• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2007).

Analisis rasio likuiditas adalah kegiatan membandingkan hasil rasio likuiditas suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Analisis dan penafsiran posisi keuangan itu penting karena pihak di luar perusahaan seperti kreditor sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit-kredit jangka pendeknya, jadi penting bagi mereka untuk mengetahui prospek pembayaran perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis rasio likuiditas. Tujuan dan manfaat rasio likuiditas:

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek.

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.

d. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

e. menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.

f. sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar dapat meningkatkan rasa saling percaya.

a. Rasio lancar (Current ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Semakin besar perbandingan aktiva lancer dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut :

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar aktiva lancar, dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.

Tabel 3.7 Rasio Lancar

Aktiva lancar dan Hutang lancar

No Uraian 2014 (Rp) 2015 (Rp) 1. 2. Aktiva lancar Utang lancar 1.478.307.670.217 727.173.225.024 1.766.673.446.375 1.114.460.837.571

1.478.307.670.217 Tahun 2014 = X 100% 727.173.225.024 = 203.29% 1.766.673.446.375 Tahun 2015 = X 100% 1.114.460.837.571 = 158.52%

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat Rasio lancar (Current ratio)

perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :

1. Pada tahun 2014 Rasio lancar (Current ratio) perusahaan 203.29%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2.0329.

2. Pada tahun 2015 Rasio lancar (Current ratio) perusahaan 158.52%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1.5852.

b. Rasio cepat (Quick ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan nilai persediaan. Semakin besar rasio ini, semakin baik bagi perusahaan karena aktiva lancar yang paling likuid dalam perusahaan dapat menutupi utang lancar.

Rumus untuk mencari rasio cepat adalah sebagai berikut :

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar aktiva lancar, persediaan dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.

Tabel 3.8 Rasio Cepat

Aktiva lancar, Persediaan dan Hutang lancar

No Uraian 2014 (Rp) 2015 (Rp) 1. 2. 3. Aktiva lancar Persediaan Utang lancar 1.478.307.670.217 17.302.906.753 727.173.225.024 1.766.673.446.375 21.226.159.916 1.114.460.837.571 1.478.307.670.217 – 17.302.906.753 Tahun 2014 = X 100% 727.173.225.024 = 200.91% 1.766.673.446.375 – 21.226.159.916 Tahun 2015 = X 100% 1.114.460.837.571 = 156.61%

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat Rasio cepat (Quick ratio)

perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :

1. Pada tahun 2014 Rasio cepat (Quick ratio) perusahaan 200.91%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2.009.

2. Pada tahun 2015 Rasio cepat (Quick ratio) perusahaan 156.61%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1.566.

c. Rasio kas (Cash ratio)

Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Rumus untuk mencari rasio kas adalah sebagai berikut :

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar kas dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.

Tabel 3.9 Rasio Kas Kas dan Utang lancar

No Uraian 2014 (Rp) 2015 (Rp) 1. 2. Kas Utang lancar 1.272.712.369.649 727.173.225.024 1.479.384.440.740 1.114.460.837.571 1.272.712.369.649 Tahun 2014 = X 100% 727.173.225.024 = 175.02% 1.479.384.440.740 Tahun 2015 = X 100% 1.114.460.837.571 = 132.74%

Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2015 terjadi penurunan rasio sebesar 42.28%. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis memenuhi syarat untuk perusahaan, karena rasio kas yang baik yaitu 100% walaupun terjadi penurunan pada tahun berikutnya, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi lebih baik.

Tabel 3.10

Perbandingan Rasio Likuiditas Per Tahun

No Keterangan 2014 2015 Perbandingan

1. Rasio Lancar (current ratio)

203.29% 158.52% 44.77% (-)

2. Rasio cepat (quick ratio) 200.91% 156.61% 44.3% (-) 3. Rasio kas (cash ratio) 175.02% 132.74% 42.28% (-)

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat perkembangan perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :

1. Hasil rasio lancar (Current ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 203.29% dan mengalami penurunan menjadi 158.52% pada tahun 2015. Kondisi rasio lancar (current ratio)

selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Hasil Rata-rata rasio lancar (Current ratio) adalah 180.905%, artinya masih diatas 100%. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan dapat membayar dan dapat menutupi semua hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo dengan aktiva lancar.

2. Hasil rasio cepat (quick ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 200.91% dan menurun pada tahun 2015 menjadi 156.61%. Kondisi Rasio cepat (Quick ratio) selama 2 tahun terakhir mengalami fluktuasi/penurunan. Rata-rata Rasio cepat (Quick ratio)

yaitu 178.76%, Artinya Rasio Cepatberada diatas 100%. Maka dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan dapat membayar semua hutang jangka pendeknya dengan Quick asset perusahaan yang paling likuid pada saat jatuh tempo.

3. Hasil rasio kas (cash ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 175.02% dan menurun pada tahun 2015 menjadi 132.74%. Kondisi Rasio kas (cash ratio) selama 2 tahun terakhir mengalami fluktuasi/penurunan. Rata-rata Rasio kas (cash ratio)

153.88% artinya berada diatas 100%. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan dapat membayar semua hutang jangka pendeknya dengan kas pada saat jatuh tempo.

2. Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2008) "Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Tujuan dan Manfaat Solvabilitas:

1. Menganalisis status perusahaan dan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya pada pihak ketiga.

2. Mengetahui status perusahaan dengan melihat keseimbangan antara jumlah modal dan aktiva tetap yang dimiliki.

3. Mencari tahu berapa besarnya rupiah dari modal sendiri yang akan digunakan sebagai jaminan pembayaran utang jangka panjang. 4. Untuk melihat sejauh mana pengaruh utang yang ditanggung

perusahaan terhadap pengelolaan aktiva yang ada. a. Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio)

Rasio kewajiban atas aktiva adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus untuk mencari rasio kewajiban atas utang sebagai berikut:

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar total aktiva dan total utang selama tahun 2014 – 2015 :

Tabel 3.11

Rasio Kewajiban atas Aktiva Total Aktiva dan Total Utang

No Uraian 2014 (Rp) 2015 (Rp) 1. 2. Aktiva Utang 4.843.054.089.736 1.819.919.973.531 5.491.915.582.071 1.851.690.492.821 1.819.919.973.531 Tahun 2014 = X 100% 4.843.054.089.736 = 37.58% 1.851.690.492.821 Tahun 2015 = X 100% 5.491.915.582.071 = 33.72%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2014 adalah 37.58% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2015 adalah 33.72% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan tahun 2015 lebih besar dari tahun 2014 di karenakan adanya pinjaman hutang usaha yang terlalu besar.

b. Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio).

Rasio kewajiban atas ekuitas adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas.

Dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar modal sendiri yang dijadikan jaminan atas utang.

Rumus untuk mencari rasio kewajiban atas ekuitas sebagai berikut:

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar total utang dan total ekuitas selama tahun 2014–2015 :

Tabel 3.12

Rasio Kewajiban atas Ekuitas Total utang dan Total Ekuitas

No Uraian 2014 (Rp) 2015 (Rp) 1. 2. Utang Ekuitas 1.819.919.973.531 2.472.176.460.665 1.851.690.492.821 2.929.828.151.983 1.819.919.973.531 Tahun 2014 = X 100% 2.472.176.460.665 = 73.6% 1.851.690.492.821 Tahun 2015 = X 100% 2.929.828.151.983 = 63.2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2014, Rp 73.6% utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,-

modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2015, Rp 63.2 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.

Tabel 3.13

Perbandingan Rasio Solvabilitas Per Tahun

No Keterangan 2014 2015 Perbandingan

1. Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset

ratio)

37.58% 33.72% 3.86% ( - )

2. Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity

ratio)

73.6% 63.2% 10.4% ( - )

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat perkembangan perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :

1. Hasil rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 37.58% dan menurun menjadi 33.72% pada tahun 2015. Kondisi rasio lancar (current ratio) selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Hasil Rata-rata rasio lancar (Current ratio) adalah 35.65%, artinya masih dibawah 50%. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan belum solvable(mampu membayar) karena semakin besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang dan semakin kecil rasio kewajiban atas aktiva, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang. Maka dari itu, untuk menurunkan persentasi rasio kewajiban atas aktiva dapat dilakukan dengan cara meningkatkan total aktiva setiap tahunnya.

2. Hasil rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 73.6% dan menurun pada tahun 2015 menjadi 63.2%. Kondisi Rasio cepat (Quick ratio)

selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Rata-rata Rasio cepat

(Quick ratio) yaitu 68.4%, Artinya kondisi perusahaan sedikit demi sedikit membaik walaupun rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio) berada dibawah 100%. Semakin tinggi rasio kewajiban atas ekuitas maka semakin tidak baik bagi kondisi keuangan perusahaan, karena semakin besar pendanaan dengan utang dan semakin sedikit dana yang disediakan pemegang saham untuk menjamin utang apabila terjadi kerugian, begitu sebaliknya. Semakin rendahnya rasio kewajiban atas ekuitas semakin baik karena semakin kecil pendanaan dengan utang dan semakin besar tingkat pendanaan yang disediakan pemegang saham untuk menjamin utang apabila terjadi kerugian.

Pelindo I (Persero), maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu juga terjadi penurunan rasio pada tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014. Tetapi walaupun persentasenya turun perusahaan masih dalam keadaan likuid, karena persentasenya masih berada diatas 100%.

2. Jika dilihat dari rasio solvabilitas, dapat disimpulkan bahwa komposisi hutang semakin membaik terhadap perusahaan, karena semakin kecil

debt to asset ratio dan debt to equity ratio maka akan memperbaik keadaan perusahaan. Artinya semakin kecil hutang perusahaan maka perusahaan semakin aman/sehat.

B. Saran

1. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dinilai cukup baik/sehat, karena persentase perusahaan masih bisa mencapai 100%, yang artinya aktiva lancar mampu menutupi hutang lancarnya pada saat jatuh tempo. Walaupun terus menurun dalam 2 tahun terakhir. Untuk itu sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar dan pinjaman yang berlebihan agar grafik terus meningkat dan agar perusahaan tetap menjadi lebih likuid.

2. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban baik dalam jangka pendek dan jangka panjangnya sangat bagus, hal ini dapat dilihat pada persentase rasio solvabilitas. Dimana perusahaan mampu menjaga keadaan tersebut, dengan kata lain persentase tetap dibawah/lebih kecil dari tahun sebelumnya. Untuk kedepannya agar tidak terjadi kenaikan rasio, porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil/perusahaan harus memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modalnya sendiri. Agar perusahaan solvabe terhadap utang-utang yang dimilikinya.

Dokumen terkait