A. Laporan keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi dan pertanggung jawaban manajemen atas pengunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, untuk mencapai tujuan. Laporan keuangan memberikan informasi tentang perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) modal/ekuitas; (4) pendapatan dan beban; dan (5) arus kas, Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (IAI, 2007).
Dalam pengertian sederhana menurut Kasmir (2008) "Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Untuk setiap perusahaan, membuat dan melaporkan keuangan perusahaan merupakan hal yang paling penting karena dengan adanya laporan keuangan, maka pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan dapat malakukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan ekonomi yang menyangkut perusahaan dan nantinya akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Untuk masa yang akan datang pihak manajemen dapat menyusun langkah-langkah agar menghasilkan keuntungan bagi perusahaan".
2. Jenis Laporan Keuangan
Secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu: a. Neraca
Neraca (balance sheet) adalah laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Neraca menunujukkan posisi keuangan perusahaan yang berupa aktiva (harta), kewajiban (utang) dan modal perusahaan (ekuitas) pada tanggal tertentu.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi kedalam tiga, yaitu:
1) Aktiva lancar
2) Aktiva tetap
Kekayaan fisik yang digunakan dalam operasi perusahaan, dengan tujuan tidak untuk dijual, penggunaannya lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun dan harganya relatif mahal.
3) Aktiva tak berwujud
Aktiva non moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa, disewakan dan untuk tujuan adminstrasi.
Kewajiban dibagi kedalam 2 jenis, yaitu: 1) Kewajiban jangka pendek
Kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. 2) Kewajiban jangka panjang
Kewajiban yang belum jatuh tempo dalam periode akuntansi atau kewajiban yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
Komponen modal terdiri atas 2 jenis, yaitu:
1) Modal saham (stocks atau stockholder’s equity).
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah perbedaan antara total pendapatan dengan total beban/biaya dari sebuah aktivitas bisnis untuk periode waktu tertentu.
1) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode. Pendapatan timbul karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi yaitu : penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan deviden.
2) Biaya adalah semua pengeluaran dalam rangka menjalankan usaha untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. c. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal. d. Laporan arus kasLaporan arus kas merupakan laporan yang
menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan yang
dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan
dalam neraca dan laba rugi/Laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.
B.Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian analisis laporan keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan (Syamsudin, 2011).
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau tren untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur – unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah dan perkembangannya (Jumingan, 2006).
2. Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan, yaitu :
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang bekaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
d. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. e. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
C.Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis rasio
Analisis rasio adalah metode untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan (Simamora, 2002).
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandigan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya (Harahap, 2008).
2. Keunggulan rasio keuangan
Keunggulan rasio keuangan adalah:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat dalam bahan untuk mengisi model pengambilan keputusan dan model prediksi.
e. Menstandarisir ukuran perusahaan.
f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time
series”.
g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
3. Keterbatasan rasio keuangan
Analisis rasio juga memiliki keterbatasan, yaitu :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengadung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif.
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
4. Jenis rasio keuangan
Jenis rasio keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas terbagi atas 3, yaitu : a. Rasio lancar (Current ratio)
b. Rasio cepat (Quick ratio)
c. Rasio kas (Cash ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2008).
Rasio solvabilitas terbagi atas 2, yaitu:
a. Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio).
b. Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio). 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Kasmir,2008).
Rasio aktivitas terbagi atas 3, yaitu:
a. Perputaran piutang (Receivable turn over).
b. Perputaran persediaan (Inventory turn over).
c. Perputaran modal kerja (working capital turn over).
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas terbagi 5, yaitu: a. Return on asset (ROA).
b. Return on equity (ROE). c. Gross profit margin.
d. Operating profit margin.
e. Net profit margin. D. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomu nikasi kan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak ekstern dan intern.
SIA adalah suatu set SDM & modal dlm suatu organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan informasi Keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan & pengolahan data transaksi (Menurut Barry E Cushing).
SIA adalah kumpulan SDM (manusia dan peralatan) yang diatur untuk mengolah data menjadi informasi (Menurut G. H. Bodnar).
Sistem informasi akuntansi yang digunakan pada perusahaan PT pelindo I (persero) meliputi beberapa macam:
accounting untuk diproses dan menghasilkan laporan-laporan keuangan.laporan tersebut di kirim ke tiap manajemen sebagai informasi untuk antisipasi oleh manajer perusahaan. Pengelolaan transaksi di lakukan dengan: indput, processing dan output serta penyimpanan data dan informasi .
2. Sistem Informasi Eletronik Bisnis (e-Business Information Systems) Sistem Informasi Eletronik Bisnis yaitu system terkomputerisasi yang berbasiskan internet didalam melakukan kegiatan bisnis. Penyebaran informasi kepada semua stakeholder merupakan bagian penting dari peningkatan prinsip tranparansi informasi secara internal dan eksternal, yang diharapkan membantu, menjaga dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi positif dari para stakeholder terhadap kebijakan dan kegiatan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Selain mempublikasikan Laporan Keuangan Tahunan melalui media cetak nasional, juga memanfaatkan teknologi informasi, media elektronik dan media cetak lainnya sebagai sarana penyebaran informasi dan promosi bagi perusahaan antara lain :
1) Website: www.pelindo1.co.id yang tersaji dalam Bahasa Indonesia 2) Media Massa, baik media massa skala nasional maupun skala
lokal.
Harian Merdeka, Harian Jawa Pos, Koran Tempo Daftar Media Massa Lokal sebagai berikut:
Harian Analisa, Harian Waspada, Harian Sinar Indonesia Baru, Harian Sumut Pos, Harian Tribun Medan, Harian Koran Sindo, Harian Medan Pos, Harian Jurnal Asia, Harian Medan Bisnis, 3. Sistem Informasi Manajemen (Manajemen Information Systems / MIS)
PT Pelindo I (Persero) telah menerapkan aplikasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia atau Human Resource Information System (HRIS) yang telah mengintegrasikan sinkronisasi informasi antara Manajemen Karier Elektronik (MKE) dan Manajemen Diklat Elektronik (MDE) bagi pegawai. untuk pengembangan pengelolaan manajemen administrasi, Pelindo I juga telah menerapkan aplikasi Manajemen Surat Elektronik (MSE) pada tahun 2014. “Saat ini, telah berjalan lancar dan sangat
memberi pengaruh yang sangat positif, serta signifikan terhadap kelancaran komunikasi dan koordinasi di lingkungan internal Pelindo I.
E.Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu.
Tabel 3.1 PT Pelindo I (persero)
Neraca
Per 31 Desember 2014
Aktiva Nilai Passiva Nilai
Aktiva Lancar -Kas dan setara kas -Investasi jangka pendek -Piutang usaha
-Biaya yang dibayar dimuka -Pendapatan yang masih harus
diterima
-Penyisihan piutang usaha
Jumlah Aktiva Lancar
Investasi
-Investasi jangka panjang -Properti investasi
-Akm. penyusutan investasi properti
Jumlah Investasi
Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutan
-Bangunan fasilitas pelabuhan -Akm. penyusutan bangunan
fasilitas pelabuhan -Kapal
-Akm. penyusutan kapal -Alat-alat fasilitas pelabuhan -Akm. penyusutan alat-alat
fasilitas pelabuhan -Instalasi fasilitas kantor -Akm. penyusutan instalasi
115.426.482.557
Kewajiban Jangka Pendek -Hutang usaha
-Hutang kerjasama mitra
usaha
-Beban yang masih harus dibayar
-Hutang bank jangka pendek -Uang jaminan pelayanan -Uang titipan
-Hutang pajak penghasilan Badan (PPh Pasal 25)
-PPN keluaran -Hutang pajak lainnya
-Pendapatan diterima dimuka jangka pendek
-Kewajiban jangka pendek lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang -Hutang bank jangka panjang -Kewajiban imbalan kerja
jangka panjang
-Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
-Kewajiban pajak tangguhkan
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban
Ekuitas -Modal disetor
-Bantuan pemerintah YBDS
-Tanah
-Jalan dan bangunan
-Akm. penyusutan jalan dan bangunan
-Peralatan
-Akm. penyusutan peralatan -Kendaraan
-Akm. penyusutan kendaraan -Emplasmen
-Akm. penyusutan Emplasmen
Jumlah Harga Perolehan Jumlah Akm Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap
Aktiva Lain-Lain
-Aktiva tetap dalam kontruksi -Piutang lain-lain
-Aktiva tak berwujud -Biaya yang ditangguhkan
-Aktiva tetap belum
dimanfaatkan
-Aktiva tetap tidak berfungsi -Uang jaminan
-Persediaan tidak berfungsi -Penyisihan puitang lain-lain -Akm. amortisasi aset tidak
berwujud
-Akm. amortisasi beban
ditangguhkan
-Akm. penyusutan aset tetap tidak berfungsi
Jumlah Aktiva Lain-lain
Jumlah Aktiva
99.571.803.530
Laba Rugi Tahun Berjalan -Laba rugi tahun berjalan
Jumlah Passiva
Tabel 3.2 PT Pelindo I (persero)
Laporan Laba/Rugi Periode 31 Desember 2014
1. Pendapatan Operasi
Pendapatan Pusat Pelayanan Kapal Pendapatan Pusat Pelayanan Barang
Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan Alat Pendapatan Pusat PelayananUsaha Bongkar Muat Pendapatan Pusat Pelayanan Terminal Petikemas Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan TBAL Pendapatan Pusat Pelayanan TERSUS/ TUKS Pendapatan Pusat Pelayanan Rupa-rupa usaha Pendapatan Pusat Pelayanan KSMU
Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Galangan Kapal
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Belawan Logistic Centre
Jumlah Pendapatan Usaha
2. Beban Usaha
Beban Pegawai Beban Bahan Beban Pemeliharaan
Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Asuransi
Beban Sewa
Beban Kerjasama Mitra Usaha Beban Administrasi Kantor Beban Umum
Laba (Rugi) Penyertaan
Jumlah Beban Usaha Laba/Rugi Usaha (1-2)
3. Pendapatan/Biaya diluar Usaha
Pendapatan diluar usaha Beban diluar usaha
Laba/Rugi diluar Usaha
Laba/Rugi Sebelum Pajak Beban(manfaat) Pajak Penghasilan Laba/Rugi Setelah Pajak
Tabel 3.3 PT Pelindo I (persero)
Laporan Arus Kas Periode 31 Desember 2014 Arus Kas
Penerimaan Kas
Penerimaan Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan Penerimaan Kas dari Kegiatan Lainnya
Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi
Total Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan Pengeluaran Kas dari Kegiatan Lainnya
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Investasi Pengeluaran Kas dari Aktivitas Pendanaan
Total Pengeluaran Kas
Kenaikan/ (Penurunan) Kas Bersih
Saldo Awal Kas Kas
Setara Kas
Kas Pada Awal Periode
Saldo Akhir Kas Kas
Setara Kas
Saldo Akhir Kas
2.213.231.373.013
Tabel 3.4 PT Pelindo I (persero)
Neraca
Per 31 Desember 2015
Aktiva Nilai Passiva Nilai
Aktiva Lancar -Kas dan setara kas -Investasi jangka pendek -Piutang usaha
-Biaya yang dibayar dimuka -Pendapatan yang masih harus
diterima
-Penyisihan piutang usaha -Penyisihan piutang pegawai -Penyisihan piutang lain-lain
Jumlah Aktiva Lancar
Investasi
-Investasi jangka panjang -Properti investasi
-Akm. penyusutan investasi properti
Jumlah Investasi
Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutan
-Bangunan fasilitas pelabuhan -Akm. penyusutan bangunan
fasilitas pelabuhan -Kapal
-Akm. penyusutan kapal -Alat-alat fasilitas pelabuhan -Akm. penyusutan alat-alat
fasilitas pelabuhan -Instalasi fasilitas kantor -Akm. penyusutan instalasi
196.625.923.008
Kewajiban Jangka Pendek -Hutang usaha
-Hutang kerjasama mitra
usaha
-Beban yang masih harus dibayar
-Hutang bank jangka pendek -Uang jaminan pelayanan -Uang titipan
-Hutang pajak penghasilan Badan (PPh Pasal 25)
-PPN keluaran -Hutang pajak lainnya
-Pendapatan diterima dimuka jangka pendek
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang -Hutang bank jangka panjang -Kewajiban imbalan kerja
jangka panjang
-Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban
Ekuitas -Modal disetor
fasilitas kantor -Tanah
-Jalan dan bangunan
-Akm. penyusutan jalan dan bangunan
-Peralatan
-Akm. penyusutan peralatan -Kendaraan
-Akm. penyusutan kendaraan -Emplasmen
-Akm. penyusutan Emplasmen
Jumlah Harga Perolehan Jumlah Akm Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap
Aktiva Lain-Lain
-Aktiva tetap dalam kontruksi -Piutang lain-lain
-Aktiva tak berwujud -Biaya yang ditangguhkan
-Aktiva tetap belum
dimanfaatkan
-Aktiva tetap tidak berfungsi -Uang jaminan
-Persediaan tidak berfungsi -Penyisihan puitang lain-lain -Akm. amortisasi aset tidak
berwujud
-Akm. amortisasi beban
ditangguhkan
-Akm. penyusutan aset tetap tidak berfungsi
-Aset tidak lancar lainnya
Jumlah Aktiva Lain-Lain
Jumlah Aktiva
(69.689.062.391)
Laba Rugi Tahun Berjalan -Laba rugi tahun berjalan
Jumlah Passiva
2.939.828.151.983
700.396.937.267
Tabel 3.5 PT Pelindo I (persero)
Laporan Laba/Rugi Periode 31 Desember 2015
1. Pendapatan Operasi
Pendapatan Pusat Pelayanan Kapal Pendapatan Pusat Pelayanan Barang
Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan Alat Pendapatan Pusat PelayananUsaha Bongkar Muat Pendapatan Pusat Pelayanan Terminal Petikemas Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan TBAL Pendapatan Pusat Pelayanan TERSUS/ TUKS Pendapatan Pusat Pelayanan Rupa-rupa usaha Pendapatan Pusat Pelayanan KSMU
Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Galangan Kapal
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Belawan Logistic Centre
Jumlah Pendapatan Usaha
2. Beban Usaha
Beban Pegawai Beban Bahan Beban Pemeliharaan
Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Asuransi
Beban Sewa
Beban Kerjasama Mitra Usaha Beban Administrasi Kantor Beban Umum
Laba (Rugi) Penyertaan
Jumlah Beban Usaha Laba/Rugi Usaha (1-2)
3. Pendapatan/Biaya diluar Usaha
Pendapatan diluar usaha Beban diluar usaha
Laba/Rugi diluar Usaha
Laba/Rugi Sebelum Pajak Beban(manfaat) Pajak Penghasilan Laba/Rugi Setelah Pajak
Tabel 3.6
PT Pelindo I (persero) Laporan Arus Kas Periode 31 Desember 2015 Arus Kas
Penerimaan Kas
Penerimaan Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan Penerimaan Kas dari Kegiatan Lainnya
Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi
Total Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan Pengeluaran Kas dari Kegiatan Lainnya
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Investasi Pengeluaran Kas dari Aktivitas Pendanaan
Total Pengeluaran Kas
Kenaikan/ (Penurunan) Kas Bersih
Saldo Awal Kas Kas
Setara kas
Kas Pada Awal Periode
Saldo Akhir Kas Kas
Setara Kas
Saldo Akhir Kas
2.435.163.471.744
F.Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2007).
Analisis rasio likuiditas adalah kegiatan membandingkan hasil rasio likuiditas suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Analisis dan penafsiran posisi keuangan itu penting karena pihak di luar perusahaan seperti kreditor sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit-kredit jangka pendeknya, jadi penting bagi mereka untuk mengetahui prospek pembayaran perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis rasio likuiditas. Tujuan dan manfaat rasio likuiditas:
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.
d. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
e. menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.
f. sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar dapat meningkatkan rasa saling percaya.
a. Rasio lancar (Current ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Semakin besar perbandingan aktiva lancer dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar aktiva lancar, dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.
Tabel 3.7 Rasio Lancar
Aktiva lancar dan Hutang lancar
No Uraian 2014
(Rp)
2015 (Rp) 1.
2.
Aktiva lancar Utang lancar
1.478.307.670.217 727.173.225.024
1.478.307.670.217
Tahun 2014 = X 100%
727.173.225.024
= 203.29%
1.766.673.446.375
Tahun 2015 = X 100%
1.114.460.837.571
= 158.52%
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat Rasio lancar (Current ratio)
perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
1. Pada tahun 2014 Rasio lancar (Current ratio) perusahaan 203.29%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2.0329.
2. Pada tahun 2015 Rasio lancar (Current ratio) perusahaan 158.52%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1.5852.
b. Rasio cepat (Quick ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
Rumus untuk mencari rasio cepat adalah sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar aktiva lancar, persediaan dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.
Tabel 3.8 Rasio Cepat
Aktiva lancar, Persediaan dan Hutang lancar
No Uraian 2014
(Rp)
2015 (Rp) 1.
2. 3.
Aktiva lancar Persediaan Utang lancar
1.478.307.670.217 17.302.906.753 727.173.225.024
1.766.673.446.375 21.226.159.916 1.114.460.837.571
1.478.307.670.217 – 17.302.906.753
Tahun 2014 = X 100%
727.173.225.024
= 200.91%
1.766.673.446.375 – 21.226.159.916
Tahun 2015 = X 100%
1.114.460.837.571
= 156.61%
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat Rasio cepat (Quick ratio)
perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
2. Pada tahun 2015 Rasio cepat (Quick ratio) perusahaan 156.61%. Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1.566.
c. Rasio kas (Cash ratio)
Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rumus untuk mencari rasio kas adalah sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar kas dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.
Tabel 3.9 Rasio Kas Kas dan Utang lancar
No Uraian 2014
(Rp)
2015 (Rp) 1.
2.
Kas
Utang lancar
1.272.712.369.649 727.173.225.024
1.479.384.440.740 1.114.460.837.571
1.272.712.369.649
Tahun 2014 = X 100%
727.173.225.024
= 175.02%
1.479.384.440.740
Tahun 2015 = X 100%
1.114.460.837.571
Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2015 terjadi penurunan rasio sebesar 42.28%. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis memenuhi syarat untuk perusahaan, karena rasio kas yang baik yaitu 100% walaupun terjadi penurunan pada tahun berikutnya, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi lebih baik.
Tabel 3.10
Perbandingan Rasio Likuiditas Per Tahun
No Keterangan 2014 2015 Perbandingan
1. Rasio Lancar (current ratio)
203.29% 158.52% 44.77% (-)
2. Rasio cepat (quick ratio) 200.91% 156.61% 44.3% (-) 3. Rasio kas (cash ratio) 175.02% 132.74% 42.28% (-)
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat perkembangan perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
1. Hasil rasio lancar (Current ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 203.29% dan mengalami penurunan menjadi 158.52% pada tahun 2015. Kondisi rasio lancar (current ratio)
2. Hasil rasio cepat (quick ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 200.91% dan menurun pada tahun 2015 menjadi 156.61%. Kondisi Rasio cepat (Quick ratio) selama 2 tahun terakhir mengalami fluktuasi/penurunan. Rata-rata Rasio cepat (Quick ratio)
yaitu 178.76%, Artinya Rasio Cepatberada diatas 100%. Maka dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan dapat membayar semua hutang jangka pendeknya dengan Quick asset perusahaan yang paling likuid pada saat jatuh tempo.
3. Hasil rasio kas (cash ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 175.02% dan menurun pada tahun 2015 menjadi 132.74%. Kondisi Rasio kas (cash ratio) selama 2 tahun terakhir mengalami fluktuasi/penurunan. Rata-rata Rasio kas (cash ratio)
153.88% artinya berada diatas 100%. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan dapat membayar semua hutang jangka pendeknya dengan kas pada saat jatuh tempo.
2. Rasio Solvabilitas
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Tujuan dan Manfaat Solvabilitas:
1. Menganalisis status perusahaan dan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya pada pihak ketiga.
2. Mengetahui status perusahaan dengan melihat keseimbangan antara jumlah modal dan aktiva tetap yang dimiliki.
3. Mencari tahu berapa besarnya rupiah dari modal sendiri yang akan digunakan sebagai jaminan pembayaran utang jangka panjang. 4. Untuk melihat sejauh mana pengaruh utang yang ditanggung
perusahaan terhadap pengelolaan aktiva yang ada. a. Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio)
Rasio kewajiban atas aktiva adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus untuk mencari rasio kewajiban atas utang sebagai berikut:
Tabel 3.11
Rasio Kewajiban atas Aktiva Total Aktiva dan Total Utang
No Uraian 2014
(Rp)
2015 (Rp) 1.
2.
Aktiva Utang
4.843.054.089.736 1.819.919.973.531
5.491.915.582.071 1.851.690.492.821
1.819.919.973.531
Tahun 2014 = X 100%
4.843.054.089.736
= 37.58%
1.851.690.492.821
Tahun 2015 = X 100%
5.491.915.582.071
= 33.72%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2014 adalah 37.58% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2015 adalah 33.72% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan tahun 2015 lebih besar dari tahun 2014 di karenakan adanya pinjaman hutang usaha yang terlalu besar.
b. Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio).
Dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar modal sendiri yang dijadikan jaminan atas utang.
Rumus untuk mencari rasio kewajiban atas ekuitas sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar total utang dan total ekuitas selama tahun 2014–2015 :
Tabel 3.12
Rasio Kewajiban atas Ekuitas Total utang dan Total Ekuitas
No Uraian 2014
(Rp)
2015 (Rp) 1.
2.
Utang Ekuitas
1.819.919.973.531 2.472.176.460.665
1.851.690.492.821 2.929.828.151.983
1.819.919.973.531
Tahun 2014 = X 100%
2.472.176.460.665
= 73.6%
1.851.690.492.821
Tahun 2015 = X 100%
2.929.828.151.983
= 63.2%
modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2015, Rp 63.2 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.
Tabel 3.13
Perbandingan Rasio Solvabilitas Per Tahun
No Keterangan 2014 2015 Perbandingan
1. Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset
ratio)
37.58% 33.72% 3.86% ( - )
2. Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity
ratio)
73.6% 63.2% 10.4% ( - )
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat perkembangan perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
2. Hasil rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 73.6% dan menurun pada tahun 2015 menjadi 63.2%. Kondisi Rasio cepat (Quick ratio)
selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Rata-rata Rasio cepat
Pelindo I (Persero), maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.
A. Kesimpulan
1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu juga terjadi penurunan rasio pada tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014. Tetapi walaupun persentasenya turun perusahaan masih dalam keadaan likuid, karena persentasenya masih berada diatas 100%.
2. Jika dilihat dari rasio solvabilitas, dapat disimpulkan bahwa komposisi hutang semakin membaik terhadap perusahaan, karena semakin kecil
B. Saran
1. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dinilai cukup baik/sehat, karena persentase perusahaan masih bisa mencapai 100%, yang artinya aktiva lancar mampu menutupi hutang lancarnya pada saat jatuh tempo. Walaupun terus menurun dalam 2 tahun terakhir. Untuk itu sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar dan pinjaman yang berlebihan agar grafik terus meningkat dan agar perusahaan tetap menjadi lebih likuid.