• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel I Nama-Nama Jorong yang ada di Nagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tabel I Nama-Nama Jorong yang ada di Nagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

43 3.1. Geografis dan Kependudukan

Secara geografis Jorong Sikilang adalah wilayah Minangkabau pada saat kerajaan pagaruyung. Hal ini dapat dilihat dari pandangan Minangkabau yang menegaskan Jorong Sikilang merupakan adat Minangkabau. Nama Sikilang berasal dari kilang (penggilingan) tanaman tebu. Pada zaman dahulu daerah Sikilang merupakan daerah yang mempunyai perkebunan tebu sehingga banyak bermunculan usaha-usahan penggilingan tebu tradisional untuk diolah menjadi gula merah. Lambat laun penamaan daerah tersebut berubah menjadi Sikilang. Penamaan Si pada awalnya menunjukan tempat atau orang(dalam bahasa Minang).

(2)

Tabel I

Nama-Nama Jorong yang ada di Nagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat

Nama-Nama Jorong yang Ada di Kec. Sungai Aur Jorong Air Haji

Sumber Data Dari Kantor Wali Nagari 2016

Dengan adanya pemekaran tersebut maka penulis lebih mendiskripsikan pada sebuah Jorong, Jorong tersebut merupakan tempat penelitian penulis . Adapun Jorong yang penulis teliti itu adalah Jorong Sikilang Nagari Sungai Aua. Jorong Sikilang ini mempunyai luas 5 KM2

yang mempunyai iklim panas, kerena berada didaerah pantai. Meskipun terdapat iklim panas, namun daerah ini juga cocok untuk lahan pertanian, seperti padi, kelapa, jagung, cabe, kacang, sayur-sayuran, semangka, mintimun, kelapa sawit, dan lain sebagainya.

Apabila dilihat secara geografis, letak Jorong Sikilang ini berbatasan dengan:

3.1.1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jorong Sikabau Kec. Parit Koto Balingka.

(3)

3.1.4. Sebelah Timur berbatasan dengan Air Haji Kec. Sungai Aur ( Rodipion 2016)

Adapun jarak antara Jorong Maligi dengan Sikilang memakan waktu setengah jam dengan menggunakan sepeda motor dengan jarak 7 km. Jika menggunakan tenaga manusia (jalan kaki), bisa menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Jarak antara Sikilang dengan Sikabau menghabiskan waktu 15 menit dengan menggunakan 2 alat transpor yaitu sepeda motor dan kapal kecil (bot). Alat transpor ini digunakan untuk mengantarkan ke seberang, karena antara Sikilang dengan Sikabau ini mempunyai batas dengan muara dan sungai. Sedangkan waktu tempuh yang 15 menit tersebut ditempuh dalam keadaan pasang surut, karena perjalanan tersebut berada di pinggir-pinggir pantai. Namun jika pasang naik maka akan memakai waktu 1 jam. Hal ini karena perjalanan tersebut berada di darat atau di perkebunan. Sedangkan jarak antara Sikilang dan Air Haji menempuh jarak lebih kurang 2 jam perjalanan memakai sepeda motor dengan jarak 30 km. (Lismayeni 2016)

Bentuk permukaan Jorong Sikilang ini merupakan daerah dataran tinggi yang mempunyai karekteristik tersendiri. Jenis tanah yang terdapat di Jorong Sikilang dibagi sebagai berikut, untuk wilayah perkampungan jenis tanahnya adalah pasir, untuk wilayah perkebunan sebagian humus dan gambut.

3.2. Ekonomi dan Sosial

(4)

jagung, cabe, ubi-ubian, kacang ijau, kacang tanah, semangka, sayur-sayuran, sawit dan lain sebagainya.

Untuk mengembangkan ekonomi masyarakat Sikilang maka dibentuklah kelompok-kelompok kecil yang disebut dengan kelompok tani.Melalui kelompok tani inilah para petani mengembangkkan usahanya di bidang pertanian. Anggota kelompok tani ini mendapat bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan usahanya. Seperti pemberian bibit, pupuk dan racun murah dari harga pasaran dengan bantuan tersebut para petani dapat meningkatkan hasil panennya dari waktu kewaktu. Dari hasil tani tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.Dalam mengembangkan usaha nelayan maka para nelayan juga membentuk kelompok nelayan. Melalui kelompok nelayan ini maka para nelayan mampu mengembangkan usahanya. Setiap anggota mendapat bantuan dari pemerintah, seperti masin robin, sampan dan alat penangkap ikan. Bantuan-bantuan alat tersebut dapat menpermudah nelayan dalam menangkap ikan.

Masyarakat Sikilang tidak hanya mempunyai bidang pencaharian lewat nelayan, tani dan perdagangan saja, akan tetapi ada juga sebagian kecil masyarakat yang bekerja sebagi pegawai negeri sipil dan swasta.

3.3. Keagamaan, Pendidikan, dan Adat 3.3.1. Kehidupan Beragama

Mengenai kehidupan beragama, masyarakat Sikilang 100% beragama Islam dan termasuk masyarakat yang taat menjalankan Agamanya. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah dilakukan oleh masyarakat Sikilang, yaitu:

3Wirid Yasin yang dilakukan sekali seminggu dari rumah kerumah bagi remaja sedangkan bagi Ibuk-Ibuk diselenggarakan di Mesjid

(5)

3.3.1.3. Menyemarakan hari besar Islam seperti 1) Isra’ Mi’raj

2) Penyambutan Bulan Ramadhan 3) Maulid Nabi

3.3.1.4. Mengajar TPA/TPSA

3.3.1.5. Nuzul Qur’an, sebelum memperingati malam Nuzul Qur’an masyarakat terlebih dahulu menyambutnya dengan melakukan kegiatan:

1) MTQ 2) Pidato

3) Asmaul Husna 4) Hafiz Yasin

5) Hafalan Juz Amma, bagi anak-anak TK. ( Ida Rosni 2016) Sarana dan prasarana ibadah yang terdapat di Sikilang ini sebenarnya terdapat 6 buah tempat ibadah yang dapat digunakan untuk melaksanakan sholat berjamaah, baik itu pada bulan Ramadhan maupun pada bulan luar Ramadhan. Keenam sarana ibadah ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat terutama untuk melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam dan termasuk juga dengan kegiatan-kegiatan ke Islaman lainnya. Adapun jumlah prasarana ibadah tersebut adalah seperti terlihat di tabel yang ada dibawah ini:

Tabel II

Tempat Ibadah di Jorong Sikilang Nagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat

Sarana Tempat Ibadah

Jumlah

1 Mesjid 1 buah

(6)

Dari tabel di atas akan penulis jelaskan letak Mesjid dan Musholla yang ada di Sikilang tersebut. Mesjid berada di tengah-tengah kampung yang mempunyai panjang 15 M, lebar 12 M, sedangkan Musholla berada dipangkal kampung dengan panjang 7 M, lebar 5 M, sedangkan Musholla lainnya berada di pojok kampung dengan luas 8 M persegi. (Rospudin 2016)

Dalam kesehari-harian masyarakat melakukan ibadah di Mesjid dan Musholla tersebut selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk melaksanakan sholat 5 waktu sehari semalam. Begitu juga dengan kegiatan keagamaan yang lainnya, seperti yang telah penulis paparkan diatas.

3.3.2. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk atau masyarakat di Kejorongan Sikilang rata-rata hanya pada tingkat dasar, pendidikan pada tingkat pertama dan menengah lebih didominasi oleh kaum muda. Hal ini terjadi karena sarana pendidikan menengah berdiri pada tahun 2004. Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dianut oleh setiap manusia, karena Allah sangat menjunjung tinggi derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Pendidikan di Sikilang pada awalnya berkembang lambat karena kurangnya perhatian dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidikan. Salah satu yang menjadi penghalang bagi masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka adalah dari segi keuangan dan dari segi jauhnya menimba ilmu. Orang tua lebih cendrung memikirkan untuk pertumbuhan dan kemajuan perekonomian, dari pada pendidikan anak.

(7)

menerima muridnya bagi yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya ke daerah lain. Setelah tamat MTS/SMP para orang tua mengantarkan anak-anaknya ke kampung lain guna untuk menimba ilmu. Namun ada juga sebagian orang tua yang langsung menghantarkan anak-anaknya keluar kampung untuk lebih mendalam dalam pendidikan sampai keperguruan tinggi. Adapun sarana pendidikan yang ada di Sikilang pada saat sekarang ini boleh dikatakan sudah sangat memadai karena meskipun pendidikan yang ada di Sikilang terbatas namun semangat mereka tidak pernah kendur. (Yenti Rosmita 2016) Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel III

Sarana Pendidikan di Jorong Sikilang Nagari Sungai Aua Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat

No Sarana Pendidikan Jumlah 1 Taman Kanak-Kanak 1 2 Sekolah Dasar/SD 1

3 SMPN 1

4 MTSs 1

5 TPA/TPSA 2

Sumber data dari kantor Jorong Sikilang

(8)

Dari data di atas didapatkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Sikilang Nagari Sungai Aua, mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dibuktikan dengan adanya penduduk Sikilang yang menamatkan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi, baik Perguruan Tinggi Agama maupun Perguruan Tinggi Umum.

3.3.3. Adat Istiadat

Masyarakat Minangkabau dikenal dengan masyarakat yang unik karena memadukan nilai-nilai adat (tradisi) dengan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan adat masyarakat Minangkabau menganut sistem matriliniar di mana masyarakat tersebut menganut sistem keturunan ibu, suku ibu menentukan suku anak yang melekat sistem kekerabatan. Begitu juga dengan masyarakat Sikilang Kec. Sungai Aur Nagari Sungai Aua Kab. Pasaman Barat, kehidupan tradisi orang Minangkabau adalah kehidupan bersama yang dipimpin oleh mamak (laki-laki) secara demokratis (musyawarah) baik dalam keluarga suku maupun kejorongan. Di Sikilang Nagari Sungai Aua Kec. Sungai Aur Kab. Pasaman Barat hanya terdapat 4 suku, yaitu:

3.3.3.1.Caniago 3.3.3.2.Jambak 3.3.3.3.Melayu

3.3.3.4.Piliang ( Mintiro 2016)

Ke empat suku di atas dipimpin oleh ninik mamak suku masing-masing dan dipimpin oleh satu orang Datuk yang bergelar Datuk Lautan Api dan 21 orang mamak kaum serta satu orang Puti. Adanya pimpinan suku tersebut maka terbentuklah adat yang diadatkan yang masih berlaku sampai sekarang, sesuai dengan falsafah adat Minangkabau, “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi

(9)

keseluruhan, tradisi adat yang tidak sesuai dengan ajaran Agama ditinggalkan. (Repalita 2016) Pelaksanaan adat di Sikilang diwarisi secara turun temurun, dari ninik turun kemamak, dari mamak turun kekamanakan. Begitulah ungkapan adat yang ada di Sikilang, adapun bentuk kebiasaan adat yang dilakukan di Sikilang yang telah diwarisi secara turun temurun tersebut diantaranya:

1. Adat kematian 2. Pernikahan 3. Balimau

4. Tidak bolehnya kawin sesuku

5. Tidak boleh menikahi janda famili ( Abdul Hadi 2016)

Pelaksanaan kegiatan adat diatas, telah dilakukan secara keseluruhan walaupun kadang-kadang terdapat kendala dalam pelaksanaanya. Namun adat tersebut tetap dijalankan sesuai dengan kebiasaan dari dahulunya. Untuk melaksanakan adat ini, dipimpin oleh ninik mamak dan datuk namun jika masyarakat tidak mengetahui maka masyarakat mendatangi ninik mamak dan datuk untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak diketahuinya tersebut.

3.4. Sejarah atau Latar Belakang PIR (Perkebunan Inti Rakyat)

Plasma yang ada di Sikilang ini berawal dari perjanjian

(10)

imbalannya perusahaan tersebut memberikan plasma kepada pihak masyarakat sebanyak 500 ha. (Casmanedy 2016)

Sementara perusahaan tersebut memberikan bibit kepada masyarakat sedangkan masyarakat memberikan lahan kepada perusahaan. Lahan tersebut dikelola oleh perusahaan untuk ditanami dan dijadikan sebuah perkebunan. Sedangkan biaya operasionalnya dipinjam dari bank Indonesia melalui perantara perusahaan tersebut. ( Repelita 2016)

Jumlah kepala keluarga yang mendapatkan plasma tersebut awalnya sebanyak 250 kepala keluarga yang sudah di -SK-kan oleh Bupati Pasaman Barat nomor 188. 45/ 9059/ BUP. PAS. 2003. (SK Bupati Pasaman Barat, Nomor 188. 45/9059/ Bup.Pas. 2003). Namun dengan bertambahnya kepala keluarga yang baru maka KUD setempat menambah anggota penerima plasma menjadi 706 kepala keluarga. Jumlah kepala keluarga yang ada di Jorong Sikilang itu adalah ±828 kepala keluarga, namun tidak semua kepala keluarga yang mendapatkan plasma ini karena mereka menikah tidak sebelum pembagian plasma tersebut, kecuali bagi pihak pengurus mereka bisa mengurangi dan menambah anggota plasma dari pihak keluarga pengurus atau dari pihak ninik mamak. Ada juga yang menerima bagi hasil plasma dari pihak pemuda khususnya suku Jambak setelah mereka melakukan protes kepada pihak KUD.

(11)

bisa mengayomi perkebunan tersebut. Koperasi inilah yang akan menjalankan perkebunan itu baik mengenai pembiayaan maupun dalam bagi hasilnya. (Repelita 2016)

3.4.1. Koperasi Plasma di Sikilang

Koperasi yang ada di Sikilang, Kec Sungai Aur berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengelola hasil perkebunan

plasma. Koperasiini dikelola oleh beberapa orang pengurus yang

ditunjuk oleh anggota koperasi, penunjukan ini dilakukan melalui rapat anggota yang diadakan satu kali setahun. (Rospudin 2016)

Koperasi yang ada di Sikilang mempunyai nama Koperasi Sawit Datuak Bosa Sikilang(KASUDABOSI). Koperasi ini didirikan pada tahun 2003 yang berkedudukan di Sikilang Kecamatan Sungai Aur Nagari Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat.Anggota dari Koperasi KASUDABOSI ini adalah seluruh masyarakat yang ada namanya dalam

SK plasma Aggro tersebut, yaitu sebanyak 706 orang. Penghasilan

plasma KASUDABOSI ini tidak sama pendapatannya setiap bulan,

sesuai dengan pasaran harga sawit. Penghasilannya paling banyak berjumlah Rp. 1.500.000 perbulan dan paling sedikit Rp. 500.000 perbulan. Hasil ini tidak menetap dikerenakan harga dari sawit itu sendiri yang tidak pernah menetap dan hasil produksi sawit yang berubah-ubah, kadang-kadang hasil produksinya meningkat sehingga hasil plasma banyak, namun jika produksinya menurunmaka hasil

plasmapun sedikit. Namun yang paling sering terjadi hasil plasma ini

adalah Rp. 800.000 atau lebih dari Rp. 800.000 Ribu. Sedangkan penghasilan yang Rp. 500.000 Ribu tersebut hanya sekali-kali.

Dalam proses pengambilan uang atau pengambilan hasil dari

plasma tersebut, ninik mamak dan anggota koperasi sepakat untuk

(12)

masyarakat akan lebih mudah dalam pengambilan uangnya. Penghasilan yang diterima tersebut dikirim oleh pengurus koperasi kedalam rekening masing-masing anggota, pengiriman uang ini dilaksanakan setiap satu kali satu bulan setiap tanggal 20. Pengiriman ini tidak pernah lewat dari satu bulan berapapun hasil TBS plasma itulah yang dikirimkan kepada anggota koperasi. Dengan adanya ATM

plasma ini sangat memudahkan bagi masyarakat untuk menggunakan

uangnya itu.

Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dan karyawati itu adalah seperti perawatan secara menyeluruh baik itu pemupukan, penyemprotan memanen buah sawit membabat dan membentuk piringan (membersihkan rumput-rumput yang ada dibawah rumput sawit), serta penjualan hasil TBS (Tandan Buah Segar) dan menjaga perkebunan tersebut. Karyawan atau karyawati ini berasal dari kampung Sikilang itu sendiri atau dengan kata lain putra dan putri daerah, sedangkan gaji dari karyawan itu dikeluarkan oleh koperasi dari hasil penjualan TBS (Tandan Buah Segar). Penjualan TBS ini dilakukan ke perusahaan inti sesuai dengan perjanjian awal sebelum didirikan plasma tersebut. (Casmanedy 2016)

(13)

Gambar

Tabel I Nama-Nama Jorong yang ada di Nagari Sungai Aua
Tabel III Sarana Pendidikan di Jorong Sikilang Nagari Sungai Aua

Referensi

Dokumen terkait