• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS:PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS:PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

RINI MUSTIKA SARI 0903861

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang)

Oleh

RINI MUSTIKA SARI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rini Mustika Sari2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

i

ABSTRAK

(5)

iv

(6)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Persiapan Penelitian ... 40

B. Pelaksanaan Tindakan ... 40

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 66

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Rekomendasi ... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi

transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa,

maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”. (Yusnandar E. 2010:30)

Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Namun demikian, perencanaan yang sudah baik, sistematis atau terperinci, jika pelaksanaan proses pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan, maka mungkin sekali akan gagal. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran belum tentu akan mencapai keberhasilan jika dilakukan sembarang sehingga proses pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan tidak merangsang siswa untuk aktif dan kreatif sehingga tujuan pun tidak tercapai. Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang tepat akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. (Hakim Lukmanul, 2009:1)

Salah satu tujuan pokok pembelajaran IPS adalah membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. (A. Kosasih Djahiri 1980:7 dalam Sapriya, dkk 2006: 13).

Kenyataannya pelaksanaan pembelajaran IPS yang dilaksanakan

di sekolah dasar cenderung membosankan dan kurang mendapat minat

siswa, ini disebabkan oleh cara penyampaian materi yang hanya

(8)

Melalui pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada hari

Jum’at, tanggal 18 April 2013 di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik

Kecamatan Serang Kota Serang, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS

dapat dikatakan masih rendah, yaitu mendapatkan nilai 26,7 dan tertinggi

80 dengan rata-rata 52,2. Sedangkan nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan

Maksimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS disebabkan

karena suasana pembelajaran masih kaku dan proses pembelajaran terpusat

pada satu arah (Teacher Centre), sehingga siswa pasif saat guru

menyampaikan materi pelajaran, dan materi pelajaran yang disampaikan

hanya melalui metode ceramah. Siswa cenderung bosan dan kurang

memahami materi yang diajarkan karena siswa hanya mendengarkan dan

mencatat serta guru kurang memanfaatkan media yang ada dalam proses

pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan kejenuhan dan

menurunkan minat belajar siswa sehingga tujuan dari pembelajaran IPS

belum tercapai secara optimal. Untuk menciptakan suasana belajar yang

disukai oleh siswa, guru perlu melakukan inovasi. Salah satunya yaitu

dengan memilih dan menggunakan metode belajar yang menarik perhatian

siswa. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih antusious dalam

mengikuti proses pembelajaran serta akan lebih memahami materi ajar

yang akan disampaikan.

Akhir-akhir ini telah berkembang berbagai metode atau pendekatan

(9)

berusaha membangun struktur kognitif dan afektif siswa. Pendekatan

pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa dalam proses

pembelajarannya membangun struktur kognitif siswa dan dapat

memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu dibutuhkan

metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga siswa lebih

antusious mengikuti pelajaran. Dalam materi kegiatan ekonomi, peneliti

mencoba menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

Dengan harapan agar pembelajaran dapat lebih menarik dan berkesan bagi

siswa serta hasil belajar meningkat.

Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) meruapakan suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitakan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Nurhadi, dkk, 2004).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) yang

dibuat dalam bentuk skripsi dengan judul: “Meningkatkan hasil belajar

siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dalam Pembelajaran

IPS (PTK di Kelas IV SDN Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota

(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti membuat

rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada konsep kegiatan ekonomi dapat meningkatkan

hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan

ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan

ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

a. Memberikan pengalaman yang dapat dijadikan bekal dalam dunia

(11)

b. Dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang penerapan metode

CTL.

2. Manfaat bagi siswa

a. Memperbaiki cara belajar siswa dan siswa lebih terlibat secara aktif

dalam proses belajar sehingga IPS menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan.

b. Meningkatkan minat, keaktifan dan kreatifitas dalam pemahaman

pembelajaran IPS khususnya dalam materi kegiatan ekonomi

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

d. Mengubah pandangan siswa terhadap mata pelajaran IPS yang

dianggap sebagai pelajaran yang membosankan menjadi pelajaran

yang menyenangkan dan mudah dipahami dengan menggunakan

metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

3. Manfaat bagi guru

a. Memiliki kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran

yang lebih bervariasi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih

menarik, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang sesuai

dengan harapan.

4. Manfaat bagi sekolah

a. Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan profesionalisme guru

(12)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok

masalah yang diteliti maka kiranya dibuat definisi operasional sebagai

berikut :

1. Hasil Belajar

Nana Sudjana (2009:22) “Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada

hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang dicapai dengan

kriteria tertentu, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian

yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh

sebab itu dalam penelitian hasil belajar peranan tujuan instruksional

yang berbasis rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan

dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan

penilaian.

2. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

(13)

Dari definisi diatas, Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun

pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu system

pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan

menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan

sehari-hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan bahwa lingkungan

merangsang sel-sel saraf otak untuk membentuk jalan, system ini

memfokuskan diri pada konteks, pada hubungan-hubungan dalam

dunia nyata, sehingga anak dapat belajar dari pengalaman yang

ditemukan dalam kehidapan sehari-hari. Ini merupakan salah satu cara

yang tepat agar anak mampu mengingat setiap pelajaran sesuai dengan

konteks yang telah ada.

F. Hipotesis Tindakan

“Hipotesis adalalah jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar

sebelum terbukti salah benarnya (data empiric) yang didapatkan di kelas

dalam penelitian tindakan kelas”. (Yusnandar E, 2012 :15)

Berdasarkan pengertian hipotesis di atas maka penulis

merumuskan hipotesis tindakan penelitian ini sebagai berikut :

1. Jika menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik,

(14)

2. Jika menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

pada konsep kegiatan ekonomi di kelas IV SD Negeri Lopang Cilik,

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Bodgan dan Taylor metodologi adalah proses, prinsif dan prosedur

yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban sedangkan Penelitian

adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan

mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

2008: 45).

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.(Sugiono, 2008: 3).

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat, bernama Kurt Lewin. Sedangkan di Indonesia Penelitian Tindakan Kelas (PTK) baru dikenal pada akhir tahun 80-an. Penelitian tindakan kelas mulai muncul ke permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti proyek guru SD melalui Program Guru Sekolah Dasar (PGSD). (Kunandar, 2008: 53-55).

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari istilah bahasa inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Serikat Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali pada dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. (Trianto, 2011:3)

“Menurut Kurt Lewin penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang

terdiri atas 4 tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan reflex”. (Kunandar,

(16)

“Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik

pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam

pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan

tersebut”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa sebagai suatu

bentuk inverstigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki

tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan

situasi. Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul

di kelas, dan perlu diadakannya PTK untuk suatu proses perbaikan dan meningkatkan

hasil dari pembelajaran siswa.

B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu PTK model Kemmis Mc Taggart. Metode ini

beranjak dari adanya masalah yang dihadapi guru di kelas. Metode ini menghendaki

adanya perbaikan dalam pembelajaran di kelas. Perbaikan yang dimaksud adanya

perbaikan dari salah satu sisi, misalnya perbaikan terhadap metode pengajaran.

(17)

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Ke empat tahap di atas merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu, setiap

tahap akan berulang kembali, sampai tujuan perbaikan yang direncanakan dianggap telah

memuaskan/berhasil.

1. Tahap 1 Perencanaan tindakan (Planning)

Yaitu rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci.

Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran

yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrument observasi

evaluasi, dipersiapkan dengan matang. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan

segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.

Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan PTK dapat berlangsung dengan

baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan. Rencana

Siklus I Siklus II

Rencana

Observasi

Tindakan Tindakan

Refleksi Refleksi

Observasi Dst …?

(18)

2. Tahap 2 pelaksanaan tindakan

Yaitu tahap ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana

yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari

segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya.

Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang

berlaku dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektivitas keterlibatan

kolaborator untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dilakukan

terhadap kelasnya sendiri.

3. Tahap 3 pengamatan terhadap tindakan

Yaitu kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan

dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil

intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang

dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan

beberapa jenis instrument ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data.

4. Tahap 4 refleksi terhadap tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang yang didapat

saat melakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari

eksplanasinya yang kemudian dianalisis dan disintesis. Dalam proses pengkajian data

ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti saatnya

(19)

suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan

selanjutnya.

Demikianlah secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk

suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus berikutnya secara

bersinambungan sehingga dapat membentuk seperti spiral. Siklus PTK akan berakhir

apabila hasil yang dicapai sudah maksimal dan melebihi dari nilai yang sudah ditentukan

menurut Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM).

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang dimaksud subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan

pembelajaran antara guru dan siswa dengan materi kegiatan ekonomi menggunakan

metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri Lopang

Cilik Kecamatan Serang Kota Serang dengan jumlah siswa 30 siswa, yang terdiri dari

jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 dan jumlah siswa perempuan sebanyak 16.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah SD Negeri

Lopang Cilik Kecamatan Serang Kota Serang. Pelaku yang terlibat dalam penelitian

ini yaitu guru dan siswa kelas IV SD Negeri Lopang Cilik. Alasan dipilihnya SD

Negeri Lopang Cilik sebagai tempat penelitian yaitu berdasarkan pada :

a. Lokasi Penelitian tidak jauh dari tempat tinggal sehingga peneliti dapat

menghemat waktu dan tenaga.

b. Peneliti bisa tukar pikiran dengan teman yang juga melakukan penelitian di

(20)

c. Berdasarkan observasi pada tanggal 18 April 2013, peneliti melihat adanya

masalah pada pembelajaran IPS terutama dalam kegiatan ekonomi.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahapan Pra Siklus

Sebelum pelaksanaan tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus,

peneliti melakukan tindakan pra siklus sebagai bahan pengetahuan awal penelitian.

Dalam kegiatan pra siklus ini, peneliti mengamati kondisi awal pembelajaran di kelas

IV tentang kegiatan ekonomi dalam pembelajaran IPS dan mengadakan tes awal

untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dikenai tindakan. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam pra siklus ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti untuk mengamati kondisi awal

pembelajaran dikelas IV, khususnya pada pokok bahasan kegiatan ekonomi

secara nyata atau dilakukan oleh guru di sekolah tersebut. Pengamatan siswa

meliputi: keaktifan, perhatian, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat

selama proses pembelajaran serta mencatat semua hasil pengamatan baik berupa

masalah yang dihadapi selama pembelajaran maupun kendala-kendala lainnya

untuk dijadikan sebagai bahan tindakan selanjutnya..

b. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk

mengevaluasi tentang permasalahan yang ditemui selama observasi, yaitu: siswa

sulit memahami konsep kegiatan ekonomi, siswa kurang aktif dalam pembejaran

(21)

peneliti memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pembelajaran

untuk merumuskan perencanaan pada siklus I dengan berorientasi pada metode

Contextual Taeaching and Learning (CTL).

2. Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus, dengan

tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru membuat :

1) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL)

2) Memilih dan menentukan media pembelajaran yang sesuai

3) Merancang skenario pembelajaran dengan metode CTL yang akan

digunakan dalam pembelajaran IPS.

4) Menyiapkan dan menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan

materi yang akan dibahas

5) Membuat lembar evaluasi sebagai alat ukur keberhasilan siswa dalam PBM,

6) Menyiapkan lembar pedoman observasi sesuai dengan metode Contextual

Teaching and Learning (CTL).

b. Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan

apa yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun tahapan tindakan adalah

(22)

No.

Langkah-langkah CTL Kegiatan Pembelajaran

1.

Kontruktivisme

Tahap Pertama, dalam memulai

pembelajaran guru mengaitkan materi

dengan dunia nyata dalam kehidupan siswa

dengan tanya jawab tentang kondisi aktual

siswa. Siswa diminta mendeskripsikan

keadaan pasar dan menyebutkan apa dan

siapa saja yang ada di dalam pasar. Tahap

ini disebut Konstruktivisme.

2.

Bertanya

Tahap Kedua, setelah siswa mengkontruksi

pengetahuan yang dimilikinya siswa

diminta mengajukan pertanyaan dan

menjawab tentang materi yang

diperolehnya serta memberikan tanggapan

akan suatu pendapat. Tahap ini disebut

Questioning.

3.

Inquiri

Tahap Ketiga, pada tahap ini siswa dicoba

menemukan materi yang diperolehnya.

Tahap ini merupakan tujuan pembelajaran

pada CTL sehingga dapat memberikan

model pada tahap berikutnya. Tahap ini

disebut dengan Inquiri.

4.

Kelompok

Tahap Keempat, pada tahap ini siswa

dibentuk beberapa kelompok untuk

melakukan diskusi tentang pengetahuan

yang ditemukan untuk menciptakan siswa

berbagai pengetahuan dan bekerja sama.

5.

(23)

ekonomi sekitar dengan konsepan yang

mereka ketahui, serta guru memberikan

media yang berkaitan dengan kegiatan

ekonomi, agar siswa lebih memahami

tentang materi.

6.

Refleksi

Tahap Keenam, pada tahap ini siswa

mengulangi lagi pengetahuan yang di

dapatkan atau dapat menyimpulkan materi.

7.

Penilaian

Tahap Ketujuh, pada tahap ini guru

memberikan penilaian pada siswa yang

telah melakukan aktivitas pembelajaran

tersebut dengan objektif

c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk

memantau pelaksanaan pembelajaran tentang materi kegiatan ekonomi dalam

menanggapi masalah yang terjadi. Tindakan siklus 1 ini menitik beratkan jenis

kesulitan yang dialami siswa saat proses kegiatan pembelajaran kegiatan ekonomi

di kelas IV yang dilakukan peneliti. Hal yang perlu di observasi adalah kegiatan

belajar siswa dan kegiatan mengajar guru sesuai pedoman observasi yang telah

dibuat. Hasil dari observasi ini dijadikan acuan untuk memberikan refleksi bagi

tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan dan menganalisis kemajuan hasil

tindakan dalam pembelajaran kegiatan ekonomi. Untuk menanggapi masalah

(24)

belajar siswa yang harus dicapai dalam penelitian ini yakni dengan nilai 65. Jadi

apabila sebagian besar siswa belum mencapai nilai terget keberhasilan yang

ditentukan, penelitian harus terus dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai target

yang telah ditentukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu observasi, tes

hasil belajar dan studi dokumentasi.

1. Observasi.

“Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian kualitatif”. (Beni Ahmad Saebani, 2008:186).

“Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya

tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar,

kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga

pada waktu mengajar”.(Nana Sudjana, 2009:84).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan

alat pengumpulan data yang digunakan pada saat proses belajar mengajar dan

merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Melalui kegiatan

ini dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan pada pembelajaran

selanjutnya. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung,

hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi untuk aktivitas mengajar guru

dan aktivitas belajar siswa yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Dalam

pedoman observasi memiliki skala nilai dari 0-4, dimana nilai 4 merupakan nilai

(25)

satu aspek yang muncul maka mendapat nilai satu, dan apabila dua aspek yang

muncul maka mendapat nilai dua, dan seterusnya. Teknik untuk mengisi pedoman

penilaian observasi yaitu dengan member tanda ceklis (√) pada setiap indikator yang

muncul.

Adapun pedoman observasi KBM siswa dan mengajar guru dengan

menerapkan metode CTL dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel. 3. 1

(26)

4 Keterlibatan

nilai 4 = jika semua Indikator muncul, nilai 2 = jika hanya 2 Indikator yang muncul

nilai 3 = jika hanya 3 Indikator yang muncul

nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang muncul

nilai 1 = jika hanya 1 Indikator yang muncul

Tabel. 3. 2

Pedoman Observasi Aktivitas Mengajar Guru Dengan Menggunakan Metode CTL

No Aspek Yang

Dinilai Indikator

Nilai

Ket

0 1 2 3 4 1 Konstruktivisme a. Mengaitkan materi

(27)

2 Bertanya a. Membangkitkan rasa

3 Inquiri a. Guru memotivasi siswa

dalam menemukan dan

5 Pemodelan a. Guru menentukan konsep

b. Guru menyiapkan alat peraga

c. Guru menampilkan model d. Guru menyimpulkan hasil

pemodelan tersebut

6 Refleksi a. Guru mengulangi

(28)

banyak pertanyaan.

7 Penilaian a. Menentukan jenis

penilaian

b. Menentukan bentuk tes c. Menentukan aloaksi

waktu

d. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran.

Jumlah Rata-rata

cara penilaian :

nilai 4 = jika semua Indikator muncul nilai 2 = jika hanya 2 Indikator yang muncul

nilai 3 = jika hanya 3 Indikator yang muncul

nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang muncul

nilai 1 = jika hanya 1 Indikator yang muncul

2. Tes Belajar Siswa

“Tes hasil belajar dipergunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar

siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes. Tes ini terdiri dari tes produk dan

tes proses”. (Trianto, 2011:61)

Peneliti menggunakan instrument tes untuk mengumpulkan data kemampuan

siswa khususnya pada mata pelajaran IPS dalam konsep kegiatan ekonomi. Tes yang

digunakan pada penelitian ini adalah jenis tes tertulis dalam bentuk tes objektif. Pemberian

tes diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti

membuat soal sebanyak 15 soal dalam bentuk PG (Pilihan Ganda), yang setiap soalnya

mewakili tiap sub pokok materi. Guru memberikan/membagikan soal setelah

pembelajaran selesai. Siswa diberi waktu untuk mengisi soal tersebut sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Guru mengumpulkan kembali soal yang telah di isi oleh

(29)

untuk melihat sebuah kemajuan pembelajaran yang telah dicapai khususnya pada mata

pelajaran IPS dalam konsep kegiatan ekonomi. Tujuan instrument ini adalah

mengumpulkan data hasil belajar siswa tentang pokok materi kegiatan ekonomi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Agar lebih efektif peneliti membuat kisi-kisi soal

terlebih dahulu. Adapun kisi-kisi soal adalah sebagai berikut:

a. Kisi-kisi soal

Tabel. 3. 3 Kisi-kisi Soal

b. Soal dan jawaban terlampir

F. Analisis dan Pengolahan Data

Data hasil pengamatan (observasi) dan tes yang telah terkumpul kemudian

dianalisis serta diolah melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Analisis

Setelah data dikumpulkan kemudian dipilih untuk diseleksi dan

diklasifikasikan sesuai dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan data.

2. Validitas data

No Sub Masalah Jumlah Nomor Soal

1. Kegiatan Ekonomi Penduduk 5 1,2,3,4,5

2.

Kegiatan Pemanfaatan Sumber

Daya Alam 5 6,7,8,9,10

3.

Pengaruh Kondisi Alam

(30)

Tahap untuk membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian ini

sesuai dengan apa yang sebenarnya.. Validasi data dilakukan setelah pengumpulan

dan pengolahan data yang bertujuan untuk mengetahui kredibilatas data. Langkahnya

adalah sebagai berikut:

a. Member check, yaitu memeriksa kembali data yang diperoleh selama observasi.

b. Expert opinion, yaitu meminta nasehat dari para ahli/pakar. Pada penelitian

tindakan expert opinion dilakukan dengan meminta nasehat dosen pembimbing.

3. Interpretasi

Hasil interpretasi data ini akan menghasilkan analisis data secara

keseluruhan.

4. Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi

referensi tentang situasi pembelajaran sehingga bermanfaat bagi penenelitian

selanjutnya.

Untuk tahap pengolahan data, setelah data dikumpulkan dan dianalisis

selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data. Data kualitatif yang didapatkan dari

observasi dan tes hasil belajar, selanjutnya diolah sebagai berikut:

a. Lembar pedoman observasi

1) Cara menilai rata-rata aktivitas belajara siswa adalah sebagai berikut:

Keterangan:

4 = jika 4 indikator yang muncul

3 = jika 3 indikator yang muncul

� ℎ �

(31)

2 = jika 2 indikator yang muncul

1 = jika 1 indikator yang muncul

0 = jika tidak ada indikator yang muncul

2) Cara menilai rata-rata aktivitas mengajar guru adalah sebagai berikut :

Keterangan:

4 = jika 4 indikator yang muncul

3 = jika 3 indikator yang muncul

2 = jika 2 indikator yang muncul

1 = jika 1 indikator yang muncul

0 = jika tidak ada indikator yang muncul

3) Kriteria penilaian (Skala 0 -4):

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Hasil Aktivitas Siswa

Nilai Keterangan

3,0 – 4,0 Baik

2,0 – 2,9 Cukup

1,0 – 1,9 Kurang

0,0 – 0,9 Kurang sekali

b. Lembar Tes Hasil Belajar

1) Cara penilaian kelompok

Keterangan :

Na = Nilai akhir Nilai Maksimum = 10

� = � ℎ

Nilai maksimum X 100

� ℎ �

(32)

2) Nilai siswa

Keterangan :

Na = Nilai akhir Nilai Maksimum = 15

3) Menentukan rata-rata kelas setiap siklus:

4) Menentukan nilai rata-rata dari setiap sub pokok materi

Tabel 3.5

Contoh Pemaparan Data Tes Hasil Belajar

Misalnya pada sub masalah ke satu :

a) Soal No. 1, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 6 siswa dari 30

siswa. Maka penilaian dilakukan dengan cara :

6

30 100 = 20

No Sub Masalah Jumlah Nomor Soal

1

Kegiatan Ekonomi Penduduk

5 1,2,3,4,5

� = � ℎ

Nilai maksimum X 100

� − =� ℎ ℎ

Jumlah siswa

� ℎ �

� . 1

� ℎ 100

(33)

b) Soal No. 2, misalnya siswa yang menjawab benar berjumlah 10 siswa, maka :

Setelah itu hasil perhitungan tiap butir soal dijumlahkan dan dibagi dengan

jumlah soal yang mewakili sub pokok ke satu,

196

5 = 39,2

Jadi dapat disimpimpulkan dari hasil perhitungan di atas untuk sub pokok

pertama, siswa baru memahami materi sebesar 39,2%

(34)

Batas lulus hasil belajar siswa adalah jika 100% dari jumlah siswa, dapat

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian dalam

bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa pada pra siklus (belum dikenai

tindakan) diperoleh gambaran keadaan aktivitas siswa masih pasif,

cenderung hanya menerima informasi satu arah dari guru. Tetapi,

setelah diadakan tindakan penelitian dengan menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep kegiatan

ekonomi di kelas IV, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,

mengkonstruk sendiri alat peraga untuk menemukan konsep, sehingga

terjadi peningkatan setiap siklusnya. Ini terlihat dari rekapitulasi

rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I 2,0 (Cukup), siklus II 3,2

(Baik). Berarti ada peningkatan sebesar 1,2 dari siklus I sampai dengan

siklus II.

2. Hasil Belajar Siswa

Dari hasil penelitian mulai dari pra siklus (sebelum penelitian),

siklus I, dan II (setelah tindakan penelitian), diperoleh hasil belajar

(36)

diajarkan mengkonstruk sendiri pengetahuan sosial dengan cara

mengintegrasikan ide yang mereka miliki, untuk dieksplor menjadi

suatu masalah yang menjadi bahan diskusi. Sehingga siswa dapat

memahami konsep kegiatan ekonomi tidak hanya diingat tetapi

dikuasai. Terlihat dari rekapitulasi rata-rata hasil belajar siswa dari pra

siklus 52,2 (kurang sekali), siklus I 70,6 (Cukup), dan siklus II 85,9

(Baik Sekali). Berarti ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa

sebesar 33,7 dari hasil pra siklus sampai dengan siklus II.

Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai siklus II

karena pembelajaran konsep kegiatan ekonomi menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL). Adanya peningkatan

aktivitas belajar siswa menyebabkan hasil belajar siswa juga

meningkat. Ini berarti dengan menggunakan metode Contextual

Teaching and Learning (CTL), maka hasil belajar siswa pada konsep

kegiatan ekonomi meningkat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian tindakan kelas ini,

peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya memperhatikan sarana yang dapat

menunjang terhadap kegiatan belajar-mengajar serta mendukung

upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan memfasilitasinya sehingga

(37)

juga memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung

langkah-langkah yang dilakukan oleh guru.

2. Guru Sekolah Dasar

Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran IPS hendaknya

guru menyampaikan suatu konsep atau materi tidak hanya mampu

memahami konsep, tetapi juga harus mengetahui cara penyampaian

konsep tersebut, agar guru dapat memahami kemampuan siswa dan

menyesuaikannya dengan tahap perkembangan mental siswa tersebut.

Untuk itu guru harus kreatif dalam menggunakan berbagai metode atau

pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, serta alat peraga yang menunjang materi pembelajaran.

Sehingga pembelajaran IPS lebih efektif dan bermakna yang pada

akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa.

3. Peneliti

Hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan secara luas agar

dapat diketahui lebih luas lagi tentang keefektifan penggunaan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan hasil

belajar siswa serta agar dapat menjadikan suatu perbandingan untuk

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Emma, Siti N (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning (CTL). Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan

Hakim Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Halimah, Elim. S (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Konsep Sejarah Dalam Pembelajaran IPS. Skripsi Pada FIP Serang. Tidak diterbitkan

Hanafiah, Suhana C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama

Hisnu P, Tantya dan Winardi. (2008). Ilmu pengetahuan sosial kelas 4 SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Johnson, Elaine B. (2007). Contextual Teaching and Learning (CTL). Bandung: Mizan Learning Center (MLC)

Kunandar, (2008). Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada

Muchlish Masnur. (2009). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta. Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rustiati Ita. (2008). Konsep-konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Kampus Serang.

Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia

Sapriya, dkk (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI Press

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(39)

Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. UPI Kampus Serang

Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Ikhwan Mandiri Press.

Gambar

Gambar 3.1
Tabel. 3. 1 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Tabel. 3. 2  Pedoman Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Tabel. 3. 3 Kisi-kisi Soal

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah produk, pelayanan dan lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan nasabah di Bank Syariah Mandiri Purwokerto2. Untuk mengetahui

Hasil praktikum analisa kadar Iodium pada garam dengan metode spektrofotometri menunjukkan bahwa kandungan Iodium yang paling tinggi yaitu pada garam serbuk 97,9 mg/100g, dan

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas, kami juga mempromosikan usaha kami ini dengan cara menambah pasar baru untuk memperluas jangkauan yang

Pilihlah bibit yang tidak cacat atau luka, karena biasa bibit yang luka bisa tidak tumbuh, benih yang bersih dari kotoran, benih yang tidak keriput atau benih utuh, dan

Ketebalan mulsa jerami padi dapat meningkatkan hasil tanaman tomat walaupun pada pengamatan pertumbuhan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata.. Hal ini

Jumlah biaya tetap usaha ayam Broiler sangat bervariasi jika dilihat menurut periode pemeliharaan, semakin lama periode pemeliharaan maka semakin besar biaya

pendudukan Jepang. Berdasarkan alasan itu, pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk membuka kembali Bursa Efek Jakarta. Akan tetapi, rencana ini tertunda karena