• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori - Pengaruh Brand Equity Sari Roti Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Kelurahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori - Pengaruh Brand Equity Sari Roti Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Kelurahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Kerangka Teori

Nawawi menjelaskan bahwa kerangka teori mengandung pokok-pokok

pikiran yang akan menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disorot. Untuk

itulah perlu disusun kerangka teori yang akan menjadi landasan atau kerangka

berpikir bagi peneliti dalam menganalisis penelitiannya (Nawawi,

2001:39).Dalam pengertian luas, teori adalah suatu perangkat kaidah yang

memandu peneliti dalam penelitian dan menyusun bahan-bahan (data, bukti) yang

diperolehnya dari analisis sumber dan juga mengevaluasi hasil penemuannya

(Nasution, 2008:77).

II.1.1 Pengertian Brand Equity (Ekuitas Merek)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun

kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan

oleh suatu perusahaan, identifikasi tersebut berfungsi untuk membedakannya

dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing (Durianto, dkk, 2001:1).

Lebih jauh, dapat dijelaskan bahwa merek (brand) merupakan elemen yang

penting bagi perusahaan. Merek bukan hanya sebuah nama, logo, atau simbol, tapi

memiliki peranan dan nilai yang jauh lebih besar daripada itu. Merek dapat

berperan sebagai payung representasi produk barang atau jasa yang ditawarkan,

dapat berperan sebagai perusahaan, dapat berperan sebagai orang, bahkan dapat

(2)

Merek erat kaitannya dengan alam pikir manusia, yang meliputi semua

yang eksis dalam pikiran konsumen terhadap merek seperti perasaan, pengalaman,

citra, persepsi, keyakinan, sikap sehingga dapat dikatakan merek adalah sesuatu

yang sifatnya immaterial, yang dapat mengubah atau mentransformasi hal yang

sifatnya tangible menjadi sesuatu yang bernilai (Ferrinadewi, 2008: 138).

Ekuitas merupakan seperangkat aset dan kewajiban terkait dengan merek,

yang menambah nilai atau mengurangi nilai dari sebuah produk dalam

hubungannya dengan konsumen, dengan kata lain ekuitas berarti nilai. Nilai

sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata atau tindakan konsumennya.

Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada faktor-faktor yang menurut

mereka penting, semakin banyak faktor yang dinilai penting maka merek tersebut

dapat dikatakan sebagai merek yang bernilai (Ferrinadewi, 2008:168).

Semakin banyaknya jumlah pesaing di dalam pasar memicu persaingan di

antara merek-merek yang beroperasi di pasar. Persaingan ini dapat dimenangkan

dan membuat perusahaan tetap bertahan apabila menghasilkan produk yang

memiliki brand equityyang kuat, dan hal ini akan membantu perusahaan untuk

bersaing, merebut, dan menguasai pasar. Menurut Durianto, dkk, brand

equityadalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu

merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang

diberikan oleh suatu produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada

pelanggan(Durianto, dkk, 2001:4)

(3)

merek itu memberikan nilai tambah, tetapi jika tidak memberikan nilai tambah

apalagi mengurangi nilai produk, berarti tidak ada ekuitas merek dari produk yang

dihasilkan.Berdasarkanpendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekuitas

merek adalah sekumpulan harta atau aset perusahaan yang terkait dengan nilai

yang melekat dari suatu merek produk atau jasa, yang dapat tercermin dalam cara

berpikir konsumen memilih merek yang diinginkan dan dalam menilai merek

perusahaan apakah mempunyai suatu nilai tambah terhadap merek tersebut.

II.1.2 Manfaat Ekuitas Merek

Ekuitas merek memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan juga

bagi konsumen, bagi perusahaan manfaat tersebut dapat diperoleh dengan lima

cara (Simamora, 2003:48), yaitu

1. Ekuitas merek dapat memperkuat program memikat para konsumen baru,

atau merangkul kembali konsumen lama.

2. Ekuitas merek dapat menguatkan loyalitas merek dan nama yang terkenal,

dapat memberikan alasan untuk membeli dan dapat mempengaruhi

loyalitas pelanggan.

3. Ekuitas merek memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan menjual

produk pada harga optimun (premium pricing) dan mengurangi

ketergantungan pada promosi.

4. Ekuitas merek memberikan landasan pertumbuhan dengan melakukan

perluasan merek.

5. Ekuitas merek dapat memberikan dorongan bagi keseluruhan distribusi.

Sedangkan menurut Tjiptono (2011:44) manfaat merek bagi konsumen

(4)

1. Konsumen mudah mengidentifikasi produk yang dibutuhkan atau dicari

2. Konsumen merasa lebih praktis saat melakukan pembelian ulang produk

yang sama karena adanya penghematan waktu dan energi

3. Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan

kualitas yang sama sekalian pembelian dilakukan pada waktu dan di

tempat berbeda

4. Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli alternatif terbaik

dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifik

5. Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang

ditampilkan pada orang lain

6. Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan merek yang

telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun-tahun.

7. Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo, dan komunikasinya.

8. Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab merek

bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat

II.1.3 Indikator atau Elemen Brand Equity

Menrut Aaker dalam Tjiptono (2011:97) menjabarkan aset merek yang

berkontribusi pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi yaitu :

1. Brand Awareness (Kesadaran Merek), yaitu kemampuan konsumen untuk

mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari

kategori produk tertentu. Kemampuan konsumen untuk mengenali dan

mengingat merek suatu produk berbeda tergantung tingkat komunikasi

(5)

a. Unaware of brand, pada tahapan ini konsumen merasa ragu dan

tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau

belum

b. Brand recognition, pada tahapan ini konsumen mampu

mengidentifikasi merek yang disebutkan

c. Brand recall, pada tahapan ini konsumen mampu mengingat merek

tanpa diberikan stimulus

d. Top of mind, pada tahapan ini konsumen mengingat merek sebagai

yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai

kategori produk tertentu

2. Perceived Quality (Persepsi Kualitas), yaitu penilaian konsumen terhadap

keunggulan atau superiortas produk secara keseluruhan sehubungan

dengan tujuan yang diinginkannya. Oleh sebab itu, perceived quality

didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen terhadap kualitas produk.

Konsumen mempersepsikan kulaitas produk berdasarkan elemen - elemen

sebagai berikut :

a. Serviceability, merupakan kemudahan untuk memperbaiki atau

mendapatkan layanan terkait dengan produk

b. Reliability, merupakan konsistensi kinerja dari suatu produk

c. Features, merupakan elemen sekunder atau tambahan dari suatu

(6)

d. Performance, merupakan karakteristik operasional utama dari

suatu produk

e. Conformance with specifications, merupakan keadaan di mana

tidak ada cacat pada produk, dan ada kesesuaian produk dengan

dengan standar kualifikasi

f. Durability, merupakan nilai ekonomis dari suatu produk

g. Fit and finish, merupakan kualitas tampilan akhir dari suatu produk

yang tangible, tapi beda halnya dengan produk yang sifatnya

intangible karena kualitas tampilannya bersifat abstrak

3. Brand Association (Asosiasi Merek), menyangkut segala sesuatu yang

terkait dengan memori terhadap suatu merek. Asosiasi merek memiliki

tingkat kekuatan tertentu dan akan semakin kuat seiring dengan

bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur dengan merek spesifik.

Asosiasi yang terkait dengan suatu merek, umumnya dihubungkan dengan

berbagai hal berikut :

a. Product attributes (atribut produk), mengasosiasikan atribut atau

karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang

sering digunakan, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan

dalam alasan pembelian suatu merek

b. Intangible attributes (atribut tak berwujud), suatu faktor tak

(7)

kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang

mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif

c. Customers benefits (manfaat bagi konsumen), Biasanya terdapat

hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi pelanggan.

Terdapat dua manfaat bagi pelanggan, yaitu: (a) manfaat rasional

(rational benefit) adalah manfaat yang berkaitan erat dengan suatu

atribut produk dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses

pengambilan keputusan yang rasional, (b) manfaat psikologis

(psychological benefit), seringkali merupakan konsekuensi ekstrim

dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang

ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut

d. Relative price (harga relatif), Evaluasi terhadap suatu merek di

sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi

merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga

e. Application (penggunaan), Pendekatan ini adalah dengan

mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau

aplikasi tertentu

f. User/costumer (pengguna/konsumen), Pendekatan ini adalah

dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe

pengguna atau pelanggan dari produk tersebut

g. Celebrity/person (orang terkenal/khalayak), Mengkaitkan orang

terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer

(8)

h. Life style/personality (gaya hidup/kepribadian), Sebuah merek

bisa diilhami oleh para pelanggan merek tersebut dengan aneka

kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama

i. Product class (kelas produk), Beberapa merek perlu membuat

keputusan positioning yang menentukan dan melibatkan

asosiasi-asosiasi kelas produk

j. Competitors (para pesaing), Mengetahui pesaing dan berusaha

untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing

k. Country/geographic area (Negara/wilayah geografis), Sebuah

negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki

hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan

4. Brand Loyalty (Loyalitas Merek), merupakan sebuah ukuran ketertarikan

pelanggan terhadap suatu merek. Tingkatan kedekatan pelanggan terhadap

suatu merek dapat dibagi ke dalam empat tingkat yaitu :

a. Switchers/price sensitive, pada tingkat ini merek dipersepsikan

memberi kepuasan yang sama. Merek berperan kecil dalam

keputusan pembelian. Pada tingkatan ini, pelanggan lebih sensitive

dengan perbedaan harga

b. Satisfied/habitual buyer, pada tingkatan ini pelanggan merasa

cukup puas terhadap produk dan pelanggan akan memperhatikan

(9)

c. Satisfied buyer with switching cost, pada tahap ini pelanggan

merasa puas terhadap produk. Mereka harus mengeluarkan biaya

tertentu apabila ingin berpindah merek

d. Commited buyer, pada tingkatan ini pelanggan merasa bangga

menggunakan sebuah merek dan merekomendasikannya kepada

orang lain

II.1.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Setiap perusahaan selalu berusaha menciptakan kepuasan bagi

pelanggandari produk yang ditawarkannya. Semakin tinggi tingkat kepuasan

pelanggan maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi

perusahaan, sebab apabila pelanggan merasa puas ketika mengkonsumsi atau

menggunakan suatu produk maka hal ini menjadi dasar yang baik untuk

pembelian ulang produk. Namun, apabila tingkat kepuasan yang dirasakan

pelanggan rendah maka sangat besar kemungkinan bahwa pelanggan tersebut

akan pindah ke produk pesaing.

Menurut Kotler (2000:52), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan

harapannya. Sedangkan Tse dan Wilton dalam Lupiyoadi (2006:349) kepuasan

atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan pelanggan

menurut Howard & Shets dalam Tjiptono (2005:349) adalah situasi kognitif

pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang

(10)

Kini semakin disadari bahwa kepuasan pelanggan merupakan aspek vital

dalam rangka bertahan dalam bisnis dan memenangkan persaingan, kepuasan

pelanggan terletak pada ekspektasi pelanggan terhadap suatu produk. Pelanggan

akan merasa puas jika produk yang mereka konsumsi sesuai dengan yang

pelanggan inginkan akan produk tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan

harus mampu menciptakan produk - produk yang unggul dan sesuai dengan

kebutuhan pelanggan serta mempersiapkan berbagai strategi pemasaran yang

handal agar produk yang dipasarkan menempati posisi strategis dalam pasar dan

tetap menjadi pilihan utama bagi para pelanggannya.

II.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono, (2005:351) faktor-faktor yang mempengaruhi harapan

pelanggan yang nantinya juga akan mempengaruhi persepsi pelanggan tersebut

terhadap suatu produk atau jasa, yaitu :

1. Personal Needs

Pada dasarnya setiap orang pasti mempunyai kebutuhan yang spesifik

yang tergantung pada karakteristik individu, situasi dan kondisi dari

pelanggan tersebut

2. Past Experience Pengalaman masa lalu dalam mengkonsumsi barang dan

jasa yang sama dan akan mempengaruhi persepsi konsumen tesebut

terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan

3. Word Of Mouth Preferensi konsumen terhadap suatu layanan akan

(11)

4. External Communication Komunikasi eksternal dari penyelia barang atau

jasa memainkan peranan yang penting dalam membentuk harapan

konsumen seperti promosi dan iklan.

Menurut Kotler dan Keller (2008:137), terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu harapan pelanggan, tujuan, perceived

performance, attribute satisfaction, dan information satisfaction. Berikut

penjelasannya :

1. Harapan Pelanggan yang diyakini memiliki peranan yang besar dalam

menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Dalam

mengevaluasi, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai standar

atau acuan. Dalam kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan

perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang diterimanya

2. Tujuan (objective) dikaitkan dengan kebutuhan yang paling mendasar,

tujuan hidup atau keinginan yang lebih konkrit menurut kepercayaan

seseorang dalam pencapaian tujuan akhir. Jadi tingkat keinginan yang

lebih rendah atau lebih tinggi dapat dihubungkan dengan cara untuk

mencapai tujuan. Tingkat keinginan dan nilai yang lebih tinggi ditujukan

untuk mendapatkan produk yang memiliki benefit tertentu yang akan

menetapkan atribut dan level atribut yang diinginkan dari suatu produk.

Pada tingkatan yang lebih konkrit, tujuan dapat secara langsung

dibandingkan dengan performance yang dirasakan. Expectations akan

(12)

(objective) adalah evaluasi terhadap atribut atau benefit suatu produk

menuju pencapaian nilai-nilai seseorang

3. Perceived performance, merupakan hasil evaluasi dari pengalaman

konsumsi dari konsumen dan diharapkan memiliki pengaruh langsung dan

positif terhadap tingkat kepuasan

4. Attribute satisfaction dan information satisfaction, didefinisikan sebagai

pertimbangan kepuasan konsumen yang subyektif yang dihasilkan dari

observasi mengenai kinerja produk. Dalam mengevaluasi kepuasan

terhadap produk atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu

pada beberapa faktor atau dimensi

Berdasarkan beberapa uraian tentang kepuasan, maka secara umum

kepuasan dapat diartikan bahwa layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak

harus sama dengan harapan pelanggan. Pelanggan mengalami berbagai tingkat

kepuasan dan ketidakpuasan setelah mengalami masing - masing layanan sesuai

dengan sejauh mana harapan terpenuhi atau terlampaui. Pada dasarnya pelanggan

mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki manfaat pada tingkat

harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan keinginan pelanggan tersebut

maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh aset

dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan nilai dan memenuhi harapan

para pelanggannya.

II.1.6 Manfaat Program Kepuasan Pelanggan

(13)

1. Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah, fokus pada kepuasaan

pelanggan merupakan upaya mempertahankan pelanggan dalam rangka

menghadapi produsen berbiaya rendah, di mana banyak perusahaan yang

mendapati cukup pelanggan yang bersedia membayar lebih mahal untuk

pelayanan dan kualitas yang lebih baik

2. Manfaat ekonomis retensi pelanggan versus perpetual

prospecting,berbagai studi menunjukan bahwa mempertahankan dan

memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih murah daripada terus menerus

berupaya menarik atau memprospek pelanggan baru. Riset yang dilakukan

oleh Wells dalam Tjiptono (2005 : 352), misalnya menunjukan bahwa

biaya untuk mempertahankan pelanggan lebih murah empat sampai enam

kali lipat daripada biaya mencari pelanggan baru

3. Nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan, berdasarkan konsep “customer

lifetime value” Menurut Hughes dalam Tjiptono (2005 : 353) bahwa upaya

mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa perusahaan

selama periode waktu yang lama bisa menghasilkan anuitas yang jauh

lebih besar daripada pembelian individual

4. Daya persuasif gethok tular (word of mouth),Gethok tular positif maupun

negatif bisa merusak atau menaikan citra perusahaan. Gethok Tular negatif

biasanya jauh lebih cepat dari pada gethok tular positif. Itu sebabnya

banyak perusahaan yang mengadopsi kepuasaan pelanggan

5. Reduksi sensitivitas harga, pelanggan yang puas dan loyal terhadap

(14)

individualnya, dimana kepuasaan pelanggan mengalihkan fokus kepada

pada harga ke pelayanan dan kualitas

II.1.7 Mengukur Dan Memantau Kepuasan Pelanggan

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya. Menurut Kotler dalam

Simamora (2001:156), mengemukakan empat metode pengukur kepuasan

pelanggannya yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan pendapat, saran, dan keluhan mereka. Media yang bisa

digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat yang strategis,

menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepn khusus, dan

lain-lain. informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan

ide-ide baru dan masukan yang sangat berharga bagi perusahaan sehingga

memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap

terhadap setiap masalah yang timbul

2. Berpura – pura menjadi pembeli (Ghost Shopping)

Ghost shopping merupakan salah satu cara atau metode untuk memperoleh

gambaran mengeai kepuasan pelanggan dengan mempekerjakan beberapa

orang ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan yang potensial

produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut

(15)

pembelian produk-produk tersebut. selain itu para ghost shopper juga

dapat mengamati atau menilai cara perusahaan dan pesaingnya menjawab

pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan

3. Menganalisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis)

Perusahaan seharusnya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau yang beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal

ini terjadi, sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan perbaikan atau

penyempurnaan selanjutnya

4. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan

banyak dilakukan melalui metode survei, baik melalui pos, telepon,

maupun wawancara langsung. Melalui survei perusahaan akan

memperoleh tanggapan atau umpan balik secara langsung dari pelanggan

dan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh

perhatian terhadap pelanggannya

Ada lima faktor yang diperhatikan untuk menentukan tingkat kepuasan

pelanggan (Lupiyoadi, 2006:158) yaitu :

1. Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas

2. Kualitas Pelayanan

Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang

(16)

3. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang

lain akan kagum kepadanya apabila menggunakan produk dengan merek

tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya

5. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung

puas terhadap produk dan jasa tersebut

II.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu oleh Adelina Lubis (2011) mengenai “Analisis

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Kepuasan Konsumen Nexian

Pada Mahasiswa Universitas Negeri Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari: kesadaran

merek (brand awareness), kesan kualitas merek (brand perceived quality),

asosiasi merek (brand association) terhadap kepuasan konsumen Nexian pada

mahasiswa Universitas Negeri Medan. Hasil penelitian dan pembahasan

menunjukkan bahwa secara serempak ekuitas merek yang terdiri dari: kesadaran

merek (brand awareness), kesan kualitas merek (brand perceived quality),

(17)

asosiasi merek merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

kepuasan mahasiswa Universitas Negeri Medan konsumen Nexian, yang artinya

asosiasi merek merupakan variabel ekuitas merek yang paling menentukan

tingginya kepuasan konsumen Nexian pada mahasiswa Universitas Negeri Medan

Penelitian terdahulu oleh Alfonsius (2011) dengan judul penelitian

“Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen

Blackberry Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Professional

Manajemen College Indonesia (PMCI) Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari: kesadaran

merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas

merek (brand perceived quality), dan loyalitas merek (brand loyalty) terhadap

kepuasan konsumen BlackBerry pada mahasiswa STIE Professional Manajemen

College Indonesia (PMCI) Medan dan penelitian ini juga bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan mahasiswa terhadap loyalitas

mahasiswa konsumen BlackBerry pada mahasiswa STIE Professional Manajemen

College Indonesia (PMCI) Medan. Hasil pengujian hipotesis pertama, dengan

menggunakan analisis uji serempak diperoleh hasil bahwa ekuitas merek yang

terdiri atas: kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek, dan

loyalitas merek secara bersama – sama berpengaruh highly significant terhadap

kepuasan mahasiswa STIE PMCI konsumen BlackBerry, dan secara parsial,

persepsi kualitas merek merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh

terhadap kepuasan mahasiswa STIE PMCI konsumen BlackBerry.Hasil pengujian

hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel kepuasan berpengaruh significant

(18)

significant menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh secara nyata terhadap

loyalitas konsumen BlackBerry pada mahasiswa STIE PMCI.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dedi Fachriza (2009) mengenai

“Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Produk

Celana Jeans Wrangler di PT. Delami Garment Industries Cabang Medan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand equity terhadap

loyalitas pelanggan pada produk celana Jeans Wrangler. Hasil penelitian dan

pembahasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

yang terdiri dari variabel kesadaran merek (X1), asosiasi merek (X2), persepsi

kualitas (X3), dan loyalitas merek (X4) secara bersama-sama berpengaruh positif

dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan di PT. Delami Garment Industries

Cabang Medan.

Selanjutnya Sari (2007), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Brand Equity Pasta Gigi Pepsodent Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus

Pada Asrama Putri USU Medan)”. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh brand equity pasta gigi Pepsodent terhadap loyalitas pelanggan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa brand equity yang terdiri dari brand

awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pasta gigi Pepsodent

pada asrama putri USU Medan.

II.3 Kerangka Konsep

Menurut Nawawi, kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional

(19)

2001:40).Konsep yang telah disusun harus dapat diteliti secara empiris dan

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau

pendahulu dari variabel variabel lain (Rakhmat, 2001:12), yang termasuk

variabel bebas dalam penelitian ini adalah Brand equityyang terdiri dari

brand awareness (kesadaran merek), perceived quality (persepsi kualitas),

brand association (asosiasi merek), brand loyalty (loyalitas merek).

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga atau dipengaruhi oleh

variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001:12), yang termasuk variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Kepuasan Pelanggan.

II.4 Operasional Variabel

Variabel merupakan fenomena yang dapat diukur atau diamati karena

memiliki nilai atau kategori (Silalahi, 2009:114). Berdasarkan kerangka teori dan

kerangka konsep sebelumnya, maka operasional variabel yang berfungsi untuk

(20)

Tabel II.1 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Indikator Skala Pengukuran

Brand Equity (X)

1. Brand Awareness (Kesadaran Merek)

2. Perceived Quality (Persepsi Kualitas)

3. Brand Association (Asosiasi Merek)

4. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

1. Pengenalan merek

1. Kesetiaan konsumen

2. Kepuasan dan komitmen konsumen

Likert

Kepuasan Konsumen (Y) 1. Kualitas produk

2. Kualitas pelayanan

3. Faktor emosional

4. Harga

5. Biaya

Likert

Sumber : Data Diolah Peneliti (2014)

Variabel operasional pada brand equity (variabel bebas) berdasarkan teori

David A. Aaker, yaitu indikator dari ekuitas merek (brand equity) yang terdiri dari

brand awareness (kesadaran merek) yaitu menunjukkan kesanggupan sesorang

untuk mengingat kembali bahwa merek merupakan bagian dari produk, perceived

(21)

sesuatu yang terekam dalam benak atau ingatan seseorang terhadap suatu merek,

brand loyalty (loyalitas merek) yaitu tingkat ketertarikan terhadap suatu merek

produk dan menganggap merek tersebut penting baginya.

Variabel operasional pada kepuasan pelanggan (variabel terikat)

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Lupiyoadi, yaitu indikator dari

kepuasan konsumen adalah kualitas produk, kualitas pelayanan, faktor emosional,

harga, dan biaya.

II.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel, atau suatu petunjuk pelaksanaan

mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi variabel

operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X) yang terdiri dari :

a. Brand awareness (kesadaran merek) yaitu menunjukkan

kesanggupan sesorang untuk mengenal dan mengingat kembali

bahwa merek merupakan bagian dari suatu produk

b. Perceived quality (persepsi kualitas) yaitu mencerminkan tentang

persepsi/kesan sesorang terhadap keseluruhan kinerja dan kualitas

produk

c. Brand association (asosiasi merek) yaitu seuatu yang terekam

dalam benak atau ingatan seseorang terhadap suatu merek

d. Brand loyalty (loyalitas merek) yaitu tingkat ketertarikan terhadap

suatu merek produk dan menganggap merek tersebut penting

(22)

2. Variabel terikat (Y) yang terdiri dari :

a. Kualitas produk,

konsumenmerasapuasbilahasilevaluasimerekamenunjukkanbahwap

rodukyangmerekagunakanberkualitas

b. KualitasPelayanan, konsumenakan

merasapuasbilamerekamendapatkanpelayananyangbaikatauyangses

uaidenganyangdiharapkan

c. Faktor Emosional, berkaitan dengan kebanggaan setelah

menggunakan suatu produk atau jasa. Dengan kata lain,

penggunaan produk atau jasa itu dapat meningkatkan harga diri,

derajat atau status tertentu

d. Harga,

produkyangmempunyaikualitasyangsamatetapimenetapkanhargaya

ngrelatifmurahakanmemberikannilaiyanglebihtinggikepadakonsum

ennya.

e. Biayayang dikeluarkan di luar dari harga yang harus dibayar untuk

produk atau jasa tersebut. Konsumen akan semakin puas apabila

relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan suatu

pelayanan dari perusahaan

3. Karakteristik responden, terdiri dari:

a. Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responden (laki-laki atau

perempuan)

(23)

c. Pendidikan : Pendidikan terkahir dari responden yang dijadikan

akan sampel

d. Pekerjaan : Mata pencarian yang digeluti oleh responden yang akan

dijadikan sampel

e. Pengahasilan : Jumlah rata-rata pendapatan dari responden

perbulannya.

II.6 Defenisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang

akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari penelitian, adalah

sebagai berikut:

1. Konsep Brand Equity

Menurut Durianto, dkk, (2001:4) brand equity adalah seperangkat aset dan

liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang

mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu

produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada konsumen

2. Konsep Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan

harapannya (Kotler, dkk, 2000:52). Semakin tinggi tingkat kepuasan

pelanggan maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi

perusahaan, sebab apabila pelanggan merasa puas ketika mengkonsumsi

atau menggunakan suatu produk maka hal ini menjadi dasar yang baik

(24)

dirasakan pelanggan rendah maka sangat besar kemungkinan bahwa

pelanggan tersebut akan pindah ke produk pesaing.

II.7 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai

hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh Positif dan signifikan dari brand equity yang

terdiri dari brand awareness (kesadaran merek), perceived quality

(persepsi kualitas), brand association (asosiasi merek), brand loyalty

(loyalitas merek) Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi

Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

Ha : Terdapat pengaruhPositif dan signifikan dari brand equityyang terdiri

dari brand awareness (kesadaran merek), perceived quality (persepsi

kualitas), brand association (asosiasi merek), brand loyalty (loyalitas

merek) Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi Rantai,

Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh Positif dan signifikan dari brand awareness

(kesadaran merek) Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan

Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

Ha : Terdapat pengaruhPositif dan signifikan dari brand awareness

(25)

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh Positif dan signifikan dari perceived quality

(persepsi kualitas)Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi

Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

Ha : Terdapat pengaruhPositif dan signifikan dari perceived quality

(persepsi kualitas)Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi

Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

4. H0 : Tidak terdapat pengaruh Positif dan signifikan dari brand association

(asosiasi merek)Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi

Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

Ha : Terdapat pengaruhPositif dan signifikan dari brand association

(asosiasi merek)Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi

Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

5. H0 : Tidak terdapat pengaruh Positif dan signifikan dari brand loyalty

(loyalitas merek) Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi

Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

Ha : Terdapat pengaruhPositif dan signifikan dari brand loyalty (loyalitas

merek) Sari Roti terhadap kepuasan pelanggan di Kelurahan Titi Rantai,

Gambar

Tabel II.1 Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: Tingkat validasi modul hasil pengembangan pada konsep sistem reproduksi manusia yang diintegerasikan nilai-nilai

Hubungan dividend payout ratio dengan kepemilikan manajerial dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial yaitu manajer berperan sebagai pemegang saham akan menghindari

diperoleh Kinerja karyawan adalah (93,208 > 2,72), dengan demikian Hipotesis terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi, disiplin kerja dan

6DODK VDWX IDNWRU SHQJKDPEDW SHPEHULDQ GLVSHQVDVL NDZLQ GL 3HQJDGLODQ $JDPD 3ROHZDOL \DLWX MLND NHGXD DQDN WHODK VDOLQJ PHQFLQWDL WHWDSL RUDQJ WXD VDODK VDWX SLKDN DWDX NHGXDQ\D

Sedangkan parameter lainnya sudah memenuhi persyaratan konsentrasi maksimum kualitas air minum (air baku yang digunakan sudah memenuhi persyaratan kualitas air

Sedangkan kelompok yang dipijat rata-rata kecepatan pengeluaran ASI 11,68 jam lebih cepat dari pada kelompok yang tidak dipijat, ini sejalan dengan penelitian yang

Melalui pembelajaran online peserta didik mampu menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi dalam

Ilmu Politik bukan hanya sekedar pengetahuan dan pengantar peserta didik kedunia kerja dan masyarakat saja, namun merupakan bekal utama untuk mengarahkan peserta