• Tidak ada hasil yang ditemukan

Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Case Study Of Marriage Under The Hand)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Case Study Of Marriage Under The Hand)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Young Marriage In Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua

Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat

(Case Study Of Marriage Under The Hand)

By :

Nur Efni* Drs. Bakaruddin, MS ** Farida, S.Si.,M.Sc**

The Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*

The Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**

ABSTRACT

This study aimed to obtain information about the Marriage Young at Simpang Jorong River Tower Kenagarian Aua Aua River District West Pasaman. Include: factors causing early marriage and its impact on family life married a young age. This type of research is qualitative.

Informants in this study consists of the Head Office of Religious Affairs, community leaders, couples mating young age, and parents who do early marriage. Informants determination techniques by researchers is the purposive sampling technique. Where the determination of informants that is focused on selected informants rich with case for in-depth study. Data was collected through observation, interviews, and documentation.

The results of research in the field as follows: first, that the cause of the occurrence of early marriage in Jorong Simpang Tower is due to their own desires, to avoid themselves from immoral acts or banned customs and religion, because of the low education of parents and children, as well as due to association, economic difficulties and because of the influence of technology such as the internet and mobile phones. Second, the impact of early marriage for family life couples young age that affect the economic aspect, the aspect of health, psychological aspects, and on aspects of divorce.

Keywords: Early Marriage Under the Hand PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi masalah kependudukan telah banyak mendapatkan penghargaan baik dikalangan nasional maupun internasional. Di dalam usaha tersebut yang paling menonjol adalah usaha penurunan dalam tingkat kelahiran melalui kelahiran berencana nasional yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tingginya angka pertumbuhan tersebut disebabkan oleh faktor kelahiran yang tak terkendali. Oleh karena itu untuk keperluan itu pemerintah telah membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Badan ini bertugas membimbing dan mengatur penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan keluarga berencana.

Faktor kelahiran erat hubungannya dengan pasangan usia muda. Pasangan usia subur idealnya terletak pada perkawinan pada usia muda, sebab pasangan usia muda

itu lebih banyak peluang untuk melahirkan atau lebih panjang masa produktif, jika dibandingkan dengan pasangan usia dewasa. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan menyatakan bahwa, umur perkawinan bagi pria adalah minimal 19 tahun dan bagi wanita minimal 16 tahun (Umbara 2006 : 5). Hal ini tampak menjadi alasan pula bagi orang tua untuk mengawinkan anaknya pada usia muda, karena desakan ekonomi serta kebutuhan hidup ekonomi keluarga.

Segi lain dari perkawinan usia muda jika dilatar belakangi pula oleh kelahiran yang rapat, jelas membawa dampak negatif terhadap berbagai segi kehidupan, seperti kesulitan dalam melanjutkan pendidikan anak ketingkat yang lebih tinggi, kesehatan keluarga yang kurang terjamin, kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga dan banyaknya kasus perceraian, dan sebagainya. Sementara itu pemerintah juga menyadari bahwa hal-hal

(3)

lain di luar program keluarga berencana yang dapat membantu menurunkan tingkat kelahiran. Selain itu juga terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda yaitu pengaruh tekhnologi yang canggih yang berupa internet dan Handphone. Di pandang dari segi demografi usia perkawinan muda mempengaruhi tingkat kelahiran. Hal ini terjadi pada perkawinan usia muda, terdapat masa yang cukup panjang untuk bisa melahirkan jika dibandingkan dengan perkawinan pada usia yang agak dewasa. Dari segi kesejahteraan perkawinan usia muda mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkan.

Dampak kawin usia muda dapat menimbulkan dampak yang lebih luas antara lain bentrokan dalam keluarga, dan belum bisanya pasangan usia muda dalam mengatasi masalah yang timbul bagai layaknya usia yang matang apabila ditinjau dari segi psikologis. Kemudian ditinjau dari segi kesehatan juga akan menimbulkan masalah dalam kehidupan keluarga, di samping itu juga dari segi ekonomi, pada umumnya orang yang kawin pada usia muda biasanya akan mengahadapi masalah keuangan dan merasa tidak berkecukupan, masalah ekonomi dan keuangan ini antara lain suami yang tidak memberi nafkah pada istri dan anaknya atau tidak adanya kerjasama yang baik dalam mengatur keuangan sehingga sering menimbulkan pertengkaran antara pasangan suami istri (Puspitorini, 2010 : 5 ). Pikiran yang belum matang akan membayangkan hari esok yang suram seperti dalam hal melanjutkan sekolah anak meskipun sebagian pasangan yang telah di bekali dengan harta, namun harta itu akan habis dalam waktu singkat. Jika hal ini terjadi pada orang yang hidup pas-pasan akan menyebabkan rendahnya pendidikan anak.

Sementara itu dari observasi awal yang dilakukan, dalam masyarakat masih banyak terjadi perkawinan pada usia relatif muda. Berdasarkan keterangan yang peneliti dapat dari Kepala Jorong Simpang Gadang bahwa Pasangan yang kawin usia muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2008 - 2013 yaitu sebanyak 17 pasang. Segi religi atau kepercayaan masyarakat mayoritas

beragama Islam, dan dari segi ekonomi masyarakat Jorong Simpang Gadang memiliki perekonomian menengah kebawah. Berdasarkan problema di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul, ”Perkawinan Usia Muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat (Studi Kasus Perkawinan di Bawah Tangan)”.

Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka fokus penelitian ini adalah apa penyebab terjadinya perkawinan usia muda di bawah tangan dan apa dampaknya bagi kehidupan keluarga di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman barat.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan, membahas dan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Jorong Simpang Gadang Kanagarian Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aua, Kabupaten Pasaman barat.

2. Untuk mendeskripsikan, membahas dan menganalisa dampak perkawinan usia muda terhadap kehidupan keluarga di Jorong Simpang Gadang Kanagarian Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aua, Kabupaten Pasaman barat.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk mengungkapkan gejala secara menyeluruh sesuai dengan konteksnya melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen (Hasan, 2005 : 2). Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Moleong dalam Arikunto 2010 : 22).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

(4)

Penelitian ini dilakukan di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat.

Informan kunci penelitian ini adalah pasangan yang melakukan perkawinan usia muda di bawah tangan, dan informan pendukungnya yaitu kepala kantor urusan agama, beberapa tokoh masyarakat, beberapa orang tua dari pasangan yang melakukan perkawinan usia muda di bawah tangan.

Penetapan informan penelitian sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah penetapan informan yaitu memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam(Sukmadinata, 2006 : 101). PEMBAHASAN

Pertama, penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat adalah karena adanya keinginan dari diri sendiri untuk melakukan perkawinan usia muda, selain itu juga karena adanya tuntutan dari seksualitas (nafsu sahwat) untuk memperoleh keturunan. Sebagaimana Bimo Walgito (2002:69) mengatakan bahwa masalah hubungan seksual diperlukan adanya minat atau gairah untuk mengadakan hubungan seksual dari kedua belah pihak, khususnya dari pihak pria. Maksudnya ialah adanya dorongan ingin bergaul sebagai suami istri pada saat usia muda atau usia yang layak untuk menikah. Dan yang menjadi penyebabnya lagi adalah untuk menghindari diri dari perbuatan yang dilarang agama atau terhindar dari perbuatan zina dan karena faktor rendahnya pendidikan orang tua dan anak. Selain itu yang menjadi faktor penyebabnya pergaulan yang bebas akan mempengaruhi tingkah laku anak, untuk itu didikan dalam keluarga sangat penting sekali karena yang menentukan baik buruknya tingkah laku anak terutama didikan dari keluarga atau dari kedua orang tuanya sehingga anak bisa menyesuaikan dirinya dilingkungan masyarakat. Dari hasil wawancara peneliti dengan informan bahwa kesulitan ekonomi juga menjadi faktor

pendorong terjadinya perkawinan usia muda. Kondisi perekonomian orang tua yang rendah tidak bisa membiayai kebutuhan anak atau keperluan anak jarang terpenuhi, sebagaimana Bimo Walgito (2002:30) mengatakan bahwa dalam perkawinan yang perlu diperhatikan tidak hanya dari segi kematangan fisiologi saja, tetapi juga dari segi sosial, khususnya dari sosial ekonomi, kematangan sosial ekonomi pada umumnya berkaitan erat dengan umur individu. Sama halnya yang dikatakan oleh Ira Puspitorini (2010:1) bahwa masalah ekonomi dan keuangan menyebabkan tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga, yaitu suami yang tidak memberi atau kurang memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya atau tidak adanya kerja sama yang baik dalam mengatur keuangan sehingga sering menimbulkan pertengkaran antara suami istri. Dengan adanya tekhnologi yang canggih pada saat ini seperti internet dan handphoneakan mendorong terjadinya perkawinan di usia muda karena anak-anak banyak menggunakannya pada jalan yang salah sehingga anak melakukan tindakan-tindakan yang di larang oleh adat dan agama.

Kedua, dampak perkawinan usia muda bagi kehidupan keluarga yang melakukan perkawinan usia muda diantaranya masalah yang ditemui dari segi perekonomian pasangan usia muda pada umumnya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, disebabkan tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga pada akhirnya pasangan yang melakukan perkawinan usia muda umumnya masih banyak dibiayai oleh orang tua mereka. Peranan umum dalam perkawinan adalah kematangan ekonomi seseorang (Walgito, 2002 : 30). Selain itu berdampak pada kesehatan dan psikologis, pasangan yang kawin pada usia muda belum siap secara fisik maupun secara mental. Kalau dilihat dari wanitanya banyak memiliki dampak negatif terhadap kesehatan badannya seperti pada kehamilan pertama terjadinya pendarahan, pada waktu melahirkan butuh waktu yang lama, kemudian bayi yang dilahirkan cenderung mempunyai berat badan yang ringan dan lahir sebelum waktunya lahir. Pasangan yang kawin usia muda kewajiban mereka sebagai suami istri

(5)

belum bisa dijalankan dengan baik, ini diakibatkan karena mereka sedang mencari bentuk pada usia remaja dan kemampuan berpikirnya belum dewasa. Pasangan yang melakukan perkawinan pada usia muda sering mengalami terjadinya perceraian, disebabkan karena keduanya belum bisa berfikir lebih dewasa di tambah lagi suami yang belum memiliki pekerjaan tetap sehingga kebutuhan untuk keperluan keluarga tidak bisa terpenuhi. Masalah ekonomi dan keuangan ini antara lain suami yang tidak memberi nafkah pada istri dan anaknya atau tidak adanya kerjasama yang baik dalam mengatur keuangan sehingga sering menimbulkan pertengkaran antara pasangan suami istri, (Puspitorini, 2010 :5). Hal ini menimbulkan ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga sehingga terjadinya pertengkaran dalam keluarga karena tingkat emosi antara keduanya belum stabil sehingga terjadi perceraian.

KESIMPULAN

1. Penyebab terjadinya perkawinan usia muda di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat sampai saat ini masih ada dilaksanakan yaitu karena keinginan sendiri, menghindari diri dari perbuatan maksiat atau yang di larang adat dan agama, karena rendahnya pendidikan orang tua dan anak, serta disebabkan karena pergaulan, kesulitan ekonomi dan karena adanya pengaruh dari tekhnologi seperti internet dan handphone dan sebagainya. Di lihat dari segi pekerjaan sebagian besar penduduk pada umumnya adalah bertani, buruh dan tukang, sedangkan di lihat dari segi pendidikan bahwa sebagian besar penduduk adalah tamat sekolah dasar. 2. Dampak perkawinan usia muda pada

kehidupan keluarga di Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat seperti dalam aspek ekonomi, pasangan yang kawin pada usia muda pada umumnya suami mereka tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga kebutuhan keluarga tidak terpenuhi dan banyak pasangan yang kawin usia muda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka masih

dibiayai orang tua mereka juga; kesehatan, pasangan yang kawin pada usia muda mengalami penurunan kesehatan setelah melahirkan dan sulitnya waktu persalinan, sehingga membuat ibu dan bayi kurang sehat dan berat badan yang ringan dibandingkan dengan bayi normal lainnya bahkan ada yang lahir prematur karena belum waktunya untuk melahirkan; Psikologis, sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga disebabkan oleh pemikiran yang belum matang dan disebabkan oleh emosi yang belum stabil dibandingkan emosi orang yang sudah dewasa; Perceraian, pasangan yang kawin pada usia muda sering mengalami masalah dalam keluarga diakibatkan tingkat emosi mereka tidak stabil, rendahnya ekonomi keluarga dan kurangnya tanggung jawab suami kepada istri dan anak-anak dalam keperluan kehidupan sehingga terjadilah perceraian.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Kepala KUA dan BKKBN Jorong Simpang Gadang Kenagarian Sungai Aua Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat agar dapat memberikan penyuluhan dan informasi kepada masyarakat serta kepada anak-anak yang masih sekolah atau yang sudah tidak sekolah untuk meningkatkan pendidikan dan memberikan pengetahuan kepada mereka tentang kesehatan dan kehidupan keluarga.

2. Diharapkan kepada pemerintah melalui departemen kehakiman dan depertemen agama perlu meningkatkan penyuluhan hukum tentang Undang-Undang Perkawinan

3. Diharapkan kepada orang tua agar selalu membimbing dan memberikan perhatian kepada anak-anaknya serta motivasi dan mengontrol mengenai kegiatan anak agar terhindar dari pergaulan yang tidak baik.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. 2002. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Andi

Hasan, Helmi. 2005. Penyusunan Proposal Penelitian. (Disampaikan pada Pelatihan Penelitian bagi Guru-Guru di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, 17 November 2005)

Puspitorini, Ira. 2010. Selamatkan Perkawinan 1001 Proplema Perkawinan dan Solusinya. Yogyakarta : New Diglossia J Lexy, Maleong. 2011. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung : Rosadakarya Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974. Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. 2006. Bandung : Citra

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pemeriksaan kadar Kromium VI (Cr VI) pada air Sungai Pangkajene baik pada pagi dan sore hari menunjukan bahwa logam Kromium VI (Cr VI) terdeteksi dalam air

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyusun Tugas Akhir dengan Judul

Mengimplementasikan metode transformasi wavelet dan metode klasifikasi dengan LVQ dalam mendeteksi penyakit diabetes melalui ciri yang ada pada retina.. Menganalisis

Pemerintah Propinsi yang merupakan perwakilan pemerintah pusat di daerah (dekonsentrasi) menguasai basis pajak yang besar pula.Pajak yang dikelola pemerintah

Meskipun perusahaan sudah menggunakan sistem yang sudah terintegrasi yang bernama SAP, akan tetapi sistem SAP tidak diatur untuk masalah perhitungan umur produk, maka dari

Dari kedua analisis diatas yaitu analisis beban kerja dan analisis kebutuhan tenaga Dari kedua analisis diatas yaitu analisis beban kerja dan analisis kebutuhan

Sedangkan Hole (1981) membagi binatang tanah ke dalam enam kategori berdasarkan keberadaannya di dalam tanah, yakni: 1) Permanen, yaitu fauna tanah yang seluruh daur hidupnya

Konsep penghasilan yang paling banyak dipakai adalah dengan melakukan pendekatan pengenaan pajak atas penghasilan, yaitu satu tambahan ekonomis yang diterima Wajib