MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM
PEMBELAJARAN IPS
(PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
RINI MUSTIKA SARI 0903861
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM
PEMBELAJARAN IPS
(PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)
Oleh
RINI MUSTIKA SARI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rini Mustika Sari2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
i
ABSTRAK
iv
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Persiapan Penelitian ... 40
B. Pelaksanaan Tindakan ... 40
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Rekomendasi ... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi
transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa,
maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”. (Yusnandar E. 2010:30)
Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Namun demikian, perencanaan yang sudah baik, sistematis atau terperinci, jika pelaksanaan proses pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan, maka mungkin sekali akan gagal. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran belum tentu akan mencapai keberhasilan jika dilakukan sembarang sehingga proses pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan tidak merangsang siswa untuk aktif dan kreatif sehingga tujuan pun tidak tercapai. Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang tepat akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. (Hakim Lukmanul, 2009:1)
Salah satu tujuan pokok pembelajaran IPS adalah membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. (A. Kosasih Djahiri 1980:7 dalam Sapriya, dkk 2006: 13).
Kenyataannya pelaksanaan pembelajaran IPS yang dilaksanakan
di sekolah dasar cenderung membosankan dan kurang mendapat minat
siswa, ini disebabkan oleh cara penyampaian materi yang hanya
Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada hari
Jum’at, tanggal 18 April 2013 di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik
Kecamatan Serang Kota Serang, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS
dapat dikatakan masih rendah, yaitu mendapatkan nilai 26,7 dan tertinggi
80 dengan rata-rata 52,2. Sedangkan nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan
Maksimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65.
Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS disebabkan
karena suasana pembelajaran masih kaku dan proses pembelajaran terpusat
pada satu arah (Teacher Centre), sehingga siswa pasif saat guru
menyampaikan materi pelajaran, dan materi pelajaran yang disampaikan
hanya melalui metode ceramah. Siswa cenderung bosan dan kurang
memahami materi yang diajarkan karena siswa hanya mendengarkan dan
mencatat serta guru kurang memanfaatkan media yang ada dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan kejenuhan dan
menurunkan minat belajar siswa sehingga tujuan dari pembelajaran IPS
belum tercapai secara optimal. Untuk menciptakan suasana belajar yang
disukai oleh siswa, guru perlu melakukan inovasi. Salah satunya yaitu
dengan memilih dan menggunakan metode belajar yang menarik perhatian
siswa. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih antusious dalam
mengikuti proses pembelajaran serta akan lebih memahami materi ajar
yang akan disampaikan.
Akhir-akhir ini telah berkembang berbagai metode atau pendekatan
berusaha membangun struktur kognitif dan afektif siswa. Pendekatan
pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dalam proses
pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa dan dapat
memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu dibutuhkan
metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga siswa lebih
antusious mengikuti pelajaran. Dalam materi kegiatan ekonomi, peneliti
mencoba menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
Dengan harapan agar pembelajaran dapat lebih menarik dan berkesan bagi
siswa serta hasil belajar meningkat.
Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) meruapakan suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitakan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Nurhadi, dkk, 2004).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) yang
dibuat dalam bentuk skripsi dengan judul: “Meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dalam Pembelajaran
IPS (PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti membuat
rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan
ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan
ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peneliti
a. Memberikan pengalaman yang dapat dijadikan bekal dalam dunia
b. Dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang penerapan metode
CTL.
2. Manfaat bagi siswa
a. Memperbaiki cara belajar siswa dan siswa lebih terlibat secara aktif
dalam proses belajar sehingga IPS menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan.
b. Meningkatkan minat, keaktifan dan kreatifitas dalam pemahaman
pembelajaran IPS khususnya dalam materi kegiatan ekonomi
c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
d. Mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran IPS yang
dianggap sebagai pelajaran yang membosankan menjadi pelajaran
yang menyenangkan dan mudah dipahami dengan menggunakan
metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
3. Manfaat bagi guru
a. Memiliki kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih
menarik, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang sesuai
dengan harapan.
4. Manfaat bagi sekolah
a. Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan profesionalisme guru
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok
masalah yang diteliti maka kiranya dibuat definisi operasional sebagai
berikut :
1. Hasil Belajar
Nana Sudjana (2009:22) “Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang dicapai dengan
kriteria tertentu, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh
sebab itu dalam penelitian hasil belajar peranan tujuan instruksional
yang berbasis rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan
dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan
penilaian.
2. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
Dari definisi diatas, Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun
pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu system
pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan
sehari-hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan bahwa lingkungan
merangsang sel-sel saraf otak untuk membentuk jalan, system ini
memfokuskan diri pada konteks, pada hubungan-hubungan dalam
dunia nyata, sehingga anak dapat belajar dari pengalaman yang
ditemukan dalam kehidapan sehari-hari. Ini merupakan salah satu cara
yang tepat agar anak mampu mengingat setiap pelajaran sesuai dengan
konteks yang telah ada.
F. Hipotesis Tindakan
“Hipotesis adalalah jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar
sebelum terbukti salah benarnya (data empiric) yang didapatkan di kelas
dalam penelitian tindakan kelas”. (Yusnandar E, 2012 :15)
Berdasarkan pengertian hipotesis di atas maka penulis
merumuskan hipotesis tindakan penelitian ini sebagai berikut :
1. Jika menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik,
2. Jika menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Bodgan dan Taylor metodologi adalah proses, prinsif dan prosedur
yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban sedangkan Penelitian
adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan
mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,
2008: 45).
“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.(Sugiono, 2008: 3).
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat, bernama Kurt Lewin. Sedangkan di Indonesia Penelitian Tindakan Kelas (PTK) baru dikenal pada akhir tahun 80-an. Penelitian tindakan kelas mulai muncul ke permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti proyek guru SD melalui Program Guru Sekolah Dasar (PGSD). (Kunandar, 2008: 53-55).
Penelitian Tindakan Kelas berasal dari istilah bahasa inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali pada dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. (Trianto, 2011:3)
“Menurut Kurt Lewin penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang
terdiri atas 4 tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflex”. (Kunandar,
“Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut”.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa sebagai suatu
bentuk inverstigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki
tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan
situasi. Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul
di kelas, dan perlu diadakannya PTK untuk suatu proses perbaikan dan meningkatkan
hasil dari pembelajaran siswa.
B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu PTK model Kemmis Mc Taggart. Metode ini
beranjak dari adanya masalah yang dihadapi guru di kelas. Metode ini menghendaki
adanya perbaikan dalam pembelajaran di kelas. Perbaikan yang dimaksud adanya
perbaikan dari salah satu sisi, misalnya perbaikan terhadap metode pengajaran.
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart
Ke empat tahap di atas merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu, setiap
tahap akan berulang kembali, sampai tujuan perbaikan yang direncanakan dianggap telah
memuaskan/berhasil.
1. Tahap 1 Perencanaan tindakan (Planning)
Yaitu rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci.
Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran
yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrument observasi
evaluasi, dipersiapkan dengan matang. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan
segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.
Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan PTK dapat berlangsung dengan
baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan. Rencana
Siklus I Siklus II
Rencana
Observasi
Tindakan Tindakan
Refleksi Refleksi
Observasi Dst …?
2. Tahap 2 pelaksanaan tindakan
Yaitu tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana
yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari
segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang
berlaku dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektivitas keterlibatan
kolaborator untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan
terhadap kelasnya sendiri.
3. Tahap 3 pengamatan terhadap tindakan
Yaitu kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan
dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil
intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan
beberapa jenis instrument ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data.
4. Tahap 4 refleksi terhadap tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang yang didapat
saat melakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari
eksplanasinya yang kemudian dianalisis dan disintesis. Dalam proses pengkajian data
ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti saatnya
suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan
selanjutnya.
Demikianlah secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk
suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus berikutnya secara
bersinambungan sehingga dapat membentuk seperti spiral. Siklus PTK akan berakhir
apabila hasil yang dicapai sudah maksimal dan melebihi dari nilai yang sudah ditentukan
menurut Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM).
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang dimaksud subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan
pembelajaran antara guru dan siswa dengan materi kegiatan ekonomi menggunakan
metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri Lopang
Cilik Kecamatan Serang Kota Serang dengan jumlah siswa 30 siswa, yang terdiri dari
jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 dan jumlah siswa perempuan sebanyak 16.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah SD Negeri
Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang. Pelaku yang terlibat dalam penelitian
ini yaitu guru dan siswa kelas IV SD Negeri Lopang Cilik. Alasan dipilihnya SD
Negeri Lopang Cilik sebagai tempat penelitian yaitu berdasarkan pada :
a. Lokasi Penelitian tidak jauh dari tempat tinggal sehingga peneliti dapat
menghemat waktu dan tenaga.
b. Peneliti bisa tukar pikiran dengan teman yang juga melakukan penelitian di
c. Berdasarkan observasi pada tanggal 18 April 2013, peneliti melihat adanya
masalah pada pembelajaran IPS terutama dalam kegiatan ekonomi.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahapan Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus,
peneliti melakukan tindakan pra siklus sebagai bahan pengetahuan awal penelitian.
Dalam kegiatan pra siklus ini, peneliti mengamati kondisi awal pembelajaran di kelas
IV tentang kegiatan ekonomi dalam pembelajaran IPS dan mengadakan tes awal
untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dikenai tindakan. Adapun kegiatan yang
dilakukan dalam pra siklus ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Kegiatan ini dimaksudkan peneliti untuk mengamati kondisi awal
pembelajaran dikelas IV, khususnya pada pokok bahasan kegiatan ekonomi
secara nyata atau dilakukan oleh guru di sekolah tersebut. Pengamatan siswa
meliputi: keaktifan, perhatian, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
selama proses pembelajaran serta mencatat semua hasil pengamatan baik berupa
masalah yang dihadapi selama pembelajaran maupun kendala-kendala lainnya
untuk dijadikan sebagai bahan tindakan selanjutnya..
b. Refleksi
Pada kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk
mengevaluasi tentang permasalahan yang ditemui selama observasi, yaitu: siswa
sulit memahami konsep kegiatan ekonomi, siswa kurang aktif dalam pembejaran
peneliti memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pembelajaran
untuk merumuskan perencanaan pada siklus I dengan berorientasi pada metode
Contextual Taeaching and Learning (CTL).
2. Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus, dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru membuat :
1) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL)
2) Memilih dan menentukan media pembelajaran yang sesuai
3) Merancang skenario pembelajaran dengan metode CTL yang akan
digunakan dalam pembelajaran IPS.
4) Menyiapkan dan menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan
materi yang akan dibahas
5) Membuat lembar evaluasi sebagai alat ukur keberhasilan siswa dalam PBM,
6) Menyiapkan lembar pedoman observasi sesuai dengan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL).
b. Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun tahapan tindakan adalah
No.
Langkah-langkah CTL Kegiatan Pembelajaran
1.
Kontruktivisme
Tahap Pertama, dalam memulai
pembelajaran guru mengaitkan materi
dengan dunia nyata dalam kehidupan siswa
dengan tanya jawab tentang kondisi aktual
siswa. Siswa diminta mendeskripsikan
keadaan pasar dan menyebutkan apa dan
siapa saja yang ada di dalam pasar. Tahap
ini disebut Konstruktivisme.
2.
Bertanya
Tahap Kedua, setelah siswa mengkontruksi
pengetahuan yang dimilikinya siswa
diminta mengajukan pertanyaan dan
menjawab tentang materi yang
diperolehnya serta memberikan tanggapan
akan suatu pendapat. Tahap ini disebut
Questioning.
3.
Inquiri
Tahap Ketiga, pada tahap ini siswa dicoba
menemukan materi yang diperolehnya.
Tahap ini merupakan tujuan pembelajaran
pada CTL sehingga dapat memberikan
model pada tahap berikutnya. Tahap ini
disebut dengan Inquiri.
4.
Kelompok
Tahap Keempat, pada tahap ini siswa
dibentuk beberapa kelompok untuk
melakukan diskusi tentang pengetahuan
yang ditemukan untuk menciptakan siswa
berbagai pengetahuan dan bekerja sama.
5.
ekonomi sekitar dengan konsepan yang
mereka ketahui, serta guru memberikan
media yang berkaitan dengan kegiatan
ekonomi, agar siswa lebih memahami
tentang materi.
6.
Refleksi
Tahap Keenam, pada tahap ini siswa
mengulangi lagi pengetahuan yang di
dapatkan atau dapat menyimpulkan materi.
7.
Penilaian
Tahap Ketujuh, pada tahap ini guru
memberikan penilaian pada siswa yang
telah melakukan aktivitas pembelajaran
tersebut dengan objektif
c. Observasi
Dalam kegiatan ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk
memantau pelaksanaan pembelajaran tentang materi kegiatan ekonomi dalam
menanggapi masalah yang terjadi. Tindakan siklus 1 ini menitik beratkan jenis
kesulitan yang dialami siswa saat proses kegiatan pembelajaran kegiatan ekonomi
di kelas IV yang dilakukan peneliti. Hal yang perlu di observasi adalah kegiatan
belajar siswa dan kegiatan mengajar guru sesuai pedoman observasi yang telah
dibuat. Hasil dari observasi ini dijadikan acuan untuk memberikan refleksi bagi
tindakan selanjutnya.
d. Refleksi
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan dan menganalisis kemajuan hasil
tindakan dalam pembelajaran kegiatan ekonomi. Untuk menanggapi masalah
belajar siswa yang harus dicapai dalam penelitian ini yakni dengan nilai 65. Jadi
apabila sebagian besar siswa belum mencapai nilai terget keberhasilan yang
ditentukan, penelitian harus terus dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai target
yang telah ditentukan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu observasi, tes
hasil belajar dan studi dokumentasi.
1. Observasi.
“Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif”. (Beni Ahmad Saebani, 2008:186).
“Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya
tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar,
kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga
pada waktu mengajar”.(Nana Sudjana, 2009:84).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan
alat pengumpulan data yang digunakan pada saat proses belajar mengajar dan
merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Melalui kegiatan
ini dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan pada pembelajaran
selanjutnya. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung,
hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi untuk aktivitas mengajar guru
dan aktivitas belajar siswa yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Dalam
pedoman observasi memiliki skala nilai dari 0-4, dimana nilai 4 merupakan nilai
satu aspek yang muncul maka mendapat nilai satu, dan apabila dua aspek yang
muncul maka mendapat nilai dua, dan seterusnya. Teknik untuk mengisi pedoman
penilaian observasi yaitu dengan member tanda ceklis (√) pada setiap indikator yang
muncul.
Adapun pedoman observasi KBM siswa dan mengajar guru dengan
menerapkan metode CTL dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel. 3. 1
4 Keterlibatan
nilai 4 = jika semua Indikator muncul, nilai 2 = jika hanya 2 Indikator yang muncul
nilai 3 = jika hanya 3 Indikator yang muncul
nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang muncul
nilai 1 = jika hanya 1 Indikator yang muncul
Tabel. 3. 2
Pedoman Observasi Aktivitas Mengajar Guru Dengan Menggunakan Metode CTL
No Aspek Yang
Dinilai Indikator
Nilai
Ket
0 1 2 3 4 1 Konstruktivisme a. Mengaitkan materi
2 Bertanya a. Membangkitkan rasa
3 Inquiri a. Guru memotivasi siswa
dalam menemukan dan
5 Pemodelan a. Guru menentukan konsep
b. Guru menyiapkan alat peraga
c. Guru menampilkan model d. Guru menyimpulkan hasil
pemodelan tersebut
6 Refleksi a. Guru mengulangi
banyak pertanyaan.
7 Penilaian a. Menentukan jenis
penilaian
b. Menentukan bentuk tes c. Menentukan aloaksi
waktu
d. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran.
Jumlah Rata-rata
cara penilaian :
nilai 4 = jika semua Indikator muncul nilai 2 = jika hanya 2 Indikator yang muncul
nilai 3 = jika hanya 3 Indikator yang muncul
nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang muncul
nilai 1 = jika hanya 1 Indikator yang muncul
2. Tes Belajar Siswa
“Tes hasil belajar dipergunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar
siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes. Tes ini terdiri dari tes produk dan
tes proses”. (Trianto, 2011:61)
Peneliti menggunakan instrument tes untuk mengumpulkan data kemampuan
siswa khususnya pada mata pelajaran IPS dalam konsep kegiatan ekonomi. Tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah jenis tes tertulis dalam bentuk tes objektif. Pemberian
tes diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti
membuat soal sebanyak 15 soal dalam bentuk PG (Pilihan Ganda), yang setiap soalnya
mewakili tiap sub pokok materi. Guru memberikan/membagikan soal setelah
pembelajaran selesai. Siswa diberi waktu untuk mengisi soal tersebut sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Guru mengumpulkan kembali soal yang telah di isi oleh
untuk melihat sebuah kemajuan pembelajaran yang telah dicapai khususnya pada mata
pelajaran IPS dalam konsep kegiatan ekonomi. Tujuan instrument ini adalah
mengumpulkan data hasil belajar siswa tentang pokok materi kegiatan ekonomi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Agar lebih efektif peneliti membuat kisi-kisi soal
terlebih dahulu. Adapun kisi-kisi soal adalah sebagai berikut:
a. Kisi-kisi soal
Tabel. 3. 3 Kisi-kisi Soal
b. Soal dan jawaban terlampir
F. Analisis dan Pengolahan Data
Data hasil pengamatan (observasi) dan tes yang telah terkumpul kemudian
dianalisis serta diolah melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Analisis
Setelah data dikumpulkan kemudian dipilih untuk diseleksi dan
diklasifikasikan sesuai dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan data.
2. Validitas data
No Sub Masalah Jumlah Nomor Soal
1. Kegiatan Ekonomi Penduduk 5 1,2,3,4,5
2.
Kegiatan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam 5 6,7,8,9,10
3.
Pengaruh Kondisi Alam
Tahap untuk membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian ini
sesuai dengan apa yang sebenarnya.. Validasi data dilakukan setelah pengumpulan
dan pengolahan data yang bertujuan untuk mengetahui kredibilatas data. Langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Member check, yaitu memeriksa kembali data yang diperoleh selama observasi.
b. Expert opinion, yaitu meminta nasehat dari para ahli/pakar. Pada penelitian
tindakan expert opinion dilakukan dengan meminta nasehat dosen pembimbing.
3. Interpretasi
Hasil interpretasi data ini akan menghasilkan analisis data secara
keseluruhan.
4. Tindakan
Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi
referensi tentang situasi pembelajaran sehingga bermanfaat bagi penenelitian
selanjutnya.
Untuk tahap pengolahan data, setelah data dikumpulkan dan dianalisis
selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data. Data kualitatif yang didapatkan dari
observasi dan tes hasil belajar, selanjutnya diolah sebagai berikut:
a. Lembar pedoman observasi
1) Cara menilai rata-rata aktivitas belajara siswa adalah sebagai berikut:
Keterangan:
4 = jika 4 indikator yang muncul
3 = jika 3 indikator yang muncul
� ℎ �
2 = jika 2 indikator yang muncul
1 = jika 1 indikator yang muncul
0 = jika tidak ada indikator yang muncul
2) Cara menilai rata-rata aktivitas mengajar guru adalah sebagai berikut :
Keterangan:
4 = jika 4 indikator yang muncul
3 = jika 3 indikator yang muncul
2 = jika 2 indikator yang muncul
1 = jika 1 indikator yang muncul
0 = jika tidak ada indikator yang muncul
3) Kriteria penilaian (Skala 0 -4):
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Hasil Aktivitas Siswa
Nilai Keterangan
3,0 – 4,0 Baik
2,0 – 2,9 Cukup
1,0 – 1,9 Kurang
0,0 – 0,9 Kurang sekali
b. Lembar Tes Hasil Belajar
1) Cara penilaian kelompok
Keterangan :
Na = Nilai akhir Nilai Maksimum = 10
� = � ℎ
Nilai maksimum X 100
� ℎ �
2) Nilai siswa
Keterangan :
Na = Nilai akhir Nilai Maksimum = 15
3) Menentukan rata-rata kelas setiap siklus:
4) Menentukan nilai rata-rata dari setiap sub pokok materi
Tabel 3.5
Contoh Pemaparan Data Tes Hasil Belajar
Misalnya pada sub masalah ke satu :
a) Soal No. 1, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 6 siswa dari 30
siswa. Maka penilaian dilakukan dengan cara :
6
30 100 = 20
No Sub Masalah Jumlah Nomor Soal
1
Kegiatan Ekonomi Penduduk
5 1,2,3,4,5
� = � ℎ
Nilai maksimum X 100
� − =� ℎ ℎ
Jumlah siswa
� ℎ �
� . 1
� ℎ 100
b) Soal No. 2, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 10 siswa, maka :
Setelah itu hasil perhitungan tiap butir soal dijumlahkan dan dibagi dengan
jumlah soal yang mewakili sub pokok ke satu,
196
5 = 39,2
Jadi dapat disimpimpulkan dari hasil perhitungan di atas untuk sub pokok
pertama, siswa baru memahami materi sebesar 39,2%
Batas lulus hasil belajar siswa adalah jika 100% dari jumlah siswa, dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian dalam
bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa pada pra siklus (belum dikenai
tindakan) diperoleh gambaran keadaan aktivitas siswa masih pasif,
cenderung hanya menerima informasi satu arah dari guru. Tetapi,
setelah diadakan tindakan penelitian dengan menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan
ekonomi di kelas IV, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
mengkonstruk sendiri alat peraga untuk menemukan konsep, sehingga
terjadi peningkatan setiap siklusnya. Ini terlihat dari rekapitulasi
rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I 2,0 (Cukup), siklus II 3,2
(Baik). Berarti ada peningkatan sebesar 1,2 dari siklus I sampai dengan
siklus II.
2. Hasil Belajar Siswa
Dari hasil penelitian mulai dari pra siklus (sebelum penelitian),
siklus I, dan II (setelah tindakan penelitian), diperoleh hasil belajar
diajarkan mengkonstruk sendiri pengetahuan sosial dengan cara
mengintegrasikan ide yang mereka miliki, untuk dieksplor menjadi
suatu masalah yang menjadi bahan diskusi. Sehingga siswa dapat
memahami konsep kegiatan ekonomi tidak hanya diingat tetapi
dikuasai. Terlihat dari rekapitulasi rata-rata hasil belajar siswa dari pra
siklus 52,2 (kurang sekali), siklus I 70,6 (Cukup), dan siklus II 85,9
(Baik Sekali). Berarti ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 33,7 dari hasil pra siklus sampai dengan siklus II.
Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai siklus II
karena pembelajaran konsep kegiatan ekonomi menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL). Adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa menyebabkan hasil belajar siswa juga
meningkat. Ini berarti dengan menggunakan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL), maka hasil belajar siswa pada konsep
kegiatan ekonomi meningkat.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian tindakan kelas ini,
peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya memperhatikan sarana yang dapat
menunjang terhadap kegiatan belajar-mengajar serta mendukung
upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan memfasilitasinya sehingga
juga memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung
langkah-langkah yang dilakukan oleh guru.
2. Guru Sekolah Dasar
Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran IPS hendaknya
guru menyampaikan suatu konsep atau materi tidak hanya mampu
memahami konsep, tetapi juga harus mengetahui cara penyampaian
konsep tersebut, agar guru dapat memahami kemampuan siswa dan
menyesuaikannya dengan tahap perkembangan mental siswa tersebut.
Untuk itu guru harus kreatif dalam menggunakan berbagai metode atau
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, serta alat peraga yang menunjang materi pembelajaran.
Sehingga pembelajaran IPS lebih efektif dan bermakna yang pada
akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa.
3. Peneliti
Hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan secara luas agar
dapat diketahui lebih luas lagi tentang keefektifan penggunaan metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan hasil
belajar siswa serta agar dapat menjadikan suatu perbandingan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Emma, Siti N (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning (CTL). Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan
Hakim Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
Halimah, Elim. S (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Konsep Sejarah Dalam Pembelajaran IPS. Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan
Hanafiah, Suhana C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama
Hisnu P, Tantya dan Winardi. (2008). Ilmu pengetahuan sosial kelas 4 SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Johnson, Elaine B. (2007). Contextual Teaching and Learning (CTL). Bandung: Mizan Learning Center (MLC)
Kunandar, (2008). Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada
Muchlish Masnur. (2009). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta. Bumi Aksara.
Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rustiati Ita. (2008). Konsep-konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Kampus Serang.
Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sapriya, dkk (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI Press
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. UPI Kampus Serang
Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Ikhwan Mandiri Press.