
pendapat dari Wirdyaningsih (2005:37) di dalam Islam aktivitas keuangan
dan perbankan dipandang sebagai wahana bagi masyarakat untuk
membawa mereka kepada pelaksanaan dua ajaran Al-Qur’an, yaitu prinsip
saling at-Ta’awun (memebantu dan saling bekerja sama antara anggota masyarakat untuk kebaikan) dan prinsip menghindari al-Iktinaz (menahan dan membiarkan dana menganggur dan tidak diputar untuk transaksi yang
bermanfaat).
Salah satu fungsi utama dari perbankan adalah sebagai lembaga yang
berperan menerima dana dari pihak yang kelebihan dana, kemudian dana
tersebut disalurkan kepada pihak yang kekurangan dana. Pendapat ini
didukung oleh Wirdyaningsih (2005) yang mengatakan bahwa fungsi vital
perbankan adalah sebagai lembaga yang berperan menerima simpanan dari
nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan
dana.
Bank syariah menurut Yudiana (2014:1) merupakan lembaga
terutama disektor rill. Pada umumnya pengertian bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
Dalam Nugroho (2012) kinerja keuangan menurut Meliyanti (2007)
merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan manajemen dalam
mengelola sumber daya secara optimal. Bagi lembaga keuangan bank,
kinerja keuangan menunjukkan bagaimana orientasi manajemen dalam
menjalankan organisasinya dan mengakomodasi kepentingan manajemen
(pengurus), pemegang saham (pemilik), nasabah, otoritas moneter,
maupun masyarakat umum yang aktivitasnya berhubungan dengan
perbankan. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian
kinerja keuangan adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.
Tujuan utama dari perusahaan perbankan adalah mencapai
profitabilitas dengan maksimal. Selain itu dalam penelitian Nugroho
(2012) menurut Dendawijaya (2003) profitabilitas suatu perusahaan juga
mencerminkan dari kesehatan bank tersebut. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas maka semakin baik kesehatan bank tersebut. Pada umumya
ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE) dan
Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari
4
(ROE) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan net income.
Umumnya dalam industri perbankan dalam mengukur tingkat
profitabilitas adalah Return on Asset (ROA). Pendapat ini didukung oleh Siamat (2007) yang mengatakan bahwa indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Return on Equity
(ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA) pada industri perbankan.
Return On Asset (ROA) menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba melalui asset yang dimilikinya. Menurut Kasmir
(2014:201) return on total assets atau return in investement (ROI) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Return on asset (ROA) juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil
(rendah) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya
rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi
perusahaan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecakupan modal bank dalam menutupi aktiva yang mengandung resiko.
rasio yang digunakan untuk mengukur kecupukan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misal kredit yang
diberikan. Jika rasio CAR meningkat maka pendapatan juga akan
meningkat.
Salah satu fungsi dari lembaga keuangan perbankan adalah dengan
menyalurkan dana kepada masyarakat atau bisa dikatakan dengan
pembiayaan atau kredit. Kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat
merupakan salah satu sumber pendapatan bagi bank. Tetapi apabila
kreditur tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam
mengembalikan kredit akan timbul masalah yang akan dihadapi oleh
perbankan mengenai resiko kredit. Pembiayaan bermasalah dapat dihitung
dengan menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Seperti yang dikutip Alifah (2014) dari pendapat Hasibuan, rasio Non Performing Financing (NPF) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio
kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu resiko usaha bank,
yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembalian atau yang
diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh
pihak bank kepada debitur. Kredit bermaslah yang dihadapi oleh
perbankan sangat berpengaruh dengan laba yang diperoleh pihak
6
Dana yang digunakan dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat
adalah dana dari pihak ketiga atau dari pihak yang kelebihan dana. Rasio
yang digunakan untuk mengukur penyaluran dana pihak ketiga kepada
masyarakat adalah Financing to Deposit Ratio (FDR). Menurut Nugroho (2012) salah satu ukuran untuk mengetahui likuiditas bank adalah
Financing to Deposit Rasio (FDR) yaitu seberapa besar dana bank yang disalurkan kepada kreditur. Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin
meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit
dengan efektif). Begitu juga sebaliknya jika Financing to deposit ratio
(FDR) pada bank semakin menurun, maka semakin menurun pula laba
yang didapatkan oleh bank.
Menurut Ambo dalam penelitian Sulindawati dkk (2015), rasio
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah rasio
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional.
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar BOPO maka
semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga
sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan perbakan semakin meningkat atau membaik.
Restyana (2011), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM Terhadap Profitabilitas
menunjukkan bahwa CAR, LDR, dan NIM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan NPL dan
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil
penelitian ini diharapkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan
NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam
pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat.
Fahmy (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh CAR,
NPF, BOPO dan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”
menunjukan bahwa variabel CAR berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap ROA, variabel FDR dan NPF berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keempat variabel
independen terhadap ROA adalah sebesar 38,5% yang ditunjukkan dari
besarnya Adjusted R2 , sisanya sebesar 61,5% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian.
Mitasari (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposite Ratio, Net Interest Margin dan BOPO terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
menunjukkan bahwa Operational Cost Ratio to Operational Income
(BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan
8
terhadap Return On Asset (ROA) sedangkan Capital Adequacy Ratio
(CAR) tidak berpengaruh terhadap Return OnAsset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013
pada level of signifikan 5%. Kemampuan prediksi dari kelima variabel
tersebut terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 74.7%, sedangkan sisanya 25,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model penelitian.
Alifah (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh CAR,
NPL, BOPO, dan LDR terhadap Profitabilitas Bank (ROA) pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2012”. Hasil uji t menunjukkan bahwa CAR memiliki nilai koefisien
regresi sebesar 0,265 dan nilai signifikansi sebesar 0,005 sehingga CAR
berpengaruh positif terhadap ROA. NPL memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,059 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,524 sehingga NPL
tidak berpengaruh terhadap ROA. BOPO memiliki nilai koefisien regresi
-0,177 dan nilai signifikansi sebesar 0,070 sehingga BOPO tidak
berpengaruh terhadap ROA. LDR memiliki nilai koefisien regresi 0,255
dan nilai signifikansi sebesar 0,010 sehingga LDR berpengaruh positif
terhadap ROA. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL,
BOPO, dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA ditunjukkan
dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil uji
independen (CAR, NPL, BOPO dan LDR) adalah 1,72%, dan sisanya
82,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Berbeda lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012)
yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Liquiditas dan
Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang masih terjadi
ketidak konsistenan dalam hasil penelitian, maka perlu dilakukan
penelitian lanjut guna memperoleh kepastian mengenai hasil dari pengaruh
CAR, NPF, FDR dan BOPO terhadap perubahan laba pada perbankan.
Alasan penulis memilih keempat variabel tersebut karena merupakan
indikator umum dalam perolehan laba pada perusahaan perbankan. Penulis
memilih studi kasus pada Bank Umum Syariah karena saat ini peran Bank
Umum Syariah semakin dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia terutama
dalam produk pembiayaan yang jauh berbeda dengan bank konvensional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh Capital Adquacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendpaatan Operasional (BOPO)
terhadap profitabilitas (ROA) bank. Adapun permasalah pokok yang
diangkat dalam penelitian ini, dan dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas (ROA)?
2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas (ROA)?
12
4. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas?
2. Menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas?
3. Menganalisis pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas?
4. Menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperluas
pemahaman mengenai rasio keuangan perbankan.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
atau referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rasio
3. Bagi Perusahaan Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
pembuatan keputusan untuk memaksimalkan profitabilitas perbankan.
4. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam Bank.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang
terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi
ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
Dalam bab pertama ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang
menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori
maupun fakta yang ada dan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang
menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi
mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang
memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian
merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai berdasarkan pada latar
belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada
bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai
ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam
14
Pada bab kedua ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran
teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu
dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan
dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari
tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah
penelitian.
Di bab yang ketiga akan menguraikan variabel penelitian dan
efisiensi operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan
dalam penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara
operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan
dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode
pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data
yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data
mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan
dalam penelitian.
Bagian bab yang keempat ini menjelaskan tentang diskripsi objek
penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam
penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan
bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah
serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan
intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.
Bagian akhir dalam penelitian ini berisi kesimpulan, saran, dan
keterbatasan penelitian. Yang selanjutnya dilengkapi dengan daftar pustaka
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Penelitian tentang tingkat profitabilitas pada perbankan telah banyak
dilakukan diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Buyung
Nusantara (2009) dengan judul Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan
BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik
dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007).
Dari hasil analisis menunjukan bahwa data NPL, CAR, LDR, dan BOPO
secara parsial signifikan terhadap ROA bank go publik pada level of
signifikan kurang dari 5%. Sedangkan pada bank non go public, hanya
LDR yang berpengaruh signifikan. Hasil pengujian menghasilkan nilai
Chow test (3,372) > F tabel (1,96). Hal ini berarti terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan dari pengaruh 4 variabel bebas tersebut terhadap
ROA pada bank go publik dan bank non go publik.
Dalam penelitan Sarah Zahrotul Khotimah (2011) dengan judul
Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR Terhadap
Perubahan Laba Pada Bank Devisa di Indonesia Tahun 2005-2008. Dari
hasil analisis menunjukan hasil secara parsial bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan, dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh
Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba bank devisa tahun 2005-2008 pada level of signifikan 5%. Kemudian hasil
estimasi regresi berganda menunjukkan kemampuan prediksi 5 variabel
bebas tersebut terhadap perubahan laba sebesar 34,2% sedangkan sisanya
yaitu sebesar 65,8 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.
Yonira Bagiani Alifah (2014) melakukan penelitian dengan tujuan
untuk menguji secara empiris pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdafar di
Bursa Efek Indonesia. Hasil uji T menunjukan bahwa CAR memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,265 dan nilai signifikan sebesar 0,070 sehingga
CAR berpengaruh positif terhadap ROA. NPL memiliki nilai koefisien
rehresi sebesar 0.059 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,542 sehingga
NPL tidak berpengaruh terhadap ROA. BOPO memiliki nilai koefisien
regresi -0,177 dan nilai signifikan sebesar 0,070 sehingga BOPO tidak
berpengaruh pada ROA. LDR memiliki koefisien regresi 0,25 dan nilai
signifikan sebesar 0,010 sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA ditunjukan dengan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil uji adjusted R2
18
(CAR, NPL, BOPO dan LDR) adalah 1,72% dan sisanya 82,8%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Siti Sumiati (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh
CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROA)
Pada Bank Muamalat Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukan dari
kelima variabel yang diteliti CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO hanya
terdapat dua variabel saja yang berpengaruh terhadap ROA pada Bank
Muamalat yaitu LDR dan NIM, sehingga penelitian selanjutnya perlu di
triming karena masih terdapat tiga variabel yang tidak signifikan, dengan
demikian penelitian selanjutnya hanya menggunakan dua variabel yang
signifikan yaitu LDR dan NIM, dan hasilnya kedua variabel tersebut
berpengaruh secara positif terhadap ROA dan LDR 0,301 dan NIM 0,758.
Diyah Pamularsih (2014) tentang Pengaruh LDR, NPL, NIM,
BOPO, CAR, dan Suku Bunga Terhadap Profitabilitas pada sektor
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2009-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA. Dengan hipotesis pertama yang menunjukan CAR mempengaruhi ROA (Ditolak). Ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menunjukan LDR mempengaruhi ROA (Diterima). Ada pengaruh
ROA (Ditolak). Ada pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua
yang menunjukkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) mempengaruhi ROA (Diterima). Tidak ada pengaruh Suku Bunga
terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis hipotesis kedua yang
menunjukkan suku bunga mempengaruhi ROA (Ditolak).
Penelitian yang dilakukan oleh Julita (2012) dengan tujuan
mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh antara Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) baik secara parsial maupun silmutan terhadap Profitabilitas (ROA) pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil dari
penelitian ini membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh terhadap Retrun On Asset (ROA). Namun Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA). Sedangkan secara simultan penelitian membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu terletak pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini obyek yang
digunakan adalah Bank Umum Syariah sedangkan pada
penelitian-penelitian terdahulu banyak menggunakan perusahaan perbankan yang
20
penelitian ini hanya variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO. Pada penelitian
ini laporan keuangan yang digunakan mulai dari periode 2010 sampai
2014, menggunakan lima periode terakhir karena dapat digunakan untuk
mempermudah prediksi perolehan bank pada tahun selanjutnya.
B. Kerangka Teori 1. Pengertian Bank
Menurut Rindjin (2000:12) dari lintasan sejarah timbulnya bank, telah
dapat diperoleh gambaran tentang apa yang disebut bank, mulai dari
bentuknya yang bersifat embrional sebagai usaha tukar menukar uang,
kemudian berkembang untuk menerima simpanan, memberikan pinjaman,
perantara dalam lalu lintas pembayaran sampai pada tahap yang modern,
yaitu menciptakan uang.
Dalam UU no.7/1992 antara lain disebutkan bahwa bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. UU no.7/1992 disempurnakan dengan UU
no.10/1998 antara lain disebutkan, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari penjelasan mengenai bank diatas dapat disimpulkan bank adalah
badan usaha yang berfungsi sebagai perantara keuangan yaitu dengan
tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta memberikan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
2. Bank Syariah
Bank syariah menurut Meilita (2012) merupakan lembaga keuangan
yang berdasarkan prinsip syariah, fungsi utamanya adalah sebagai
penghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan dana lagi
kepada masyarakat atau dengan kata lain fungsi bank syariah adalah
sebagai perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
masyarakat yang kekurangan dana. Adapun dana masyarakat tersebut
tersebut berasal dari sumber pihak ketiga atau yang disebut dengan dana
masyarakat yaitu Giro, Tabungan dan Deposito berdasarkan prinsip
Mudharabah atau Wadiah.
Sedangkan menurut Sofyan (2012:108) bank syariah adalah bank yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah bersumber dari Al-Qur’an dan Al
-Hadist, yaitu tidak menggunakan instrumen bunga (riba) dan
memposisikan kesetaraan antara pihak bank dan nasabah dalam melalukan
berbagai transakasi. Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai
syariah, bank syariah menerapkan sistem lost and profit sharing dan pengambilan keuntungan. Bank syariah lahir sebagai solusi alternatif
perdebatan tentang bunga bank sebagai riba.
Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, bank syariah
menjalankan kegiatan operasinya dengan berdasarkan ketentuan Al-Hadist
22
di dalam bank syariah ketentuan atau pembagian keuntungan disebutkan
sebagai bagi hasil. Dalam penelitian ini bank syariah menjadi objek pada
penelitian, tepatnya terhadap bank umum syariah yang ada di Indonesia.
Digunakannya bank syariah dalam penelitian ini karena pada tahun
penelitian bank syariah mengalami peningkatan yang cukup pesat
dibandingkan dengan tahun sebelum penelitian ini. Dan pada tahun
sebelum penelitian bank syariah yang ada di Indonesia mulai bermunculan.
3. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Kasmir (2010:66) adalah laporan
yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Menganalisis laporan keuangan
merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan
dalam suatu periode. Di dalam laporan keuangan juga dapat
diketahui bagaimana kondisi dan posisi suatu perusahaan saat ini.
Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang harus
dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat
berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan
yang dimilikinya serta untuk memanfaatkan peluang yang ada dan
menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul
sekarang dan di massa yang akan datang.
Salah satu sumber informasi penilian kinerja perusahaan
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, dapat dihitung rasio-rasio
keuangan seperti rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan
lainnya. Dalam Wismaryanto (2015) menurut Wulandari (2011)
tujuan adanya laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan
dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi, evaluasi, dan perencanaan.
Laporan keuangan menggambarkan secara ringkas mengenai
apa saja yang terjadi di dalam manajemen perusahaan, khususnya
pada hal mengenai arus keluar masuknya keuangan di dalam
perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Laporan keuangan dapat
dijadikan sebagai tolak ukur apakah suatu perusahaan itu sehat
dalam segi financial, atau sebaliknya. Laporan keuangan inilah juga
dapat dijadikan sebagai bahan analisis bagi investor dalam
menanamkan sahamnya.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan secara umum menurut
Kasmir (2014:11) untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu:
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
24
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
7) Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.
4. Analisis Rasio Keuangan
Dengan diperolehnya suatu laporan keuangan pada perusahaan,
akan dapat diketahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
secara menyeluruh. Kemudian setelah diperoleh suatu laporan
keuangan maka perlu dilakukannya analisis agar kita bisa mengerti
dan paham atas posisi keuangan yang sedang terjadi pada perusahaan
saat ini.
Hasil dari analisis laporan keuangan juga akan memberikan
informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Laporan keuangan juga akan memperlihatkan aktiva apa saja yang
sudah dilakukan tersebut tertuang dalam angka-angka, baik dalam
bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing lain.
Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti jika dibandingkan antara
angka-angka yang ada dalam suatu laporan keuangan itu sendiri atau
antar laporan keuangan. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan
posisi keuangan suatu perusahaan tersebut dan pada akhirnya kita
dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut.
Perbandingan tersebut adalah analisis rasio keuangan.
a. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2014:104) rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada pada laporan keuangan
dengan cara membagi suatu angka dengan angka yang lain.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang
ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan:
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban
26
perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau
rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayaai
dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
2) Rasio Laverage (Laverage Ratio)
Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa
sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah
pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah
digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini
laverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya besarnya utang yang digunakan perusahaan untuk
membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal
sendiri.
3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan,
penagihan utang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil
pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih
4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga
memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik
apabila mampu memenuhi target laba yang telah diterapkan dengan
menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya.
5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan
perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang
dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan
per saham dan dividen per saham.
6) Rasio Penilian (Valuation Ratio)
Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen
menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti
rasio harga saham terhadap pendapatan, rasio nilai pasar saham
terhadap nilai buku.
5. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Rasio profitabilitas sering disebut dengan rasio rentabilitas.
28
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efisiensi
manajemen suatu perusahaan.
Analisis rasio profitabilitas menurut Dendawijaya
(2009:118) adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam katagori ini dapat pula
digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2014:196):
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode tertentu
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri
5) Untuk mengukur produktivitas suatu dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan
Manfaat yang diperoleh adalah untuk:
1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri
5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
c. Macam-macam Rasio Profitabilitas
Analisis rasio profitabilitas suatu bank menurut
Dendawijaya (2009:118) pada bab ini antara lain sebagai berikut:
1) Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
2) Return On Equity (ROE)
30
Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Return On Equiy (ROE) ini merupakan indikator rasio yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti
terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham bank.
3) Rasio Maya (Beban) Operasional
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
4) Net Profit Margin (NPM) Ratio
ROE= Laba Bersih- x 100% x100%
Modal Sendiri
BOPO= Biaya (Beban) Operasional X 100%
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima
dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Rasio NPM ini mengacu kepada pendapatan operasional
bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang
dalam praktiknya memiliki berbagai resiko, seperti resiko kredit
(kredit bermasalah dan macet), bunga (negative spead), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas).
Rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas pada
penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Perlu dicatat, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank
Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on assets (ROA) dan tidak memasukan unsur return on equity
(ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan
pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas
suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian
besar berasal dari dan simpanan masyarakat. Apabila rasio ini
mengalami peningkatan maka profitabilitas perusahaan juga akan NPM=
Laba Bersih
Pendapatan Operasional
32
meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan
profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.
6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendawijaya (2009:121) adalah rasio yang memeperlihatkan seberapa jauh aktiva
bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di
samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan resiko, misal kredit yang diberikan. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Capital adequacy ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
mengandung resiko.
Dendawijaya (2009:40) menyatakan bahwa, ketentuan tentang
modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti
standar Bank for International Settlements (BIS). Sejalan dengan CAR =
Modal Bank
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
standar tersebut, dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Febuari
1991 (Pakfeb 1991), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang
menurut resiko (ATMR). Ketentuan presentase harus telah terpenuhi
selambat-lambatnya pada akhir 1993. Presentase kebutuhan modal
minimum yang diwajibkan menurut Bank for International Settlements (BIS) ini desebut capital adequacy ratio (CAR). Dengan demikian, capital adequacy ratio (CAR) minimum bagi bank-bank umum di Indonesia adalah 8%.
7. Non Performing Financing (NPF)
Menurut Riqul dan Imron (2015) Non Performing Financing
(NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
pembiayaan bermasalah yang diberikan bank. Pembiayaan bermasalah
adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan
macet. Semakin besar non performing financing (NPF)
mengakibatkan semakin menurunnya return on asset (ROA).
Kredit bermasalah yang dimiliki oleh perbankan menurut
Wismaryanto (2015) kredit yang masuk dalam golongan kurang
lancar, diragukan, dan macet. Kredit merupakan kredit yang diberikan
kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit
bermasalah menggambarkan situasi dimana pengembalian kredit
34
Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan dalam perusahaan perbankan untuk mengukur sejauhmaa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang
diberikan oleh bank. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang
dalam pembayaran atau pengembaliannya kurang lancar, diragukan,
atau bahkan macet.
Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPF gross kurang dari
5%. Rasio NPF sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
dapat dihitung dengan rumus :
8. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposito Ratio (FDR) menurut Dendawijaya (2009:59) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang
disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai
sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,
dana yang dihimpun bank dalam penerapan rasio tersebut adalah dana
masyarakat atau dana pihak ketiga, Kredit Liquiditas Bank Indonesia
atau KLBI (jika ada), dan modal inti bank. Financing to deposit ratio
(FDR) dianggap sebagai tolak ukur untuk menilai kesehatan suatu
bank dilihat dari segi likuiditasnya.
NPF= Kredit Bermasalah
Total Kredit
Sedangkan menurut Kasmir (2014:225) Financing to deposit ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah
dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Lebih jelasnya rasio FDR adalah rasio yang membandingkan
seluruh jumlah dana yang disalurkan oleh pihak bank dengan dana
yang diterima oleh bank dari masyarakat.
Dendawijaya (2009:116) merumuskan penilian likuiditas
sebagai berikut:
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,
termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai
berikut:
1. KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) (jika ada)
2. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat
3. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3
bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi
4. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu
lebih dari 3 bulan
5. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu
lebih dari 3 bulan FDR =
Jumlah Kredit yang Diberikan
Total Dana Pihak Ketiga
36
6. Modal pinjaman
7. Modal inti. Modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor
pemilik bank, aigo saham (terutama untuk bank yang telah go publik), berbagai cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham bank), serta laba tahun
berjalan.
Financing to deposit ratio (FDR) tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh
penarikan kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban
bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan
kredit.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai
kredit menjadi semakin besar.
Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank
Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk rasio FDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0,
2. Untuk rasio FDR di bawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
Financing to deposto ratio (FDR) juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagai praktisi
perbankan menyepakati bahwa batas aman dari financing to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%.
9. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Prasetyo, Binastuti, dkk (2014) rasio ini sering juga
disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank ada dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.
Secara sederhana efisiensi operasional menurut Dwi dan
Darmayanti (2015) adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola
input menjadi output dengan efisien. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya. Rasio BOPO merupakan rasio perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dimana jika
tingkat BOPO yang dihasilkan semakin rendah maka kinerja
38
menunjukkan bahwa bank lebih efisien dalam menggunakan sumber
daya yang ada untuk kegiatan operasionalnya sehingga profitabilitas
semakin meningkat.
Sedangkan menurut Khotimah (2011) biaya operasional
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang
diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan
operasi lainnya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam
melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini menunjukan
bahwa semakin efisien pihak perbankan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Sebaliknya, jika rasio ini semakin besar maka
semakin tidak efisien pihak perbankan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.
Menurut Dendawijaya (2009:119) rasio biaya operasional
adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOPO=
Biaya (Beban) Operasional
Pendapatan Operasional
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
landasan teori, dan penelitian terdahulu maka dalam penelitian ini
hipotesis yang akan digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut :
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Sumanto (2014:51) adalah penjelasan yang
40
atau akan terjadi. Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau
perbedaan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih dengan
pernyataan yang singkat, jelas dan tidak banyak interpretasi.
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Wityasari (2014) menyatakan
bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap ROA pada bank umum
konvensional go public periode 2009-2013. Kemudian penelitian
tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Mubarok
(2010) bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapat profitabilitas pada sektor perbankan yang
go public di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian diatas,
maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat profitabilitas.
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Tingkat Profitabilitas.
Pada penelitian yang dilakukan Fitriyana (2011) oleh secara
parsial variabel NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA pada bank
umum konvensioal di Indonesia periode 2006-2010. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmy (2014) yang mengatakan
terhadap return on asset (ROA). Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
3. Pengaruh Financing to deposit Ratio (FDR) terhadap Tingakat Profitabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014)
menunjukan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA pada
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2009)
menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA pada
Bank Muamalat Indonesia. Maka dari itu peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
4. Pengaruh Biaya Operasioal pada Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Tingkat Profitabilitas.
Pada penelitian Regina (2012) BOPO secara parsial
berpengangaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Bank
Umum yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Widianata (2012) menyatakan
bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap
42
Bank Indonesia Periode Tahun 2009-2011. Maka dari itu penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO)
43
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif menurut Martono (2011:20) dilakukan dengan mengumpulkan
data berupa angka, kemudian data yang berupa angka tersebut diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah yang berada dibalik
angka-angka tersebut.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, menurut Supardi (2005:115) purposive sampling merupakan teknik non probability sampling yang lebih tinggi kualitasnya
dan merupakan pengembagan atau penyempurnaan dari metode-metode
sebelumnya, dimana peneliti telah membuat kisi-kisi atau batas-batas
berdasarkan ciri-ciri subjek yang akan dijadikan sampel penelitan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Bawono (2006:29) mengatakan data sekunder adalah data yang diperoleh
secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa
lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah,